Share

159. KEPUTUSAN #2

Semata-mata aku dan Dalton tidak betah terlalu lama di Mars—padahal itu, secara teknis, tempat tinggal Dalton sebelum dua tahun lalu. Namun, entah, Dalton bilang, suasana Mars berubah jauh dibanding ketika dirinya masih penghuni.

Kami mencetuskan pergi ke tim peneliti bersama Haswin dan Yasha, tetapi karena perbincangan mereka masih panjang—Dalton sempat buka pintu, tentunya lapor bahwa aku di sana, yang tentu membuat Haswin dan Yasha tercengang seolah aku tak akan pernah muncul lagi—lalu Dalton bilang akan menunggu di luar Mars. Terakhir obrolan mereka terdengar, satu-satunya yang kudengar justru nama orang. Dan aku tidak mau pikir panjang ketika nama yang terdengar itu Layla.

“Mereka menggosip, ya,” kataku, saat kami keluar Mars.

“Perbincangan laki-laki kadang mengupas habis cewek cantik,” ujar Dalton.

Jadi, kami berniat duduk di selasar Mars yang sepi—karena hampir semua penghuni di ladang, yang sebenarny

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status