Share

Bab 26: Dalam Diam, Luka Menganga

Pagi hari berikutnya terasa berat bagi Wulan. Matanya masih terasa perih setelah semalaman terjaga. Meskipun ia tak menangis, hatinya seakan tercekik oleh rasa sakit yang tak terungkapkan. Dalam diamnya, Wulan selalu berusaha menguatkan diri, tapi hari ini, ada perasaan yang berbeda—lebih lelah, lebih patah.

Di sisi lain, Dimas masih seperti biasa. Ia memulai harinya dengan sikap ceria dan perhatian. Pagi ini, ia tampak lebih santai, mungkin karena tak ada rapat pagi seperti biasanya. Wulan menyiapkan sarapan seperti biasa, dan Dimas menemaninya di dapur, mengobrol ringan sambil sesekali mencuri pandang ke arah istrinya.

"Sayang, kamu baik-baik saja?" tanya Dimas lembut, menyadari keheningan Wulan yang lebih dari biasanya.

Wulan mengangguk dan tersenyum kecil, menyembunyikan segala resah yang berkecamuk di dalam dirinya. "Aku baik-baik saja, Mas. Hanya sedikit lelah."

Dimas menggenggam tangan Wulan, mengelusnya lembut. "Jangan terlalu memaksakan diri. Kamu sudah melakukan banyak hal d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status