Home / Romansa / Secret Night / 7. Ancaman

Share

7. Ancaman

Author: Dera Tresna
last update Last Updated: 2024-12-03 07:03:45

Ceysa merasa bersalah ketika Cameron, mama Calvin terus menangis melihat keadaan putranya. “Orang kejam seperti apa yang tega membuatmu seperti ini?” serunya di tengah isak tangis.

“Sudahlah Ma, aku baik-baik saja,” ucap Calvin sambil menahan rasa sakit.

“Kamu harus melaporkan tindak kekerasan ini ke pihak berwenang,” desak Cameron, tidak terima anaknya diperlakukan semena-mena.

“Ini hanya kesalahpahaman, aku sudah memaafkan orang itu,” balas Calvin.

Ceysa berdiri di depan pintu kamar sambil menatap dan mendengarkan pembicaraan kedua orang tersebut. Jika saja dia tidak datang ke keluarga Nelson, sahabatnya itu tidak akan terluka seperti sekarang ini.

Ketika Cameron keluar dari kamar untuk membuatkan makanan untuk putranya, Ceysa ganti mendekati Calvin. “Maafkan aku. Olsen sangat marah karena aku bersamamu.”

Calvin menatap Ceysa dengan lembut. “Kamu tidak perlu meminta maaf, semua ini bukan salahmu. Aku malah bersyukur hal ini menimpaku.”

“Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Secret Night   8. Ingin Bercerai

    Calvin pulang dari bank dengan wajah sumringah, dia merasa senang karena berhasil menyakinkan bank untuk memperpanjang pelunasan hutang papanya. Tadi dia berpikir akan butuh kerja keras untuk meyakinkan bank tentang keuangan keluarganya yang telah stabil sehingga mampu membayar angsuran hutang. Beruntung dengan mudah, bank mempercayainya dan meloloskan pengajuannya.Roger menyambut kabar itu dengan hati gembira, masalah di peternakan akhirnya terselesaikan dengan baik. Keceriaan dan tawa bahagia kembali hadir di rumah tersebut, hal itu membuat Ceysa ikut merasa senang meski ada sesuatu yang dia sembunyikan dari keluarga Nelson.Setelah malam siang bersama, Ceysa undur diri dan masuk ke kamar. Dia mengemasi semua karena harus pergi meninggalkan rumah yang selama ini membuatnya nyaman. Pembicaraannya dengan Olsen hari sebelumnya, menghasilkan kekalahan bagi dirinya.“Baiklah, aku akan ikut denganmu tetapi tidak hari ini. Aku harus memastikan jika kamu tidak berbohong padaku,” ujar Ceysa

    Last Updated : 2024-12-04
  • Secret Night   9. Satu Kamar

    Tak langsung menjawab, Olsen kembali menegakkan posisi duduknya dan mengeratkan sabuk pengamannya. “Pasang kembali sabuk pengamanmu!” ucap Olsen mulai mengemudikan kembali mobilnya seolah tidak mendengar perkataan Ceysa.“Apakah kamu tidak mendengar perkataanku? Aku ingin kita bercerai dan tidak akan mengganggu kehidupanmu atau menuntutmu karena pernikahan kita,” desak Ceysa.“Aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu. Sampai kapanpun kita tidak akan bercerai,” tegas Olsen tanpa menatap istrinya. Matanya terus menatap ke depan ke jalan yang dia lalui.“Kenapa kamu tidak mau mengerti perasaanku?” tuntut Ceysa.“Aku sedang membuatmu mengerti perasaanku dan berhentilah bersikap egois,” balas Olsen.“Aku tidak pernah mencintaimu, Olsen. Aku menikahimu karena aku berpikir kamu adalah solusi agar aku bisa keluar dari rumah papaku.”Olsen menoleh dan menatap Ceysa dengan tajam. “Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dan percayalah jika aku adalah solusi dari semua masalahmu termasuk masalah te

    Last Updated : 2024-12-05
  • Secret Night   10. Penilaian Karakter

    Mengabaikan sikap Olsen yang tak bisa dimengerti, perhatian Ceysa beralih ke kantong belanja yang dibawa pelayan tersebut, matanya melirik penasaran dengan semua isinya. “Apa yang kamu bawa?”Pelayan itu mengangkat kantong bawaannya dan menaruhnya di depan Ceysa. “Tuan Olsen memesan semua pakaian ini untuk Anda.”“Pakaian?” gumam Ceysa lirih. Dia kembali berpikir negative tentang suaminya, mengira jika pria itu sedang berusaha merayu dan menyuapnya dengan semua pakaian tersebut.“Bolehkah saya merapikan pakaian Anda di ruang ganti?” balas pelayan itu meminta izin pada Ceysa untuk menyentuh pakaiannya karena bisanya Olsen tidak mengizinkan sembarang orang menyentuh pakaiannya.Melihat Ceysa yang masih diam tanpa memberi jawaban, pelayan itu pun berkata, “jika Anda keberatan saya menyentuh pakaian Anda, saya akan meninggalkannya di sini.”“Taruh saja pakaiannya di lemari, lagipula aku tidak akan memakainya,” ujar Ceysa yang kemudian turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi meninggalk

    Last Updated : 2024-12-06
  • Secret Night   11. Tak Takut dengan Ancaman

    Ceysa menatap wajah suaminya penuh selidik, namun dia tidak bisa mengartikan ekspresi pria itu. “Ada kalanya kamu tidak bisa menilai dirimu sendiri dan butuh orang lain untuk melihatnya,” ujarnya.“Kenapa kamu menakutkan hal yang belum tentu terjadi? Tentu saja aku tidak akan memperlakukanmu seperti aku memperlakukan Fania.”Olsen memberi jaminan padanya tapi lagi-lagi Ceysa sulit percaya pada perkataan pria itu.“Terkadang apa yang dikatakan saat ini tidak seperti yang terjadi pada saatnya nanti,” gumam Ceysa yang kemudian pergi menjauh dari hadapan suaminya.Ceysa mengurung diri di kamar, ingatan tentang papanya kembali mengusiknya. Pria yang seharusnya menjadi teladan dan kebanggaan dirinya, telah merusak gambaran tentang seorang pria yang bisa dia percayai.Keluarga mereka dulu sangat bahagia, wajah mamanya selalu memerah dan senyum terus terkembang di wajahnya ketika papanya menggodanya, namun kebahagiaan itu hancur karena orang ketiga. Papanya selalu menyangkal jika dia berselin

    Last Updated : 2024-12-07
  • Secret Night   12. Ciuman Pertama

    “Apa yang Anda lakukan sangat beresiko, kenapa Anda mendatangi sarang serigala? Fania bisa memanfaatkan keadaan karena kecerobohan Anda,” Tony memperingatkan Olsen.“Aku tidak akan membiarkan wanita jalang itu mengganggu Ceysa. Dia mendatangi istriku dan membuatnya bermimpi buruk,” geram Olsen.“Seberapa besar cinta Anda terhadap istri Anda? kenapa Anda tidak pernah mengatakan perasaan Anda yang sebenarnya pada nona Ceysa agar dia mengerti semua pengorbanan yang telah Anda lakukan.”Olsen langsung menatap Tony dengan tatapan dingin. “Aku tidak butuh ceramahmu, jangan pernah kamu mengungkit apa yang kamu katakan tadi.”“Maaf jika tidak membuat Anda senang, tapi aaya mengatakan ini sebagai teman, bukan sebagai sekretaris.” Tony hanya ingin yang terbaik buat atasannya tersebut.“Siapa yang menganggapmu sebagai teman? Cepat jalankan mobilnya! Ada pertemuan penting yang harus aku hadiri pagi ini. Kedepannya jangan pernah kamu mencampuri urusan pribadiku lagi.”Tony terdiam tak tersinggung

    Last Updated : 2024-12-08
  • Secret Night   13. Posesif

    Beberapa kali Ceysa menggelengkan kepala, tak percaya dengan apa yang telah dia perbuat. Tidak bisa terus memikirkan ciuman pertamanya karena Olsen menunggunya di mobil, dia pun dengan cepat mengambil tas make up dan berlari menyusul suaminya ke mobil.Suasana di mobil pun terasa canggung, Ceysa sesekali melirik ke arah Olsen yang kini serius mengemudikan mobilnya tanpa mengatakan apapun. Dia kemudian mengambil tisu dan membersihkan lipstik yang belepotan di bibirnya lalu memperbaiki dandanannya, beruntung sebelum sampai tempat pesta, dandanannya sudah beres.Tangannya hendak membuka pintu mobil ketika tiba-tiba Olsen menghentikan gerakannya. Ceysa menoleh dan terhenyak ketika wajahnya sangat dekat dengan wajah suaminya.“Olsen ...” panggilnya yang terdengar seperti desahan lembut di telinga Olsen.Ibu jari pria itu terulur lalu mengusap pinggir bibirnya, membuat kulit Ceysa meremang. “Masih ada lipstik yang belepotan di ujung bibirmu,” gumamnya dengan suara yang membuat Ceysa menelan

    Last Updated : 2024-12-09
  • Secret Night   14. Dekat Lalu Menjauh

    Nafas Ceysa tercekat ketika bibir panas Olsen menyentuh kulit punggungnya. Pria itu menghujaninya dengan kecupan yang membuat tubuhnya meremang dan inti miliknya memanas dan terasa lembab.Dia memejamkan mata dan menggigit bibir, menahan desahan agar tidak keluar dari mulutnya. Baru kali ini ada pria yang menyentuhnya begitu intim, membuat seluruh indera terbangun merespon sentuhan itu, semua syaraf pun terasa lebih sensitif.Tangan Ceysa menggenggam kuat dengan kaki mengepit rapat karena gairah yang tersulut dalam dirinya. “Olsen, berhentilah! Jangan melakukan apa yang tidak ingin aku lakukan!”Olsen membalikkan tubuh istrinya hingga mereka berhadapan. Perlahan mata Ceysa terbuka dan bertabrakan dengan manik mata suaminya yang menggelap.“Jangan pernah membiarkan satu pria pun menyentuhmu atau aku akan melakukan hal yang lebih gila dari ini. Mengerti!” gertak Olsen dengan bibir yang sangat dekat dengan bibir Ceysa hingga wanita itu bisa merasakan hembusan nafas suaminya dan gerakan b

    Last Updated : 2024-12-10
  • Secret Night   15. Tidak Tinggal Diam

    Di tempat lain, Olsen juga membaca apa yang Ceysa baca. Dia membanting ponsel saking marahnya, membuat Tony yang berdiri di samping pria itu terlonjak kaget.“Aku tidak bisa tinggal diam lagi, kesabaranku telah habis. Cari tahu tentang kehamilan Fania, aku benar-benar akan menghancurkan wanita itu,” perintah Olsen pada Tony.“Saya akan segera mencari tahu tentang hal tersebut. Bagaimana dengan berita Anda di pesta semalam? Apakah saya perlu menghentikannya?”“Tuntut saja media tersebut atas pencemaran nama baik, buat penerbitnya tutup.”“Haruskah Anda sampai menutup penerbitnya? Apakah Anda tidak merasa kasihan pada karyawan mereka?”“Siapapun yang membuat istriku resah, akan aku hancurkan. Aku masih bisa diam jika mereka menyerangku, tapi sekali saja mereka menyerang istriku, aku akan membuat mereka hancur.”Tony menghela nafas panjang dan mengangguk patuh menyetujui perintah atasannya. “Apakah saya sudah bisa keluar dari ruangan Anda?”“Satu hal lagi, cari identitas pria yang berani

    Last Updated : 2024-12-11

Latest chapter

  • Secret Night   79. Waktunya Sembuh

    Mereka tidak berhenti setelah membuat berantakan meja makan dan ruang tengah, Calvin membawa istrinya ke kamar dan melanjutkan kegiatan yang menguras tenaga tersebut.“Apakah kamu lelah?” Calvin tidak ingin membuat kesehatan Kenny terganggu.Kenny menggeleng, tangannya bergerak lembut mengusap pinggang liat suaminya lalu turun ke tempat aset berharganya. Dia merasakan milik Calvin mulai bergairah kembali.“Kenapa semangatmu sangat mudah kembali?” sindir Kenny dengan wajah memerah, disaat jantungnya masih berdetak kencang dan miliknya masih berdenyut, tapi suaminya itu sudah siap untuk bertempur kembali.“Mungkin karena bersamamu,” jawab Calvin membuat hati Kenny melambung tinggi.“Aku ingin mengatakan sesuatu,” ucap Kenny membuat Calvin menatapnya serius.“Tentang apa?” tanyanya penasaran.“Setelah menjalani beberapa bulan terapi, kini kakiku sudah mulai merasakan sesuatu dan aku sudah bisa berdiri serta berjalan meski masih memakai alat bantu,” terang Kenny.Mata Calvin berbinar mend

  • Secret Night   78. Menjadi Bagian Darimu

    Kenny memejamkan mata merasakan sesuatu yang panas dan lembab menjelajahi dadanya, bunyi cecapan terdengar menggema di dinding rumah memberikan sensasi yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Tubuhnya bergetar ketika jari suaminya merambat turun untuk mendapatkan harta karun yang tersembunyi, kaki Kenny yang sudah bisa merasakan sentuhan dan merespon, bergerak melengkung tanpa disadari, bahkan Calvin pun tak menyadarinya.“Apakah kamu menginginkanku?” bisik Calvin menggoda.“Aku menginginkanmu,” balas Kenny tanpa keraguan.Untuk membuat Calvin yakin dengan keinginannya, Kenny menarik pakaian suaminya lalu dengan tidak sabar membukanya.Senyum Calvin terkembang mengetahui Kenny begitu menginginkannya. Dia kemudian berinisiatif untuk membantu istrinya dengan melepaskan semua pakaian yang menempel di tubuh lalu berdiri di depan Kenny tanpa sehelai benang pun.Mata Kenny tak berkedip menatap tubuh sempurna suaminya, pipinya memerah seperti tomat, tetapi terlalu rugi jika mengalihkan p

  • Secret Night   77. Hanya Bersenang-Senang

    Kenny tidur memunggungi pintu kamar dan menutup wajahnya dengan selimut. Dia tidak ingin Calvin tahu bekas tamparan papanya yang meninggalkan lebam dengan warna kebiruan di pipi.Saat mendengar pintu kamar terbuka, dia memejamkan mata pura-pura tidur.“Apakah kamu sudah tidur?” suara Calvin menggema di kamar.Bukannya menjawab, Kenny malah semakin memejamkan mata agar Calvin tidak mengusiknya.Keadaan sejenak menjadi senyap ketika Calvin mengamati Kenny dari belakang, dia tahu jika istrinya tidak benar-benar tidur karena enggan bicara dengannya.“Tidurlah yang nyenyak,” ucap Calvin lalu menutup pintu kamar dengan perlahan.Kenny membuka mata dan membalikkan badan menatap pintu kamar yang tertutup, tiba-tiba saja air matanya menetes keluar.“Maaf, aku tidak bisa menjadi istri dan menantu yang diharapkan keluarga ini. Aku bukan wanita yang kamu harapkan, tidak bisa memberikan cucu dalam waktu dekat seperti apa yang papa dan mamamu inginkan. Aku juga tidak mau papaku menghancurkan petern

  • Secret Night   76. Ancaman Menjadi Alasan untuk Pergi

    “Aku rasa kita telah melakukan kesalahan,” ujar Calvin membuat Kenny membeku.“Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?” tanya Kenny berusaha menahan diri dari segala perasaan yang berkecamuk.“Sebagai pria, aku telah hilang kendali. Seharusnya aku menjaga dan melindungimu, bukan malah mengambil keuntungan darimu.”Calvin menyalahkan dirinya demi menjaga perasaan Kenny, tetapi apa yang ditangkap Kenny malah sebaliknya. Dia tersinggung dengan perkataan suaminya.“Mengambil keuntungan dariku? Apakah kamu memaksaku atau melakukan sesuatu saat aku tidak sadar? Seingatku apa yang kita lakukan dalam keadaan sadar tanpa keterpaksaan. Apakah kamu mau bilang sudah memanfaatkanku atas keadaanku? Jadi menurutmu, aku wanita yang pantas untuk dimanfaatkan?” geram Kenny dengan segala asumsinya.“Bukan begitu maksudku, aku hanya tidak ingin kamu terluka. Seharusnya aku bisa mengendalikan diri sesuai dengan perjanjian pernikahan kita di awal.”Calvin berusaha menjelaskan kerumitan hubungan mereka, te

  • Secret Night   75. Butuh Kejelasan

    Jadwal kontrol Kenny ke dokter fisioterapi tiba, dia pergi ke rumah sakit untuk melakukan terapi dan pemeriksaan rutin.“Beberapa hari yang lalu kakiku kesemutan dan mulai merasakan rangsangan, apakah itu pertanda baik?” tanya Kenny pada dokter yang menanganinya.“Kemajuanmu sangat pesat, tentu saja itu pertanda yang baik,” jawab dokter itu.Harapan besar seketika tumbuh memenuhi hati Kenny. “Apakah itu artinya aku bisa sembuh dengan cepat?”Dokter itu menatap Kenny dengan serius membuat harapannya mengempis.“Melihat keadaanmu, butuh proses dan waktu untuk bisa benar-benar sembuh total, yang penting jangan putus asa dan patah semangat, melihat kemajuanmu yang pesat aku yakin kamu akan sembuh lebih cepat dari perkiraan. Bersabarlah!”Jawaban yang Kenny dengar tidak memuaskan dirinya, perkataan dokter itu seolah terdengar jika dia butuh waktu yang cukup lama untuk bisa kembali normal.“Apakah aku boleh hamil dengan keadaan seperti ini?” ucap Kenny yang cukup membuat dokter di depannya

  • Secret Night   74. Rasa Cemas dan Takut

    Menjelang malam, Calvin pulang dengan alat pemanas ruangan yang baru. Wajahnya terlihat sangat lelah dan kurang istirahat.“Apakah kamu sudah makan? Aku sudah memasak untukmu,” kata Kenny pada suaminya.“Aku masih kenyang, makanlah dulu, aku akan memasang alat ini,” tunjuk Calvin ke arah barang yang dia bawa.“Kamu bisa memasangnya besok jika lelah, setelah makan kamu bisa beristirahat,” bujuk Kenny.“Aku belum ingin makan karena tadi sempat makan sebelum sampai rumah. Kamu yang harus makan agar kesehatanmu tidak terganggu, aku akan menyusul jika sudah selesai.” Calvin memberi alasan.Sadar jika sikap Calvin berubah seakan sedang menghindari dirinya, Kenny mengangguk mengalah mengikuti perkataan suaminya.“Baiklah, aku akan makan dulu,” ucapnya lalu pergi ke ruang makan, sedangkan Calvin masuk ke kamar dan sibuk dengan alat pemanas ruangan.Kenny makan sangat lambat, sengaja menunggu Calvin menyelesaikan pekerjaannya, tapi sampai makanannya habis, pria itu tak kunjung menyusul ruang m

  • Secret Night   73. Wanita Pengganggu

    Saat siang hari, sebuah mobil asing berhenti di depan rumah orang tua Calvin. Kenny yang sedang duduk di teras mengamati dengan seksama siapa tamu mertuanya tersebut.Seorang wanita turun dari pintu kemudi lalu membuka pintu belakang dan ternyata orang tua Calvin yang keluar dari pintu tersebut.Cameron yang melihat menantunya duduk di teras, melambaikan tangan dan menyapanya. “Halo Sayang, apakah kamu baik-baik saja selama kami pergi?”“Ya, aku baik-baik saja. Maaf aku tidak bisa membantu membawa barang-barang itu Ma,” tunjuk Kenny ke bagasi mobil.“Tidak apa-apa, Juan dan Yuri yang akan membawanya masuk,” ujar Cameron menunjuk suaminya dan wanita yang mengemudikan mobil tersebut.Kenny melirik ke arah wanita yang ditunjuk mertuanya dan melihat tatapan sinis dari wanita itu, namun dia mengabaikan hal tersebut karena tidak ingin berpikiran negatif, mungkin saja dia salah mengartikan tatapan wanita itu.Merasa udara semakin dingin dan Calvin tak kunjung pulang dari kota, Kenny memutusk

  • Secret Night   72. Perubahan Sikap yang Mendadak

    Calvin mengusap permukaan kulit Kenny disaat wanita itu tidur meringkuk di pelukannya. Jarinya menelusuri kulit telanjang istrinya yang bersinar karena tempaan cahaya api dari perapian.Ingatannya kembali ke percintaan mereka, tidak menyangka dirinya bisa hilang kendali bahkan lupa kondisi Kenny yang seharusnya masih butuh banyak istirahat. Kenny begitu menggoda, memberinya kenikmatan yang luar biasa.“Maafkan aku,” gumamnya pelan menyadari telah membuat istrinya kelelahan.Perlahan dia menarik selimut menutupi tubuh mempesona istrinya, lalu ikut terlelap tanpa melepaskan pelukan.Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa tidur nyenyak dengan hati yang penuh kedamaian dan otak yang tenang. Rasa cemas dan gelisah yang selama ini menghantui, lenyap seketika.*Kenny membuka mata dengan berat ketika suara ponsel milik Calvin mengganggu tidurnya. Matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke rumah.Tak langsung menanggapi suara tersebut, perhatiannya terali

  • Secret Night   71. Di Depan Kobaran Api

    “Calvin …!” desah Kenny di sela ciuman mereka.“Apakah kamu keberatan?” Calvin menjauhkan bibir lalu menatap mata Kenny untuk memastikan apa yang istrinya inginkan.“Bu-bukan begitu, tetapi di sini terlalu terbuka. Aku merasa kurang nyaman.” Kenny kembali mengedarkan pandangan memastikan tidak ada orang yang melihat mereka.“Rumah ini jauh dari rumah para pekerja, yang sering datang ke sini hanya papa dan mama, tapi saat ini mereka sedang pergi. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan.” Calvin berusaha menyakinkan istrinya.“Apakah kamu yakin?” tanya Kenny.“Sangat yakin,” jawab Calvin tanpa ragu.Kenny terdiam tetapi ekspresinya tidak menolak.Dengan hati-hati Calvin mengusap dada istrinya lalu perlahan membuka satu per satu kancing bajunya. Tubuh Kenny meremang ketika Calvin meloloskan pakaian, turun dari bahu dan punggungnya.Udara dingin langsung menyapu permukaan kulit, namun tangan Calvin yang bergerak menyapu punggung telanjangnya mampu mengusir udara dingin tersebut. Tenggorokan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status