Share

Bab 54: Badai yang Mulai Mengeruh

Pagi itu, suasana di rumah terasa lebih sunyi dari biasanya. Dimas berangkat kerja lebih awal, tanpa sarapan dan tanpa kata-kata yang biasa diucapkannya kepada Wulan. Meskipun Wulan mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja, bayangan ketegangan yang tersirat di wajah Dimas tidak bisa ia lupakan.

Wulan duduk di meja makan, memandangi cangkir kopinya yang dingin. Kepalanya dipenuhi oleh berbagai macam pikiran, dari situasi yang dihadapi Dimas di kantor hingga langkah-langkah yang harus ia ambil untuk memastikan rencana balas dendamnya berjalan lancar. Namun, di balik semua itu, ada perasaan hampa yang semakin hari semakin sulit ia abaikan.

Ketika Wulan beranjak dari meja, ia mendengar suara pintu dibuka dengan pelan. Ana masuk ke ruang makan, dengan senyuman yang seolah tidak pernah lepas dari wajahnya. Senyuman itu, bagi orang lain mungkin terlihat ramah dan tulus, tapi bagi Wulan, ada sesuatu di balik senyuman itu yang membuatnya waspada.

"Apa a

Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status