Share

67

Menyadari dan tahu kalau kunci ada padanya, tanpa banyak bertanya lagi, kuhampiri wanita itu dan kurebut kunci yang dia pegang dengan kasar.

"Terima kasih sudah menjaga kunci rumah kini aku akan mengambilnya lagi."

Wanita itu terkejut, ia meringis, tangannya sakit. Dia menatap pada Mas Widi untuk minta dibela, tapi si Lelaki tidak membelanya, selain hanya menggeleng tipis agar dia tidak melawan.

Aku yakin wanita itu merasa geram pada Mas Widi karena sejak tadi lelaki itu hanya mengalah padaku, sesekali dia pasti ingin sekali dibela, dia ingin menyaksikan aku dimarahi Mas Widi.

Saat pintu rumah sudah terbuka, suamiku masuk dan Dinda ingin mengikutinya tapi aku menghalanginya.

"Tidak, jangan masuk," ucapku di ambang pintu.

"Kenapa, apa begini cara menyambut tamu?"

"Apa kau merasa dirimu sebagai tamu? bukankah 2-3 hari yang lalu kau anggap dirimu sebagai Nyonya rumah yang bebas membersihkan, mengatur, memasak dan menyiapkan segalanya. Apa kau lupa?!"

"Jadi sekarang aku tidak boleh ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Tth Im
kalau gak mau cerai besikap baiklah dan elegant untuk membuat mereka hancur,klu sikapmu begitu jgn salahkan widi lbh milih pelakor
goodnovel comment avatar
Vy2_tales
cerai saja, titik! g mau sakit tapi dekat2 api. aneh bin biongo. cerita berulang dan berakhir di situasi yang sama. mana mahal koin jg masih ada part gini lagi thor? move on lah...jangan bolak balik keg setrikaan.
goodnovel comment avatar
Sri Minarni
Syifa terlalu angkuh sih, kalau ngak mau dimadu ya cerai aja toh, salah sendiri jadi ibu rumah tangga bukankan cari kerja JD sewaktu2 suami selingkuh udah ada pegangan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status