"Bukan, gunting!" Bibir Nyonya Yao mengeram. Separuh badannya berada di tempat tidur, bertindak sebagai bidan.Sera hanya merasa ada kekuatan yang muncul tiba-tiba dan mendorong ke bawah. Sekarang dia merasakan sedikit rasa sakit di perutnya. Pinggangnya semakin sakit, dan dia tidak bisa menahan tangisnya.Setelah kepalanya muncul, bayinya langsung keluar. Nyonya Yao buru-buru meraih bayinya. Selena sedang memegang gunting di atas api dengan gemetar. Dia hampir pingsan, wajahnya seputih kertas.Shinta sangat ketakutan. Dayang Merry sudah mulai mempersiapkan beberapa bulan sebelumnya, untuk menyambut anak kedua Kak Sera. Semuanya sudah disiapkan di kediaman, hanya menunggu Sera melahirkan. Sera malah melahirkan di Istana Qian Kun.Kasim De tahu bahwa Putri Mahkota sudah melahirkan. Dia berlari keluar untuk menemui Kaisar Tertinggi, langsung masuk dan berlutut, "Kaisar Tertinggi, Kaisar Tertinggi, Putri Mahkota sudah melahirkan, sudah lahir.""Sudah lahir?" Kaisar Tertinggi berdiri
Semua orang tercengang. Kenapa belum mengatakan apa-apa, dia sudah pingsan? Pengawal membantu Deon dengan tergesa-gesa, membawanya masuk dan meletakkannya di kursi. Mereka menggosoknya dengan minyak angin, barulah dia perlahan tersadar. Melihat tatapan matanya yang sedih, Shinta berkata dengan cepat, "Sudah melahirkan, ibu dan anak selamat, sekarang masih sedang pemulihan.""Satu anak?" Kepala Deon berdengung lagi, memegang Kasim De di sebelahnya, "Ada berapa banyak?"Kasim De hampir menangis, "Aku ... aku tidak tahu.""Sudah berapa lama melahirkan? Kenapa belum melihat yang kedua?" Deon menjadi gila."Tidak, tidak, mungkin sudah lahir, hanya belum diberitahukan saja." Kasim De yang diseret oleh Deon hampir tidak bisa bernapas.Deon mendorong Kasim De dan melangkah masuk. Ada orang yang menghalanginya untuk masuk, tapi Deon seperti singa gila. Siapa yang sanggup menghentikannya?Dia membuka tirai dan tercium bau darah. Nyonya Yao dan Dayang Merry menggendong anak-anak mereka.
Setelah meletakkan bayi itu, Nyonya Yao menyeka air mata dan terisak-isakDeon dan Sera menatapnya, Nyonya Yao menoleh dan berkata dengan tersedak-sendat, "Tadi aku mengira Deon …."Sangat jarang bisa melihat ekspresi Nyonya Yao yang putus asa. Dia sangat ketakutan dan tidak bisa mengendalikan emosinya."Kenapa kamu tidak menangis?" Deon memandangi kedua bayi itu dan merasa khawatir dalam hatinya. Sera sangat menderita dan dia sudah sangat takut, tetapi bayinya tampak sangat tenang. Deon meletakkan kedua bayi di kakinya, memberikan satu pukulan di pantat bayi-bayinya.Sungguh aneh kedua bayinya masih tenang seperti anak ayam, bahkan tidak bergeming."Tidak boleh seperti ini, tidak boleh memukul mereka!" Dayang Merry sangat ketakutan dan berkata dengan buru-buru, "Mereka baru lahir, bagaimana boleh dipukul?" Deon memukul dengan kuat, sedangkan Dayang Merry saja tidak tega menyentuhnya.Deon berkata dengan tegas sebagai seorang ayah, "Tidak boleh pukul? Jika tidak patuh, aku akan p
Kaisar Tertinggi tampaknhya sangat gembira dan penuh kasih sayang, membuat orang yang melihatnya merasakan kehangatan.Kakek bunyut sangat bahagia, tidak ada seorang pun di aula yang tidak bahagia, dan Kasim Chang juga didorong keluar untuk melihat bayinya. Kedua bayinya dipamerkan di depan semua orang. Bayinya sangat tenang dan tidak menangis.Setelah semua orang merasakan kebahagiaan, ada kekhawatiran yang samar di dalam hati. Kekhawatiran mereka sama dengan kekhawatiran Deon. Apakah kedua bayinya bisu? Bayinya tidak menangis dari saat dilahirkan sampai sekarang.Kaisar Ming Yuan bahkan lebih gelisah lagi, dia dengan sengaja membuat sedikit gerakan. Misalnya memanggil Kasim Myles dengan keras, semua orang di aula terkejut, tetapi anak keempat dan anak kelima Deon tidak merespons, seolah -olah mereka tidak mendengarnya sama sekali.Kaisar Tertinggi memandang Kaisar Ming Yuan dan wajahnya muram.Pada akhirnya, Deon mengatakan kekhawatirannya, "Mereka tidak menangis, apakah mereka
Kaisar Ming Yuan menggendong kedua bayi, satu bayi di di satu tangan. Dia menatap bayi yang seperti batu giok merah muda. Bagaimana mungkin ini terjadi? Dia sudah menantikan kelahiran mereka begitu lama, berpikir bahwa bahkan jika tidak sepintar ketiga kakaknya, setidaknya mereka sehat.Kedua bayi ini dibawa ke tempat Sera beristirahat untuk diberi minum susu.Deon duduk di sebelah tempat tidur dan ragu-ragu untuk waktu yang lama, mengulurkan tangan dan membelai wajah Sera yang masih pucat, berkata dengan pelan, "Sera, aku harus memberitahumu satu hal."Sera menatapnya, "Katakan saja, kenapa terbata-bata?"Mata Deon menjadi merah, "Kedua bayinya ... mungkin tuli dan bisu."Sera membeku sejenak, dan wajahnya pucat. "Bagaimana mungkin? Tunggu, aku akan memeriksanya dulu.""Sedang minum susu, nanti akan dibawa ke sini, jangan bersedih, kita akan cari solusinya." Deon juga sangat tidak nyaman. Dia menyesal telah memukul mereka berdua pada saat itu, dan rasa bersalahnya mengumpal di d
Sera harus menunggu tiga hari sebelum kedua bayinya bisa meninggalkan istana dan kembali ke kediaman. Para Dimsum tahu bahwa ibu mereka telah melahirkan, dan mereka ingin menjenguk ibu.Ketika Deon pergi dari istana untuk menjemput mereka, dia memberi tahu mereka bahwa ibu melahirkan adik laki -laki. Mereka bertiga tampak sangat sedih dan kecewa. Adik laki-laki adalah monster, dan adik perempuan adalah peri."Tidak bisakah diganti?" Bakpao sangat kecewa dan bertanya kepada Deon, "Bisakah diganti dengan adik perempuan?""Tapi Paman Steven tidak mau." Kata Deon tampa daya."Ayah tanya dulu, mungkin paman mau," kata Bakpao yang tidak bisa menerima hal ini.Deon mengangkat tangannya dan berkata tanpa ekspresi, "Ya, tidak apa-apa, kan adik laki-laki, apakah kamu ingin pergi ke istana bersama-sama?"Di bawah otoritas ayahnya, mereka harus bisa patuh.Bakpao memandangi punggung Deon, dan berkata kepada kedua adik lelakinya, "Ayah akan tua suatu saat nanti."Deon tiba-tiba berbalik, me
Deon dan Sera saling menatap, mereka memang sudah memikirkan nama anaknya cukup lama.Deon berkata dengan ragu-ragu, "Awalnya Ayah memikirkan nama anak perempuan, namanya adalah Berkah …."Sera menyela Deon, "Itu keinginan pribadimu, aku tidak pernah setuju."Deon berkata dengan tidak yakin, "Bukankah nama Berkah itu bagus? Artinya banyak berkat yang datang.""Deon, berlatih seni bela diri itu baik, tetapi kadang-kadang membaca buku untuk meningkatkan pengetahuan. "Kata Sera dengan penuh bersemangat, orang buta huruf ini bena -benar ….“Apa bagusnya punya kemampuan sastra yang baik.” Deon berkata dengan nada meremehkan, dia terdiam sesaat dan merasa tidak terima. “Harusnya sih iya, nama anak-anak pertama, aku yang seharusnya memberi nama, tetapi kenapa Ryan yang disuruh memberi napa. Siapa yang tidak bisa memberi nama Bakpao Mantau? Bilangnya, nama itu gampang dipanggil. Tidak peduli apa pun, nama kedua anak ini harus aku yang memberi”"Kamu katakan dulu, nanti kita kumpulkan se
Setelah tiga hari, mereka kembali ke kediaman dengan bangga. Sera memandangi lima harta berharganya, ada perasaan bangga pada generasi berikutnya. Ketika memasuki istana anaknya ada tiga, keluar istana anaknya sudah menjadi lima. Dia sudah punya Camilan dan Minuman, apakah dia perlu menambah Buah-buahan lagi?Setelah Sera kembali ke kediaman, dia menjalani masa kurungan sehabis melahirkan hampir sebulan. Nenek Yuan tersenyum sampai matanya tidak kelihatan. Dalam sekejab mata, dia menjadi nenek yang punya banyak cucu.Nenek Yuan menyerahkan Akademi Pengobatan kepada Tabib Chao dan fokus merawat Sera di kediaman. Dia tidak merawat Sera pada saat kelahiran anak pertamanya. Pada saat itu dia tidak berada di sisi Sera, jadi sekarang dia harus merawat Sera dengan baik.Nyonya Tua Kediaman Jing juga datang, dia membawa berbagai bahan obat-obatan berharga. Dia juga membawa perhiasan emas dan perak yang merupakan mas kawinnya. Sekarang dia sudah tua dan memiliki begitu banyak properti dan pe