Share

113

"Kau baik baik saja?" tanya Mas Adrian saat aku menepi sejenak, duduk di balkon kamar rawat sambil menatap cakrawala.

"Iya, Mas." Aku membenahi posisi duduk dan memberinya isyarat agar duduk di dekatku. Dia menggeser kursi lalu menjatuhkan diri sambil menghela nafas.

"Farisa sudah tidur," lapornya.

"Terima kasih Mas, terima kasih sudah menemani dan memberinya kenyamanan. Bagaimana rapatmu yang kau tinggalkan di kantor."

"Aku mengatasinya lewat video call. Ketika ada teknologi yang tidak membatasi ruang dan waktu, kenapa aku harus repot-repot. Aku bisa menjaga anakku sekaligus menyelesaikan tugasku."

Hati ini meleleh dengan perasaan yang tiba-tiba sangat menyukainya, sikapnya membuatku menerimanya jauh lebih banyak dari sebelumnya. Aku tersenyum menanggapinya.

"Terima kasih, aku terharu dengan kebaikanmu Mas."

"Jangan terus berterima kasih, bilamana aku sudah jadi suamimu dan melayani keluarga, Aku khawatir mulut itu akan berbusa karena terus mengucapkan terima kasih," candanya.

"E
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status