Beranda / Lainnya / Sekretaris Alim Sang Bos Genit / 56. Hasut .... Menghasut

Share

56. Hasut .... Menghasut

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-25 07:46:17

Happy Reading

*****

Sekitar pukul sepuluh, Andrian kembali masuk ke ruangan Tari. Kali ini, lelaki itu mengucap salam dengan benar tanpa disertai embel-embel apa pun.

"Sudah waktunya, ya, Pak?" tanya Tari.

"Iya. Ayo berangkat."

Keduanya akan menemui salah satu rekanan untuk membicarakan perpanjangan kontrak mereka. Sekitar lima belas menit kemudian, mereka sudah sampai di sebuah restoran.

Andrian dan Tari menghampiri meja orang yang mengajak mereka ketemuan saat ini. Setelah bersalaman dan berbincang sebentar. Tari meminta ijin pada si bos.

"Pak saya ke toilet sebentar," bisik Tari pada sang atasan. Andrian, hanya menganggukkan kepala. Sebelum membicarakan pekerjaan, mereka memesan minuman serta makanan. Rencana sekalian untuk makan siang.

Tari berjalan dengan santai. Sebelum mencapai tempat tujuan, gadis itu melihat sosok perempuan yang dikenalnya duduk berduaan dengan seorang lelaki. Mereka seolah sengaja duduk di tempat yang sedikit tersembunyi dari keramaian restoran. Rasa penas
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   57. Fitnah Kejam

    Happy Reading*****Demi meredakan ketegangan dan emosinya, Andrian meminum jus yang tinggal separuh. Rasa dingin mulai menjalar ke kerongkongan. Memejamkan mata sebentar, si bos menatap dua rekan kerjanya."Sebelumnya saya minta maaf, Pak. Saya nggak bisa berlama-lama pada jamuan kali ini. Saya pamit terlebih dahulu karena ada pekerjaan yang harus segera ditangani," ucap Andrian pada kedua rekan kerjanya. Salah satu dari kedua rekan itu langsung menjawab. "Silakan, Pak. Sepertinya mendesak sekali? Saya lihat Pak Andri dari tadi tidak tenang. Tidak masalah meninggalkan kami berdua. Setelah ini, kami juga akan kembali ke kantor." "Duluan saja, Pak Andri," sahut yang lain.Cukup bersyukur karena memiliki rekan kerja yang pengertian seperti dia orang ini. Si bos berdiri dan berkata, "Iya, sangat mendesak sekali, Pak." Andrian menjabat kedua tangan rekan kerjanya bergantian. Setelahnya, dia dan Tari segera meninggalkan restoran. Langkah kaki Andrian begitu tergesa untuk mencapai parki

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   58. Fakta

    Happy Reading*****Umur Tari memang masih sangat muda jika dibanding dua orang di hadapannya, tetapi pengalaman seperti ini berkali-kali sudah dihadapi. Percekcokan kedua orang tuanya banyak mengajarkan tentang kesabaran serta bertabayun dalam menghadapi masalah. Tidak serta merta mengandalkan emosi dengan apa yang terlihat. Seringkali foto atau bukti itu sengaja dikirim untuk menyiram bensin pada suatu masalah. Pertengkaran antar pasangan selalu membuat salah satunya terluka. Seperti saat ini, Nina begitu terluka dengan tuduhan yang dilontarkan Andrian terhadap dirinya. Hanya, karena sebuah foto yang dikirimkan istri muda pria tersebut.Andrian terduduk lemah. Dia menyesali semua tindakannya yang tak terkontrol tadi padahal Tari sudah berkali-kali memperingatkan. "Saya salat dulu, Tar," pamitnya. Padahal di sana ada Nina sebagai istri sah Andrian. Lelaki itu malah pamit pada sang sekretaris. Ibu tida anak itu tak mempermasalahkan karena sudah tahu isi hati suaminya pada sang gadis

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   59. Perjuangan Tanpa Henti

    Happy Reading*****"Aku antar pulang sekarang atau gimana?" tanya Andrian setelah mereka membahas masalah foto yang dikirimkan Lita. Tari melirik Nina, keadaan ibu tiga anak itu masih gemetaran. Dia terlihat sedih, tertekan dan entah apa lagi yang ada dipikirannya. Sang sekretaris melihat itu semua, jadi tak tega untuk meninggalkan wanita itu sendirian. Sementara itu, ketiga buah hati Andrian rupanya sudah selesai bermain. Mereka masuk dan berteriak memanggil bundanya."Saya di sini saja dulu. Boleh kan, Pak?" Tari kembali menatap Nina dan menganggukkan kepala. Seolah dengan anggukan tersebut si gadis berkata 'aku akan menemanimu, Mbak.'"Bunda, pudingnya mana? Lama sekali datang sampai kami selesai bermain." Akmal langsung nemplok pada pangkuan bundanya."Adik sama Tante saja, sini," ajak Tari. Dia melihat kesedihan Nina dan tak tega jika perempuan yang sudah dianggap saudara sendiri itu masih harus membahagiakan anak-anak di tengah masalahnya. "Bunda buatin dulu, ya," ucap Nina j

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   60. Kemarahan Tari

    Happy Reading*****Sebuah delikan diberikan Tari pada si bos. "Bisa tidak, jangan mengatakan sembarangan. Anak-anak akan berpikir lain," katanya pelan ketika menyodorkan segelas lemon squash dan puding pada Andrian.Saat ini, si bos hanya bisa tersenyum penuh penyesalan. Diceramahi seperti itu oleh sekretarisnya tentu membuat harga dirinya turun. Beruntung anak-anak duduk agak jauh darinya dan sang istri."Maaf, aku cuma terlalu bahagia. Serasa kamu sudah menjadi bagian keluarga ini. Seneng banget lihat kamu sama Nina rukun," kata Andrian tak kalah lirih.Nina menatap sang suami dengan sekretarisnya. Dia sama sekali tak berniat untuk menyela atau menganggu pembicaraan keduanya. Yakin betul bahwa ucapan Andrian tadi sudah mendapat teguran dari Tari. Entahlah, hati wanita tiga anak itu juga terpesona dengan sosok berjilbab di sebelahnya saat ini.Kecantikan Tari terpancar sepenuhnya, bukan hanya paras saja, tetapi hatinya juga cantik. Nina tersenyum ketika melihat wajah cemberut sang s

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   61. Tekun Belajar

    Happy Reading*****Sepeninggal Tari, Nina menyuruh anak-anaknya untuk segera mandi karena sebentar lagi ustaz yang akan mengajari mereka datang. Perempuan itu sendiri juga sudah bersiap dengan pakaian baru. Mendapat persetujuan dari sang suami untuk mengenakan jilbab. Nina memulainya dari sekarang apalagi setelah peristiwa tadi. Suka tidak suka perempuan itu harus menutup seluruh auratnya karena memang seperti itulah hal yang diperintahkan oleh agama. Beberapa kali mengikuti kajian dan membedah masalah tersebut, Nina semakin yakin untuk segera menggunakan pakaian tertutup itu.Tengah menatap diri pada pantulan cermin di depannya, pintu kamar Nina diketuk. "Bun, Ustaz sudah datang," kata Febi memberitahukan sang Bunda."Iya, Kak. Sebentar lagi Bunda keluar." Nina mempercepat riasannya. Setelah itu, dia keluar.Bersama dengan anak-anak, perempuan itu menuju ruang tamu. Sebelum Andrian pulang, Nina tidak berani mengajak sang ustaz ke ruang tengah seperti biasa mereka melakukan pembela

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   62. Kebusukan Lita

    Happy Reading*****Lita masih belum menyadari jika sang suami tengah mengintai di mobil. Dia asyik bersenda gurau bersama sahabat-sahabatnya. Celotehan tak jelas khas orang mabuk pun terlihat oleh Andrian. Di antara teman perempuan yang di bawa Lita, ada dua orang pria.Andrian masih terus mengamati kedua wajah pria yang bersama dengan istri mudanya. Beberapa menit menunggu, terlihatlah wajah si lelaki. Mereka belum juga masuk dan masih terus saja berbincang di luar pagar. Andrian jadi kesal sendiri, kenapa Lita bisa bergaul dengan orang-orang seperti itu. Pantas saja perempuan itu begitu boros. Tidak bisa mengontrol pengeluarannya sama sekali.Kesal dengan sikap Lita, Andrian melajukan kendaraannya meninggalkan tempat itu. Dia berniat kembali ke rumah Nina, tetapi sebelumnya lelaki itu mampir ke sebuah toko elektronik. Entah apa yang dibeli.Sampai di kediaman istri pertama, Keadaan sudah gelap. Andrian membuka pintu dengan kunci cadangan yang dimiliki. Dia sengaja tidak menyalakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   63. Curhatan Nina tentang Lita

    Happy Reading*****Kurang tiga menit waktu istirahat, Tari belum sampai di kantor. Andrian bolak balik mengecek CCTV demi melihat sang pujaan sudah kembali apa belum. Sungguh, perasaannya bagai diaduk-aduk memikirkan gadis itu.Tak sabar, Andrian menekan kontak sang sekretaris di ponselnya. Tengah fokus mendengarkan nada dering, lelaki itu tak sadar bahwa gadis yang di carinya sudah ada di depan ruangan.Tari dengan kesal langsung masuk ke ruangan Andrian tanpa mengetuk pintu. "Ada apa, Pak?" tanya si gadis setelah sampai di hadapan si bos."Kenapa baru pulang?" Andrian meneliti sekretarisnya dari tadi ke bawah."Terlalu asyik ngobrol sama sahabat saya, tapi belum terlambat. Apa yang harus saya kerjakan?" Tari berusaha bersikap profesional. Tentu si bos menghubunginya karena ada pekerjaan penting yang harus segera diselesaikan."Sampai saat ini aku belum makan. Siapkan makan siangku." Andrian menunjuk sebuah kotak yang terbungkus tas plastik berwarna putih yang berada di atas meja."

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   64. Tegas

    Happy Reading*****"Jika nggak mau disamakan. Maka, perbaiki sikapmu. Kamu pasti lagi telponan sama cowok. Iya, kan?" Andrian tak kalah tajam menatap sang sekretaris.Tari berdiri dengan cepat dia menyambar tasnya. "Susah ngomong sama Bapak. Bawaannya curiga terus. Mau meeting tepat waktu atau terus berdebat dengan hal-hal tidak penting seperti sekarang?" tanyanya. Si gadis sudah membuka pintu dan bersiap untuk keluar.Berjalan beriringan dengan sang gadis pujaan, Andrian terus menatap Tari. Gadis itu sama sekali tidak peduli bahwa bosnya tengah dilanda rasa cemburu. Sangat jarang Tari lupa jadwal meeting si bos seperti tadi.Pasti orang yang menelepon Tari adalah orang spesial hingga bisa mengalihkan fokusnya saat bekerja. Andrian mendahului si gadis karena terbakar cemburu oleh pikirannya sendiri.'Awas saja jika sampai aku tahu cowok yang berani mendekatimu. Aku akan but dia jauh darimu. Lagian kenapa, sih, Tar. Kamu nggak mau nerima lamaranku. Kamu dan Nina sudah sangat rukun, ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02

Bab terbaru

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   121. Indah Tanpa Dendam

    Happy Reading*****Sebelum menjawab salam dari perempuan di hadapannya, Tari meneliti tampilan orang tersebut dari atas ke bawah. Rentang waktu setahun telah mengubah perempuan itu menjadi jauh lebih baik. Pakaian yang semuanya tertutup serta tutur kata lembut saat menyapa. Mencerminkan adanya perubahan dalam dirinya."Waalaikumsalam. Apa kabar, Bu?" sapa Tari berusaha menghormati perempuan itu."Jangan panggil aku ibu. Saya bukan suami atasan kamu lagi," ucap perempuan itu yang tak lain adalah Lita. Tari sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi pada Lita hingga merubahnya seperti sekarang. Walau jelas tahu bahwa perempuan itu sudah tidak bersama Andrian, tetapi Tari tetap berusaha menghormatinya. Terlepas dari segala ancaman dan teror yang pernah dilakukan, istri Andrian sudah memaafkan semua kesalahan itu.Baru akan menjawab perkataan Lita, dari arah belakang Andrian memanggil nama Tari. "Sayang, belanjanya sudah selesai belum." Lita dengan cepat menundukkan pandangan dari l

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   120. Terkejut

    Happy Reading*****Ingin rasanya Tari menghilang saat ini juga. Bagaimana bisa dia sebrutal itu. Sungguh, si perempuan tidak menyadari aksinya sudah meninggalkan begitu banyak jejak pada suaminya.Andrian yang tahu jika istrinya terkejut dengan hasil perbuatannya sendiri, hanya bisa mengulas senyum. Hatinya berbunga-bunga, ternyata Tari juga bisa seganas tadi. Sebelum sang istri menjawab perkataan putranya, lelaki itu berbisik."Kamu hebat, Sayang. Mas ketagihan dengan yang tadi." Lalu, lelaki itu membuka selimutnya dan menjejakkan kaki ke lantai.Tari menghela napas panjang. Benar-benar jahil suaminya itu. Tidak tahukah Andrian jika dirinya malu setengah mati dengan kebrutalan itu. Melihat begitu banyak jejak di bagian tubuh sang suami yang lain, Tari menggelengkan kepala. Dia kemudian fokus pada Akmal sebelum si kecil bertanya macam-macam."Iya, Sayang. Nanti, Mama pasti obati bekas gigitan serangga di leher Ayah," jawab Tari pada akhirnya.Perempuan itu merutuki dirinya sendiri ya

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   119. Digigit Serangga

    Happy Reading*****Sesampainya di kamar, Tari membuka pintu dengan tergesa. Takut juga jika sang suami sampai salah paham dengan perkataannya tadi. "Mas, jangan salah paham, dong," ucapnya.Sekarang, Andrian sedang mengganti pakaiannya dengan kaos serta celana pendek. Dia melirik sang istri sebentar. "Gimana nggak salah paham. Kamu membandingkan lelaki lain di depan suamimu. Aku itu cemburuan, Sayang. Bukankah kamu sudah tahu sejak dulu?" Sang suami melanjutkan aktifitasnya melipat sarung dan menggantung baju koko, tiba-tiba saja suasana hati Andrian berubah jelek."Membandingkan gimana, Mas?" Sepertinya, Tari memang salah memilih kata. Padahal maksudnya tadi bukan membandingkan Andrian dengan Pamungkas. "Kalau nggak membandingkan terus apa? Bukankah kamu mengatakan kasus kami berbeda. Maksudmu pasti si Pamungkas pasti jauh lebih baik dari Mas, kan?" Andrian duduk di tepi ranjang dan memajukan bibir. Setelah menjadi suami Tari, lelaki itu makin manja saja. Tidak ingat sama umur.Sek

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   118. Sedikit Cemburu

    Happy Reading *****Andrian tidak pernah bosan dengan ibadah menyenangkan bersama sang istri. Sekali lagi, mereka melakukannya dan setelahnya tertidur hingga suara azan Zuhur membangunkan. Tari melenguh dan meregangkan tangan. Kemudian menatap lelaki di sebelahnya yang masih menutup mata."Mas, bangun. Sudah Zuhur," kata Tari pelan disertai guncangan pelan pada lengan Andrian."Hmm," jawab Andrian, tetapi matanya masih tertutup. "Boleh nggak kalau Mas salatnya di rumah saja?""Tidak boleh. Memangnya Mas Andri mau disebut salihah?" kata Tari cepat.Seketika Andrian membuka mata dan menatap sang istri. "Kok bisa salihah, Yang?"Memutar bola mata dan tersenyum, Tari berkata, "Ya, kan. Seorang perempuan itu lebih baik salat di rumah. Nah, jika seorang lelaki tidak salat di masjid tanpa uzur yang jelas, kan, namanya salihah." "Ih, jadi kamu ngatain Mas, ya?" Andrian gemas sendiri melihat wajah sang istri. Dia menggelitik pinggang perempuan itu sampai minta ampun setelahnya."Sudah ... su

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   117. Cinta Itu

    Happy Reading*****Tari menengok pada suaminya. Indera Andrian sudah dipenuhi kabur gairah. Tak akan bisa lagi perempuan itu beralasan lain apalagi anak-anak tidak berada di kamar lagi. "Mas mau sarapan apa? Biar aku siapkan dulu," katanya berusaha lepas dari pelukan Andrian yang makin erat dan menggebu."Sarapan kamu boleh, Sayang?" Andrian semakin berani. Mulai menciumi leher dan juga pundak sang istri."Jangan dulu, masih ada anak-anak di rumah. Jika mereka tiba-tiba ketuk pintu kayak kemarin, malah tidak nyaman. Lebih baik, biarkan aku masak supaya cepat sarapan dan meminta bantuan Bapak sama Ibu untuk menjaga anak-anak," kata Tari mencoba bernegosiasi. Dia, hanya perlu sedikit waktu untuk melayani suaminya. Menata jantung yang terus saja bertalu."Anak-anak sudah dibawa ngungsi sama Mas Radit. Di rumah ini tinggal kita berdua, Sayang. Mas sudah nggak sabar menantikan hari ini, apalagi melihat wajah cantikmu. Mas semakin nggak kuat menahannya." Andrian mulai melancarkan rayuan ke

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   116. Harus Berhasil

    Happy Reading*****Siang berlalu dan berganti sore. Sudah tidak ada tamu lagi di rumah Radit. Namun, ketiga buah hati Andrian dan juga ponakannya Tari tidak mau beranjak dari kamar pengantin. Mereka memonopoli perempuan yang baru saja menjadi istri Andrian.Sekarang, keempat anak-anak itu malah tidur di ranjang dengan Tari di tengah. Andrian yang duduk di sofa depan tempat tidur menatap malas pada anak-anak tersebut."Kenapa selalu saja ada gangguan saat aku ingin berduaan dengan istriku. Radit sama Haura memangnya nggak nyariin anaknya? Enak sekali mereka berdua. Bukan mereka yang jadi pengantin, tapi malah mereka yang berduaan," gerutu Andrian.Matanya mengawasi anak-anak dengan sangat iri karena mereka bisa tidur dipeluk oleh Tari. Jengkel dengan keadaan di kamarnya, Andrian keluar tanpa pamit pada sang istri. Turun, di ruang keluarga, terlihat Radit dan juga Ibrahim tengah berbincang, entah membahas apa. Andrian pun berniat untuk bergabung daripada suntuk memikirkan malam pertama

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   115. Gagal

    Happy Reading*****Ingin rasanya Andrian menghilang saat ini juga. Kenapa obrolan yang harusnya cuma untuknya dan sang istri harus didengar oleh ibu mertua. Jadi, tidak bisa menjalankan misi. "Saya nggak modus, Bu. Tari memang terlihat capek. Kasihan kalau sampai siang harus berdiri sampai sore," alibi Andrian."Tidak mungkin sampai sore. Sebelum Zuhur saja sudah habis. Lebay banget kamu."Ibrahim menatap istri dan menantunya bergantian. "Kalian berdua ini, kok, tidak pernah akur," katanya, "kalau Nak Andri mau istirahat duluan saja sana, tapi jangan lama-lama."Lelaki yang baru saja menjadi suami Tari itu memutar bola mata malas. Mana ada istirahat sendiri. Lebih baik di sini menemani sang istri. Tujuan utama istirahat Andrian adalah untuk melepas kerinduan jika sendirian mana bisa. Seketika, wajah gadis yang sudah dihalalkannya tersenyum. Tari seperti mengerti kekecewaan sang suami. "Lagian, Mas itu kenapa tidak sabaran banget.""Rinduku itu sudah seperti puncak Himalaya, Sayang

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   114. Sah

    Happy Reading*****Selesai salat berjemaah di masjid, Andrian bersiap-siap. Keluarga Ustaz Muhammad diminta menginap di rumahnya karena lelaki itu memang sudah tak memiliki keluarga di kota tersebut. Semua adiknya tinggal di pulau seberang bahkan si bungsu tinggal di negara sebelah sehingga mereka tidak bisa datang pada pernikahan ketiga Andrian.Anak-anak beserta istri sang Ustaz sedang dirias oleh MUA yang disewa terpisah oleh Andrian dari WO yang digunakan. Lelaki itu sudah siap dengan setelan jas serta kopiah. Dia duduk di ruang keluarga bersama Ustaz Muhammad menunggu yang lain untuk berangkat ke rumah Tari."Sudah siap Pak Andri?" tanya sang Ustaz."Insya Allah, sudah. Lahir batin sudah siap, Taz. Rasanya, pernikahan kali ini sangat menegangkan. Semalam hampir nggak tidur mikirin hari ini," jujur Andrian mengakui semua kegundahan hatinya.Sang ustaz tertawa. "Mungkin karena gadis yang Pak Andri nikahi sangat spesial. Makanya, mikirin terus.""Sepertinya begitu, Taz. Entahlah."

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   113. Pingitan

    Happy Reading*****Kembali dengan wajah ditekuk-tekuk, suasana hati Andrian memburuk. Pertemuan dengan WO yang dia sewa untuk pesta pernikahannya pun kurang bersemangat seperti hari sebelumnya. Semua karena kejujurannya yang menceritakan kejadian kemarin pada sang pujaan."Atur semua dengan baik, Pak. Saya percaya pada WO yang Bapak pimpin. Lagian tamu yang saya undang juga tidak banyak," kata Andrian pada pemilik organizer."Baik, Pak. Kami sudah menyiapkan dengan baik dan persiapan sudah hampir 50%," ucap sang organizer."Bagus, kita langsung ketemu di tempat acara saja karena mulai besok saya nggak bisa datang ke tempat tersebut.""Jadi, saya harus koordinasi dengan siapa, Pak?""Mungkin saudara kandung calon istri saya. Nanti, saya kirim nomor beliau. Tolong berikan yang terbaik dan turuti permintaan calon istri saya.""Baik, Pak. Saya bisa bergerak dari sekarang jika seperti itu.""Silakan." Andrian meninggalkan restoran cepat saji tempat janjian mereka. Dia kembali ke kantor de

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status