Home / Rumah Tangga / Selingkuhan ayah / Nazira Afrita Atmaja

Share

Selingkuhan ayah
Selingkuhan ayah
Author: Ziafan01

Nazira Afrita Atmaja

Author: Ziafan01
last update Last Updated: 2023-09-12 11:04:48

"Aku rasa ini akan sedikit sulit," gumam seorang gadis cantik tengah duduk di sebuah kursi lengkap dengan beberapa tumpukan berkas.

"Nazira," panggil seorang wanita paruh baya berjalan menghampiri nya gadis dengan tangan memegang setumpuk berkas lagi.

Gadis itu hanya diam dan menghela nafas matanya tertuju pada berkas yang dibawa wanita itu

"Lagi?" Ujar frustasi gadis itu.

"Ini, kita akan memerlukan berkas ini ketika tuan datang," ucap wanita paruh baya sembari meletakan berkas itu diatas meja yang penuh dengan kertas-kertas berserakan.

"Baik Bu," sahut gadis itu menarik nafas dan tersenyum paksa.

"Semangat, aku akan keluar mengurus kedatangannya," tukas wanita itu seolah memberi semangat dan berjalan keluar dari ruangan.

Zira, panggilan yang kerap diberikan pada gadis itu. Nazira Afrita Atmaja, gadis cantik yang memiliki rambut sebahu, mata bulat serta bibir yang sedikit tebal berwarna merah muda, bulu mata yang lentik.

"Zira," panggil seorang pria yang memakai Id card.

"Ya?" Panggil Zira sedikit mengintip dari balik layar komputer. "Aku tidak bisa melihatmu dengan jelas," sahut Zira tanpa menatap pria yang tersenyum ke arahnya.

"Baiklah," ujar pria itu yang memakai Id card bertulis Rey.

"Ada apa Rey?" Tanya Zira yang masih belum menatap pria yang bernama Rey.

"Apa berkas yang kemarin sudah selesai?" Tanya Rey menatap layar komputer Zira.

"Sebentar," sahur Zira sembari berdiri dan berjalan membuka sebuah lemari kaca.

"Apa ini sudah selesai?" Tanya Rey sambil menarik kursi dan duduk di depan komputer itu.

"Aku hanya perlu menambahkan beberapa point saja setelah itu aku akan mengirimkannya kepadamu melalui email," ujar Zira sembari berjalan dan mengambil pulpen untuk menandatangani berkas itu.

"Baiklah, periksa dengan baik. Hari ini Tuan akan mengadakan rapat kau juga harus ikut bukan?" Tanya Rey sembari berdiri dan mengambil berkas yang diberikan Zira.

"Ya, pergilah ada beberapa pekerjaan yang belum aku selesaikan," sahut Zira sembari membuka laci meja kerja dan mengambil ikat rambutnya.

"Tidak," gumam Rey sembari berlalu, ia tidak akan sanggup untuk melihat leher jenjang gadis itu yang terlihat sangat mulus dan menggoda.

"Sial ..." Desis Zira sembari berdiri dan berlari keluar dari ruangan kerja.

"Aku butuh kopi," rengek Zira menatap Rey yang berdiri sambil membaca berkas.

"Dasar wanita aneh," gumam Rey menatap Zira yang berlari namun senyum tipis terukir dari bibir pria itu.

"Dia bahkan lupa membuka ikat rambut," gumam Rey sembari berjalan masuk ke dalam ruangannya.

Zira berlari menuju pantry dengan cepat ia langsung membuat kopi sesuai dengan seleranya.

"Ini lebih baik," sahut Zira sembari menghirup aroma kopi dan meneguknya. "Ayo mata, aku mohon, jangan membawaku untuk tidur ada banyak pekerjaan hari ini, aku membutuhkanmu karena tanpamu aku tidak bisa melihat apa-apa," ucap Zira sembari berjalan dengan tergesa-gesa. "Astaga..." Seru Zira yang mengingat layar komputer yang masih menyala dan meja yang sangat berantakan. la mulai menghela nafas panjang dan berlari sambil membawa kopi yang berada di tangannya.

Bruk...

Seseorang menabrak Zira membuat kopi itu tumpah di bagian bajunya dan pada pakaian pria itu.

"Bajingan!!!" pekik Zira menatap pakaiannya yang terkena kopi.

"Haiss... Apa kau buta? Astaga, apa yang harus aku lakukan? hari ini adalah hari kedatangan Atasanku," sahut Zira tanpa menatap pria yang berdiri di hadapannya. la masih sibuk membersihkan pakaiannya menggunakan tangan.

"Maafkan saya Nona," suara berat itu membuat Zira langsung membulatkan matanya, suara yang tidak pernah ia dengar sebelumnya.

Secepat kilat Zira langsung menatap pria itu, matanya seketika membulat dan beralih menatap beberapa petinggi perusahaan yang juga menatapnya. Seorang pria memakai Id card membulatkan mata dan menggelengkan kepalanya dengan pelan menatap Zira, seolah memberi kode jangan melanjutkan ucapannya.

Seolah mengerti dengan kode yang diberikan pria itu, Nazira hanya diam manik hitamnya beralih menatap pria yang baru saja ia bentak.

"Astaga.." Gumam Zira ketika melihat pria itu. "Tuan Andreansyah maafkan saya Tuan, maafkan saya ini kesalahan saya," ucap Zira sembari menunduk, ia tak berani menatap mata pria yang berada di hadapannya. Bagaimana tidak, pria itu adalah Andreansyah seorang CEO di perusahaan Andreansyah group merupakan atasan Zira dan pria yang penuh dengan ketegasan, kedisiplinan, terkenal dengan sifat datar, dingin, dan arogan.

"Tidak masalah, temui saya di ruangan kerja," ujar Andreansyah menatap Zira dan berlalu. "Tunggu, lepaskan ikat rambutmu, kau ingin menggoda karyawan disini?" Tanya Andreansyah menatap Zira.

Sementara gadis itu langsung menarik dengan kasar rambutnya dan memejamkan matanya, ingin rasanya ia berteriak atas kecerobohannya kali ini.

"Hidup atau mati," gumam Zira sembari berjalan menuju ruangan kerjanya.

****

Tok... Tok..

Suara ketukan pintu membuat Andreansyah yang tengah sibuk dengan berkas- berkasnya langsung menatap ke arah sumber suara.

"Masuk," suara berat yang terdengar sangat datar dan sangat dingin membuat seorang gadis yang berada di balik pintu menghela nafas dengan panjang.

"Permisi Tuan," sahut Zira menunduk dan menatap Andreansyah .

Perlahan Andreansyah menatap gadis yang menunduk di depannya mulai dari atas hingga ujung kaki gadis itu.

"Siapa namamu?" Tanya Andreansyah menatap Zira sembari menutup berkas yang berada di depannya.

"Zira Tuan," jawab gugup Zira yang masih menunduk, ia tidak berani untuk menatap wajah Andreansyah yang sangat datar dan dingin.

Andreansyah tersenyum tipis menatap Zira. Pria itu mulai menatap dengan lekat setiap pergerakan Zira yang sangat terlihat gugup.

"Tuan... maafkan atas kecerobohan yang saya lakukan, saya benar-benar minta maaf, ini adalah kesalahan saya," ucap Zira dengan gugup dan sedikit melirik wajah pria bertubuh kekar di depannya.

Ia berharap tidak terjadi apa-apa yang akan mempersulit dirinya sendiri, itu lah kenapa dia meminta maaf sebelum tuan Andreansyah menyuruhnya mengatakan kata maaf, walaupun gadis itu sangat jarang bahkan tidak pernah mengatakan maaf karena sesungguhnya wanita adalah makhluk yang selalu benar.

Tidak ada jawaban dari pria yang berdiri di depannya, ia hanya diam dan menatap Zira yang sangat gugup. Pria itu masih terus menatap tingkah gadis yang berada di depannya, gadis yang baru saja menabraknya dan bertingkah konyol di depan itu sedikit membuat Andreansyah merasa kesal dan terganggu karena ia merasa itu akan mempersulit dirinya.

"Sial... apa aku salah bicara? Kenapa dia menatapku seperti itu, Zira lakukan sesuatu," gumam Zira melirik Andreansyah yang berada di depannya.

"Siapa nama lengkapmu?" Tanya Andreansyah yang membuat Zira menatap ke arah pria itu.

"Saya Nazira Afrita Atmaja Tuan," jawab Zira menatap Andreansyah .

"Hm... aku ingin kau bekerja sebagai asisten pribadiku mulai hari ini," jelas Andreansyah yang membuat Zira membulatkan matanya.

Related chapters

  • Selingkuhan ayah   Naik Jabatan

    Apa?" Pekik Nazira sehingga Andreansyah sedikit mengerutkan dahinya dan sedikit memegang telinga karena suara yang ditimbulkan Nazira melebih terompet rusak. "Apa kau harus berteriak seperti itu? Pindahkan semua berkas yang ada di ruanganmu sekarang," ucap Andreansyah yang kembali duduk di kursi kebesarannya. "Tapi Tuan…" "Lima menit dari sekarang atau tidak sama sekali, kau bisa keluar dari perusahaan," ancam Andreansyah membuat Nazira menghela nafas dan menunduk. "Saya permisi Tuan," ucap Nazira sembari menunduk dan berlalu. Andreansyah tersenyum tipis dan menatap Nazira yang perlahan pergi dari ruangannya. Perlahan Andreansyah meraih ponselnya dan tersenyum tipis, ia mulai berdiri dan berjalan menatap keramaian kota di pagi itu dengan tangan seperti sedang menelfon seseorang. "Aku rasa ini akan sangat menyenangkan," ucap Andreansyah sembari menyimpan tangannya di saku celananya. "..." "Dia sangat cantik," ucap Andreansyah sembari tersenyum tipis. "..." "Hmm..." Ujar Andre

    Last Updated : 2023-09-14
  • Selingkuhan ayah   Pindah Ruangan

    Berbeda dengan Nazira gadis itu berjalan memasuki lift dengan segudang pertanyaan di kepalanya. Suara deringan lift membuyarkan lamunan Nazira, ia berjalan ke dalam ruangannya. "Zira…" panggil seseorang yang membuat langkahnya terhenti. "Apa?" Ketusnya sembari mendorong pintu ruangan kerjanya. "Masuklah Rey." "Ada apa? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Rey menatap wajah kusang Nazira. "Ya… aku sangat bahagia, jangan memanggilku seperti itu," ucap Nazira sembari mengumpulkan semua berkas ke dalam kotak yang cukup besar. "Apa yang kau lakukan?" Tanya Rey seraya membantu Nazira untuk mengumpulkan semua berkas. "Aku akan pindah jabatan," jawab Nazira tanpa menoleh ke arah Rey. "Pindah jabatan?" Tanya Rey yang kini berhenti dan menatap Nazira. "Hm... Mulai sekarang kau harus memanggil ku nona, tidak ada lagi Nazira, tapi Nona Nazira," ucap Nazira dengan bangga tapi ucapan gadis itu membuat Rey terkekeh. "Kenapa kau tertawa?" Tanya Nazira yang masih terus mengumpulkan berkas-berkas ke d

    Last Updated : 2023-09-21
  • Selingkuhan ayah   Bibir Perjaka

    "Apa yang kau lakukan?" Tanya Andreansyah menatap Nazira. "Saya menyusun beberapa berkas Tuan," jawab Nazira dengan sopan. "Apa tidak ada OB di sini?" Tanya Andreansyah menatap Nazira dengan datar. Nazira hanya mengangguk dan menatap wajah Andreansyah . "Ada apa? Apa kau terpesona dengan wajah tampan ku?" Tanya Andreansyah menatap Nazira. "Apa? Aku? Terpesona dengan wajahmu Tuan," tanya Nazira yang membuat Andreansyah mengerutkan keningnya. "Sejak kapan aku pernah memuji ketampanan pria yang arogan sepertimu, kau tau siapa yang paling tampan di dunia ini? Ayahku, sudahlah bicara denganmu sama membuat aku stress, sekarang waktunya makan siang, maaf aku sudah lelah dengan semua tingkahmu, aku sangat lapar, baiklah karena ini sudah waktunya istirahat," ucap Nazira berjalan keluar sembari meraih heels. Andreansyah hanya diam ia menatap setiap pergerakan disaat Nazira berbicara padanya. ++++ Tiga hari kemudian. Pekerjaan kantor membuat Nazira seringkali mengeluh dengan beberapa tum

    Last Updated : 2023-09-22
  • Selingkuhan ayah   Makan siang

    "Apa yang kau lakukan?" Tanya Nazira menatap Andreansyah yang berada dekat dengan wajahnya. Tidak ada jawaban Andreansyah hanya diam dan tersenyum tipis. "Menurutmu? Apa yang kau lakukan jika perempuan dan laki-laki berada di posisi yang sangat dekat?" Tanya Andreansyah dengan pelan dan sangat lembut. Nazira mengerutkan dahinya menatap Andreansyah yang berada dekat dengannya, hembusan nafas beraroma mintz keluar di saat pria itu berbicara. "Jangan mencoba untuk macam-macam atau aku akan berteriak meminta tolong?" Ancam Nazira yang membuat Andreansyah terkekeh. "Jangan berfikir mesum, aku pria yang baik," ujar Andreansyah sembari memasangkan seatbelt pada tubuh gadis itu. Nazira bernafas lega dan menatap kesal ke arah pria yang telah membuatnya menjadi berpikir negatif. "Aku akan membawamu makan siang bersama," ucap Andreansyah yang melaju dengan kecepatan sedang. "..." Tidak ada jawaban Nazira hanya diam dan membuka ponselnya. "Kau menyukai bunga tulip?" Tanya Andreansyah yang

    Last Updated : 2023-09-22

Latest chapter

  • Selingkuhan ayah   Makan siang

    "Apa yang kau lakukan?" Tanya Nazira menatap Andreansyah yang berada dekat dengan wajahnya. Tidak ada jawaban Andreansyah hanya diam dan tersenyum tipis. "Menurutmu? Apa yang kau lakukan jika perempuan dan laki-laki berada di posisi yang sangat dekat?" Tanya Andreansyah dengan pelan dan sangat lembut. Nazira mengerutkan dahinya menatap Andreansyah yang berada dekat dengannya, hembusan nafas beraroma mintz keluar di saat pria itu berbicara. "Jangan mencoba untuk macam-macam atau aku akan berteriak meminta tolong?" Ancam Nazira yang membuat Andreansyah terkekeh. "Jangan berfikir mesum, aku pria yang baik," ujar Andreansyah sembari memasangkan seatbelt pada tubuh gadis itu. Nazira bernafas lega dan menatap kesal ke arah pria yang telah membuatnya menjadi berpikir negatif. "Aku akan membawamu makan siang bersama," ucap Andreansyah yang melaju dengan kecepatan sedang. "..." Tidak ada jawaban Nazira hanya diam dan membuka ponselnya. "Kau menyukai bunga tulip?" Tanya Andreansyah yang

  • Selingkuhan ayah   Bibir Perjaka

    "Apa yang kau lakukan?" Tanya Andreansyah menatap Nazira. "Saya menyusun beberapa berkas Tuan," jawab Nazira dengan sopan. "Apa tidak ada OB di sini?" Tanya Andreansyah menatap Nazira dengan datar. Nazira hanya mengangguk dan menatap wajah Andreansyah . "Ada apa? Apa kau terpesona dengan wajah tampan ku?" Tanya Andreansyah menatap Nazira. "Apa? Aku? Terpesona dengan wajahmu Tuan," tanya Nazira yang membuat Andreansyah mengerutkan keningnya. "Sejak kapan aku pernah memuji ketampanan pria yang arogan sepertimu, kau tau siapa yang paling tampan di dunia ini? Ayahku, sudahlah bicara denganmu sama membuat aku stress, sekarang waktunya makan siang, maaf aku sudah lelah dengan semua tingkahmu, aku sangat lapar, baiklah karena ini sudah waktunya istirahat," ucap Nazira berjalan keluar sembari meraih heels. Andreansyah hanya diam ia menatap setiap pergerakan disaat Nazira berbicara padanya. ++++ Tiga hari kemudian. Pekerjaan kantor membuat Nazira seringkali mengeluh dengan beberapa tum

  • Selingkuhan ayah   Pindah Ruangan

    Berbeda dengan Nazira gadis itu berjalan memasuki lift dengan segudang pertanyaan di kepalanya. Suara deringan lift membuyarkan lamunan Nazira, ia berjalan ke dalam ruangannya. "Zira…" panggil seseorang yang membuat langkahnya terhenti. "Apa?" Ketusnya sembari mendorong pintu ruangan kerjanya. "Masuklah Rey." "Ada apa? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Rey menatap wajah kusang Nazira. "Ya… aku sangat bahagia, jangan memanggilku seperti itu," ucap Nazira sembari mengumpulkan semua berkas ke dalam kotak yang cukup besar. "Apa yang kau lakukan?" Tanya Rey seraya membantu Nazira untuk mengumpulkan semua berkas. "Aku akan pindah jabatan," jawab Nazira tanpa menoleh ke arah Rey. "Pindah jabatan?" Tanya Rey yang kini berhenti dan menatap Nazira. "Hm... Mulai sekarang kau harus memanggil ku nona, tidak ada lagi Nazira, tapi Nona Nazira," ucap Nazira dengan bangga tapi ucapan gadis itu membuat Rey terkekeh. "Kenapa kau tertawa?" Tanya Nazira yang masih terus mengumpulkan berkas-berkas ke d

  • Selingkuhan ayah   Naik Jabatan

    Apa?" Pekik Nazira sehingga Andreansyah sedikit mengerutkan dahinya dan sedikit memegang telinga karena suara yang ditimbulkan Nazira melebih terompet rusak. "Apa kau harus berteriak seperti itu? Pindahkan semua berkas yang ada di ruanganmu sekarang," ucap Andreansyah yang kembali duduk di kursi kebesarannya. "Tapi Tuan…" "Lima menit dari sekarang atau tidak sama sekali, kau bisa keluar dari perusahaan," ancam Andreansyah membuat Nazira menghela nafas dan menunduk. "Saya permisi Tuan," ucap Nazira sembari menunduk dan berlalu. Andreansyah tersenyum tipis dan menatap Nazira yang perlahan pergi dari ruangannya. Perlahan Andreansyah meraih ponselnya dan tersenyum tipis, ia mulai berdiri dan berjalan menatap keramaian kota di pagi itu dengan tangan seperti sedang menelfon seseorang. "Aku rasa ini akan sangat menyenangkan," ucap Andreansyah sembari menyimpan tangannya di saku celananya. "..." "Dia sangat cantik," ucap Andreansyah sembari tersenyum tipis. "..." "Hmm..." Ujar Andre

  • Selingkuhan ayah   Nazira Afrita Atmaja

    "Aku rasa ini akan sedikit sulit," gumam seorang gadis cantik tengah duduk di sebuah kursi lengkap dengan beberapa tumpukan berkas. "Nazira," panggil seorang wanita paruh baya berjalan menghampiri nya gadis dengan tangan memegang setumpuk berkas lagi. Gadis itu hanya diam dan menghela nafas matanya tertuju pada berkas yang dibawa wanita itu "Lagi?" Ujar frustasi gadis itu. "Ini, kita akan memerlukan berkas ini ketika tuan datang," ucap wanita paruh baya sembari meletakan berkas itu diatas meja yang penuh dengan kertas-kertas berserakan. "Baik Bu," sahut gadis itu menarik nafas dan tersenyum paksa. "Semangat, aku akan keluar mengurus kedatangannya," tukas wanita itu seolah memberi semangat dan berjalan keluar dari ruangan. Zira, panggilan yang kerap diberikan pada gadis itu. Nazira Afrita Atmaja, gadis cantik yang memiliki rambut sebahu, mata bulat serta bibir yang sedikit tebal berwarna merah muda, bulu mata yang lentik. "Zira," panggil seorang pria yang memakai Id card

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status