Share

Bab 22: Di Balik Senyuman

Pagi itu, Wulan berdiri di depan jendela kamarnya, membiarkan sinar matahari menembus tirai tipis yang menutupi kaca. Angin pagi menyapu wajahnya dengan lembut, membawa aroma segar dari taman belakang. Meski suasana terlihat damai, hatinya tetap bergejolak dengan seribu satu pikiran.

Hari-hari berlalu dengan rutinitas yang sama. Dimas pergi kerja lebih awal, meninggalkan Wulan sendirian bersama Bu Ratna dan Ana. Seperti biasa, wajah mereka berubah dari senyum yang hangat saat Dimas ada, menjadi dingin dan tajam begitu Dimas tidak lagi berada di rumah. Rasanya, rumah ini bukanlah tempat yang bisa ia sebut sebagai "rumah."

“Wulan, kamu sedang apa di situ?” suara dingin Bu Ratna terdengar dari belakang, memotong keheningan pagi yang masih sejuk.

Wulan menoleh, melihat ibu mertuanya berdiri di ambang pintu, menyilangkan tangan di depan dada. Ana berdiri di belakangnya, wajahnya yang selalu penuh senyuman kini dipenuhi dengan sinis.

“Tidak, Bu. Saya hanya melihat taman,” jawab Wulan pelan,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status