Home / Romansa / Secret Night / 11. Tak Takut dengan Ancaman

Share

11. Tak Takut dengan Ancaman

Author: Dera Tresna
last update Last Updated: 2024-12-07 19:30:02

Ceysa menatap wajah suaminya penuh selidik, namun dia tidak bisa mengartikan ekspresi pria itu. “Ada kalanya kamu tidak bisa menilai dirimu sendiri dan butuh orang lain untuk melihatnya,” ujarnya.

“Kenapa kamu menakutkan hal yang belum tentu terjadi? Tentu saja aku tidak akan memperlakukanmu seperti aku memperlakukan Fania.”

Olsen memberi jaminan padanya tapi lagi-lagi Ceysa sulit percaya pada perkataan pria itu.

“Terkadang apa yang dikatakan saat ini tidak seperti yang terjadi pada saatnya nanti,” gumam Ceysa yang kemudian pergi menjauh dari hadapan suaminya.

Ceysa mengurung diri di kamar, ingatan tentang papanya kembali mengusiknya. Pria yang seharusnya menjadi teladan dan kebanggaan dirinya, telah merusak gambaran tentang seorang pria yang bisa dia percayai.

Keluarga mereka dulu sangat bahagia, wajah mamanya selalu memerah dan senyum terus terkembang di wajahnya ketika papanya menggodanya, namun kebahagiaan itu hancur karena orang ketiga. Papanya selalu menyangkal jika dia berselin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Secret Night   12. Ciuman Pertama

    “Apa yang Anda lakukan sangat beresiko, kenapa Anda mendatangi sarang serigala? Fania bisa memanfaatkan keadaan karena kecerobohan Anda,” Tony memperingatkan Olsen.“Aku tidak akan membiarkan wanita jalang itu mengganggu Ceysa. Dia mendatangi istriku dan membuatnya bermimpi buruk,” geram Olsen.“Seberapa besar cinta Anda terhadap istri Anda? kenapa Anda tidak pernah mengatakan perasaan Anda yang sebenarnya pada nona Ceysa agar dia mengerti semua pengorbanan yang telah Anda lakukan.”Olsen langsung menatap Tony dengan tatapan dingin. “Aku tidak butuh ceramahmu, jangan pernah kamu mengungkit apa yang kamu katakan tadi.”“Maaf jika tidak membuat Anda senang, tapi aaya mengatakan ini sebagai teman, bukan sebagai sekretaris.” Tony hanya ingin yang terbaik buat atasannya tersebut.“Siapa yang menganggapmu sebagai teman? Cepat jalankan mobilnya! Ada pertemuan penting yang harus aku hadiri pagi ini. Kedepannya jangan pernah kamu mencampuri urusan pribadiku lagi.”Tony terdiam tak tersinggung

    Last Updated : 2024-12-08
  • Secret Night   13. Posesif

    Beberapa kali Ceysa menggelengkan kepala, tak percaya dengan apa yang telah dia perbuat. Tidak bisa terus memikirkan ciuman pertamanya karena Olsen menunggunya di mobil, dia pun dengan cepat mengambil tas make up dan berlari menyusul suaminya ke mobil.Suasana di mobil pun terasa canggung, Ceysa sesekali melirik ke arah Olsen yang kini serius mengemudikan mobilnya tanpa mengatakan apapun. Dia kemudian mengambil tisu dan membersihkan lipstik yang belepotan di bibirnya lalu memperbaiki dandanannya, beruntung sebelum sampai tempat pesta, dandanannya sudah beres.Tangannya hendak membuka pintu mobil ketika tiba-tiba Olsen menghentikan gerakannya. Ceysa menoleh dan terhenyak ketika wajahnya sangat dekat dengan wajah suaminya.“Olsen ...” panggilnya yang terdengar seperti desahan lembut di telinga Olsen.Ibu jari pria itu terulur lalu mengusap pinggir bibirnya, membuat kulit Ceysa meremang. “Masih ada lipstik yang belepotan di ujung bibirmu,” gumamnya dengan suara yang membuat Ceysa menelan

    Last Updated : 2024-12-09
  • Secret Night   14. Dekat Lalu Menjauh

    Nafas Ceysa tercekat ketika bibir panas Olsen menyentuh kulit punggungnya. Pria itu menghujaninya dengan kecupan yang membuat tubuhnya meremang dan inti miliknya memanas dan terasa lembab.Dia memejamkan mata dan menggigit bibir, menahan desahan agar tidak keluar dari mulutnya. Baru kali ini ada pria yang menyentuhnya begitu intim, membuat seluruh indera terbangun merespon sentuhan itu, semua syaraf pun terasa lebih sensitif.Tangan Ceysa menggenggam kuat dengan kaki mengepit rapat karena gairah yang tersulut dalam dirinya. “Olsen, berhentilah! Jangan melakukan apa yang tidak ingin aku lakukan!”Olsen membalikkan tubuh istrinya hingga mereka berhadapan. Perlahan mata Ceysa terbuka dan bertabrakan dengan manik mata suaminya yang menggelap.“Jangan pernah membiarkan satu pria pun menyentuhmu atau aku akan melakukan hal yang lebih gila dari ini. Mengerti!” gertak Olsen dengan bibir yang sangat dekat dengan bibir Ceysa hingga wanita itu bisa merasakan hembusan nafas suaminya dan gerakan b

    Last Updated : 2024-12-10
  • Secret Night   15. Tidak Tinggal Diam

    Di tempat lain, Olsen juga membaca apa yang Ceysa baca. Dia membanting ponsel saking marahnya, membuat Tony yang berdiri di samping pria itu terlonjak kaget.“Aku tidak bisa tinggal diam lagi, kesabaranku telah habis. Cari tahu tentang kehamilan Fania, aku benar-benar akan menghancurkan wanita itu,” perintah Olsen pada Tony.“Saya akan segera mencari tahu tentang hal tersebut. Bagaimana dengan berita Anda di pesta semalam? Apakah saya perlu menghentikannya?”“Tuntut saja media tersebut atas pencemaran nama baik, buat penerbitnya tutup.”“Haruskah Anda sampai menutup penerbitnya? Apakah Anda tidak merasa kasihan pada karyawan mereka?”“Siapapun yang membuat istriku resah, akan aku hancurkan. Aku masih bisa diam jika mereka menyerangku, tapi sekali saja mereka menyerang istriku, aku akan membuat mereka hancur.”Tony menghela nafas panjang dan mengangguk patuh menyetujui perintah atasannya. “Apakah saya sudah bisa keluar dari ruangan Anda?”“Satu hal lagi, cari identitas pria yang berani

    Last Updated : 2024-12-11
  • Secret Night   16. White Forest

    Perang dingin antara Ceysa dan Olsen belum juga berakhir. Sudah hampir seminggu mereka tidur terpisah dan Olsen jarang pulang sehingga Ceysa hampir tidak pernah melihat suaminya tersebut. Jauh di lubuk hatinya yang terdalam, ada rasa rindu yang merayap mengusik kenyamanannya.Ada rasa penyesalan menyuruh Olsen menjauh darinya, tetapi setiap kali dia mengingat perbuatan pria itu, rasa kesal dan marah membuatnya tak ingin berdekatan dengan suaminya. Dia ingin Olsen menyadari kesalahannya dan tak menyangkal lagi.Siang ini Ceysa berdiri di balik jendela, berharap Olsen pulang. Dia tidak berharap bertemu dengan suaminya, tetapi dia hanya ingin melihatnya dari jauh agar rasa rindunya terobati. Sayangnya, apa yang dia harapkan hanyalah sia-sia, jalanan di depan rumahnya tetap kosong, tanpa mobil Olsen yang melintas.Lamunan Ceysa buyar ketika suara notifikasi dari ponselnya terdengar. Dia membuka dan membaca berita terupdate yang baru saja diterimanya dan langsung terbelalak kaget. Tangan g

    Last Updated : 2024-12-12
  • Secret Night   17. Tempat Baru

    Saat Ceysa terbangun dengan aroma segar rumput dan dedaunan yang menyeruak masuk ke indera pembaunya. Perlahan matanya terbuka dengan pandangan yang masih kabur. Dia berusaha memfokuskan tatapannya agar pandangannya menjadi jernih, namun yang terjadi malah kepalanya berdenyut sangat sakit dan rasa mual menghantam perutnya.“Kepalaku ...” serunya serak sambil menjambak rambutnya sendiri karena rasa sakit yang tak tertahankan.Dia berusaha untuk duduk, namun hal itu malah membuat keadaan semakin memburuk, denyut menyakitkan itu sungguh menyiksa.Di tengah rasa sakit sesuatu yang hangat mendekapnya, usapan lembut terasa di punggungnya membuat Ceysa merasa tenang meski rasa sakit itu sama sekali tidak mereda.“Kamu akan baik-baik saja, jangan panik, ambil nafas panjang dan keluarkan pelan-pelan.” Suara bariton yang parau dan berat memberinya arahan agar dirinya lebih tenang.Demi mengurangi rasa sakit, Ceysa melakukan apa yang dia dengar. Setelah melakukan beberapa kali, rasa paniknya be

    Last Updated : 2024-12-13
  • Secret Night   18. Tempat yang Tenang

    Suara kicau burung yang merdu membangunkan Ceysa dari tidur. Dia membuka mata dan menatap ke jendela kamar, terlihat embun membasahi kaca jendela dan kabut terlihat di luar kamar.Hari telah pagi dan dia masih memendam kemarahan pada suaminya. Pertengkarannya kemarin masih membuatnya enggan bicara dengan pria itu. Ceysa membalikkan tubuhnya untuk membuat dirinya nyaman, namun terkejut ketika melihat Olsen tidur di sampingnya.Untuk sejenak Ceysa membeku karena tidak bisa memungkiri ketampanan suaminya, apalagi saat melihatnya masih tidur tanpa ekspresi. Wajah pria itu seperti magnet yang membuatnya tak bisa mengalihkan tatapannya.Dia melirik ke selimut tebal yang menutupi tubuh suaminya, di balik selimut itu dia sangat yakin Olsen bertelanjang dada tanpa memakai pakaian atasnya. Hal tersebut membuat wajahnya memanas apalagi saat ingat jika ini adalah kali pertama bagi dirinya yang terbangun dengan keberadaan Olsen di sampingnya.Kebekuan Ceysa berlanjut ketika Olsen tiba-tiba membuk

    Last Updated : 2024-12-14
  • Secret Night   19. Merasa Nyaman

    Cesya menatap makanannya yang terasa hambar dan pahit, bukan karena masakan Olsen tidak enak, tetapi karena mulutnya belum bisa merasakan apa yang dia makan. Obat-obatan yang dikonsumsi, membuat apapun yang masuk ke dalam mulutnya terasa pahit.Tidak ingin mendapat ocehan dari Olsen, dia berusaha menghabiskan makanan tersebut meski dengan perjuangan yang tidak mudah. Beruntung saat suaminya masuk ke kamar, mangkuknya sudah bersih. Olsen yang melihatnya tersenyum senang dan tidak banyak bicara lagi.“Apakah kamu butuh kursi roda untuk berkeliling rumah ini?” tanya Olsen setelah Ceysa meminum obatnya.“Aku harus melatih kakiku yang sudah lama tidak aku gunakan, jadi aku rasa aku tidak membutuhkan kursi roda,” jawab Ceysa yang tidak ingin dianggap sebagai orang penyakitan.“Aku akan membantumu kalau begitu, apakah kamu mau jalan sekarang?”Mata Ceysa kembali menatap tubuh telanjang suaminya, lalu menggeleng. “Aku tidak akan pergi jika kamu masih berkeliaran di rumah ini tanpa mengenakan

    Last Updated : 2024-12-15

Latest chapter

  • Secret Night   91. Perubahan Musim yang Cepat

    Perkataan Calvin bukan hanya sebatas ancaman, siksaan itu dimulai ketika sesuatu merayap menyentuh tempat berharga dimana harta karun Kenny tersembunyi. Mata sayu Kenny menatap manik mata Calvin yang berbaring miring di sebelahnya.Desahan kecil terus lolos dari bibir Kenny tanpa bisa ditahan, ketika jari suaminya menelusup masuk menyentuh dinding sensitifnya. Tubuhnya menggeliat seirama dengan gerakan tangan Calvin yang menari di dalamnya.Goncangan, gesekan dan hentakan menjadi perpaduan yang sempurna yang mampu membawa Kenny ke puncak yang dirindukan. Tidak ada pria manapun yang bisa menyentuhnya seperti Calvin menyentuhnya saat ini karena dirinya hanya milik pria itu.Denyutan muncul, ketika dirinya tak mampu lagi membendung ledakan gairah. Tangannya mencengkeram bahu Calvin menyambut ledakan tersebut, tubuhnya melengkung indah diakhiri dengan teriakan siksa nikmat ketika gelombang itu datang.Tubuh Kenny terkulai lemas dengan nafas tersengal, pemandangan tersebut memberi fantasi

  • Secret Night   90. Keterbukaan

    “Ada hal yang selama ini belum aku ceritakan padamu yang mungkin akan membuatmu berpikir ulang tentang pernikahan kita,” ujar Kenny memulai pembicaraan.“Aku rasa hal tersebut sangat membebanimu sehingga kamu berpikiran seperti itu. Katakan tentang hal yang membuatmu harus berpikir lama sebelum memberitahukannya padaku!” pinta Calvin.Kenny meremas jari tangan, tanda jika dirinya cemas dan gugup. Melihat hal itu, Calvin menggenggam tangan itu untuk memberi kekuatan dan dukungan.Dengan berkaca-kaca, Kenny menatap mata Calvin dan berkata, “Selama aku terapi di rumah sakit, aku memeriksakan kandungan karena mamamu berharap banyak padaku. Dokter menyatakan jika aku akan sulit untuk hamil karena bermasalah dengan rahim dan gangguan hormon.”Untuk sesaat Calvin membeku mendengarnya, membuat Kenny yakin jika pria itu tidak akan menerimanya. Air matanya menetes keluar dan semakin deras, membuatnya menangis terisak.Calvin memeluk dan mengusap punggungnya, berusaha menenangkan. “Kenapa selama

  • Secret Night   89. Keputusan yang Diambil

    “Kamu mengingat semuanya?” Kenny kembali memastikan.“Ya, terutama tentang kecemburuanmu terhadap Ceysa,” ungkit Calvin.“Harus aku bilang berapa kali, aku tidak cemburu,” kilah Kenny sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan suaminya tetapi rengkuhan Calvin semakin erat sehingga usahanya sia-sia saja.“Jika terus bergerak di atas tubuhku seperti ini, kamu tahu siapa yang sedang kamu bangunkan.” Peringatan dari Calvin membuat Kenny seketika membeku, bahkan kini dia bisa merasakan sesuatu mendesak bagian bawah tubuhnya.Melihat ekspresi menggemaskan istrinya, Calvin tersenyum lalu mengecup singkat bibir Kenny.“Lepaskan aku, Calvin! Ada banyak pekerjaan yang harus aku lakukan,” Kenny membuat alasan.“Sekarang aku tahu bagaimana seorang pria harus berjuang demi cintanya,” ucap Calvin membuat mata Kenny menatap penuh arti.“Cinta …?” gumam Kenny sangat pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Calvin.“Aku hidup dalam tatanan sopan santun yang kental, menghargai hak setiap orang dan tid

  • Secret Night   88. Beban Tak Tampak

    Setelah kejadian tersebut, Calvin dan Kenny seakan saling menghindar. Mereka sadar jika saat berdekatan, kendali diri mereka menjadi sangat tipis.Calvin menyibukkan diri dengan kerja sama baru yang dirintis dengan Olsen, sering pulang malam sehingga hanya punya waktu sebentar untuk melihat Kenny dan itu sangat menyiksa.Sedangkan Kenny selalu menunggu Calvin pulang dan berujung kecewa karena sikap pria itu berubah dingin. Hingga suatu malam, Calvin pulang telat dalam keadaan mabuk.Kenny membuka pintu untuk pria itu dan mendapati mobil Ceysa berhenti di depan mansion. Setelah Calvin masuk, mobil itu memutar balik lalu pergi begitu saja.“Apakah Ceysa mengantarmu pulang? Di mana mobilmu?” cecar Kenny dengan sikap cemburu seorang istri, padahal selama ini dia sendiri yang selalu menegaskan jika posisinya adalah sebagai karyawan Miller.Kening Calvin berkerut sambil menahan rasa berdenyut di kepala. “Aku tidak mengerti arah pertanyaanmu.”“Apakah kamu belum melupakannya? Apakah kamu mas

  • Secret Night   87. Bagaimana Cara Mengendalikan Diri

    Berusaha menjauh dari jangkauan Calvin, Kenny menyibukkan diri di dapur. Setelah menyiapkan makan malam, dia memasukkan semua alat dapur yang kotor ke wastafel dan mencucinya. Ketenangannya terganggu ketika Calvin tiba-tiba muncul dari belakang dan mengambil sarung tangan karet untuk membantunya mencuci.“Biar aku saja yang melakukannya, kamu tamu di sini,” larang Kenny.“Apakah salah jika aku membantumu?” ujar Calvin masih sibuk menggosok alat dapur dengan sabun.“Kita harus tahu batasan, aku yang bertanggung jawab atas rumah ini dan kebutuhanmu, sedangkan kamu tamu di sini. Aku yakin kamu tidak akan membantu jika yang ada di sini bukanlah aku.” Kenny memasang dinding pembatas untuk mengingatkan status mereka.Ekspresi Calvin berubah kesal, dia melepaskan sarung tangan dan pergi menjauh.“Bukankah kamu juga bertanggung jawab atas kebutuhanku? Sekarang aku ingin mandi, siapkan bajuku dan rapikan koper yang aku bawa, aku belum sempat memasukkan pakaian yang kubawa ke lemari,” ujarnya s

  • Secret Night   86. Kesepakatan di Belakang

    Kenny merasa resah, duduk di ruang ganti baju sambil melamun. Dadanya terasa sesak mengingat kedekatan Calvin dengan Ceysa, mungkinkah pertemuan mereka yang semakin intens akan membuat Calvin semakin tak bisa melepaskan Ceysa? Padahal wanita itu sudah bahagia bersama suaminya.Sedalam apa perasaan Calvin sehingga tidak bisa menerima jika Ceysa sudah menikah? Wanita manapun tidak akan bisa meruntuhkan hati Calvin jika pria itu terus memasang dinding tebal.Pikiran itu terus berkecamuk, Kenny tenggelam dalam persepsinya sendiri, menyimpulkan apa yang dilihat.Semua kejadian beruntun terkait Calvin membuat mental dan emosi Kenny terganggu, dia berpikir, mungkin akan jauh lebih baik jika mengundurkan diri dari pekerjaan serta menjauh dari pria yang pernah dinikahinya itu.Helaan nafas terdengar berat menggema di dinding ruangan, ada hal lain yang mengganjal di hati sehingga dia tidak bisa serta merta meninggalkan pekerjaannya saat ini.Pertama karena Olsen sudah menolongnya, dia masih mem

  • Secret Night   85. Berharap Masih Ada Kesempatan

    “Kenny, tolong antarkan handuk ini ke kamar nomor 1005,” ujar rekan kerja Kenny.Meski pikirannya sedang berkecamuk dan tubuhnya semakin lemah karena pertemuannya dengan Calvin, tapi Kenny sadar jika harus bersikap profesional terhadap pekerjaan. Tanpa bantahan, dia mengambil handuk itu lalu pergi untuk mengantarnya.Dia menempelkan kartu ke pintu kamar untuk membukanya karena rekan kerjanya bilang dia hanya perlu menaruh handuk itu dan pergi secepatnya agar tidak mengganggu tamu yang menginap di kamar tersebut.Kemungkinan tamu itu belum ada di kamar karena masih ada urusan bisnis dengan rekannya.Tak ingin membuat masalah, Kenny secepat mungkin menaruh handuk ke atas ranjang sebelum tamu itu kembali ke kamar. Dia membalikkan badan hendak pergi, tetapi tubuhnya membeku ketika pintu kamar mandi di depannya terbuka dan keluar seorang pria yang sangat ingin dia hindari.“Ke-kenapa kamu di sini?” racau Kenny gugup menatap Calvin hanya memakai handuk kecil untuk menutup area sensitifnya,

  • Secret Night   84. Kebekuan dari Sebuah Pertemuan

    “Maaf jika aku mengganggu kalian, aku akan segera keluar setelah menyiapkan makanannya,” ujar Kenny sopan.Bukannya merespon perkataan Kenny, wanita itu malah menatap suaminya lalu berkata, “Apakah karyawan ini yang kamu ceritakan?”Kenny tertegun mendengar suami istri itu membicarakannya. “Apa yang kalian bicarakan tentangku?”Nada Kenny mengisyaratkan ketidaksukaan karena kehidupan pribadinya dijadikan bahan gosip.“Jangan berpikir macam-macam, suamiku hanya menceritakan apa yang kamu alami. Aku kagum dan bersyukur karena kamu bisa pulih dari trauma dengan cepat. Aku tahu apa yang kamu alami tidak mudah,” ujar istri Olsen yang membuat hati Kenny luluh karena apa yang diucapkan wanita itu terasa begitu tulus.“Terima kasih atas simpatinya, jika tidak ada Tuan Miller yang membantuku, mungkin masa depanku sudah hancur,” ucap Kenny.“Siapa namamu? Namaku Ceysa,” ujar wanita itu sambil mengulurkan tangan.Kenny segera membersihkan tangan yang kotor karena makanan lalu menjabat tangan Cey

  • Secret Night   83. Bertemu Orang Baik

    Kenny tidak menyangka dirinya kini sedang berhadapan dengan pria tampan yang menyelamatkan nyawa dan kehormatannya. Pria itu menyodorkan kwitansi pelunasan hutang yang dibayarkan untuk menembus dirinya.“Ini total uang yang aku keluarkan untukmu dan sebagai seorang pengusaha, aku tidak ingin dirugikan untuk masalahmu. Jadi apa yang bisa kamu berikan untuk bisa membayar hutangmu?” tuntut pria itu.Mata Kenny terbelalak kaget dengan nominal yang dibayarkan pria itu, sebanyak itukah papanya menjualnya? Bahkan seumur hidup pun dia tidak akan mampu melunasi hutangnya.“Kamu bilang jika hotel ini milikmu, izinkan aku bekerja di sini dan kamu bisa mengambil seluruh gajiku untuk melunasi hutangku,” ujar Kenny dengan solusi yang cerdas.Pria itu tampak memikirkan usul Kenny dan terlihat setuju dengan hal itu.“Tidak mungkin aku mengambil semua gajimu, aku akan memotong 50 persen dari gajimu sebagai cicilan pelunasan hutang. Sebagai gantinya kamu akan mendapat asrama gratis, sehingga kamu bisa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status