Share

19. Salah paham

Penulis: Sindi Aulia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-05 19:17:04

"Nyonya, sebentar lagi jam makan siang, apa Anda ingin saya belikan makanan?" Ara yang sedang membaca sebuah laporan langsung mendongak menatap Carol.

"Oh iya kah? Ya sudah ayo pergi keluar, kita cari makan." sahut Ara menutup leptopnya dan kembali menyimpan dokumen yang ada di tangannya.

Sejak pagi tadi, Ara sudah berada di kantor miliknya ditemani oleh Carol. Banyaknya tawaran kerjasama, membuat wanita itu sangat sibuk beberapa hari ini. Belum lagi undangan dari para istri konglomerat yang kini sering berseliweran di mejanya, membuat Ara hanya bisa menghela napas pasrah.

"Kemana kita akan pergi, Nyonya?" tanya Carol saat dirinya sudah duduk di kursi kemudi.

"Sebentar," Ara bergerak meraih ponselnya yang tiba-tiba berdenting. Saat dilihat, ternyata itu pesan dari sang suami yang mengingatkannya untuk makan siang.

Melihat emotikon love yang tersemat diakhir kalimat, senyum Ara seketika mengembang. Sejak pulang dari acara bulan madu seminggu yang lalu, Ghazi memang menjadi lebih han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    20. Baju dinas

    "Ara, where are you ...?" Ara yang sedang bermain dengan seekor landak langsung menoleh ketika suara Luisa terdengar. "Aku di sini Kak." sahut Ara ikut berseru. Tak lama kemudian, terlihatlah Luisa yang berjalan kearahnya. Seperti biasa, wanita itu berpaikan sexy, dengan rambut ikal yang digerai."Ayo pergi ke sini Ra, hari ini grand opening. Pasti banyak diskon di sana." Kedua alis Ara bertaut ketika matanya menatap gambar yang ada di ponsel Luisa."Toko pakaian dalam?" Luisa langsung mengangguk. Wanita itu mengambil duduk di samping Ara."Iya, kan kemarin kamu bilang kamu belum punya pakaian dinas, ya sudah ayo beli sekarang. Biar nanti malam, kamu bisa langsung eksekusi." sahut Luisa mengedipkan mata.Ara tersenyum canggung. Memang benar, kemarin dia sempat meminta Luisa untuk memberinya pencerahan tentang urusan ranjang, karena kelihatannya wanita itu tahu banyak, walau dirinya belum menikah. Tetapi Ara sama sekali tak menyangka, kalau Luisa akan menanggapinya seserius ini."Meman

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    21. Bercinta

    Ara memandang pantulan dirinya sendiri di dalam kaca besar yang ada di kamarnya. Tubuh ideal berbalut gaun tidur wanita itu terlihat sangat menawan. Rambut hitam legamnya, tergelung menampilkan leher putih mulus tanpa cela. Make up tipis yang Ara gunakan, menambah kesan segar di wajahnya yang juita. Malam ini, Ara akan membuat Ghazi bertekuk lutut padanya. Ketika mendengar pintu kamarnya diketuk, Ara bergegas membukanya. Terlihatlah Carol yang langsung terkesiap, saat melihat penampilan sang nyonya."Anda terlihat sangat cantik, Nyonya." pujinya tanpa sadar. Bukannya merasa tersanjung, Ara semakin gugup."Apa ini berlebihan?" Carol menggeleng."Sama sekali tidak. Anda terlihat sempurna." sahutnya. Ara menghela napas lega. Wanita itu mengedarkan pandangan, memastikan kalau tidak ada orang lain lagi yang melihatnya."Apa tuan masih ada di ruang kerjanya?" tanya Ara. Ia memang sengaja menyuruh Carol datang kemari, untuk bisa membantunya memanggil Ghazi."Masih, Nyonya. Apa perlu saya se

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    22. Perasaan wanita

    Gemericik hujan terdengar syahdu dari dalam cafe kecil yang terasa hangat. Ara terlihat duduk menikmati secangkir coklat panas yang tersaji di depannya. Setengah jam yang lalu, wanita itu baru saja bertemu dengan salah satu klien, dan memutuskan untuk meneduh karena hujan turun sangat deras."Carol, apa kamu sudah punya pasangan?" Carol yang sedang menambahkan gula ke dalam kopinya seketika tersenyum tipis."Belum, Nyonya. Salah satu syarat bekerja dengan Tuan adalah tidak memiliki pasangan, dan tidak boleh berhubungan dengan siapapun termasuk keluarga." sahutnya."Loh? Aturan macam apa itu? Bukankah itu berarti kebebasan kalian telah dibeli?" tanya Ara tak habis pikir. Sungguh ia nya baru tahu kalau Ghazi menetapkan sebuah aturan yang menurutnya terlalu berlebihan. Ara sendiri juga punya banyak pekerja, tetapi ia tak pernah memberi aturan sekejam itu. Carol menggeleng. Matanya masih fokus menatap gelas kopi miliknya. "Itu hanya berlaku selama kami terikat dengan Tuan, Nyonya. Kalau k

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    23. Potongan puzzle

    Tik, tok, tik, tok.Suara detak jarum jam terus menggema mengisi keheningan yang melingkupi sebuah ruangan temaram. Di dalamnya, terlihat seorang wanita yang tengah duduk di kursi tunggal berwarna merah, sembari menikmati segelas koktail ditangannya. Menyesap sedikit demi sedikit, membiarkan minuman penggugah hasrat itu perlahan membasahi kerongkongannya. Menghadirkan rasa nikmat disetiap teguknya."Bawa dia kemari."Suara wanita itu mengalun rendah memecah keheningan. Membuat salah satu pria yang sedari tadi berdiri di belakangnya, seketika mengangguk dan melangkah keluar.Hanya sepersekian detik, pria itu kembali diikuti oleh dua orang lain yang memapah seorang pria yang terlihat tak berdaya. Wajah pria itu babak belur, dengan banyak sayatan pisau di tubuhnya."Lepaskan dia." Bruk! Kaki yang tak siap menopang tubuhnya sendiri, membuat pria itu terjatuh berlutut tak jauh dari si wanita. "Bagaimana kabarmu hari ini? Apa menyenangkan?" Pria yang sedari tadi menunduk, perlahan mendonga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    24. Kejujuran

    "Nyonya, apa Anda sudah sarapan?" Ara hanya diam mengabaikan seruan Carol. Wanita itu tampak berdiri di balkon kamarnya, sembari memandang langit biru yang kini dipenuhi gumpalan kapas putih. Ini adalah hari kedua setelah Ara mengetahui kebohongan Ghazi, dan selama itu pula, dirinya hanya berdiam diri di dalam kamar. Ghazi yang sedang bekerja di luar kota pun membuat Ara tak perlu memikirkan cara untuk menghindari pria itu. "Saya sudah sarapan Carol." sahut Ara. Ia bisa melihat Carol yang kini menghela napas lega, dari balik ponsel miliknya yang ia sambungan dengan CCTV di bagian luar."Syukurlah kalau begitu, Nyonya. Saya juga ingin memberitahu Anda kalau Tuan akan pulang hari ini." Mendengar ucapan Carol, wajah Ara langsung berubah cemas. Wanita itu bergegas masuk ke dalam kamar, dan mulai mengemasi barang-barang miliknya. Ia benar-benar belum siap kalau harus bertemu kembali dengan Ghazi. Sebab Ara masih sangat merasa kesal sekaligus kecewa pada pria itu."Anda ingin pergi keman

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    25. Kecelakaan pesawat

    "Saya mau tidur di luar."Ghazi yang baru saja selesai mandi sontak mendelik. Pria itu melempar handuknya asal, dan beranjak duduk di samping Ara."Saya nggak setuju. Saya nggak mau tidur sendirian Ra." sahutnya menolak.Sejak pertengkaran mereka kemarin, Ara memang menjaga jarak dari Ghazi dan mendiami pria itu. Sebenarnya Ara sendiri tak tega bersikap demikian kepada sang suami. Karena ia bisa memahami, kalau tindakan Ghazi itu adalah hal yang cukup wajar dilakukan. Pria itu hanya tak mau dibenci oleh istrinya sendiri. Dan Ara juga tidak bisa menyalahkan Ghazi atas kematian sang papa. Sebab Dany menyelidiki kasus itu, murni atas tuntunan pekerjaan, dan kemauannya sendiri. Bahkan kalau dipikir-pikir, Ara seharusnya membantu pria itu untuk segera menemukan pelakunya, agar ia juga bisa tahu siapa dalang dibalik kecelakaan sang papa.Namun, Ara tetap tidak bisa memaafkan Ghazi begitu saja. Hatinya sudah terlanjur kecewa, karena pria itu tak bisa menepati ucapannya sendiri. Ara masih san

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    26. Pin rubah

    "Motor siapa ini Ra?"Ara yang sedang berkaca disalah satu spion sepeda motor pun menoleh. Senyum manis seketika mengembang di bibirnya, saat melihat Ghazi yang sudah rapi dengan pakaian yang sebelumnya telah ia siapkan. "Ayo kita ke pasar pakai ini Mas." ucap Ara menepuk pelan jok motor matic yang ada di sampingnya.Hari ini Ara ingin menghabiskan waktunya bersama Ghazi. Pagi-pagi sekali wanita itu meminta Carol untuk mencarikannya sebuah sepeda motor, dan hanya butuh sepuluh menit, Carol sudah kembali membawa apa yang Ara minta."Kamu serius? Saya sudah lama nggak naik motor loh Ra," sahut Ghazi terlihat ragu.Ara mengibaskan tangannya ke udara. "Ah, pasti bisa kok. Kamu naik sepeda saja bisa, masa naik motor nggak bisa?" Ghazi nampak menggaruk pelipisnya pelan. Keraguan tercetak jelas di wajahnya yang tampan. "Naik mobil saja ya Ra?" Ara menggeleng. "Saya maunya pakai ini Mas. Ayolah sekali-kali ... " Wanita itu mengatupkan kedua tangannya di depan dada.Kalau sudah melihat sang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    27. Kembali mengingat

    "Menurutmu apa arti mahkota di sini?"Willy meraih pin kecil yang ada ditangan Ghazi. Maniknya menelisik setiap bagian yang ada di sana. "Mahkota itu lambang kekuasaan, legitimasi, keabadian, kejayaan, kemakmuran dan kehidupan setelah kematian bagi pemakainya. Dan biasanya mahkota itu dipakai oleh seorang Raja atau Ratu." ucap Willy. Pria itu nampak terpegun dengan kalimatnya sendiri. "Bukankah ini berarti ... ""Belum tentu." sahut Ghazi. Melihat ekspresi Willy, Ghazi langsung tahu apa yang pria itu pikirkan. Willy pasti beranggapan, kalau pin itu milik sang ratu atau si pelaku utama yang memimpin para anak buahnya. "Itu memang berlaku dalam sebuah aturan kerajaan. Tapi di dalam dunia hitam, seorang Tuan hanya akan memberi tanda pada anjingnya. Bukan dirinya sendiri."Willy tercenung. Pria itu terdiam memikirkan fakta yang baru saja Ghazi sebutkan. "Jadi maksudmu, pin itu milik antek-anteknya?" Ghazi mengangguk. "Ya, anak buah yang memiliki kuasa besar, sesuai dengan arti mahkota y

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26

Bab terbaru

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    68. Liontin Rubah

    Ghazi berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Dokumen yang tertukar, mengharuskannya kembali untuk mengambil yang benar."Di mana dokumen itu?"Ghazi terus mencari. Ia memilah-milah tumpukan kertas yang ada di ruang kerjanya dan prang! Sikunya tak sengaja menyenggol foto Ara yang ada di atas meja. Merunduk, Ghazi membersihkan foto tersebut dari serpihan kaca.Ketika sedang memandangi wajah Ara, dada Ghazi tiba-tiba berdenyut sakit. Perasaannya mendadak tak enak dan bayang-bayang sang istri terus muncul dalam benaknya. Ada apa ini?Baru saja ingin mencoba menghubungi Ara untuk menanyakan kabar wanita itu, Willy lebih dulu menelponnya membuat Ghazi mau tak mau segera kembali ke kantor mengesampingkan kekhawatirannya terhadap sang istri.Waktu terus berlalu, pekerjaan Ghazi akhirnya selesai juga. Pria itu baru sampai di rumah sekitar pukul tujuh malam. Ghazi berharap disambut oleh Ara, namun ternyata hanya ada Biru yang menunggu kedatangannya."Mama ke mana sih Pa? Kok mama nggak pulang-pula

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    67. Tumbang

    Hujan rintik-rintik mengiringi acara pemakaman Carol. Semua orang di keluarga Addaith ikut hadir termasuk Zelin dan Roan. Dari sekian banyaknya orang, yang paling terpukul atas kematian Carol adalah Ara. Sedari tadi, wanita itu hanya diam dipelukan Ghazi dengan tatapan kosong. Satu persatu, orang-orang mulai meninggalkan pemakaman menyisahkan Ara dan Ghazi serta Giana yang berdiri tak jauh dari mereka. "Amour, ayo kita pulang." Ara menggeleng. "Saya masih mau di sini, Mas. Kamu pulanglah lebih dulu,"Ghazi diam merasa bimbang. Ia tidak mungkin meninggalkan Ara seorang diri dalam keadaan terpuruk seperti ini, namun meeting penting yang harus Ghazi hadiri juga tidak bisa diabaikan begitu saja."Pergilah Zi, kamu ada meeting kan hari ini? Biar Ara tante yang menemani." ucap Giana tersenyum lembut. Melihat sang istri yang hanya diam, Ghazi pun menganggap kalau wanita itu tidak keberatan kalau dirinya pergi. Sedikit menunduk, Ghazi pun berucap, "Amour, saya pergi dulu sebentar ya? Di si

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    66. Gugurnya sang penjaga

    Ara melangkah ke sana kemari mencari keberadaan Carol yang tak kunjung ia temukan. Sejak pulang dari rumah Zelin sampai menjelang sore, batang hidung wanita itu tidak terlihat di mana pun. "Kamu di mana sih Carol?" keluh Ara mencoba menghubungi wanita itu. Merasa lelah, Ara yang tengah berada di dalam kamar Carol pun mendudukan diri di tepian ranjang milik wanita itu.Seperti biasa, kamar Carol selalu rapi. Ara terus menelisik sampai matanya melihat secarik kertas di antara tumpukan buku, ia pun meraihnya. [Nyonya, Anda adalah wanita terbaik yang pernah saya temui setelah ibu saya. Saya pamit ya, Nyonya?]Ara tertegun membaca sederet kata yang tertuang di dalam surat tersebut. Jadi ... Carol pergi meninggalkannya? Tetapi kenapa? Ara segera bangkit membuka lemari milik wanita itu. Tak menemukan apa pun di dalam sana, Ara mulai dirundung panik. Wanita itu berlari ke luar sembari memanggil-manggil nama Carol. "Amour, apa yang kamu cari?"Ara berjengit ketika suara Ghazi tiba-tiba terd

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    65. Ibuku, Pembunuh?

    "Selamat pagi, Tan." sapa Ara tersenyum ke arah Giana yang sudah duduk di salah satu kursi meja makan. Dengan santai, ia mengecup pipi sang tante membuat wanita itu mendelik tak terima. Menekan rasa kesalnya, Giana memilih berteriak memanggil salah satu pelayan agar membawakan secangkir kopi untuknya. Tetapi bukannya mendapatkan kopi, Giana malah diberi segelas air putih. "Maaf Bu, mengingat umur Anda yang tidak lagi muda, air putih lebih baik untuk kesehatan Anda."Ara nyaris menyemburkan tawanya mendengar perkataan Carol. Entah bagaimana ceritanya wanita itu bisa memegang bagian dapur, yang jelas, Ara cukup terhibur melihat wajah Giana yang kini berubah masam. "Saya tidak memanggil kamu, Carol. Saya memanggil Mira!""Sstt ... jangan marah-marah, Tan. Ini masih pagi loh, Tante mau wajah Tante semakin keriput?" "Kamu," desis Giana hampir melayangkan sendok di tangannya ke arah Ara kalau saja Ghazi tidak berjalan mendekati mereka. "Selamat pagi semua,""Selamat pagi, Mas." sahut A

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    64. Berdamai

    "Ayo jelaskan semuanya sekarang juga, Carol." desak Ara menancapkan sebilah pisau ke sebuah apel sebelum mencincangnya dengan brutal. Kesabarannya mulai menipis menunggu Carol yang sengaja menyibukkan diri.Carol meringis. Menyadari kalau sang nyonya mulai kesal, ia pun mengalah. Bergerak menaruh sapu di tangannya, kemudian beranjak duduk di samping wanita itu."Apa Anda melihat sebuah villa yang berada di sisi barat hutan, Nyonya? Itu adalah villa milik Giana. Saya bertemu dengannya di sana dan kami bertengkar. Tidak terima karena saya memintanya untuk mengakui semua kesalahannya, dia mendorong saya dari lantai atas. Saya jatuh ke sungai dan seperti yang Anda lihat, saya berhasil selamat."Ara tercengang sampai menjatuhkan pisau di tangannya. Cerita Carol, terdengar seperti kisah thriller yang sangat mengerikan. Kalau memang Giana terbukti melakukan itu semua, Ara bersumpah akan menjaga jarak dengan wanita itu. "Tapi kenapa? Kenapa hanya karena masalah sepele seperti itu dia tega me

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    63. Mencari bukti

    "Tetap di sana dan jangan mendekat."Ghazi benar-benar kesal dengan Olivia yang terus menyambanginya. Sejak mendengar dirinya sakit, wanita itu memang selalu mengekorinya seperti anak kucing. Ini semua gara-gara Giana! Wanita tua itu sengaja meminta Olivia untuk menemani Ghazi dengan alasan agar sang ponakan tidak merasa kesepian."Ayolah Zi, aku kan hanya ingin lebih dekat denganmu, masa nggak boleh?" Ghazi meremas pulpen di tangannya. Kenapa Olivia tidak paham juga kalau dirinya tidak mau diganggu? "Dengar Oliv, saya tidak suka melihat kamu di sini. Sebaiknya kamu pergi seka--""Sayang, jangan terlalu kasar pada Olivia. Bukankah beberapa hari ini dia telah merawatmu? Berterimakasihlah padanya dengan bersikap baik." ujar Giana menepuk pelan pundak Ghazi. Wanita itu mengambil duduk tak jauh dari mereka sembari menikmati secangkir teh. "Dengar Zi? Kamu harus bersikap baik padaku. Berhubung hari ini kondisi kamu sudah jauh lebih baik, gimana kalau kita jalan-jalan ke luar?"Ghazi sont

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    62. Saling menikam

    "Apa yang membuatmu datang kemari, Darling?"Carol menatap dingin Giana yang kini duduk di sebuah sofa tunggal. Beberapa saat yang lalu, ia sengaja menghubungi wanita itu untuk bisa bertemu. Dan di sini lah mereka berada, di sebuah Villa yang dikelilingi hutan belantara. "Kenapa Anda mengusirnya?"Giana tersenyum geli mendengar pertanyaan Carol yang terasa menggelitik. "Saya hanya menjalankan ide yang kamu cetuskan, ingat?"Wajah Carol seketika berubah keruh. Tampaknya, Giana memang selalu mengartikan semua hal secara berlebihan. Carol memang memberi saran kepada wanita itu untuk menyerang sikis Ara, tetapi tidak dengan cara kotor seperti ini. "Apa Anda sadar? Cara yang Anda gunakan itu lebih busuk dari pada sebuah bangkai."Giana tertawa sumbang. Lagi-lagi, perkataan Carol terdengar seperti lelucon dikedua telinganya. "Jangan terlalu naif, Darling. Bukankah kamu sendiri terbiasa menggunakan cara seperti itu? Menikam tuanmu sendiri dari belakang, apa itu masih bisa dianggap bersih?"

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    61. Retak

    "Kita mau ke mana Nyonya?" tanya Carol melirik Ara yang duduk di kursi belakang.Saat ini, mereka masih berada di pelataran rumah sakit tempat Ara dirawat semalam. Minuman keras dosis tinggi yang Ara cicipi, membuat lambung wanita itu sedikit bermasalah dan mengharuskannya menetap di sana."Ayo kembali ke rumah, Carol. Kata dokter Mas Ghazi sudah pulang." ucap Ara penuh binar kebahagian. Beberapa saat yang lalu, Ara mencoba menghubungi Luisa dan Giana untuk menanyakan kabar sang suami. Tak kunjung mendapat balasan, Ara pun memilih menelpon pihak rumah sakit dan mereka bilang kalau Ghazi sudah dipulangkan sejak pagi tadi. "Ayo jalan sekarang, Carol."Dua puluh menit, akhirnya Ara sampai di kediaman keluarga Addaith. Wanita itu buru-buru turun kemudian melangkah masuk. Hatinya seketika berbunga-bunga saat melihat Ghazi yang kini duduk bersandar di salah satu sofa ruang keluarga. "Mas Ghazi ka--""Tetap di sana."Pergerakan Ara yang hendak berlari ke arah Ghazi seketika terhenti. Nad

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    60. Fitnah

    "Silahkan dinikmati, Nona."Ara mengangguk sopan. Deretan makanan serta minuman di depannya sangatlah beragam dan sedikit asing bagi Ara. Apalagi cairan yang ada di gelas-gelas bening itu, Ara tak pernah mencobanya. "Ada apa Nona? Apa Anda tidak menyukai makanannya? Kalau begitu biar sa--""Ah tidak-tidak, ini hanya terlalu banyak. Saya sampai bingung ingin mencoba yang mana." gurau Ara. "Kalau begitu cobalah yang ini, Nona. Ini sangat enak." tawar si wanita meneguk segelas minuman. Tangannya bergerak meraih gelas lain kemudian memberikannya kepada Ara. "Cobalah,"Tak ingin menyinggung perasaan si wanita, Ara pun meraihnya. Ia menatap ragu minuman tersebut. Hati kecilnya berkata kalau Ara sebaiknya mengabaikan. Namun si wanita yang terus menatapnya, membuat Ara mau tak mau mulai mencobanya.Begitu cairan itu masuk ke dalam kerongkongan, rasa panas langsung menjalar ke seluruh tubuh Ara. Kepalanya mulai pening dan matanya berkunang-kunang sebelum semuanya menjadi gelap. Ara jatuh pin

DMCA.com Protection Status