Share

59

Napas pagi terasa lebih dingin dari biasanya, mungkin karena keberadaan suami sedang di tempat lain. Embun tipis membasahi kelopak bunga, sementara angin tipis menyisir s sudut rumah saat aku membuka jendela. Kubiarkan hawa berebut masuk, sembari berharap bahwa aku bisa sedikit mendapatkan ketentraman.

Usai sarapan kuantarkan anak-anak ke mobil jemputan, lalu aku kembali masuk untuk membereskan meja makan.

Ting.

Bel pintu berdenting dari monitor yang terlihat dari dapur aku bisa melihat bahwa yang datang adalah ibuku.

Aku berlari ke pintu untuk menjemputnya, kubuka dan kusambut uluran tangannya lalu mengajak beliau masuk.

"Kau sendirian?"

"Iya."

"Apa dokter Widi berangkat pagi-pagi?"

"Dia tidak menginap di sini."

Aku berusaha tersenyum tapi Ibuku malah memandang diri ini dengan tatapan aneh, dia melihat senyum kepalsuanku sambil berdecak miris dan menggelengkan kepalanya.

"Kalau tidak rela Kenapa diizinkan."

"Aku sedang berusaha untuk rela, sembari berdamai dengan kenyataan, menerim
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status