Rafael bergegas menuju sebuah tempat. Ruangan besar tanpa barang barang, membuat ruang terlihat sangat lebar dan lapang.
Berjalan cepat tidak memberi jeda pada setiap langkah kaki. Memasuki satu ruangan yang ada dan terdapat banyaknya senjata didalam sana.
Rafael memilih satu persatu yang menurutnya perlu untuk digunakan. Masih sibuk dengan kegiatannya seorang wanita berpakaian serba hitam masuk.
"Fael, sudah selesai?"
Tanpa melihat Rafa sudah tau jelas siapa itu. Wanita itu adalah seseorang yang selalu membantunya kala sedang bingung. Termasuk dalam pencarian Argebi, dia terlibat didalamnya.
"Sudah"
Rafa menjinjing sebuah tas ditangan. Membawa untuk duduk dikursi persis ditengah ruangan.
"Apa aku bisa bertemu dengannya lagi Rasel?"
Wanita itu tersenyum simpul dan sedikit mengangguk. Menepuk bahu Rafa pelan tanda semangat. "Kalau kau berusaha, itu pasti"
"Bagaimana jika dia dibunuh"
Rasel menarik
Argebi seperti hilang dimuka bumi. Tidak pernah muncul didalam mimpi. Berkali kali Rafa memejamkan mata ingin berjumpa tapi mimpi itu tidak kunjung datang.Semua yang terjadi ada didalam mimpi seorang Rafael. Mimpi yang terasa seperti kenyataan pahit. Tapi nyatanya hanyalah sebuah bunga tidur yang seharusnya tidak terlalu difikirkan.Argebi, Setta, dan semua yang ada didalamnya hanyalah mimpi semata. Kecuali Rasel, dia adalah kekasih Rafael saat ini.Wanita paruh baya berteriak keras membangunkan Rafa untuk berangkat kesekolah. Hari sudah mulai siang dan lelaki itu tidak kunjung membuka mata."Rafa bangun, jika tidak mama akan dobrak pintu ini"Rafa membuka mata, silau cahaya matahari langsung menembus retina. Meluruskan kaki dan mulai turun dari kasur. Membuka kunci dengan perlahan.ByurAir mengguyur badan Rafa. Sang mama menyiram dengan se-ember air tanpa belas kasih. Rafa tentu tau hal ini akan terjadi, karena hampir setiap hari t
Rafael menduduki sebuah kursi taman yang letaknya tidak jauh dari rumah. Seperti ingin mencairkan otak dengan cara melihat pemandangan ditaman ini. Hari sudah senja, matahari ingin bergantian dengan bulan menjaga bumi yang indah. Rafa menghembuskan nafas kasar dan tanpa sengaja matanya menubruk sesuatu yang ingin ia temui. "Argebi" gumamnya Wanita yang ada didalam mimpinya. Wanita yang selalu ia tunggu kedatangannya. Perjumpaan ini yang selalu ia tunggu, tidak bisa dilewatkan Rafa langsung bergegas menghampiri wanita yang duduk di bawah pohon rindang. "Hai" Netra abu langsung menubruk netra milik Rafa. Rasanya seperti masuk lagi kedunia mimpi. Ini persis dengan wanita itu. Tidak ada bedanya. "Iya, ada yang bisa dibantu?" Rafa tersadar dari lamunannya. Menempati bokongnya disebelah gadis itu. "Boleh aku tau namamu?" "Namaku Argebi" Deg Sama, itu nama yang sama. Dan wajah yang sama. Kenapa semua ny
Argebi terus berlari dikegelapan hutan belantara. Tanpa tau jalan didepan nya ada banyak rintangan seperti apa.Semakin dalam berlari hanya ada kegelepan diujung tempat pelarian. Argebi ketakutan,bingung,tidak punya arah dan tujuan.Malam semakin larut rasa lelah sudah diderita Argebi melambatkan jalan hingga berjalan dengan gontai tapi mata waspada kemana-mana. Hanya ada rasa ketakutan yang mendera ia tidak tau lagi harus kemana.Argebi duduk disebuah akar pohon yang besar sekaligus berlindung. Tidak lama suara petir bergemuruh ditemani oleh angis kencang yang membuat dingin,suasana semakin mencekam tatkala terdengar suara langkah kaki mendekat.Argebi berlindung dibatang pohon yang rindang, sesekali mengintip ingin tau apakah ia ketahuan atau masih tetap aman. Suara langkah kaki itu terhenti, Argebi terkesima saat melihat seekor ayam mati didepannya. Darah hitam berceceran. Sungguh rasa takutnya tidak bi
Sebuah kenyataan baru diketahui jika semua yang terjadi dialam mimpi itu sudah pernah terjadi didunia sebelumnya. Apa kalian percaya akan reinkarnasi? Dimana jiwa seseorang yang sudah mati dihidup kan kembali.Tidak bisa berbuat dan merencanakan semaunya. Tetapi semua hal yang terjadi pada dunia sebelumnya lah yang terekam di dalam fikiran orang yang ditinggali jiwa tersebut. Semua sama, bahkan ingin menolak itu sudah ditakdirkan. Rafa yang sekarang harus menuntaskan sejarah yang pernah ada.Bertemu dengan Argebi sebenarnya adalah suatu keajaiban dan takdir yang memudahkan Rafa untuk menjawab semua teka teki yang terjadi. Ingin marah! Tapi pada siapa? Rafa hanya ingin hidup tanpa di hantui masalalu yang ia juga tidak tau itu siapa dan mengapa!"Aku akan jelaskan semuanya." Argebi menghembuskam nafas kasar lalu menduduki sofa dengan sekali hentakanUsai pertengkaran yang keduanya alami Rafa akhirnya mengalah dan ia meminta segala penjelasan yan
Darr Ledakan besar dengan api yang mulai bergejolak. Jeritan penumpang menggema meminta tolong. Pesawat jatuh kedalam laut menghilangkan api yang berkobar. Dar Ledakan sekali lagi menyemburkan air dengan serpihan rangka yang bergelimpangan. Mayat berserakan dibawah air biru yang terdalam. Senyum langka terbit dari arah langit. Menatap dengan puas apa yang telah dikerjakan. Pergi terbang membawa raga menjauh dari perairan. * Mata mengarah ke cermin besar yang ada dihadapan. Menatap wajah merah yang sudah mengeluarkan air mata berkali-kali. Kehilangan seseorang memang menyakitkan. Tapi apakah pernah kau merasakan kehilangan hewan yang kau sayang? Mati mengenaskan di depan mata kepala. Berdarah dan tercabik seperti di makan binatang buas. Rasa sesak mendominasi. Itu yang dirasakan wanita berparas cantik ini. Berjam-jam hanya menangisi hewan kesayangan yang mati denga
Tiba-tiba datang banyak nya orang berbondong untuk melihat kejadian. Padahal tadi Gebi tidak melihat satupun orang disana. Lalu dari mana saja mereka. Argebi berlari memasuki sekolah. Ikut mengerubungi hal yang tampak sedang dipertontonkan. "Hahaha cupu" Lelaki yang jatuh dari ketinggian berdiri dengan tawaan. Membuat orang orang panik tidak terkira. Darah yang mengalir dikepala menetes melewati wajah. Tapi, mengapa tidak merasakan apa-apa? Gebi menahan nafas. Mundur beberapa langkah dan berlari menuju kelas. Yang ada diotaknya adalah, laki-laki itu sudah tiada. Lalu siapa dia? mengapa masuk dengan seenaknya ketubuh seseorang yang baru saja mati. Gebi menelusur kelas. KosongKarena semua sibuk menatap kearah mayat hidup. Aaaa Teriakan orang membuat Gebi tersentak dan menuju keluar. Lelaki itu? ingin lompat dari tingkat dua. Tempatnya berada saat ini. Itu artinya, hal yang dilihatnya tadi hanya ilusi. Da
Argebi menjauhkan diri dari penglihatan lelaki berseragam. Mencoba memikirkan hal yang sedari tadi mengganggu otaknya. Permintaan lelaki ini tidaklah mudah. Argebi tidak bisa gegabah hanya karena satu orang saja. Hidupnya sudah rumit lalu mengapa sekarang lelaki itu datang membawa masalah baru untuk hidupnya. "Bagaimana" Tepukan dibahu membuat Argebi menoleh kearah samping. "Aku tidak bisa" "Kalau gitu mengapa kau menyuruhku untuk tetap hidup dan mengapa kau katakan ingi membantu?" Lelaki itu emosi sehingga membanting makanan yang ada ditangan kanannya. "Semua begitu sulit" "Tidak. Jika kau rela" Lelaki itu meminta untuk dia bercinta dengan Argebi. Hanya demi membuat sang mantan kekasih menyesal. Lalu mengapa Argebi yang kena? siapa lelaki ini yang mampu membuat harga diri Argebi menghilang. "Pergi. Jika kau hanya ingin itu" Perkataan penuh penekanan terlontar membuat lelaki itu semakin meredam amarah. "
"Tolong" rintihan melemahkan perhatian. Memilukan pendengar, alam seakan membantu jika dirinya mati mengenaskan.Hujan deras membuat suaranya teredam. Tidak ada yang mendengarkan itu bisa menyebabkan hal yang fatal. Seorang lelaki hampir sekarat dengan tusukan bagian perut. Merintih kesakitan dibawah kolong jembatan.Argebi berjalan dengan santai menuju rumah. Angin kencang menerbangkan payung bening miliknya. Tidak ingin basah dia berlari kearah kolong jembatan, setidaknya bisa berteduh untuk sementara."To-long"Rintihan terdengar memilukan. Tapi malah mengerikan untuk Gebi. Mengelus tengkuknya yang dingin karena cuaca dan suara.Menatap kearah lorong jembatan yang panjang. Arus Sungai deras akibat hujan. Gelap, penglihatan Argebi tidak bisa menembus kedalam sana.Mengeluarkan handphone miliknya dan menghidupkan mode senter. Mata Argebi membelalak melihat seorang lelaki memakai