Share

Bab 52: Gelombang Ketidakpastian

Hari-hari berlalu dengan cepat, tetapi rasa berat di hati Wulan tidak berkurang sedikit pun. Semakin dalam rencana ini berjalan, semakin Wulan merasakan bahwa kehidupannya mulai terjerat dalam jaring yang ia buat sendiri. Ia harus terus bermain dalam peran yang ia pilih—menjadi istri yang setia di hadapan Dimas, namun menjadi mastermind di balik kehancurannya di belakang layar.

Di meja makan pagi itu, suasana terasa canggung. Ana dan Ibunya, meskipun masih menunjukkan sikap sopan di depan Dimas, semakin sering menunjukkan sikap dingin saat Dimas tidak ada. Wulan merasakan ketegangan yang kian memuncak. Senyum yang dipaksakan di bibir Ana kini tidak lagi mampu menyembunyikan rasa tidak sukanya.

"Sarapan hari ini enak sekali, Mbak," kata Ana dengan nada yang terdengar manis, tetapi Wulan bisa merasakan adanya nada sinis di balik pujian itu. "Kamu memang selalu bisa membuat makanan enak."

Wulan membalas dengan senyum lembut. "Terima kasih, Ana. Aku senang kamu suka."

Meskipun percakapan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status