Share

Malam romantis

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hari ini, setelah hujan sore tadi, langit malam begitu indah dengan taburan gemintang yang menghiasi, kelip ornamen malam dan lampu kota membuatku sesaat menikmati pemandangan itu.

Lelah dan jenuh dengan kegamangan yang merajai dinding hati, akhirnya kuputuskan untuk keluar dari rumah sejenak menikmati suasana.

Sepanjang trotoar beraneka ragam penjual makanan dan minuman hangat berjejeran, kepulan asap dan  aroma makanan membuat siapa saja tergoda. 

Anak-anak muda duduk di bangku dekat paving  menikmati pesanan mereka sambil memainkan ponsel atau bercengkerama ria. Canda dan gelak tawa mereka membuatku iri dan semakin merasa sepi.

Kubenahi mantel dan sambil menggenggam kedua tangan yang mulai terasa dingin oleh terpaan angin.

Baru saja hendak berbalik badan untuk kembali  ke rumah tiba-tiba sebuah tangan menyentuh lembut bahuku.

Kubalikkan diriku dan sosok yang selalu membuat jantungku berdetak kencang akhir-akhir ini sedang menyunggingkan senyum termanisnya.

"Hai, apa yang kamu lakukan di sini?" Tanyanya sambil mendekatkan diri ke telingaku.

"Eh, umurku lebih tua darimu, kau memanggil dengan kata 'kamu?"

"Kita tidak dalam situasi formal, Nyonya," katanya dengan kerlingan mata dan senyum menggoda.

Kualihkan wajahku yang kini tak mampu menghapus rona tersipu, dan jujur saja, cara ia berbicara dan menatap selalu membuat dada ini bertalu-talu oleh debaran bahagia.

"Jadi, apa yang kamu lakukan di sini? Mengurai sepi?" Sambungnya lagi.

"Sok tahu kamu," kataku tapi tetap dengan wajah datar, berusaha sekuat mungkin menahan tawa  atau sesuatu yang akan membuatnya semakin gencar menggodaku.

"Bagaimana kalo  kita mencoba roti kukus itu," katanya sambil menunjuk penjual roti yang deretan rotinya masih mengepulkan asap panas.

"Hmm, ...." Aku sejenak berfikir.

 Ia menatapku lagi lalu berkata, "Gila, orang kaya kalo mau makan sesuatu harus mikir lama dulu, ya?"

"Gak juga," jawabku.

"Kalo gitu ayo," katanya sambil menggamit lenganku.

"Hei, lepaskan lenganku." Aku menepuk lengannya.

"Gak mau, apa karena saya menyentuh, lantas seseorang akan menembak?"

"Dasar bocah tengil," batinku sambil menggeleng-geleng ke arahnya.

Jujur tak bisa kunafikan, segala sesuatu yang ia lakukan terhadapku, atau momen apapun yang kulalui bersamanya selalu menjadi begitu berkesan dan menyenangkan. Seolah aku menjadi muda kembali, atau  aku adalah gadis cantik yang sedang bermekaran dan menerima perlakuan bak ratu dari kekasihnya.

Konyol atau ... ah, Apapun itu, saat ini adalah kenyataan yang ingin aku nikmati.

"Coba yang ini, rasa kacang merah," ucapnya sambil menyodorkan sepotong roti dengan bungkusan kertas berwarna putih.

"Terima kasih," jawabku sambil menerima pemberiannya.

"Hmm, manis sekali," gumamnya sambil mengigit roti tersebut.

Aku lebih banyak memperhatikan ekspresinya menikmati roti itu daripada memakan makananku sendiri.

"Ada apa? Gak doyan?" Tanyanya ketika melihatku masih terpaku menatapnya.

"Eh, gak juga, anu ... Ini masih panas," jawabku dengan gugup.

Ia mendekat selangkah hingga tubuh kami bersentuhan dan jujur jantungku serasa akan meledak apalagi ketika tatap teduh itu bersitatap dengan pandanganku. Rasanya tungkaiku lemas.

"Pemuda ini terlalu tampan," batinku.

"Makannya kenapa bisa belepotan begini? Seperti bocah, he he he," katanya sambil membersihkan sudut bibirku yang ternyata sisa kacang merah menempel di sana.

Sontak saja, Aku memundurkan diri membentang jarak darinya. Bukan karena tidak suka, sungguh hati ini terasa gerimis oleh keromantisannya, namun, aku tak ingin ia melihat raut wajahku yang kini memerah oleh rasa gugup dan salah tingkah. 

Selalu, dua hal yang saling berlawanan dalam diri ini berperang ketika bersama pemuda dengan tinggi 170 CM, rasa bahagia sekaligus salah tingkah yang luar biasa dashyatnya. Bahkan rasa gugupnya mengalahkan ketika pertama kali Mas Andri melamar untuk menjadikanku pendamping hidupnya.

"Terima kasih ya, oh ya, ini sudah jam setengah sembilan malam, sebaiknya aku pulang dulu," kataku berpamitan.

"Kenapa, bahkan rotinya belum habis," katanya sambil melihat pada roti yang masih kupegang.

"Aku akan memakannya sepanjang jalan." Aku mulai meninggalkannya.

"Aku akan menyertai di belakang jika kamu tidak suka berdekatan." Ia mengikuti segera.

"Gak usah, aku bisa kok, pulang sendiri, tempat ini juga tak jauh dari rumahku. Hanya satu blok ke kiri lalu sampai," tolakku halus.

"Hanya ingin memastikan keselamatan Nyonya, itu tugas saya, iya kan?" katanya sambil mengedipkan mata.

Unbelieveable!

"Terserah deh!" Aku menukas lalu melanjutkan langkahku.

Jujur, tadi itu sengaja ingin menjauh darinya agar aku tak semakin terjerat, tapi ini malah membawaku semakin dekat. Dia memang berjalan lima langkah jaraknya dariku, tapi tetap saja, debaran dalam dada ini seolah seluruh dunia mendengarnya.

"Tidak, jangan nikmati, kau sudah tua, 38 tahun ... bersuami ...." Begitu bisikan-bisikan yang terngiang di telingaku saat ini, di sepanjang jalan menuju rumah.

Namun dari sisi yang berbeda,

"Tak apa, sesekali menghibur diri, mungkin Tuhan mengirimkannya sebagai pelipur duka dan rasa sepi akibat perbuatan suamimu," bisik dari suara hatiku yang berbeda.

Kutekan dadaku sendiri yang mulai merasa sesak yang demikian membuncah. Aku kesal oleh sikap Mas Andri, andai dia selalu ada untukku, atau minimal meluangkan waktu, mungkin saja semua kekhilafan ini tidak akan terjadi. Ah ...

Aku hanya bisa mendesah sendiri.

Sesampainya di depan pintu gerbang rumah, aku berpapasan dengan Mas Andri tapi dia dalam posisi akan meninggalkan rumah dan bersiap menaiki BMW miliknya.

Ia menatap sejenak padaku lalu bergantian pada pemuda yang tak jauh berdiri di belakangku.

"Mas ... Mau kemana lagi?" tanyaku sambil mempercepat langkah ke arahnya.

"Aku mau pergi lagi," jawabnya datar.

"Tadi aku, keluar sebentar ke depan sana, sejak kapan Mas pulang, kenapa tidak menelpon?" Sambungku lagi.

"Hmm, aku mampir mengambil berkas-berkas yang tertinggal."

"Mas gak mau nginap di rumah, sudah lama lho, Mas gak tidur di rumah," pintaku  berharap padanya sambil menggenggam tangannya lembut 

"Gak bisa! Selama ada pameran produk dan bisnis saya gak bisa," tegasnya, "Ambil ini Elina, ayo berangkat," katanya pada sekretarisnya sambil menyodorkan map tersebut.

Mobil meluncur dengan cepat meninggalkan sisa kepulan asap dan rasa kecewa yang demikian sakitnya. Untukku, untukku saja.

"Aku akan masuk, kamu pulang saja," kataku pada pemuda yang masih setia berdiri di belakangku.

" Saya lupa mengingatkan jika ketua yayasan meminta saya menjemput besok pagi-pagi sekali untuk rapat dengan para donatur. Nah, karena jarak antara kostan saya dan rumah ini cukup jauh, saya putuskan untuk menginap saja."

"Apa?!"  tanyaku dengan mata terbelalak.

"Jika Anda tidak berkenan saya bisa tidur di mobil," katanya sambil menunjuk mobil hitam milikku.

What the ...

Kuhela napas kasar sambil memijit-mijit pelipis. Tadinya aku akan menghindarinya, kini mau tak mau aku harus membiarkannya menginap. Alangkah kejamnya jika aku harus membiarkan dia tidur di mobil dalam cuaca dingin seperti ini.

"Begini saja, kamu tidur di ruang club billiard suami saya saja," cetusku sambil menunjuk bangunan mewah bermini bar yang terpisah dari bangunan utama.

"Baik."

"Aku akan antarkan selimut  sebentar lagi, masuk aja dulu," kataku sambil berlalu.

*

"Ini selimutnya, dan jangan lupa bersiap besok jam enam pagi ya, aku ga mau terlambat," pungkasku sambil meraih gagang pintu dan bersiap meninggalkannya.

"Tunggu," katanya sambil mencekal lenganku.

"Tidakkah, ada yang ketinggalan?" Tanyanya dengan suara yang nyaris berbisik membuat nafasku kembali tak beraturan karena terangsang api asmara.

"Ah, ku-kurasa gak ada," kataku terbata-bata.

"Ada," katanya sambil menatap mataku lekat.

"Jangan macam-macam," kataku mengultimatum.

"Hanya ingin ...." Disambarnya bibir ini dengan cepat, sedikit lumatan halus menekan bibirku, memantik api gairah, sedang aku berusaha melepasnya segera.

"Hmmp ...  Aku ... hmm ....." Aku tak kuasa mengimbangi dirinya dan segala sesuatu yang telah berhasil membiusku saat ini.

"Aku merindukanmu, Nyonya Sabrina," desisnya.

"Tapi aku gak mau ... hmpp," desahku kelabakan.

Ciuman itu turun dan menyusuri pangkal leher dan dadaku, hingga tangannya menyusuri punggungku melewati bawah baju, kecupan bibirnya di bahuku membuat aku terlena seolah dunia ini milik berdua.

......

Malam yang begitu dingin,  sepi, dan berkabut kelam, seharusnya tidak siapapun  meringkuk sendiri dalam dinginnya ranjang sunyi.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
suaminya itu kalau ketahuan selingkuh lepaskan aja. umur 38 tidak tua. Paramitha. Rusady Desy ratnasari aja udah 50 th masih cantik. begitu juga km umur 38 masih mudah apalagi jika di tunjang dg uang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Secret Love With My Driver   Dua sisi berlawanan

    **Duduk bersender pada sofa panjang dengan tatapan gamang, kemudian berkali-kali kubuang napas kasar lalu memejamkan mata, mengingat kembali rentetan kejadian demi kejadian yang kerap membuatku mengulangi dosa yang sama."Ah, Handy, Mas Andri ...." Dua nama itu, seperti dua sisi mata uang yang berbeda tapi selalu saling menyertai. Entah sosok yang telah halal bersamaku atau seseorang yang diam-diam menyembunyikan kekagumannya pada milik orang lain, itu membuatku gamang, jujur dilema ini bukanlah hal mengenyangkan selain dari kenyamanan sesaat.Kualihkan pandangan pada jejeran tanaman bunga dan kolam kini air mancur yang bersebrangan langsung dengan tempat dudukku, satu ketukan remote control panel kaca yang mendindingi ruang santai, perlahan terbuka dengan otomatis. Lalu udara berebut masuk mengedarkan hawa sejuk yang menurutku sama sekali tak menyejukkan hatiku.Atau bunyi gemericik air yang melunc

  • Secret Love With My Driver   Mungkin

    Mungkin siang tadi Mas Andri telah menyakitiku, namun sebagai wanita aku harus mencari cara untuk menyelamatkan hubungan kami. Setidaknya aku punya anak yang bisa membuat Mas andri berfikir ulang untuk meninggalkan kami.Kutelpon ia dengan rencana mengajaknya menghabiskan waktu berdua saja. Semoga itu bisa memperbaiki hubungan kami."Iya, Sabrina," jawabnya"Mas lagi di mana, aku berencana ke taman, apakah mas mau ikut?""Gak usah aku mau istirahat saja.""Istirahat di mana?""Ya tentu saja, hotel. Sabrina," jawabnya santai."Padahal ada ruang tempat Mas bisa beristirahat dengan nyaman dan tidak perlu membayar."Hatiku perih mendengar kalimatku sendiri yang terdengar tercekat di tenggorokan."Hmm, aku ... Maaf," gumamnya."Aku tahu, aku mengerti Mas." Kupot

  • Secret Love With My Driver   Setelah lama

    Setelah yang terjadi semalam,Handy telah kembali ke kontrakannya setelah semalam di tempatku. Aku tidak bisa menafikan bahwa kehadiran sungguh menghibur, dia yang selalu menyemangati hidupku yang hambar ini.Seperti biasa, aku sendiri lagi, duduk di meja makan berukir relief bunga dan pualam putih, menikmati sarapan, dalam keheningan.Sedang asyik tenggelam dalam lamunan ketika tiba-tiba kudengar suara Mas Andri datang dan menyapaku."Hei, selamat pagi," sapanya sambil menyodorkan sebuket bunga mawar putih.Aku sedikit terperangah namun tak urung kuterima pemberiannya itu."Sedang sarapan?" Katanya sambil menggeser kursi yang berdekatan denganku lalu membalik piringnya."Mas...." Aku masih terkejut sekaligus juga bahagia karena tiba-tiba dia kembali ke rumah dan sarapan bersamaku."Kenapa menatapku begi

  • Secret Love With My Driver   Sikap dingin suamiku

    *Mobil meluncur kembali dengan kecepatan sedang menuju kota. Sepanjang perjalanan pulang aku hanya menikmati pemandangan yang membentang hijau di tepian jalan."Mas Jadi makan siang di Mang Ali Resto, anak kita pasti senang setelah sekian lama di asrama?" Tanyaku ingin memastikan rencana semula kami."Maaf gak jadi, tiba-tiba klienku menelepon dan minta bertemu untuk membahas proyek.""Tapi ...." Kugantung ucapanku sambil menatapnya dan Reza yang dudu di depan di samping Handy bergantian.Mas Andri mendesah pelan lalu melirik arloji di pergelangan kirinya."Maaf, hari ini aku gak cukup waktu, proyek dan kesempatan bisa hilang jika aku tidak segera menemui kolegaku.""Baiklah Mas, terserah Mas saja," jawabku dengan rasa kecewa tak terkira.*Sesampainya di rumah."Reza, gak ap

  • Secret Love With My Driver   Resto

    Sesampainya di restoran kami segera masuk dan bergabung ke sebuah meja yang ternyata di sana sudah ada Elina asisten suamiku dan Andhara serta suaminya, Mas Ilham."Hai selamat malam," sapa Mas Andri."Hai, mari, silakan." mereka semua berdiri untuk menyambut kami."Mas ... Kukira kita akan menikmati makan malam keluarga," desisku pelan membisikinya."Ya, anggap aja ini makan malam keluarga, toh mereka sudah cukup dekat dengan kita," bisiknya."Maksudku, hanya kita bertiga," balasku."Sudah diam, mereka bisa tersinggung," tegasnya sambil menajamkan pandangan mata padaku agar aku tak lagi memprotes."Oh Tuhan, bahkan hendak makan pun, kami harus bertengkar dulu," keluhku dalam hati.Suasana makan malam berlangsung gembira dan diselingi canda dan tawa, obrolan tentang bisnis, proyek terbaru, perhiasan yang sedang trend atau tantang masa depan anak bergulir begitu saja di antara kami. Sesekali mas Ilham melontarkan can

  • Secret Love With My Driver   Dia lagi

    **Setelah puas menangis dan meratap, aku memutuskan untuk ke luar, turun ke halaman depan untuk menikmati udara dan membuang sesak dalam dadaku.Ketika melewati kamar putraku, aku terketuk untuk memastikan keadaannya. Maka kubuka pintu kamar dan kutemukan dia sudah tertidur dengan pulasnya di ranjang. Aku sedikit lega, setidaknya ia tidak mendengar pertengkaran kami.Kususuri tiap sudut rumah dan mencari keberadaaan suamiku tadi, biasanya, jika ia sedang kesal, dia akan memilih untuk duduk di ruang baca sambil menyetel musik. Namun tak kutemukan dia di sudut manapun rumah ini.Kubuka pintu utama, lalu menyusuri halaman samping dan mini bar pribadi miliknya, semuanya kosong tidak ada tanda Mas Andri ada di sana, hanya gelap gulita saja.Tiba-tiba suara sandi pintu gerbang berbunyi dan sesaat kemudian pintu baja tersebut terbuka dan sesosok pemuda tampan yang selalu membuat dadaku bergemuruh hadir dari luar sana

  • Secret Love With My Driver   Ditolak suami

    Aku terkesima dengan kata-kata itu, perlahan namun pasti ada perih yang menjalari, ada hampa yang tiba-tiba kembali menyeruak dan melubangi sudut hati yang sesungguhnya telah rapuh ini. Kini, dua hati terluka, hatiku dan hatinya Handy, sedangkan suamiku? Dimana perasaannya?"Maafkan aku, Handy," desahku lemah."Tidak perlu minta maaf, karena cinta tak pernah salah, Nyonya. Dari awal berjumpa, aku memang telah jatuh hati dan tertarik pada Nyonya, jika ada yang patut disalahkan, maka itu aku."Ia melangkah pergi meninggalkanku yang terduduk lesu di kursi berpayung dekat kolam.Detik berikutnya kusadari aku telah membuat sebuah hati berdarah. Adilkah, aku menerima perlakuan dan perhatian cintanya, lalu mencampakkannya begitu saja. Apakah dia sudah pantas menjadi korban dari kegalauan dan keegoisanku? Apakah karena dendam dengan Mas Andri, lantas ak

  • Secret Love With My Driver   Awal bertemu dia

    **Awal Pertemuan itu ....Tak kusangka hari di mana ia datang ke kantorku dan mengenalkan diri sebagai supir baru, merupakan awal dari segala dilema yang terjadi saat ini. Dengan jas hitam dan kemeja putih yang pas di badan, pemuda tampan yang memiliki wajah cerah dan tatapan teduh itu penampilannya nyaris mirip dengan idola-idola dalam drama korea. Roman wajah dan tatanan rambutnya sangat 'goog looking.."Selamat siang, Bu, saya Handy." Ia memperkenalkan diri setelah memasuki ruanganku dan kupersilakan ia duduk menghadapku."Ada apa ya?" tanyaku padanya dengan ramah."Begini Bu, saya dari PT. Anugrah Reza Winata, datang kemari atas rekomendasi dari atasan perusahaan tersebut untuk menjadi supir pribadi Ibu." Ia menjelaskan padaku dengan sopan dan senyum yang mengembang sempurna."Oh, baik, apakah Anda sudah berpengalaman?"tanyaku lagi."Belum, Bu, namun saya akan mendedikasikan kemampuan dan waktu saya yang

Latest chapter

  • Secret Love With My Driver   handy

    Setelah tiga bulan mengontrak di kost-kostan sederhana aku akhirnya memilih untuk membuka usaha kecil-kecilan dengan sisa tabungan dan perhiasanku. Kubuka butik mini dengan menyewa ruko di pinggir jalan utama kota yang berbeda dengan kotaku semula.Setelah resmi bercerai dari Mas Andri aku memutuskan untuk hidup sendiri dan memulai segalanya dari awal. Sedang handy, ia tetap bertahan menjalin hubungan denganku dan menunggu persetujuanku untuk menikah dengannya.Aku tak menyangka bahwa kadang kerinduan pada Reza sebegitu besarnya, sebentuk penyesalan kecil kerap menyergap sudut hati terdalamku, andai aku tak melakukan kesalahan itu, mungkin aku masih berbahagia dengan keluarg kecilku. Aku tak menyangka bahwa akhir dari pernikahan kami adalah seperti ini, akhir dari pernikahan yang diimpikan akan menjadi surga dunia dan akhirat kami."Hei lagi, apa? Melamun aja," ujar pemuda yang selalu mengisi hari-hariku membuyarkan lamunanku."Gak, gak lagi apa-apa, Handy.""Aku mau ngasih lihat i

  • Secret Love With My Driver   koper

    Masih kuseret koper berukuran sedang yang berisi beberapa pakaian dan terpaku kemudian di tempat ini. Tadinya aku telah memesan taksi online, namun entah mengapa, kuputuskan untuk berhenti di jembatan besar yang membelah sungai selebar 100 meter tersebut. Kupandangi kendaraan yang berlalu lalang di jalanan, kelap-kelip lampu dari tali beton yang menyanggah konstruksi jembatan, bunyi uap perahu nelayan di bawah sana, semuanya ....Aku gamang dengan pemandangan itu, memikirkan rentetan kejadian tadi, membuatku seakan gila.Kuraih sisi jembatan, dan kucengkeram kuat-kuat dengan kedua tanganku. Kutatap nanar pemandangan di bawah sana, terlintas kemudian dalam pikiranku, mungkin dengan memutuskan terjun, aku akan mengakhiri semua luka dan rasa malu akibat dosa yang kuperbuat. Setidaknya, setelah ini aku akan berakhir dilupakan dan namaku akan tenggelam begitu saja seiring dengan aliran waktu yang kian melaju."Mas andri, Reza, maafkan aku," desahku lemah.Kulepas sepatuku kemudian perl

  • Secret Love With My Driver   biar

    Biar kukatakan, mungkin begitu besar rasa sakit ketika orang yang kita cintai tak membalas perasaan kita, mengabaikan semua usaha dan mengacuhkan cinta yang kita curahkan untuknya. Namun akan lebih menyakitkan lagi ketika kita sendiri yang merusak semua hubungan hanya demi nafsu semata. Di saat semuanya tak bisa diperbaiki lagi, bahkan iblis yang ikut menggoda untuk melakukan perbuatan hina tersebut ikut menghilang dan meninggalkan kita dalam nestapa tiada akhir.Wanita peselingkuh, itu gelar baruku. Bahkan jika dunia gak tahu sekali pun, aku tetap malu untuk melangkah dengan wajah yang terangkat sempurna. Noda dan aib yang kucorengkan sendiri di wajahku membuatku menyesal dan jijik dengan diri sendiri tiap kali mengingatnya.Sungguh, hubungan terlarang itu memang indah, penuh keromantisan, penuh petualangan yang memacu adrenalin, tapi semua kesenangannya hanya kesenangan semu. Jatuh dalam dosa membuatku merasa buruk untuk selama-lamanya. Apa yang tersisa padaku saat ini, tak lain

  • Secret Love With My Driver   Dia bosan denganku

    Aku dan suamiku, lama mengeja keheningan dan berusaha menyelami perasaan, dari tatapanya, aku tahu, ia pun ingin mengungkapkan sesuatu yang selama ini tersembunyi di sudut rahasia hatinya."Mas,Bisakah kita memperbaiki semua ini?" ucapku memecah keheningan yang kian pekat di antara kami."Hmm ... entahlah, karena jujur, aku pun ingin kau tetap di sisiku." Ia membalas dengan menatap dalam ke mataku."Mas, beri aku kepastian, kepastian yang membuatku punya alasan untuk bersamamu," desakku."Seperti apa itu?" tanyanya."Cintai aku, sentuh dan beri aku perhatian seperti dulu, seperti ketika pertama kita saling jatuh cinta," jawabku."Aku tak ingat pernah jatuh cinta, Sabrina," desahnya lemah sambil menghela napasnya."

  • Secret Love With My Driver   Merindukan handy

    Hidangan sarapan ala Eropa mengepulkan uap hangat dan aroma yang menerbitkan selera, cangkir dan piring porselen khas Belanda tertata rapi di atas taplak linen dengan renda khas serta sebuket bunga lili yang menyemarakkan suasana meja.Pagi ini, asisten rumah tangga kami datang dan membereskan rumah lalu aku memintanya untuk menyiapkan sarapan.Kutuang teh hangat ke cangkir milikku lalu perlahan kusesap aroma melati menenangkan dari tiap tetes teh manis dengan gula Jawa ini. Sejurus kemudian putraku turun dari lantai dua dan bergabung denganku di meja makan."Ma, Mama kemana aja, kemarin, hingga sore ga pulang," tanyanya membuka percakapan sambil menuangkan segelas susu hangat dan mencicipinya."Uhm, Mama ...Mama hanya ...." Aku teringat kembali apa yang terjadi di mobil sambil terus mengaduk cangkir teh milikku.Tiba tiba bayang pemuda itu menari di pelupuk mataku,Bagaimana Handy menyentuh wajahku leherku, menyingkap rislet

  • Secret Love With My Driver   Awal bertemu dia

    **Awal Pertemuan itu ....Tak kusangka hari di mana ia datang ke kantorku dan mengenalkan diri sebagai supir baru, merupakan awal dari segala dilema yang terjadi saat ini. Dengan jas hitam dan kemeja putih yang pas di badan, pemuda tampan yang memiliki wajah cerah dan tatapan teduh itu penampilannya nyaris mirip dengan idola-idola dalam drama korea. Roman wajah dan tatanan rambutnya sangat 'goog looking.."Selamat siang, Bu, saya Handy." Ia memperkenalkan diri setelah memasuki ruanganku dan kupersilakan ia duduk menghadapku."Ada apa ya?" tanyaku padanya dengan ramah."Begini Bu, saya dari PT. Anugrah Reza Winata, datang kemari atas rekomendasi dari atasan perusahaan tersebut untuk menjadi supir pribadi Ibu." Ia menjelaskan padaku dengan sopan dan senyum yang mengembang sempurna."Oh, baik, apakah Anda sudah berpengalaman?"tanyaku lagi."Belum, Bu, namun saya akan mendedikasikan kemampuan dan waktu saya yang

  • Secret Love With My Driver   Ditolak suami

    Aku terkesima dengan kata-kata itu, perlahan namun pasti ada perih yang menjalari, ada hampa yang tiba-tiba kembali menyeruak dan melubangi sudut hati yang sesungguhnya telah rapuh ini. Kini, dua hati terluka, hatiku dan hatinya Handy, sedangkan suamiku? Dimana perasaannya?"Maafkan aku, Handy," desahku lemah."Tidak perlu minta maaf, karena cinta tak pernah salah, Nyonya. Dari awal berjumpa, aku memang telah jatuh hati dan tertarik pada Nyonya, jika ada yang patut disalahkan, maka itu aku."Ia melangkah pergi meninggalkanku yang terduduk lesu di kursi berpayung dekat kolam.Detik berikutnya kusadari aku telah membuat sebuah hati berdarah. Adilkah, aku menerima perlakuan dan perhatian cintanya, lalu mencampakkannya begitu saja. Apakah dia sudah pantas menjadi korban dari kegalauan dan keegoisanku? Apakah karena dendam dengan Mas Andri, lantas ak

  • Secret Love With My Driver   Dia lagi

    **Setelah puas menangis dan meratap, aku memutuskan untuk ke luar, turun ke halaman depan untuk menikmati udara dan membuang sesak dalam dadaku.Ketika melewati kamar putraku, aku terketuk untuk memastikan keadaannya. Maka kubuka pintu kamar dan kutemukan dia sudah tertidur dengan pulasnya di ranjang. Aku sedikit lega, setidaknya ia tidak mendengar pertengkaran kami.Kususuri tiap sudut rumah dan mencari keberadaaan suamiku tadi, biasanya, jika ia sedang kesal, dia akan memilih untuk duduk di ruang baca sambil menyetel musik. Namun tak kutemukan dia di sudut manapun rumah ini.Kubuka pintu utama, lalu menyusuri halaman samping dan mini bar pribadi miliknya, semuanya kosong tidak ada tanda Mas Andri ada di sana, hanya gelap gulita saja.Tiba-tiba suara sandi pintu gerbang berbunyi dan sesaat kemudian pintu baja tersebut terbuka dan sesosok pemuda tampan yang selalu membuat dadaku bergemuruh hadir dari luar sana

  • Secret Love With My Driver   Resto

    Sesampainya di restoran kami segera masuk dan bergabung ke sebuah meja yang ternyata di sana sudah ada Elina asisten suamiku dan Andhara serta suaminya, Mas Ilham."Hai selamat malam," sapa Mas Andri."Hai, mari, silakan." mereka semua berdiri untuk menyambut kami."Mas ... Kukira kita akan menikmati makan malam keluarga," desisku pelan membisikinya."Ya, anggap aja ini makan malam keluarga, toh mereka sudah cukup dekat dengan kita," bisiknya."Maksudku, hanya kita bertiga," balasku."Sudah diam, mereka bisa tersinggung," tegasnya sambil menajamkan pandangan mata padaku agar aku tak lagi memprotes."Oh Tuhan, bahkan hendak makan pun, kami harus bertengkar dulu," keluhku dalam hati.Suasana makan malam berlangsung gembira dan diselingi canda dan tawa, obrolan tentang bisnis, proyek terbaru, perhiasan yang sedang trend atau tantang masa depan anak bergulir begitu saja di antara kami. Sesekali mas Ilham melontarkan can

DMCA.com Protection Status