Share

114

Aku masih terpikirkan tentang wajah sedih dan tangisan mas Widi di ujung lorong. Bahkan aku terus terus terpikirkan sampai sudah kembali di kamar dan keluargaku.

"Ada apa kau tercenung dan nampak tak fokus?" tanya Mas Adrian.

"Ah, tidak ada."

"Apa karena kedatangan Widi tadi?" Sepertinya Mas Adrian menangkap ketidaknyamanan dari bertemu dengan mantan Suamiku itu.

"Tidak juga, Mas."

"Aku berharap agar kau selalu nyaman dan perilaku orang-orang di sekitar tidak mempengaruhimu," ucapnya sambil menepuk punggung tanganku, "kalau begitu aku pulang dulu."

"Iya, Mas, hati hati, aku tidak akan terpengaruh dengan apapun."

"Aku ingin sekali tetap di sini dan menjaga kalian, tapi, karena kita belum menikah jadi aku tidak punya alasan untuk seperti itu. Aku harus menjaga adab. Istirahatlah," ujar Mas Adrian yang kemudian berpamitan dan mengajak kedua orang tuanya pulang.

*

"Yah, aku rasa kita tidak perlu menunda pernikahan antara Adrian dan Syifa, anak itu sangat baik dan dia cocok jadi menan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status