Argebi seperti hilang dimuka bumi. Tidak pernah muncul didalam mimpi. Berkali kali Rafa memejamkan mata ingin berjumpa tapi mimpi itu tidak kunjung datang.
Semua yang terjadi ada didalam mimpi seorang Rafael. Mimpi yang terasa seperti kenyataan pahit. Tapi nyatanya hanyalah sebuah bunga tidur yang seharusnya tidak terlalu difikirkan.
Argebi, Setta, dan semua yang ada didalamnya hanyalah mimpi semata. Kecuali Rasel, dia adalah kekasih Rafael saat ini.
Wanita paruh baya berteriak keras membangunkan Rafa untuk berangkat kesekolah. Hari sudah mulai siang dan lelaki itu tidak kunjung membuka mata.
"Rafa bangun, jika tidak mama akan dobrak pintu ini"
Rafa membuka mata, silau cahaya matahari langsung menembus retina. Meluruskan kaki dan mulai turun dari kasur. Membuka kunci dengan perlahan.
Byur
Air mengguyur badan Rafa. Sang mama menyiram dengan se-ember air tanpa belas kasih. Rafa tentu tau hal ini akan terjadi, karena hampir setiap hari t
Rafael menduduki sebuah kursi taman yang letaknya tidak jauh dari rumah. Seperti ingin mencairkan otak dengan cara melihat pemandangan ditaman ini. Hari sudah senja, matahari ingin bergantian dengan bulan menjaga bumi yang indah. Rafa menghembuskan nafas kasar dan tanpa sengaja matanya menubruk sesuatu yang ingin ia temui. "Argebi" gumamnya Wanita yang ada didalam mimpinya. Wanita yang selalu ia tunggu kedatangannya. Perjumpaan ini yang selalu ia tunggu, tidak bisa dilewatkan Rafa langsung bergegas menghampiri wanita yang duduk di bawah pohon rindang. "Hai" Netra abu langsung menubruk netra milik Rafa. Rasanya seperti masuk lagi kedunia mimpi. Ini persis dengan wanita itu. Tidak ada bedanya. "Iya, ada yang bisa dibantu?" Rafa tersadar dari lamunannya. Menempati bokongnya disebelah gadis itu. "Boleh aku tau namamu?" "Namaku Argebi" Deg Sama, itu nama yang sama. Dan wajah yang sama. Kenapa semua ny
Argebi terus berlari dikegelapan hutan belantara. Tanpa tau jalan didepan nya ada banyak rintangan seperti apa.Semakin dalam berlari hanya ada kegelepan diujung tempat pelarian. Argebi ketakutan,bingung,tidak punya arah dan tujuan.Malam semakin larut rasa lelah sudah diderita Argebi melambatkan jalan hingga berjalan dengan gontai tapi mata waspada kemana-mana. Hanya ada rasa ketakutan yang mendera ia tidak tau lagi harus kemana.Argebi duduk disebuah akar pohon yang besar sekaligus berlindung. Tidak lama suara petir bergemuruh ditemani oleh angis kencang yang membuat dingin,suasana semakin mencekam tatkala terdengar suara langkah kaki mendekat.Argebi berlindung dibatang pohon yang rindang, sesekali mengintip ingin tau apakah ia ketahuan atau masih tetap aman. Suara langkah kaki itu terhenti, Argebi terkesima saat melihat seekor ayam mati didepannya. Darah hitam berceceran. Sungguh rasa takutnya tidak bi
Sebuah kenyataan baru diketahui jika semua yang terjadi dialam mimpi itu sudah pernah terjadi didunia sebelumnya. Apa kalian percaya akan reinkarnasi? Dimana jiwa seseorang yang sudah mati dihidup kan kembali.Tidak bisa berbuat dan merencanakan semaunya. Tetapi semua hal yang terjadi pada dunia sebelumnya lah yang terekam di dalam fikiran orang yang ditinggali jiwa tersebut. Semua sama, bahkan ingin menolak itu sudah ditakdirkan. Rafa yang sekarang harus menuntaskan sejarah yang pernah ada.Bertemu dengan Argebi sebenarnya adalah suatu keajaiban dan takdir yang memudahkan Rafa untuk menjawab semua teka teki yang terjadi. Ingin marah! Tapi pada siapa? Rafa hanya ingin hidup tanpa di hantui masalalu yang ia juga tidak tau itu siapa dan mengapa!"Aku akan jelaskan semuanya." Argebi menghembuskam nafas kasar lalu menduduki sofa dengan sekali hentakanUsai pertengkaran yang keduanya alami Rafa akhirnya mengalah dan ia meminta segala penjelasan yan
Darr Ledakan besar dengan api yang mulai bergejolak. Jeritan penumpang menggema meminta tolong. Pesawat jatuh kedalam laut menghilangkan api yang berkobar. Dar Ledakan sekali lagi menyemburkan air dengan serpihan rangka yang bergelimpangan. Mayat berserakan dibawah air biru yang terdalam. Senyum langka terbit dari arah langit. Menatap dengan puas apa yang telah dikerjakan. Pergi terbang membawa raga menjauh dari perairan. * Mata mengarah ke cermin besar yang ada dihadapan. Menatap wajah merah yang sudah mengeluarkan air mata berkali-kali. Kehilangan seseorang memang menyakitkan. Tapi apakah pernah kau merasakan kehilangan hewan yang kau sayang? Mati mengenaskan di depan mata kepala. Berdarah dan tercabik seperti di makan binatang buas. Rasa sesak mendominasi. Itu yang dirasakan wanita berparas cantik ini. Berjam-jam hanya menangisi hewan kesayangan yang mati denga
Tiba-tiba datang banyak nya orang berbondong untuk melihat kejadian. Padahal tadi Gebi tidak melihat satupun orang disana. Lalu dari mana saja mereka. Argebi berlari memasuki sekolah. Ikut mengerubungi hal yang tampak sedang dipertontonkan. "Hahaha cupu" Lelaki yang jatuh dari ketinggian berdiri dengan tawaan. Membuat orang orang panik tidak terkira. Darah yang mengalir dikepala menetes melewati wajah. Tapi, mengapa tidak merasakan apa-apa? Gebi menahan nafas. Mundur beberapa langkah dan berlari menuju kelas. Yang ada diotaknya adalah, laki-laki itu sudah tiada. Lalu siapa dia? mengapa masuk dengan seenaknya ketubuh seseorang yang baru saja mati. Gebi menelusur kelas. KosongKarena semua sibuk menatap kearah mayat hidup. Aaaa Teriakan orang membuat Gebi tersentak dan menuju keluar. Lelaki itu? ingin lompat dari tingkat dua. Tempatnya berada saat ini. Itu artinya, hal yang dilihatnya tadi hanya ilusi. Da
Argebi menjauhkan diri dari penglihatan lelaki berseragam. Mencoba memikirkan hal yang sedari tadi mengganggu otaknya. Permintaan lelaki ini tidaklah mudah. Argebi tidak bisa gegabah hanya karena satu orang saja. Hidupnya sudah rumit lalu mengapa sekarang lelaki itu datang membawa masalah baru untuk hidupnya. "Bagaimana" Tepukan dibahu membuat Argebi menoleh kearah samping. "Aku tidak bisa" "Kalau gitu mengapa kau menyuruhku untuk tetap hidup dan mengapa kau katakan ingi membantu?" Lelaki itu emosi sehingga membanting makanan yang ada ditangan kanannya. "Semua begitu sulit" "Tidak. Jika kau rela" Lelaki itu meminta untuk dia bercinta dengan Argebi. Hanya demi membuat sang mantan kekasih menyesal. Lalu mengapa Argebi yang kena? siapa lelaki ini yang mampu membuat harga diri Argebi menghilang. "Pergi. Jika kau hanya ingin itu" Perkataan penuh penekanan terlontar membuat lelaki itu semakin meredam amarah. "
"Tolong" rintihan melemahkan perhatian. Memilukan pendengar, alam seakan membantu jika dirinya mati mengenaskan.Hujan deras membuat suaranya teredam. Tidak ada yang mendengarkan itu bisa menyebabkan hal yang fatal. Seorang lelaki hampir sekarat dengan tusukan bagian perut. Merintih kesakitan dibawah kolong jembatan.Argebi berjalan dengan santai menuju rumah. Angin kencang menerbangkan payung bening miliknya. Tidak ingin basah dia berlari kearah kolong jembatan, setidaknya bisa berteduh untuk sementara."To-long"Rintihan terdengar memilukan. Tapi malah mengerikan untuk Gebi. Mengelus tengkuknya yang dingin karena cuaca dan suara.Menatap kearah lorong jembatan yang panjang. Arus Sungai deras akibat hujan. Gelap, penglihatan Argebi tidak bisa menembus kedalam sana.Mengeluarkan handphone miliknya dan menghidupkan mode senter. Mata Argebi membelalak melihat seorang lelaki memakai
Diberi senyuman hangat "Good morning" tanpa rasa bersalah."Aku hanya mencoba membuat makanan untukmu"Gebi menggelengkan kepala. Lalu acuh pergi meninggalkan lelaki tampan tapi gila. menurutnya"Sudah jadi" Dengan semangat Setta meletak sushi buatannya dengan resep yang sudah diganti dari pembuatan umum.Argebi memandang dingin kearah makanan. Tapi bukan berarti tidak ingin mencoba, karena makanan tidak boleh dibuang. Itu menyesatkanMenyuap satu sushi buatan Setta kemulut. Sambil memejamkan mata menikmati hidangan. Setta tersenyum berharap satu kata saja keluar dari mulut Gebi.Tapi, tidak kunjung didengar."Hm Hakkan, ini lumayan" penuturan Gebi meyorak kan hati Setta. Rasanya ingin membuat yang lebih banyak lagi."Apa kau sudah coba?" Setta menggeleng"Cobalah"Setta
Sebuah kenyataan baru diketahui jika semua yang terjadi dialam mimpi itu sudah pernah terjadi didunia sebelumnya. Apa kalian percaya akan reinkarnasi? Dimana jiwa seseorang yang sudah mati dihidup kan kembali.Tidak bisa berbuat dan merencanakan semaunya. Tetapi semua hal yang terjadi pada dunia sebelumnya lah yang terekam di dalam fikiran orang yang ditinggali jiwa tersebut. Semua sama, bahkan ingin menolak itu sudah ditakdirkan. Rafa yang sekarang harus menuntaskan sejarah yang pernah ada.Bertemu dengan Argebi sebenarnya adalah suatu keajaiban dan takdir yang memudahkan Rafa untuk menjawab semua teka teki yang terjadi. Ingin marah! Tapi pada siapa? Rafa hanya ingin hidup tanpa di hantui masalalu yang ia juga tidak tau itu siapa dan mengapa!"Aku akan jelaskan semuanya." Argebi menghembuskam nafas kasar lalu menduduki sofa dengan sekali hentakanUsai pertengkaran yang keduanya alami Rafa akhirnya mengalah dan ia meminta segala penjelasan yan
Argebi terus berlari dikegelapan hutan belantara. Tanpa tau jalan didepan nya ada banyak rintangan seperti apa.Semakin dalam berlari hanya ada kegelepan diujung tempat pelarian. Argebi ketakutan,bingung,tidak punya arah dan tujuan.Malam semakin larut rasa lelah sudah diderita Argebi melambatkan jalan hingga berjalan dengan gontai tapi mata waspada kemana-mana. Hanya ada rasa ketakutan yang mendera ia tidak tau lagi harus kemana.Argebi duduk disebuah akar pohon yang besar sekaligus berlindung. Tidak lama suara petir bergemuruh ditemani oleh angis kencang yang membuat dingin,suasana semakin mencekam tatkala terdengar suara langkah kaki mendekat.Argebi berlindung dibatang pohon yang rindang, sesekali mengintip ingin tau apakah ia ketahuan atau masih tetap aman. Suara langkah kaki itu terhenti, Argebi terkesima saat melihat seekor ayam mati didepannya. Darah hitam berceceran. Sungguh rasa takutnya tidak bi
Rafael menduduki sebuah kursi taman yang letaknya tidak jauh dari rumah. Seperti ingin mencairkan otak dengan cara melihat pemandangan ditaman ini. Hari sudah senja, matahari ingin bergantian dengan bulan menjaga bumi yang indah. Rafa menghembuskan nafas kasar dan tanpa sengaja matanya menubruk sesuatu yang ingin ia temui. "Argebi" gumamnya Wanita yang ada didalam mimpinya. Wanita yang selalu ia tunggu kedatangannya. Perjumpaan ini yang selalu ia tunggu, tidak bisa dilewatkan Rafa langsung bergegas menghampiri wanita yang duduk di bawah pohon rindang. "Hai" Netra abu langsung menubruk netra milik Rafa. Rasanya seperti masuk lagi kedunia mimpi. Ini persis dengan wanita itu. Tidak ada bedanya. "Iya, ada yang bisa dibantu?" Rafa tersadar dari lamunannya. Menempati bokongnya disebelah gadis itu. "Boleh aku tau namamu?" "Namaku Argebi" Deg Sama, itu nama yang sama. Dan wajah yang sama. Kenapa semua ny
Argebi seperti hilang dimuka bumi. Tidak pernah muncul didalam mimpi. Berkali kali Rafa memejamkan mata ingin berjumpa tapi mimpi itu tidak kunjung datang.Semua yang terjadi ada didalam mimpi seorang Rafael. Mimpi yang terasa seperti kenyataan pahit. Tapi nyatanya hanyalah sebuah bunga tidur yang seharusnya tidak terlalu difikirkan.Argebi, Setta, dan semua yang ada didalamnya hanyalah mimpi semata. Kecuali Rasel, dia adalah kekasih Rafael saat ini.Wanita paruh baya berteriak keras membangunkan Rafa untuk berangkat kesekolah. Hari sudah mulai siang dan lelaki itu tidak kunjung membuka mata."Rafa bangun, jika tidak mama akan dobrak pintu ini"Rafa membuka mata, silau cahaya matahari langsung menembus retina. Meluruskan kaki dan mulai turun dari kasur. Membuka kunci dengan perlahan.ByurAir mengguyur badan Rafa. Sang mama menyiram dengan se-ember air tanpa belas kasih. Rafa tentu tau hal ini akan terjadi, karena hampir setiap hari t
Rafael bergegas menuju sebuah tempat. Ruangan besar tanpa barang barang, membuat ruang terlihat sangat lebar dan lapang.Berjalan cepat tidak memberi jeda pada setiap langkah kaki. Memasuki satu ruangan yang ada dan terdapat banyaknya senjata didalam sana.Rafael memilih satu persatu yang menurutnya perlu untuk digunakan. Masih sibuk dengan kegiatannya seorang wanita berpakaian serba hitam masuk."Fael, sudah selesai?"Tanpa melihat Rafa sudah tau jelas siapa itu. Wanita itu adalah seseorang yang selalu membantunya kala sedang bingung. Termasuk dalam pencarian Argebi, dia terlibat didalamnya."Sudah"Rafa menjinjing sebuah tas ditangan. Membawa untuk duduk dikursi persis ditengah ruangan."Apa aku bisa bertemu dengannya lagi Rasel?"Wanita itu tersenyum simpul dan sedikit mengangguk. Menepuk bahu Rafa pelan tanda semangat. "Kalau kau berusaha, itu pasti""Bagaimana jika dia dibunuh"Rasel menarik
Argebi tertatih berjalan akibat kakiny ditendang berkali kali oleh Setta karena terus saja memberontak untuk pergi. Bagaimanapun juga tenaga yang ia punya tidak sebanding dengan tenaga lelaki.Ia hanyalah wanita biasa dengan keterbatasan fisik lemah. Untuk saat ini mungkin Argebi masih syok atas semua kejadian yang menimpa. Belum bisa mencerna apapun yang terjadi didepan mata.Yang ia harapkan hanyalah bisa melihat masadepan seperti dulu. Ternyata tidak mengetahui kejadian buruk seperti ini jauh lebih mengguncang mentalnya dari pada mengetahui dari awal.Setidaknya tidak mengejutkan untuk jantung.Kejadian demi kejadian terekam jelas dimemori ingatan Argebi. Mulai dari pertemuan pertama kali dengan Setta, menolongnya, tinggal bersama membuat sebuah memori sedikit indah untuk dikenang. Lalu? mengapa akhir dari sebuah kebusukan telah terbongkar menghancurkan hati yang utuh. Hati mulai merapuh meratap tidak percaya.Jika orang yang dipercaya aka
Rafael mengemudikan audi putih dengan kencang saat melihat Setta membawa Argebi secara paksa.Sudah menduga, jika Setta bukan lelaki baik-baik. Dari tatapan pertama kali hingga ia tau Setta anak pemilik sekolah. Sedangkan pemilik sekolah ini bisa dibilang tidak pernah ter-ekspos ke media ataupun publik.Itu karena kedua orangtua Setta memiliki gangguan jiwa. Maka Setta lah yang meneruskan untuk memimpin sekolah. Tapi tidak bisa dipungkiri jika Setta bukannya meneruskan tapi malah mengabaikan. Malah berencana membunuh semua orang. Dan itu Rafael dengar sebelum Setta maju menampak kan diri dihadapan semua siswa.Ia merencanakan pembunuhan di sekolahnya sendiri. Rafael bergegas mencari keberadaan Argebi, dan ia mendengar jika Rea menelvon saat itu. Demi keselamatan, Rafa membius Rea dan meletak digudang.Rafa berlari sekencang mungkin menuju toilet. Tidak lama suara tembakan yang memakan korban ratusan orang terdengar memekakkan. Rafael membelala
Sebagian malam sudah termakan oleh waktu. Menjelang pagi, Setta dan Argebi tertidur dengan posisi Gebi meletakkan kepalanya dikedua paha milik Setta yang tidur terduduk.Sungguh, Setta fikir akan ada jalan lain dilorong ini. Tapi ternyata tidak sama sekali. Hanya ada terowongan panjang dengan jalan buntu diujung. Setidaknya mereka bisa menyelamatkan diri dari segala yang mengancam.Tidak tau apa yang terjadi diluar sana. Tapi firasat Setta mengatakan kalau bahaya menyapa keduanya berharap menyambut kedatangan dukacita dengan senyum gembira."Ar, bangun"Mata abu terbuka lebar, sebenarnya Gebi tidak pulas dalam tidurnya. Tapi tetap memejamkan mata mencoba berpikir positif kalau mereka baik-baik saja. Duduk dari pembaringan, mengucek mata yang belum terbuka sempurna."Ayo kita keluar"Setta berdiri dan mengapit jari jemari Gebi ditangan miliknya. Berharap jika semua yang didengar hanyalah kembang api yang diledakan. Bersuka cita hingga tawa re
Jam berputar hingga menunjukkan larut malam. Rea tidak kunjung datang, dan Argebi sedari tadi duduk di ubin dingin sembari melihat kesana kemari.Mencari keberadaan Rea, atau bahkan murid lain yang akan ketoilet sebelum tidur. Argebi mendesah kecewa tidak ada satupun orang yang datang untuk menolongnya.Mengarah ke Setta, terpejam sambil menyenderkan punggung ketembok. Bagaimana bisa orang terpenting hilang tidak ada yang mencarinya?"Setta, telvon guru""Aku tidak bawa handphone" Argebi menyernyit heran merasa lelah. Ia ingin bersenang-senang dihari ulangtahun sekolah tapi mengapa sekarang malah terjebak ditoilet bersama Setta."Aku berkata pada mereka kalau aku pulang"Rasa sesak semakin menguasai dada. Bermalam ditempat yang gelap apa itu bisa menyenyakkan tidur?, tentu tidak. Argebi tidak bisa tidur dalam posisi panik.Siapa yang mengunci? batin Gebi sedari tadi bergejolak ingin tau. Sebanyak itu orang yang jijik terhadap di