Share

2. Menemukan gadis itu

last update Last Updated: 2024-10-22 11:13:26

Ruby menatap kesal lelaki di depannya. "Awalnya saya mau berterima kasih, tapi karena Anda terlalu arogan saya jadi nggak jadi makasih nya. Sok mau nolong tapi ternyata malah mau menghina." 

Dia paling tidak suka jika dirinya dihina seperti ini, meskipun orang miskin yang yatim piatu.

Ruby merasa dirinya masih punya harga diri yang harus dia pertahankan.

"Dasar cewek gila, sudah ditolong tapi malah sewot. Saya jadi nyesel sudah menolong kamu." Lelaki itu menatap Ruby tak kalah sinis.

Keduanya saling tatap dengan tatapan tajam masing-masing. Wajah keduanya sama-sama memerah mana marah di dalam dada masing-masing.

Bruuk ....

"Aduh!"

Ruby hampir saja terjatuh saat ditabrak oleh salah satu mahasiswa tawuran yang sedangkan menghindar dari polisi.

Mungkin orang-orang sudah ada yang memanggil polisi untuk mengamankan kekacauan akibat ulah mahasiswa yang sedang tawuran ini.

Situasi di sini memang benar-benar kacau, bahkan ada beberapa gerobak pedagang yang sudah terjatuh dan barang dagangannya juga berceceran di jalanan.

Kalau sudah seperti ini siapa yang mau bertanggung jawab? Ah sudahlah, kita harus kembali lagi kepada Ruby dan pria yang sejak tadi berdebat dengan gadis itu.

"Kok nggak sakit?" gumam Ruby keheranan.

Ruby sudah memejamkan mata bersiap menerima rasa sakit terjatuh di atas aspal, namun sampai sekarang dirinya tidak merasakan apa-apa.

Bahkan Ruby merasa dia sedang menindih sesuatu yang keras.

"Dasar cewek gila! Ya iyalah kamu tidak merasakan apapun, yang sakit di sini itu saya."

Ruby membuka matanya secepat kilat, matanya yang sudah bulat semakin membulat sempurna saat menyadari sesuatu.

     'Pantes aku nggak ngerasain apapun, ternyata aku terjatuh diatasnya,' batin Ruby

Entah bagaimana ceritanya Ruby bisa terjatuh di atas tubuh lelaki berpenampilan rapi tadi.

Satu yang jelas, Ruby merasa beruntung karena dirinya tidak merasakan sakit. Padahal tadi Ruby sudah bersiap kalau saja seandainya kulitnya akan gores karena tergesek aspal.

"Bangun kamu! Saya tau saya tampan dan kamu terpesona, kamu kira enak tiduran di atas aspal?" Pria itu meringis setelah marah-marah.

Terjatuh di atas aspal dan ditindih oleh seseorang yang lumayan berat di atasnya, membuat tubuh lelaki itu terasa encok dan pegal linu.

Ruby tersadar dari lamunannya mendengar kicauan pria aneh yang sedang ia tindih.

"Siapa juga yang terpesona?" Ruby langsung berdiri dan memasang wajah tanpa merasa bersalah.

Dia tidak mungkin akan terpesona dengan orang aneh ini. Itu adalah hal mustahil yang tidak akan pernah terjadi, pikir Ruby.

"Tawurannya sudah berhasil dihentikan polisi, saya pergi dulu karena saya buru-buru mau meeting penting hari ini. Ini kartu nama saya, siapa tau saja kamu berminat mendatangi saya untuk berterima kasih."

Lelaki itu meninggalkan kartu namanya untuk Ruby, lalu pergi begitu saja dengan mobil mewahnya.

Walau terkejut karena kasih kartu nama secara tiba-tiba, Ruby tetap menerima kartu nama tersebut karena merasa terpaksa.

"Dasar sinting! Siapa juga yang mau menemui dia untuk minta makasih?" gerutu Ruby.

Ruby misuh-misuh sendiri, Ruby tidak menyangka pagi harinya begitu buruk karena bertemu dengan pria sinting seperti orang itu.

"Julian Azka W." Ruby membaca sekilas kartu nama itu.

Karena merasa tidak tertarik, Ruby membuang kertas tak penting itu begitu saja.

Sebelum kakinya melangkah, Ruby menatap tak absi pikir para mahasiswa yang sudah tertangkap polisi.

"Udah enak-enak tinggal kuliah tanpa mikirin biaya, eh ... Malah disia-siain. Sedangkan aku, kalau bukan karena dapet beasiswa mungkin nggak bakal pernah bisa jadi sarjana seperti sekarang," celoteh Ruby.

*

Setelah menempuh perjuangan yang panjang, akhirnya Ruby sampai juga di kantor tempatnya bekerja.

"Kamu terlambat di hari pertama kerja, Ruby."

Kaki Ruby yeng sedang melangkah masuk ke dalam tempat kerjanya langsung terhenti ketika mendengar suara Friska, anak pemilik kontrakan yang memasukkan Ruby bekerja di kantor ini.

"Maaf, Kak. Tadi ada tawuran di tengah jalan, jadi aku nggak bisa lanjut jalan dan berakhir telat," sesal Ruby.

Ruby sedikit berbohong, dia tidi menceritakan bagian dirinya yang telat bangun.

Bisa-bisa Ruby diceramahi Friska kalau hal itu juga dia ceritakan. Ruby ingin ketenangan setelah ribut dengan orang gila yang ia temui di jalanan tadi.

"Untung aku yang ngawasin kamu jadi kamu aman, cepat rapikan dandanan kamu ke toilet! Kamu amu kerja kantoran tapi penampilan kamu malah seperti orang gila." Friska geleng-geleng kepala.

Friska dan Ruby sangat dekat, maka dari itu Friska dengan senang hati membantu Ruby untuk bisa masuk ke kantor ini.

"Makasih, Kak," ucap Ruby lalu masuk ke kamar mandi untuk merapikan dandannya.

Ruby menatap pantulan wajahnya di cermin wastafel, penampilannya sudah rapi sekarang. Tapi ada satu hal yang mengganjal, Ruby mendadak merasa sedih sebegini nya dia harus bekerja demi bisa bertahan hidup.

"Malang banget nasib gue anak yatim piatu," lirih Ruby.

Padahal anak seusia Ruby yang masih punya orang tua yang utuh, tidak ada yang mati-matian seperti dirinya mencari uang untuk bertahan hidup.

Tapi mau bagaimana lagi? Namanya juga hidup, ada yang senang ada juga yang susah seperti Rubby.

*

Julian memarkirkan mobilnya di sebuah klab malam padahal hari sedang siang bolong.

Di dalam sana dua orang laki-laki sedang menunggu kedatangan Julian. Keduanya juga sama-sama berpenampilan formal dan rapi seperti Julian.

Kedua lelaki itu adalah sahabat baik Julian, nama mereka Fagas Aliandra dan Marvel Sanjaya.

Julian, Fagas, dan Marvel adalah sahabat baik. Mereka sudah berteman sejak SMA sampai sekarang sudah akan mulai bekerja.

"Tumben kamu ngajakin kita ketemu ke sini di siang hari? Ada apa?" tanya Fagas pada Julian.

"Aku sudah tidak ada mood ke kantor hari ini?" beritahu Julian.

Harusnya hari ini dia mulai bekerja dan belajar menjadi seorang pewaris, tapi jiwa nakalnya meronta-ronta untuk memberontak dan tidak jadi datang ke kantor.

"Kenapa mendadak? Bukannya kamu sudah setuju akan mulai ikut andil di kantor?" Marvel juga bertanya.

Harusnya hari ini ia dan Fagas juga bekerja di kantor keluarga masing-masing, tapi gara-gara Julian memaksa ingin berkumpul, al hasil keduanya berakhir di sini bukan di kantor.

"Tadi pas di jalan ke kantor aku bertemu para mahasiswa yang sedang tawuran, kalian tau, jiwa nakal ku jadi meronta-ronta untuk ikut join juga. Tapi aku sadar umur," beritahu Julian.

Matan bad boy itu sepertinya sangat bersedih tidak bisa lagi ikut tawuran karena usianya tidak cocok lagu untuk bermain-main seperti itu.

"Hanya itu saja?" Marvel yakin ada hal lain yang ingin dibicarakan oleh Julian.

"Gadis itu, aku sudah menemukannya."

Related chapters

  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   3. Pembantu orang kaya

    "Gadis mana yang kamu maksud?" tanya Fagas.Fagas dan Marvel tidak paham kemana arah pembicaraan Julian.Yang Fagas dan Marvel tau, Julian tidak sedang dekat dengan gadis manapun."Ini bukan gadis untukku, tapi yang lain lagi." Tiba-tiba saja Julian merasa bingung bagaimana cara menyampaikan hal ini."Yang lain lagi? Maksudnya gimana ini, Tuan Muda Wiliam? Anda kira kami mengerti bahasa yang seperti itu?" Marvel menatap datar Julian dan menggunakan bahasa formal.Itu artinya, Marvel sedang kesal pada Julian."Anak mantan sopir Oma," beritahu Julian, "aku masih nggak paham, kenapa Oma sekeras itu ingin mencari anak mantan sopirnya."Bagik Fagas maupun Marvel, mereka berdua sama-sama terkejut mendengar ucapan Julian."Setelah bertahun-tahun, ternyata baru sekarang kau bisa menemukan gadis itu. Aku jadi penasaran bentuk aslinya seperti apa, kalau dilihat dari foto sepertinya dia cantik juga." Fagas mengusap dagunya.Seketika jiwa brengseknya langsung meronta-ronta meminta dipuaskan."Jan

    Last Updated : 2024-10-22
  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   4. Harus bangkit

    Sampai akhirnya Ruby memutar bola matanya malas. "Aku tau ya kalau jadi pembantu orang kaya itu gajinya gede, teman aku si Ana hidupnya makmur sejahtera meskipun jadi ART," ucap Ruby setelah menemukan jawaban yang tepat supaya dia tidak malu lagi.Nisa tertawa melihat kelakuan Ruby, memang benar adanya menjadi pembantu di rumah orang tajir itu gajinya gede.Buktinya Nisa sudah bisa membeli sawah dan membangun rumah di kampung halamannya berkat berkat kerja di rumah orang kaya.Setelah Nisa pergi, Ruby pun beranjak dari tempat duduknya. Gadis itu berjalan sambil menenteng kedua sepatunya yang sudah ia lepas, Ruby sengaja melepas high heels itu karena kakinya digigit oleh pinggir high heelsnya."Emang dasarnya aku ini orang susah dari lahir, sekalinya pakai high heels malah kesusahan begini," gerutu Ruby sepanjang kakinya melangkah.Kekesalan Ruby semakin bertambah karena ojek ia tunggu tidak datang-datang."Apaan tuh?"Tiba-tiba langkah Ruby terhenti ketika melihat perkelahian di pingg

    Last Updated : 2024-10-22
  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   5. WL Company

    Tidak seperti hari sebelumnya, pagi ini Ruby bangun lebih awal. Sebelum berangkat bekerja, Ruby memakan dua potong roti untuk sarapan pagi ini.Ruby harus mulai berhemat karena tanggal gajian masih lama.“Aku pasti bisa makan makanan enak kalau udah gajian. Aku penasaran, kira-kira berapa ya gajinya sekretaris CEO? Apa bisa buat angkat derajat aku?” Ruby senyum-senyum sendiri sambil memakan roti rasa srikaya itu.Itu loh, roti dua ribuan yang selesainya berlimpah dan rasanya enak. Roti ini sering menjadi sasaran Ruby kalau keuangannya sudah menipis.Selesai sarapan, Ruby keluar dari kontrakan lalu berjalan kaki menuju jalan raya. Di sana juga sudah ada ojek yang menunggu Ruby.“Tujuannya sesuai dengan aplikasi kan, Mbak?” tanya si ojol.“Iya, Pak,” jawab Ruby.Kali ini tidak ada drama motor mogok atau ada tawuran di jalanan. Ruby tiba di kantor setengah jam sebelum mulai bekerja.“Nah, gini dong. Kalau datengnya lebih lagi kan lo bisa lebih santai juga.” Friska tersenyum puas melihat

    Last Updated : 2024-10-22
  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   6. Tontonan para karyawan

    “Baiklah, kerjakan semua pekerjaan kamu, nanti jam tiga sore ikut meeting dengan saya.” Julian melangkah pergi memasuki ruangan CEO WL Company.WL Company adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti, awalnya WL Company didirikan oleh Luwis William, kekek Julian. Karena ayah kandung Julian sudah meninggal, jadilah sekarang Julian yang menjadi CEO meskipun usia Julian masih sangat muda.Satu tahun yang lalu Luwis juga telah meninggal dunia, selama satu tahun ini juga WL Company dipimpin oleh orang Kepercayaan Luwis dan sekarang Julian sendiri yang sudah turun tangan di perusahaan meskipun masih malas-malasan dan atas paksaan keras dari Oma Fia.Setibanya di dalam ruangannya, Julian terdiam memikirkan banyak hal.“Gimana caranya ngasih tau ke oma kalau aku udah ketemu sama gadis itu.” Julian melirik ke dinding kaca, terlihat Ruby sedang serius dengan pekerjaan nya.“Kalau aku kasih tau sekarang, pasti oma menyuruhku untuk membawanya ke rumah, sedangkan aku belum tau apa alasan Oma

    Last Updated : 2024-11-06
  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   7. Salfok

    Saat sampai di ruangannya pun, Ruby masih memikirkan Julian yang bisa dengan mudah mengubah-ubah sikapnya. Kalau berpikir Julian itu punya kepribadian ganda, sepertinya itu terlalu berlebihan. Ruby tidak bisa terlalu fokus pada pekerjaannya gara-gara Julian yang menunjukkan sikap yang berbeda padanya dan pada orang lain. ‘Andai aja si tuan muda arogant itu juga dingin sama aku, pasti aku akan bekerja dengan tenang tanpa gangguan si bos tengil,’ celoteh Ruby dalam hati. Ruby selalu saja merasa kesal setiap ingat dengan betapa tengilnya kelakuan atasannya sendiri. “Aku harus tanya Sola ini ke Kak Friska saat pulang dari kantor nanti.” Ruby menganggukkan kepalanya, Ruby rasa dengan bertanya pada Friska adalah ide yang paling baik. Sedangkan di sisi lain, Julian sedang uring-uringan karena pekerjaannya yang tidak kunjung selesai padahal Julian sudah ada janji makan malam bersama dengan Fagas dan Marvel

    Last Updated : 2024-11-10
  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   8. Takdir hidup

    “Betah banget sih pegang tangan saya, tangan saya bikin nyaman ya, Tuan Muda.” Ruby melirik Julian lalu menatap tangannya yang digenggam si Julian. Julian buru-buru menarik tangannya, Julian menelan ludah karena salah tingkah. Semua itu hanya spontan, jujur saja Julian tidak ada niatan untuk memegang tangan Ruby meskipun rasanya tangan Ruby itu menang hangat. “Maaf saya nggak sengaja, kamu harus bantuin saya.” Julian duduk lagi di atas kursi kebesarannya. “Sengaja juga nggak apa-apa tuh, Tuan Muda.” Ruby mengedipkan sebelah matanya, Ruby senang sekali melihat wajah Julian yang memerah. Bukan karena Ruby suka Julian, Ruby hanya merasa puas melihat Julian gugup seperti sekarang. “Saya mau bantuin asalkan sesuai perjanjian tadi, Tuan Muda. Dua juta harus masuk ke dalam rekening saya setelah semua pekerjaan selesai.” Ruby memastikan kesepakatan terlebih dahulu. “Jangan banyak bicara lagi, uang dua juta hanya kecil bagi saya.” Julian tidak

    Last Updated : 2024-11-12
  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   9. Daripada keluar duit

    "loh, Ruby kamu mau ke mana? Bukannya Kamu baru pulang ya?" tanya Ana. Ana yang sejak tadi duduk di depan kontrakan sepetaknya jelas melihat Ruby pulang diantar oleh mobil mewah dan sekarang Ruby sudah hendak keluar lagi. "Ternyata di dalam nggak ada yang bisa dimakan sama sekali, Na. Aku mau keluar cari makan dulu, bodohnya lagi pasti jalan tadi aku nggak mampir beli makan dulu di jalan," jawab Ruby."Kebetulan banget kalau gitu, tadi pas mau pulang kerja ternyata makanannya banyak yang kelebihan. bos aku nawarin buat aku bawa pulang aja beberapa menu makanan, makan di tempat aku aja. Aku nggak mungkin bisa habisin makanan sebanyak itu sendirian." Ana mengajak Ruby untuk makan di tempatnya.Ana ini bekerja di salah satu cafe yang tidak jauh dari kontrakan ini. Ana memang sering membawa banyak makanan dari cafe karena Ana mendapatkan atasan yang sangat baik padanya."Pas banget kalau gitu, sebenarnya aku juga males keluar lagi." Ruby tidak mungkin menolak rezeki.

    Last Updated : 2024-11-13
  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   10. Memberitahu

    “Jadi kamu benar-benar diantar pulang sama si tuan muda?” Friska tidak menyangka seorang Julian mau mengantar sekretarisnya pulang. “Iya, Kak. Nggak cuma itu, aku dapat bonus dua juta dari hasil bantuin dia lembur.” Ruby tersenyum mengingat saldo rekening nya sudah bertambah. “Untung banyak dong kamu hari ini? Udah dapat bonus sebanyak itu, pulang dianterin nggak perlu keluar duit buat ongkos lagi, dan sekarang makan juga numpang sama aku.” Ana membicarakan keberuntungan yang didapatkan oleh Ruby. “Banget, Ana. Tuan Julian itu nggak cuma nyebelin aja, kalau lagi kepepet kayak tadi ternyata dia juga gampang dimanfaatin.” Ruby merasa dialah yang menjadi bos hari ini. “Kalau aja Tuan Julian suka kamu, gimana?” Mendadak Friska memikirkan hal yang satu ini. Sikap Julian terhadap Ruby itu sangat berbeda, siapa tau saja Julian benar-benar tertarik pada sekretarisnya sendiri. “Aku yang nggak mau, Kak. Meskipun si tuan muda itu ganteng dan kaya

    Last Updated : 2024-11-16

Latest chapter

  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   10. Memberitahu

    “Jadi kamu benar-benar diantar pulang sama si tuan muda?” Friska tidak menyangka seorang Julian mau mengantar sekretarisnya pulang. “Iya, Kak. Nggak cuma itu, aku dapat bonus dua juta dari hasil bantuin dia lembur.” Ruby tersenyum mengingat saldo rekening nya sudah bertambah. “Untung banyak dong kamu hari ini? Udah dapat bonus sebanyak itu, pulang dianterin nggak perlu keluar duit buat ongkos lagi, dan sekarang makan juga numpang sama aku.” Ana membicarakan keberuntungan yang didapatkan oleh Ruby. “Banget, Ana. Tuan Julian itu nggak cuma nyebelin aja, kalau lagi kepepet kayak tadi ternyata dia juga gampang dimanfaatin.” Ruby merasa dialah yang menjadi bos hari ini. “Kalau aja Tuan Julian suka kamu, gimana?” Mendadak Friska memikirkan hal yang satu ini. Sikap Julian terhadap Ruby itu sangat berbeda, siapa tau saja Julian benar-benar tertarik pada sekretarisnya sendiri. “Aku yang nggak mau, Kak. Meskipun si tuan muda itu ganteng dan kaya

  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   9. Daripada keluar duit

    "loh, Ruby kamu mau ke mana? Bukannya Kamu baru pulang ya?" tanya Ana. Ana yang sejak tadi duduk di depan kontrakan sepetaknya jelas melihat Ruby pulang diantar oleh mobil mewah dan sekarang Ruby sudah hendak keluar lagi. "Ternyata di dalam nggak ada yang bisa dimakan sama sekali, Na. Aku mau keluar cari makan dulu, bodohnya lagi pasti jalan tadi aku nggak mampir beli makan dulu di jalan," jawab Ruby."Kebetulan banget kalau gitu, tadi pas mau pulang kerja ternyata makanannya banyak yang kelebihan. bos aku nawarin buat aku bawa pulang aja beberapa menu makanan, makan di tempat aku aja. Aku nggak mungkin bisa habisin makanan sebanyak itu sendirian." Ana mengajak Ruby untuk makan di tempatnya.Ana ini bekerja di salah satu cafe yang tidak jauh dari kontrakan ini. Ana memang sering membawa banyak makanan dari cafe karena Ana mendapatkan atasan yang sangat baik padanya."Pas banget kalau gitu, sebenarnya aku juga males keluar lagi." Ruby tidak mungkin menolak rezeki.

  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   8. Takdir hidup

    “Betah banget sih pegang tangan saya, tangan saya bikin nyaman ya, Tuan Muda.” Ruby melirik Julian lalu menatap tangannya yang digenggam si Julian. Julian buru-buru menarik tangannya, Julian menelan ludah karena salah tingkah. Semua itu hanya spontan, jujur saja Julian tidak ada niatan untuk memegang tangan Ruby meskipun rasanya tangan Ruby itu menang hangat. “Maaf saya nggak sengaja, kamu harus bantuin saya.” Julian duduk lagi di atas kursi kebesarannya. “Sengaja juga nggak apa-apa tuh, Tuan Muda.” Ruby mengedipkan sebelah matanya, Ruby senang sekali melihat wajah Julian yang memerah. Bukan karena Ruby suka Julian, Ruby hanya merasa puas melihat Julian gugup seperti sekarang. “Saya mau bantuin asalkan sesuai perjanjian tadi, Tuan Muda. Dua juta harus masuk ke dalam rekening saya setelah semua pekerjaan selesai.” Ruby memastikan kesepakatan terlebih dahulu. “Jangan banyak bicara lagi, uang dua juta hanya kecil bagi saya.” Julian tidak

  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   7. Salfok

    Saat sampai di ruangannya pun, Ruby masih memikirkan Julian yang bisa dengan mudah mengubah-ubah sikapnya. Kalau berpikir Julian itu punya kepribadian ganda, sepertinya itu terlalu berlebihan. Ruby tidak bisa terlalu fokus pada pekerjaannya gara-gara Julian yang menunjukkan sikap yang berbeda padanya dan pada orang lain. ‘Andai aja si tuan muda arogant itu juga dingin sama aku, pasti aku akan bekerja dengan tenang tanpa gangguan si bos tengil,’ celoteh Ruby dalam hati. Ruby selalu saja merasa kesal setiap ingat dengan betapa tengilnya kelakuan atasannya sendiri. “Aku harus tanya Sola ini ke Kak Friska saat pulang dari kantor nanti.” Ruby menganggukkan kepalanya, Ruby rasa dengan bertanya pada Friska adalah ide yang paling baik. Sedangkan di sisi lain, Julian sedang uring-uringan karena pekerjaannya yang tidak kunjung selesai padahal Julian sudah ada janji makan malam bersama dengan Fagas dan Marvel

  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   6. Tontonan para karyawan

    “Baiklah, kerjakan semua pekerjaan kamu, nanti jam tiga sore ikut meeting dengan saya.” Julian melangkah pergi memasuki ruangan CEO WL Company.WL Company adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti, awalnya WL Company didirikan oleh Luwis William, kekek Julian. Karena ayah kandung Julian sudah meninggal, jadilah sekarang Julian yang menjadi CEO meskipun usia Julian masih sangat muda.Satu tahun yang lalu Luwis juga telah meninggal dunia, selama satu tahun ini juga WL Company dipimpin oleh orang Kepercayaan Luwis dan sekarang Julian sendiri yang sudah turun tangan di perusahaan meskipun masih malas-malasan dan atas paksaan keras dari Oma Fia.Setibanya di dalam ruangannya, Julian terdiam memikirkan banyak hal.“Gimana caranya ngasih tau ke oma kalau aku udah ketemu sama gadis itu.” Julian melirik ke dinding kaca, terlihat Ruby sedang serius dengan pekerjaan nya.“Kalau aku kasih tau sekarang, pasti oma menyuruhku untuk membawanya ke rumah, sedangkan aku belum tau apa alasan Oma

  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   5. WL Company

    Tidak seperti hari sebelumnya, pagi ini Ruby bangun lebih awal. Sebelum berangkat bekerja, Ruby memakan dua potong roti untuk sarapan pagi ini.Ruby harus mulai berhemat karena tanggal gajian masih lama.“Aku pasti bisa makan makanan enak kalau udah gajian. Aku penasaran, kira-kira berapa ya gajinya sekretaris CEO? Apa bisa buat angkat derajat aku?” Ruby senyum-senyum sendiri sambil memakan roti rasa srikaya itu.Itu loh, roti dua ribuan yang selesainya berlimpah dan rasanya enak. Roti ini sering menjadi sasaran Ruby kalau keuangannya sudah menipis.Selesai sarapan, Ruby keluar dari kontrakan lalu berjalan kaki menuju jalan raya. Di sana juga sudah ada ojek yang menunggu Ruby.“Tujuannya sesuai dengan aplikasi kan, Mbak?” tanya si ojol.“Iya, Pak,” jawab Ruby.Kali ini tidak ada drama motor mogok atau ada tawuran di jalanan. Ruby tiba di kantor setengah jam sebelum mulai bekerja.“Nah, gini dong. Kalau datengnya lebih lagi kan lo bisa lebih santai juga.” Friska tersenyum puas melihat

  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   4. Harus bangkit

    Sampai akhirnya Ruby memutar bola matanya malas. "Aku tau ya kalau jadi pembantu orang kaya itu gajinya gede, teman aku si Ana hidupnya makmur sejahtera meskipun jadi ART," ucap Ruby setelah menemukan jawaban yang tepat supaya dia tidak malu lagi.Nisa tertawa melihat kelakuan Ruby, memang benar adanya menjadi pembantu di rumah orang tajir itu gajinya gede.Buktinya Nisa sudah bisa membeli sawah dan membangun rumah di kampung halamannya berkat berkat kerja di rumah orang kaya.Setelah Nisa pergi, Ruby pun beranjak dari tempat duduknya. Gadis itu berjalan sambil menenteng kedua sepatunya yang sudah ia lepas, Ruby sengaja melepas high heels itu karena kakinya digigit oleh pinggir high heelsnya."Emang dasarnya aku ini orang susah dari lahir, sekalinya pakai high heels malah kesusahan begini," gerutu Ruby sepanjang kakinya melangkah.Kekesalan Ruby semakin bertambah karena ojek ia tunggu tidak datang-datang."Apaan tuh?"Tiba-tiba langkah Ruby terhenti ketika melihat perkelahian di pingg

  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   3. Pembantu orang kaya

    "Gadis mana yang kamu maksud?" tanya Fagas.Fagas dan Marvel tidak paham kemana arah pembicaraan Julian.Yang Fagas dan Marvel tau, Julian tidak sedang dekat dengan gadis manapun."Ini bukan gadis untukku, tapi yang lain lagi." Tiba-tiba saja Julian merasa bingung bagaimana cara menyampaikan hal ini."Yang lain lagi? Maksudnya gimana ini, Tuan Muda Wiliam? Anda kira kami mengerti bahasa yang seperti itu?" Marvel menatap datar Julian dan menggunakan bahasa formal.Itu artinya, Marvel sedang kesal pada Julian."Anak mantan sopir Oma," beritahu Julian, "aku masih nggak paham, kenapa Oma sekeras itu ingin mencari anak mantan sopirnya."Bagik Fagas maupun Marvel, mereka berdua sama-sama terkejut mendengar ucapan Julian."Setelah bertahun-tahun, ternyata baru sekarang kau bisa menemukan gadis itu. Aku jadi penasaran bentuk aslinya seperti apa, kalau dilihat dari foto sepertinya dia cantik juga." Fagas mengusap dagunya.Seketika jiwa brengseknya langsung meronta-ronta meminta dipuaskan."Jan

  • Sekretaris Penawan Hati CEO Arrogant   2. Menemukan gadis itu

    Ruby menatap kesal lelaki di depannya. "Awalnya saya mau berterima kasih, tapi karena Anda terlalu arogan saya jadi nggak jadi makasih nya. Sok mau nolong tapi ternyata malah mau menghina." Dia paling tidak suka jika dirinya dihina seperti ini, meskipun orang miskin yang yatim piatu. Ruby merasa dirinya masih punya harga diri yang harus dia pertahankan. "Dasar cewek gila, sudah ditolong tapi malah sewot. Saya jadi nyesel sudah menolong kamu." Lelaki itu menatap Ruby tak kalah sinis. Keduanya saling tatap dengan tatapan tajam masing-masing. Wajah keduanya sama-sama memerah mana marah di dalam dada masing-masing. Bruuk .... "Aduh!" Ruby hampir saja terjatuh saat ditabrak oleh salah satu mahasiswa tawuran yang sedangkan menghindar dari polisi. Mungkin orang-orang sudah ada yang memanggil polisi untuk mengamankan kekacauan akibat ulah mahasiswa yang sedang tawuran ini. Situasi di sini memang benar-benar kacau, bahkan ada beberapa gerobak pedagang yang sudah terjatuh dan barang d

DMCA.com Protection Status