Share

222. PULAU PENDIRI #2

Bisa dibilang, Pulau Pendiri adalah hal teraneh dari alam liar.

Awalnya, hutan tidak terlihat seperti punya jalur yang bisa dilewati, tetapi ketika kami menginjakkan kaki di akar pohon pertama, tiba-tiba rerumputan tinggi seperti bergerak, dan Reila hampir menjerit—meski dia bisa menahannya, segera melapor padaku, bahwa, “Rumputnya bergerak.”

“Ya,” kataku, singkat, seolah aku tidak melihatnya juga.

Sebenarnya bukan hanya rumput. Pohon juga bergerak, meski tidak terlalu terasa. Reila yang tidak bisa merasakan alam liar tidak akan merasakannya, tetapi aku bisa mengerti seolah ada beragam informasi masuk ke dalam kepalaku. Struktur tanah, banyaknya pohon, lokasi pohon, besar pohon, tinggi rerumputan, luas pulau, lokasi air terjun—ada banyak—sungai yang mengalir, beragam eksistensi hewan-hewan indah dan langka yang semestinya sudah punah. Hanya dalam satu pijakan kaki, tiba-tiba aku seperti disambut alam liar. Rasanya, hutan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status