Share

Bab 55: Ketidakpastian yang Menghantui

Pagi itu, Wulan bangun dengan perasaan yang berat. Ketegangan di rumah semakin terasa, seperti kabut yang tidak kunjung hilang. Meskipun Dimas mencoba tetap bersikap tenang, Wulan bisa merasakan bahwa beban yang ia pikul semakin berat setiap harinya. Proyek yang dihentikan sementara waktu itu menjadi ancaman yang terus menghantui pikiran Dimas, dan pada akhirnya, ikut mempengaruhi suasana di rumah.

Wulan turun ke dapur dan melihat ibu mertua serta Ana sedang sibuk menyiapkan sarapan. Mereka berdua terlihat akrab, saling berbincang dengan nada suara yang rendah. Ketika Wulan masuk, percakapan mereka berhenti tiba-tiba, dan suasana di dapur menjadi lebih sunyi.

“Selamat pagi, Bu,” sapa Wulan dengan senyum yang ia paksakan.

Ibu mertua Wulan menoleh dengan senyum tipis, “Pagi, Wulan. Sudah sarapan?”

“Belum, Bu. Saya mau bantu-bantu di sini dulu,” jawab Wulan sambil melangkah mendekat.

“Nggak usah, Wulan. Kamu k

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status