Share

165. LUBANG #1

Troy masih tidak keluar hingga bel keempat.

Melihat Gerha Troy yang begitu defensif, rasanya memang mencurigakan. Pagar yang terbuat dari besi ini, kawat berduri sebagai hiasannya, entah bagaimana nuansa yang terasa justru seperti melihat penjara.

“Gerbangnya dikunci dari dalam,” kata Dalton, melihat dari celah. “Rantai dan bergembok. Takkan mudah. Sepertinya dia memang tidak berniat keluar.”

“Kurasa kita memang harus mendobraknya,” cetus Yasha.

“Jadi, kita serius mau menerobos masuk?”

Kami terdiam. Dalton menatap Haswin, Yasha menatap Haswin, aku juga menatap Haswin. Haswin menatap Dalton. Kemudian kami tidak bicara—karena sebagian dari kami menunggu instruksi Haswin, tetapi bahasa tubuh Haswin seperti menunggu instruksi Dalton. Dan tampaknya yang memikirkan itu bukan hanya aku. Yasha memotong keheningan. “Jadi, bagaimana, Bongsor?”

“Aku?” Gagasan itu memang tepat sasaran. “Dobrak saja.”

“Oke, tunggu sebentar,” kata Dalton. “N

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status