Share

Bab 58: Ketegangan yang Semakin Membara

Pagi berikutnya, Wulan bangun dengan perasaan yang lebih berat. Keputusan-keputusan yang harus diambil dan rahasia yang harus disimpan membuat pikirannya semakin penuh. Sinar matahari pagi yang menerobos melalui jendela kamarnya tidak mampu mengusir kegelapan yang kini mengelilingi hatinya.

Saat ia turun ke ruang makan, suasana rumah terasa lebih tegang dari biasanya. Dimas sedang berbicara dengan ibunya, dan meskipun suaranya terdengar lembut, ada nada ketidakpuasan yang samar-samar. Wulan mendekati meja makan dengan senyuman kecil, mencoba menyembunyikan perasaan yang bercampur aduk di dalam hatinya.

“Pagi, Mas,” sapa Wulan sambil memberikan ciuman di pipi Dimas.

Dimas menoleh dan membalas senyuman Wulan, meskipun terlihat sedikit canggung. “Pagi, sayang. Kamu tidur nyenyak?”

Wulan mengangguk, meskipun kenyataannya ia hampir tidak bisa tidur semalaman. Pikirannya terus-menerus dipenuhi oleh rencana-rencana dan kekhawatiran. Namun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status