Setelah meletakkan bayi itu, Nyonya Yao menyeka air mata dan terisak-isakDeon dan Sera menatapnya, Nyonya Yao menoleh dan berkata dengan tersedak-sendat, "Tadi aku mengira Deon …."Sangat jarang bisa melihat ekspresi Nyonya Yao yang putus asa. Dia sangat ketakutan dan tidak bisa mengendalikan emosinya."Kenapa kamu tidak menangis?" Deon memandangi kedua bayi itu dan merasa khawatir dalam hatinya. Sera sangat menderita dan dia sudah sangat takut, tetapi bayinya tampak sangat tenang. Deon meletakkan kedua bayi di kakinya, memberikan satu pukulan di pantat bayi-bayinya.Sungguh aneh kedua bayinya masih tenang seperti anak ayam, bahkan tidak bergeming."Tidak boleh seperti ini, tidak boleh memukul mereka!" Dayang Merry sangat ketakutan dan berkata dengan buru-buru, "Mereka baru lahir, bagaimana boleh dipukul?" Deon memukul dengan kuat, sedangkan Dayang Merry saja tidak tega menyentuhnya.Deon berkata dengan tegas sebagai seorang ayah, "Tidak boleh pukul? Jika tidak patuh, aku akan p
Kaisar Tertinggi tampaknhya sangat gembira dan penuh kasih sayang, membuat orang yang melihatnya merasakan kehangatan.Kakek bunyut sangat bahagia, tidak ada seorang pun di aula yang tidak bahagia, dan Kasim Chang juga didorong keluar untuk melihat bayinya. Kedua bayinya dipamerkan di depan semua orang. Bayinya sangat tenang dan tidak menangis.Setelah semua orang merasakan kebahagiaan, ada kekhawatiran yang samar di dalam hati. Kekhawatiran mereka sama dengan kekhawatiran Deon. Apakah kedua bayinya bisu? Bayinya tidak menangis dari saat dilahirkan sampai sekarang.Kaisar Ming Yuan bahkan lebih gelisah lagi, dia dengan sengaja membuat sedikit gerakan. Misalnya memanggil Kasim Myles dengan keras, semua orang di aula terkejut, tetapi anak keempat dan anak kelima Deon tidak merespons, seolah -olah mereka tidak mendengarnya sama sekali.Kaisar Tertinggi memandang Kaisar Ming Yuan dan wajahnya muram.Pada akhirnya, Deon mengatakan kekhawatirannya, "Mereka tidak menangis, apakah mereka
Kaisar Ming Yuan menggendong kedua bayi, satu bayi di di satu tangan. Dia menatap bayi yang seperti batu giok merah muda. Bagaimana mungkin ini terjadi? Dia sudah menantikan kelahiran mereka begitu lama, berpikir bahwa bahkan jika tidak sepintar ketiga kakaknya, setidaknya mereka sehat.Kedua bayi ini dibawa ke tempat Sera beristirahat untuk diberi minum susu.Deon duduk di sebelah tempat tidur dan ragu-ragu untuk waktu yang lama, mengulurkan tangan dan membelai wajah Sera yang masih pucat, berkata dengan pelan, "Sera, aku harus memberitahumu satu hal."Sera menatapnya, "Katakan saja, kenapa terbata-bata?"Mata Deon menjadi merah, "Kedua bayinya ... mungkin tuli dan bisu."Sera membeku sejenak, dan wajahnya pucat. "Bagaimana mungkin? Tunggu, aku akan memeriksanya dulu.""Sedang minum susu, nanti akan dibawa ke sini, jangan bersedih, kita akan cari solusinya." Deon juga sangat tidak nyaman. Dia menyesal telah memukul mereka berdua pada saat itu, dan rasa bersalahnya mengumpal di d
Sera harus menunggu tiga hari sebelum kedua bayinya bisa meninggalkan istana dan kembali ke kediaman. Para Dimsum tahu bahwa ibu mereka telah melahirkan, dan mereka ingin menjenguk ibu.Ketika Deon pergi dari istana untuk menjemput mereka, dia memberi tahu mereka bahwa ibu melahirkan adik laki -laki. Mereka bertiga tampak sangat sedih dan kecewa. Adik laki-laki adalah monster, dan adik perempuan adalah peri."Tidak bisakah diganti?" Bakpao sangat kecewa dan bertanya kepada Deon, "Bisakah diganti dengan adik perempuan?""Tapi Paman Steven tidak mau." Kata Deon tampa daya."Ayah tanya dulu, mungkin paman mau," kata Bakpao yang tidak bisa menerima hal ini.Deon mengangkat tangannya dan berkata tanpa ekspresi, "Ya, tidak apa-apa, kan adik laki-laki, apakah kamu ingin pergi ke istana bersama-sama?"Di bawah otoritas ayahnya, mereka harus bisa patuh.Bakpao memandangi punggung Deon, dan berkata kepada kedua adik lelakinya, "Ayah akan tua suatu saat nanti."Deon tiba-tiba berbalik, me
Deon dan Sera saling menatap, mereka memang sudah memikirkan nama anaknya cukup lama.Deon berkata dengan ragu-ragu, "Awalnya Ayah memikirkan nama anak perempuan, namanya adalah Berkah …."Sera menyela Deon, "Itu keinginan pribadimu, aku tidak pernah setuju."Deon berkata dengan tidak yakin, "Bukankah nama Berkah itu bagus? Artinya banyak berkat yang datang.""Deon, berlatih seni bela diri itu baik, tetapi kadang-kadang membaca buku untuk meningkatkan pengetahuan. "Kata Sera dengan penuh bersemangat, orang buta huruf ini bena -benar ….“Apa bagusnya punya kemampuan sastra yang baik.” Deon berkata dengan nada meremehkan, dia terdiam sesaat dan merasa tidak terima. “Harusnya sih iya, nama anak-anak pertama, aku yang seharusnya memberi nama, tetapi kenapa Ryan yang disuruh memberi napa. Siapa yang tidak bisa memberi nama Bakpao Mantau? Bilangnya, nama itu gampang dipanggil. Tidak peduli apa pun, nama kedua anak ini harus aku yang memberi”"Kamu katakan dulu, nanti kita kumpulkan se
Setelah tiga hari, mereka kembali ke kediaman dengan bangga. Sera memandangi lima harta berharganya, ada perasaan bangga pada generasi berikutnya. Ketika memasuki istana anaknya ada tiga, keluar istana anaknya sudah menjadi lima. Dia sudah punya Camilan dan Minuman, apakah dia perlu menambah Buah-buahan lagi?Setelah Sera kembali ke kediaman, dia menjalani masa kurungan sehabis melahirkan hampir sebulan. Nenek Yuan tersenyum sampai matanya tidak kelihatan. Dalam sekejab mata, dia menjadi nenek yang punya banyak cucu.Nenek Yuan menyerahkan Akademi Pengobatan kepada Tabib Chao dan fokus merawat Sera di kediaman. Dia tidak merawat Sera pada saat kelahiran anak pertamanya. Pada saat itu dia tidak berada di sisi Sera, jadi sekarang dia harus merawat Sera dengan baik.Nyonya Tua Kediaman Jing juga datang, dia membawa berbagai bahan obat-obatan berharga. Dia juga membawa perhiasan emas dan perak yang merupakan mas kawinnya. Sekarang dia sudah tua dan memiliki begitu banyak properti dan pe
"Jangan khawatir, aku akan tanyakan pada Bakpao." Nenek Yuan memang berkata seperti itu, tetapi sebenarnya dia merasa sedikit takut. Peristiwa bahagia yang begitu besar, jika mereka tidak bisa ikut berbahagia, pasti ada sesuatu yang salah.Jadi Sera memanggil Bakpao, dan berkata, “Cucu dan nenek akan selalu tertawa.”"Hei, kamu bilang apa?" Sera melotot pada Bakpao.Bakpao berkata, "Ya, memangnya harus bilang apa lagi?"Nenek Yuan menarik Bakpao ke sisinya sambil tersenyum, dan berkata dengan lembut, "Kamu harus memberi tahu kakek dan nenekmu di zaman modern, katakan bahwa adikmu bertambah dua, alih-alih katakan kamu memiliki dua adik laki-laki lagi. Padahal kamu sudah memiliki dua adik laki-laki. Kakek dan nenekmu tahu itu.""Ya, mereka sudah tahu aku memiliki dua adik laki -laki. Sekarang aku memiliki dua adik laki -laki lagi, jadi ada empat, apa kakek tidak bisa menghitung?"Sera berkata, "Kamu pergi lagi malam ini, kamu harus memberi tahu kakek dan nenekmu, Kamu sekarang mem
Kakek dan nenek merasa sangat senang, dan saling memandang satu sama lain. Ada perasaan tenang dan menyesal. Jika bisa berada di sisi Sera alangkah baiknya. Mereka memang bisa melihat para Camilan saat ini, tetapi pada kenyataannya, mereka belum pernah bertemu langsung dengan ketiga Camilan yang asli. Jika bisa bertemu mereka sekali saja alangkah senangnya.Ibu Sera tidak bisa menahan tangisnya lagi, apakah dia bisa bertemu Sera lagi di dalam kehidupan ini?Beberapa waktu ini, dia membeli beberapa barang anak-anak, dan juga membeli gelang Dragon dan Phoenix, jimat panjang umur, tetapi dia dan Sera hanya bisa berkomunikasi saja, barang-barang ini tidak dapat dikirim ke Sera.Dia juga sangat senang saat membeli beberapa pakaian, gasper, dan barang anak-anak. Kadang-kadang saat dia pergi berbelanja dengan rekan kerja, dia akan membeli perlengkapan anak-anak yang dia lihat, tetapi pakaian kecil ini tidak akan pernah dikenakan pada cucunya.Dia tahu bahwa ayah Sera juga membeli botol su