Beranda / Romansa / Secret Night / 3. Greenland

Share

3. Greenland

Penulis: Dera Tresna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 17:57:25

“Hampir semua orang yang hidup di sini tidak berpendidikan tinggi, mereka pintar bertani dan beternak karena keahlian turun-temurun tetapi mereka tidak pintar berbisnis. Apakah kamu mengira mereka memiliki banyak uang dengan semua ladang yang mereka miliki?” balas Calvin.

“Tentu saja mereka banyak uang, bukankah panenan mereka juga banyak?” ujar Ceysa begitu yakin, tetapi Calvin menggeleng menyanggah.

“Hasil pertanian dan peternakan mereka dihargai sangat rendah oleh tengkulak karena itulah aku pergi ke kota untuk belajar bagaimana cara distribusi hasil pertanian yang baik sehingga aku bisa menaikkan kesejahteraan semua orang yang hidup di Greenland.”

“Impianmu sangat keren, aku yakin kamu akan menjadi orang hebat pada saatnya nanti.”

“Terima kasih untuk doamu,” balas Calvin dengan senyum hangat.

“Apakah rumahmu masih jauh?”

“Itu rumahku, sudah terlihat,” tunjuk Calvin ke arah rumah kayu sederhana yang tampak menyatu dengan alam.

Awalnya Ceysa merasa khawatir akan tertolak oleh keluarga Calvin, karena dia hanya orang asing yang menumpang di rumah mereka, tetapi apa yang Calvin katakan ternyata benar. Orang tua sahabatnya itu menyambut dan menerima dengan baik, mereka memberikan satu kamar untuknya dan memperbolehkan tinggal bersama mereka.

Kehangatan keluarga Nelson membuatnya betah tinggal di sana. Dirinya merasa tenang dan mimpi buruk tentang suami dan papanya tak lagi singgah di tidurnya. Waktu pun berlalu begitu cepat, tanpa terasa Ceysa sudah menghabiskan waktu satu minggu di peternakan keluarga Nelson.

Suatu hari ketenangannya terusik, saat itu dia baru saja kembali dari kandang setelah membantu Calvin memberi makan sapi. Langkahnya terhenti melihat dan mendengar siaran TV dengan gambar dirinya, Olsen dan Fania yang terpampang besar di layar. Tanpa dia tahu, berita tentang dirinya berkembang begitu panas dan viral.

“Istri Olsen Miller tidak terlihat sejak acara pernikahan di gelar. Menurut informasi, Ceysa Miller meninggalkan suaminya tepat di hari pernikahan setelah tahu jika suaminya menghamili Fania, artis papan atas yang namanya sedang naik daun.”

“Fania memberi keterangan resmi tentang kehamilannya dengan Olsen Miller yang berdampak buruk terhadap karirnya. Akankah pria dengan segudang kekayaan itu akan meninggalkan istrinya dan bertanggung jawab atas kehamilan Fania? Atau dia akan mencari istrinya dan mempertahankan pernikahan mereka? Kita belum mendapat keterangan resmi dari Olsen Miller karena pemilik perusahaan Miller itu masih bungkam sampai saat ini.”

Merespon berita yang dia dengar tentang rumah tangganya, tubuh Ceysa seketika gemetar hebat. Kecemasan dan kekhawatiran yang beberapa hari terakhir ini telah hilang, kini datang kembali.

*

“Berita tentang Anda dan Fania semakin memanas,” ujar Tony, asisten sekaligus sekretaris Olsen.

“Lalu apa masalahnya? Gosip murahan seperti itu tidak akan berdampak bagi perusahaan,” balas Olsen tak mempedulikan gosip yang Fania sebar.

“Apakah Anda akan diam saja? saya yakin Anda tidak melakukan apa yang Fania sebarkan di media.”

“Hanya orang terdekatku yang tahu benar tidaknya berita yang beredar, sayang istriku memilih untuk mempercayai apa yang dia lihat tanpa menanyakan terlebih dahulu kebenarannya padaku,” gumam Olsen dengan nada penuh kekecewaan.

“Mungkin sebaiknya Anda membuat klarifikasi dan menjelaskan kebenaran yang sesungguhnya terjadi terkait dengan gosip yang beredar tentang Anda dan Fania.”

“Menjelaskan tentang apa? Tentang aku yang tidak pernah meniduri wanita jalang itu? Apakah kamu yakin jika aku menyanggah apa yang Fania katakan di media, maka semua gosip ini akan berhenti?”

“Paling tidak, nona Ceysa akan mendengar kebenaran dari mulut Anda. Bisa jadi dia akan lebih percaya pada Anda daripada gosip murahan yang sedang beredar saat ini.”

Bibir Olsen menyeringai sinis menanggapi perkataan Tony. “Jika aku menanggapi gosip murahan ini, itu tanda aku terpancing dengan sandiwara yang Fania ciptakan. Dia akan semakin senang dan namanya akan semakin melambung karena mendapatkan simpati dari banyak orang yang menganggapnya sebagai korban. Dia akan memanfaatkan foto-foto kedekatan kami sebagai senjata. Soal Ceysa, aku bisa menanganinya.”

“Nona Ceysa butuh tahu jika Anda ...”

Braakkk ...

Tubuh Tony terlonjak kaget ketika Olsen tiba-tiba menggebrak meja menghentikan perkataannya. “Aku tahu kamu adalah orang terdekatku yang bisa aku percaya, tapi sebaiknya kamu tahu batasan posisimu. Jangan pernah mengajariku tentang apa yang harus aku lakukan. Mengerti!”

Tony seketika mengatupkan mulut dan tidak lagi berniat untuk menyinggung masalah pribadi Olsen. “Maafkan saya jika saya sudah melewati batas.”

“Pergilah! aku sudah selesai bicara denganmu,” usir Olsen kemudian.

Dengan patuh, Tony mengangguk lalu keluar dari ruangan. Olsen menatap kepergian sekretarisnya hingga pria itu tak terlihat lagi. Dia kemudian berjalan ke dinding kaca ruang kerja dan menatap langit biru yang terlihat cerah serta kesibukan jalanan kota yang ada di bawah kakinya.

Tatapannya berubah menjadi tatapan kosong ketika ingatannya kembali disaat dia melihat Ceysa untuk pertama kali. Juan Harris mengajak dan memperkenalkan putrinya saat mereka bertemu dalam kunjungan bisnis.

Detik itu juga, Ceysa berhasil menarik perhatian dan merebut hatinya. Sayang, Ceysa sama sekali tidak memperhatikannya. Bahkan saat mereka beberapa kali bertemu setelahnya, Ceysa seolah tak mengenalnya.

Untuk itulah dia mengadakan perjanjian bisnis dengan Juan Harris dan mengeluarkan banyak uang agar dia bisa menikahi putrinya. Dia tidak peduli jika caranya salah, yang penting dia bisa mendapatkan Ceysa dan memiliki wanita itu.

Sialnya saat Ceysa sudah menjadi istrinya, Fania merusak semua rencana yang sudah disusun. Wanita yang terobsesi padanya itu, kini menjadi bumerang yang menghancurkan impiannya.

Mengingat hal tersebut membuat hati Olsen meradang, kemarahan pun tersulut, membuat tubuhnya memanas terbakar oleh emosinya. Dia mengepalkan tangannya kuat, seakan ingin meninju sesuatu untuk melampiaskan kemarahannya. Sayangnya, saat ini dia sedang berada di kantor sehingga harus menahan diri dan mengendalikan emosinya.

“Tunggu saja perhitungan dariku Fania, aku akan menghancurkan hidupmu pada saatnya nanti.”

Ingatan Olsen kemudian kembali ke Ceysa. “Aku tidak akan melepaskanmu Ceysa. Kamu harus menjadi milikku bagaimanapun caranya.”

Setelah berhasil menenangkan diri, Olsen kembali duduk di meja kerja. Baru saja dia tenggelam dalam target bulanan yang harus dia capai, pintu ruangan terbuka dan wajah Tony muncul dari sana.

“Apa lagi yang membuatmu ke sini? aku sedang tidak membutuhkanmu,” tolak Olsen akan kedatangan sekretarisnya.

“Ini tentang nona Ceysa.”

Mendengar nama wanita yang dirindukan, Olsen menegakkan wajah dan menatap Tony dengan serius. “Apakah kamu sudah menemukannya?”

“Saya mendapat informasi jika istri Anda saat ini berada di Greenland.”

Kening Olsen berkerut heran mendengar informasi yang dia dapatkan. “Greenland? Untuk apa dia di sana? tempat itu terlalu jauh dan Ceysa tidak memiliki saudara di sana.”

“Saat ini dia tinggal bersama teman kuliah yang bernama Calvin Nelson. Menurut keterangan teman Nona Ceysa, dulu mereka sangat dekat dan banyak yang bilang jika nona Ceysa dan Calvin adalah sepasang kekasih.”

Rahang Olsen seketika mengeras, kemarahan yang sempat surut, kini kembali membakar dirinya. “Jadi kepergian Ceysa ternyata bukan semata-mata karena surat yang Fania kirim? Pantas saja dia langsung percaya dengan surat yang dia terima tanpa mau tahu dari mana surat itu berasal dan tanpa berniat meminta penjelasan dariku. Kini aku tahu alasan kepergiannya karena dia ingin bersama kekasihnya.”

Tony menatap Olsen dengan tatapan penuh arti, dia yakin jika saat ini atasannya sedang terluka. Sebelum mengatakan informasi yang dia dapatkan, dia sudah tahu jika apa yang akan dia katakan akan melukai Olsen, tetapi dia tidak bisa bersembunyi dari pria itu karena Olsen selalu punya cara untuk mengetahui apa yang dia sembunyikan. “Apa yang akan Anda lakukan?”

“Atur perjalananku ke sana, aku akan menyeret istriku untuk pulang. Aku tidak akan melepaskannya lagi.”

Bab terkait

  • Secret Night   4. Ide Perceraian Tercetus

    “Aku mencarimu ke mana-mana, ternyata ada di sini,” ujar Calvin saat menemukan Ceysa sedang duduk termenung di pinggir irigasi pertanian.“Berita tentangku dan Olsen ternyata tengah memanas, kenapa kamu tidak memberitahuku akan hal ini?” balas Ceysa dengan mata nanar dan berkabut karena air mata yang hendak menetes.“Bukankah kamu bilang kamu butuh tempat untuk menenangkan diri? Aku sengaja tidak memberitahumu agar kamu tidak banyak pikiran. Aku tidak ingin membuatmu cemas dan khawatir.”“Olsen pasti sangat marah padaku, dia menanggung malu karena aku pergi meninggalkannya di hari pernikahan kami.”“Apakah kamu menyesal melakukannya? aku rasa dia pantas mendapatkan perlakuan itu darimu karena telah menodai pernikahan kalian. Jika dia masih memiliki hubungan dengan Fania, untuk apa dia menikahimu? Apakah tidak lebih baik dia menikahi kekasihnya yang sedang mengandung?”Air mata yang dari tadi Ceysa tahan, akhirnya menetes keluar. “Betapa bodoh diriku yang mengira jika Olsen adalah jala

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Secret Night   5. Perkelahian

    Setelah Ceysa duduk di sebelahnya, Calvin menunjuk ke sebuah tempat. “Lihat tempat itu!”Mata Ceysa mengikuti arah jari telunjuk Calvin. “Bukankah itu tanah keluarga Nelson, tanahmu?”“Saat aku sampai di sini, papa langsung mengajakku bicara. Dia menyerahkan semua tanah itu untuk aku kelola. Papa bilang, dia sudah terlalu tua untuk mengelola tanah yang dimiliki, sudah saatnya dia menikmati masa tua dengan menghabiskan lebih banyak waktu bersama mama.”“Aku yakin kamu bisa mengelola dengan baik, keputusanmu untuk pulang dan kembali ke tempat kelahiranmu adalah keputusan yang tepat,” Ceysa ikut bahagia dengan masa depan cerah yang menanti Calvin.“Aku tidak cukup percaya diri mendapat tanggung jawab itu, aku khawatir akan mengecewakan mereka.”“Aku yakin kamu tidak akan mengecewakan orang tuamu, kamu pria yang gigih dan ulet, meski mungkin kamu belum punya banyak pengalaman untuk mengelola tanah orang tuamu, tetapi aku yakin kamu akan cepat belajar. Percaya saja jika kamu mampu memikul

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Secret Night   6. Tuduhan

    “Kekasih?” gumam Ceysa terlihat bingung dengan status yang Olsen berikan pada Calvin.“Lalu apa yang harus aku pikirkan tentang kalian?” ujar Olsen.“Karena aku tinggal di rumahnya, bukan berarti Calvin kekasihku. Dia adalah sahabatku, satu-satunya orang yang mengerti tentang aku. Lagi pula di sini aku bekerja dan bisa mengaplikasikan pendidikanku untuk hal yang berguna,” terang Ceysa.“Jangan memuji pria itu di hadapanku atau aku akan benar-benar membunuhnya,” ancam Olsen yang tidak mau mendengar penjelasan istrinya.“Kamu sangat menakutkan Olsen, aku tidak mengira jika kamu suka kekerasan. Aku memimpikan suami yang lembut dan penuh kehangatan, bukan suami kasar dan dingin sepertimu. Aku rasa keputusanku untuk menikah denganmu adalah sebuah kesalahan.”Perkataan Ceysa seperti pisau yang menusuk hati Olsen. Darahnya mendidih karena kemarahan yang ingin meledak. Matanya memerah menatap istrinya.“Kesalahan?” ulangnya dengan seringai sinis, “lalu apa yang kamu mau?” geram Olsen.“Kita b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Secret Night   7. Ancaman

    Ceysa merasa bersalah ketika Cameron, mama Calvin terus menangis melihat keadaan putranya. “Orang kejam seperti apa yang tega membuatmu seperti ini?” serunya di tengah isak tangis.“Sudahlah Ma, aku baik-baik saja,” ucap Calvin sambil menahan rasa sakit.“Kamu harus melaporkan tindak kekerasan ini ke pihak berwenang,” desak Cameron, tidak terima anaknya diperlakukan semena-mena.“Ini hanya kesalahpahaman, aku sudah memaafkan orang itu,” balas Calvin.Ceysa berdiri di depan pintu kamar sambil menatap dan mendengarkan pembicaraan kedua orang tersebut. Jika saja dia tidak datang ke keluarga Nelson, sahabatnya itu tidak akan terluka seperti sekarang ini.Ketika Cameron keluar dari kamar untuk membuatkan makanan untuk putranya, Ceysa ganti mendekati Calvin. “Maafkan aku. Olsen sangat marah karena aku bersamamu.”Calvin menatap Ceysa dengan lembut. “Kamu tidak perlu meminta maaf, semua ini bukan salahmu. Aku malah bersyukur hal ini menimpaku.”“Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.”“

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Secret Night   8. Ingin Bercerai

    Calvin pulang dari bank dengan wajah sumringah, dia merasa senang karena berhasil menyakinkan bank untuk memperpanjang pelunasan hutang papanya. Tadi dia berpikir akan butuh kerja keras untuk meyakinkan bank tentang keuangan keluarganya yang telah stabil sehingga mampu membayar angsuran hutang. Beruntung dengan mudah, bank mempercayainya dan meloloskan pengajuannya.Roger menyambut kabar itu dengan hati gembira, masalah di peternakan akhirnya terselesaikan dengan baik. Keceriaan dan tawa bahagia kembali hadir di rumah tersebut, hal itu membuat Ceysa ikut merasa senang meski ada sesuatu yang dia sembunyikan dari keluarga Nelson.Setelah malam siang bersama, Ceysa undur diri dan masuk ke kamar. Dia mengemasi semua karena harus pergi meninggalkan rumah yang selama ini membuatnya nyaman. Pembicaraannya dengan Olsen hari sebelumnya, menghasilkan kekalahan bagi dirinya.“Baiklah, aku akan ikut denganmu tetapi tidak hari ini. Aku harus memastikan jika kamu tidak berbohong padaku,” ujar Ceysa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Secret Night   9. Satu Kamar

    Tak langsung menjawab, Olsen kembali menegakkan posisi duduknya dan mengeratkan sabuk pengamannya. “Pasang kembali sabuk pengamanmu!” ucap Olsen mulai mengemudikan kembali mobilnya seolah tidak mendengar perkataan Ceysa.“Apakah kamu tidak mendengar perkataanku? Aku ingin kita bercerai dan tidak akan mengganggu kehidupanmu atau menuntutmu karena pernikahan kita,” desak Ceysa.“Aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu. Sampai kapanpun kita tidak akan bercerai,” tegas Olsen tanpa menatap istrinya. Matanya terus menatap ke depan ke jalan yang dia lalui.“Kenapa kamu tidak mau mengerti perasaanku?” tuntut Ceysa.“Aku sedang membuatmu mengerti perasaanku dan berhentilah bersikap egois,” balas Olsen.“Aku tidak pernah mencintaimu, Olsen. Aku menikahimu karena aku berpikir kamu adalah solusi agar aku bisa keluar dari rumah papaku.”Olsen menoleh dan menatap Ceysa dengan tajam. “Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dan percayalah jika aku adalah solusi dari semua masalahmu termasuk masalah te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Secret Night   10. Penilaian Karakter

    Mengabaikan sikap Olsen yang tak bisa dimengerti, perhatian Ceysa beralih ke kantong belanja yang dibawa pelayan tersebut, matanya melirik penasaran dengan semua isinya. “Apa yang kamu bawa?”Pelayan itu mengangkat kantong bawaannya dan menaruhnya di depan Ceysa. “Tuan Olsen memesan semua pakaian ini untuk Anda.”“Pakaian?” gumam Ceysa lirih. Dia kembali berpikir negative tentang suaminya, mengira jika pria itu sedang berusaha merayu dan menyuapnya dengan semua pakaian tersebut.“Bolehkah saya merapikan pakaian Anda di ruang ganti?” balas pelayan itu meminta izin pada Ceysa untuk menyentuh pakaiannya karena bisanya Olsen tidak mengizinkan sembarang orang menyentuh pakaiannya.Melihat Ceysa yang masih diam tanpa memberi jawaban, pelayan itu pun berkata, “jika Anda keberatan saya menyentuh pakaian Anda, saya akan meninggalkannya di sini.”“Taruh saja pakaiannya di lemari, lagipula aku tidak akan memakainya,” ujar Ceysa yang kemudian turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi meninggalk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Secret Night   11. Tak Takut dengan Ancaman

    Ceysa menatap wajah suaminya penuh selidik, namun dia tidak bisa mengartikan ekspresi pria itu. “Ada kalanya kamu tidak bisa menilai dirimu sendiri dan butuh orang lain untuk melihatnya,” ujarnya.“Kenapa kamu menakutkan hal yang belum tentu terjadi? Tentu saja aku tidak akan memperlakukanmu seperti aku memperlakukan Fania.”Olsen memberi jaminan padanya tapi lagi-lagi Ceysa sulit percaya pada perkataan pria itu.“Terkadang apa yang dikatakan saat ini tidak seperti yang terjadi pada saatnya nanti,” gumam Ceysa yang kemudian pergi menjauh dari hadapan suaminya.Ceysa mengurung diri di kamar, ingatan tentang papanya kembali mengusiknya. Pria yang seharusnya menjadi teladan dan kebanggaan dirinya, telah merusak gambaran tentang seorang pria yang bisa dia percayai.Keluarga mereka dulu sangat bahagia, wajah mamanya selalu memerah dan senyum terus terkembang di wajahnya ketika papanya menggodanya, namun kebahagiaan itu hancur karena orang ketiga. Papanya selalu menyangkal jika dia berselin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07

Bab terbaru

  • Secret Night   22. Dinding Kesalahpahaman Memudar

    Seperti yang Olsen katakan, sebelum matahari tenggelam mereka sudah sampai di rumah. Ketika Ceysa keluar dari kamar mandi, dia tidak mendapatkan Olsen di kamar. Dia kemudian keluar dari kamar dan disambut dengan suara merdu alunan musik yang mengingatkannya dengan lagu yang di putar di pernikahannya.“Ada apa ini? apakah kita merayakan sesuatu?” tanya Ceysa ketika melihat suaminya keluar dari ruang penyimpanan minuman sambil membawa sebotol wine.Olsen meletakkan botol minuman yang dia bawa, lalu berjalan mendekati istrinya. Tangannya terulur, membuat Ceysa mengerutkan kening penuh tanda tanya.“Maukah kamu berdansa denganku? Kita belum sempat melakukannya saat acara pernikahan,” ajak Olsen.Ceysa terdiam sambil menatap tangan suaminya, rasa bersalah menyelinap masuk ke relung hatinya. “Soal itu, maafkan aku. Aku mempermalukanmu di depan semua tamumu.”“Lupakan yang sudah terjadi, kita perbaiki kesalahan yang lalu. Jadi, maukah kamu berdansa denganku?” desak Olsen.Tangan Ceysa menyam

  • Secret Night   21. Pohon yang Berbisik

    “Olsen, berhenti! Ada sesuatu yang ingin keluar dari tubuhku,” engah Ceysa sambil berusaha mendorong tangan suaminya yang bergerak semakin cepat di dalamnya.“Meledaklah! Aku ingin melihatmu meledak di depanku,” balas Olsen yang langsung menahan kedua tangan Ceysa dan menaikkan ke atas kepala wanita itu.Ceysa berteriak keras ketika dirinya meledak untuk pertama kali, nafasnya terengah kasar dengan tubuh lunglai. Beruntung Olsen segera menangkap dan menahan tubuhnya sehingga Ceysa tidak jatuh ke lantai kamar mandi.Dia menopang kepala Ceysa di bahunya dan mengusap punggung telanjang istrinya untuk menormalkan nafas dan detak jantung wanita itu. “Ayo kita sudahi acara mandi ini, aku tidak ingin kamu sakit karena terlalu lama diguyur air dingin,” ucap Olsen.“Kamu yang membuat acara mandiku jadi lama,” gerutu Ceysa ketika nafasnya sudah kembali normal.“Aku akan menghangatkanmu,” goda Olsen.“Jangan menggodaku!”Olsen terkekeh merespon sikap istrinya. “Hari ini aku akan mengajakmu mende

  • Secret Night   20. Gemercik Air di Kamar Mandi

    Beberapa hari tinggal di White Forest di dalam perawatan Olsen, membuat Ceysa sembuh dengan cepat. Suasana White Forest yang tenang dan jauh dari keramaian serta akses internet yang dibatasi sehingga Ceysa tidak mendengar berita-berita yang beredar di media massa, berdampak positif terhadap kesehatannya.Pipinya yang tirus dan pucat, kini tampak berisi dan memerah, sangat menggemaskan bagi Olsen. Tak heran jika pria itu sangat suka mengusap pipi kemerahan istrinya yang membuat Ceysa salah tingkah.Meski jauh dari keramaian, bukan berarti mereka kesulitan dengan kebutuhan sehari-hari karena beberapa ratus meter dari rumah mereka, ada penjaga yang mengamankan White Forest dan beberapa pelayan yang sesekali datang untuk membersihkan rumah tersebut.Bangun dengan Olsen ada di sampingnya sudah menjadi kebiasaan bagi Ceysa yang tak lagi membuat dia merasa canggung. Seperti matahari yang bersinar menghangatkan kamar mereka, wajah tampan Olsen yang dia tatap pertama kali saat membuka mata, ma

  • Secret Night   19. Merasa Nyaman

    Cesya menatap makanannya yang terasa hambar dan pahit, bukan karena masakan Olsen tidak enak, tetapi karena mulutnya belum bisa merasakan apa yang dia makan. Obat-obatan yang dikonsumsi, membuat apapun yang masuk ke dalam mulutnya terasa pahit.Tidak ingin mendapat ocehan dari Olsen, dia berusaha menghabiskan makanan tersebut meski dengan perjuangan yang tidak mudah. Beruntung saat suaminya masuk ke kamar, mangkuknya sudah bersih. Olsen yang melihatnya tersenyum senang dan tidak banyak bicara lagi.“Apakah kamu butuh kursi roda untuk berkeliling rumah ini?” tanya Olsen setelah Ceysa meminum obatnya.“Aku harus melatih kakiku yang sudah lama tidak aku gunakan, jadi aku rasa aku tidak membutuhkan kursi roda,” jawab Ceysa yang tidak ingin dianggap sebagai orang penyakitan.“Aku akan membantumu kalau begitu, apakah kamu mau jalan sekarang?”Mata Ceysa kembali menatap tubuh telanjang suaminya, lalu menggeleng. “Aku tidak akan pergi jika kamu masih berkeliaran di rumah ini tanpa mengenakan

  • Secret Night   18. Tempat yang Tenang

    Suara kicau burung yang merdu membangunkan Ceysa dari tidur. Dia membuka mata dan menatap ke jendela kamar, terlihat embun membasahi kaca jendela dan kabut terlihat di luar kamar.Hari telah pagi dan dia masih memendam kemarahan pada suaminya. Pertengkarannya kemarin masih membuatnya enggan bicara dengan pria itu. Ceysa membalikkan tubuhnya untuk membuat dirinya nyaman, namun terkejut ketika melihat Olsen tidur di sampingnya.Untuk sejenak Ceysa membeku karena tidak bisa memungkiri ketampanan suaminya, apalagi saat melihatnya masih tidur tanpa ekspresi. Wajah pria itu seperti magnet yang membuatnya tak bisa mengalihkan tatapannya.Dia melirik ke selimut tebal yang menutupi tubuh suaminya, di balik selimut itu dia sangat yakin Olsen bertelanjang dada tanpa memakai pakaian atasnya. Hal tersebut membuat wajahnya memanas apalagi saat ingat jika ini adalah kali pertama bagi dirinya yang terbangun dengan keberadaan Olsen di sampingnya.Kebekuan Ceysa berlanjut ketika Olsen tiba-tiba membuk

  • Secret Night   17. Tempat Baru

    Saat Ceysa terbangun dengan aroma segar rumput dan dedaunan yang menyeruak masuk ke indera pembaunya. Perlahan matanya terbuka dengan pandangan yang masih kabur. Dia berusaha memfokuskan tatapannya agar pandangannya menjadi jernih, namun yang terjadi malah kepalanya berdenyut sangat sakit dan rasa mual menghantam perutnya.“Kepalaku ...” serunya serak sambil menjambak rambutnya sendiri karena rasa sakit yang tak tertahankan.Dia berusaha untuk duduk, namun hal itu malah membuat keadaan semakin memburuk, denyut menyakitkan itu sungguh menyiksa.Di tengah rasa sakit sesuatu yang hangat mendekapnya, usapan lembut terasa di punggungnya membuat Ceysa merasa tenang meski rasa sakit itu sama sekali tidak mereda.“Kamu akan baik-baik saja, jangan panik, ambil nafas panjang dan keluarkan pelan-pelan.” Suara bariton yang parau dan berat memberinya arahan agar dirinya lebih tenang.Demi mengurangi rasa sakit, Ceysa melakukan apa yang dia dengar. Setelah melakukan beberapa kali, rasa paniknya be

  • Secret Night   16. White Forest

    Perang dingin antara Ceysa dan Olsen belum juga berakhir. Sudah hampir seminggu mereka tidur terpisah dan Olsen jarang pulang sehingga Ceysa hampir tidak pernah melihat suaminya tersebut. Jauh di lubuk hatinya yang terdalam, ada rasa rindu yang merayap mengusik kenyamanannya.Ada rasa penyesalan menyuruh Olsen menjauh darinya, tetapi setiap kali dia mengingat perbuatan pria itu, rasa kesal dan marah membuatnya tak ingin berdekatan dengan suaminya. Dia ingin Olsen menyadari kesalahannya dan tak menyangkal lagi.Siang ini Ceysa berdiri di balik jendela, berharap Olsen pulang. Dia tidak berharap bertemu dengan suaminya, tetapi dia hanya ingin melihatnya dari jauh agar rasa rindunya terobati. Sayangnya, apa yang dia harapkan hanyalah sia-sia, jalanan di depan rumahnya tetap kosong, tanpa mobil Olsen yang melintas.Lamunan Ceysa buyar ketika suara notifikasi dari ponselnya terdengar. Dia membuka dan membaca berita terupdate yang baru saja diterimanya dan langsung terbelalak kaget. Tangan g

  • Secret Night   15. Tidak Tinggal Diam

    Di tempat lain, Olsen juga membaca apa yang Ceysa baca. Dia membanting ponsel saking marahnya, membuat Tony yang berdiri di samping pria itu terlonjak kaget.“Aku tidak bisa tinggal diam lagi, kesabaranku telah habis. Cari tahu tentang kehamilan Fania, aku benar-benar akan menghancurkan wanita itu,” perintah Olsen pada Tony.“Saya akan segera mencari tahu tentang hal tersebut. Bagaimana dengan berita Anda di pesta semalam? Apakah saya perlu menghentikannya?”“Tuntut saja media tersebut atas pencemaran nama baik, buat penerbitnya tutup.”“Haruskah Anda sampai menutup penerbitnya? Apakah Anda tidak merasa kasihan pada karyawan mereka?”“Siapapun yang membuat istriku resah, akan aku hancurkan. Aku masih bisa diam jika mereka menyerangku, tapi sekali saja mereka menyerang istriku, aku akan membuat mereka hancur.”Tony menghela nafas panjang dan mengangguk patuh menyetujui perintah atasannya. “Apakah saya sudah bisa keluar dari ruangan Anda?”“Satu hal lagi, cari identitas pria yang berani

  • Secret Night   14. Dekat Lalu Menjauh

    Nafas Ceysa tercekat ketika bibir panas Olsen menyentuh kulit punggungnya. Pria itu menghujaninya dengan kecupan yang membuat tubuhnya meremang dan inti miliknya memanas dan terasa lembab.Dia memejamkan mata dan menggigit bibir, menahan desahan agar tidak keluar dari mulutnya. Baru kali ini ada pria yang menyentuhnya begitu intim, membuat seluruh indera terbangun merespon sentuhan itu, semua syaraf pun terasa lebih sensitif.Tangan Ceysa menggenggam kuat dengan kaki mengepit rapat karena gairah yang tersulut dalam dirinya. “Olsen, berhentilah! Jangan melakukan apa yang tidak ingin aku lakukan!”Olsen membalikkan tubuh istrinya hingga mereka berhadapan. Perlahan mata Ceysa terbuka dan bertabrakan dengan manik mata suaminya yang menggelap.“Jangan pernah membiarkan satu pria pun menyentuhmu atau aku akan melakukan hal yang lebih gila dari ini. Mengerti!” gertak Olsen dengan bibir yang sangat dekat dengan bibir Ceysa hingga wanita itu bisa merasakan hembusan nafas suaminya dan gerakan b

DMCA.com Protection Status