Home / Romansa / Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO / Bab 40. Bersinar Bagai Permata

Share

Bab 40. Bersinar Bagai Permata

Author: Silvania
last update Last Updated: 2025-03-07 23:09:47

Di sana, Nyonya Ruby muncul, berjalan anggun menuruni tangga.

Gaun mewah berwarna biru safir membalut tubuhnya dengan sempurna. Aura kebangsawanannya begitu terpancar, membuat semua orang menahan napas.

Di bawah tangga, Tuan William bergegas menyambutnya.

Ia berdiri di anak tangga terakhir, menunggu istrinya dengan senyum bangga.

Kehadiran Nyonya Ruby yang tampak memukau bukan satu-satunya alasan semua orang menatap ke arahnya tanpa berkedip.

Ada sosok wanita cantik yang berjalan di sisinya, memegangi tangannya dengan anggun.

Tatapan para tamu undangan berubah menjadi kekaguman.

"Emily!" gumam Arnold tanpa sadar.

Mata Sarah langsung memerah.

Bagaimana bisa Emily mendampingi Nyonya Ruby?

Bahkan, wanita itu mengenakan gaun limited edition yang sangat diinginkannya, tetapi keburu sold out!

Seharusnya aku yang ada di samping ibu mertuaku! geramnya sambil meremas dress mahalnya dengan kesal.

Penampilan Sarah malam ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Emily.

Arn
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 41. Rindu?

    Sarah menghempaskan tangannya dengan kasar, tetapi cengkeraman di pergelangan tangannya justru semakin erat. "Lepaskan!" teriaknya marah. Dengan napas memburu, Sarah menoleh ke samping. Begitu melihat siapa yang menggenggam pergelangan tangannya, matanya langsung membulat kaget. Arnold. Suaminya sendiri! "Honey, apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan wajah bingung. "Ini toilet perempuan!" Arnold tetap menatapnya tajam, tanpa sedikit pun melepas genggamannya. "Kau pergi terlalu lama, jadi aku menyusulmu." Nada suaranya terdengar datar, tetapi ada ketegangan tersirat di dalamnya. Sebenarnya, bukan itu alasannya. Arnold tahu Sarah sengaja ke kamar mandi untuk mengikuti Emily. Karena itulah dia datang. Sarah mendengus, kemudian menatap Arnold dengan sorot mata memohon. "Lepaskan, Arnold! Istri keduamu ini menyakitiku! Aku harus membalasnya!" Sarah kembali berontak. Kali ini, pegangan Arnold sedikit melemah, hingga akhirnya terlepas. Dengan cepat,

    Last Updated : 2025-03-07
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 42. Cincin Berlian

    Darah Sarah mendidih. Pasti ibu mertua sialan itu yang membelikannya. Sarah semakin kesal saat menyadari Arnold terus menerus mencuri pandang ke arah Emily. "Arnold, kau sudah tahu Emily ada di sini. Apa kau mau menginap di rumah Mama malam ini?" tanya Nyonya Ruby tiba-tiba. Mendengar pertanyaan itu, Sarah langsung tersentak. Jelas sekali ibu mertuanya ingin menyatukan kembali Arnold dan Emily. Bagaimana dengan aku? Apa dia akan menyuruhku pulang sendirian? Sarah harus mencari alasan agar Arnold tidak menginap di rumah ibunya bersama Emily. Dia segera membisikkan sesuatu di telinga suaminya. "Honey, bagaimana kalau kita kembali ke rumah?" Arnold menoleh sekilas. "Pestanya belum selesai, honey. Lagipula Mama meminta kita menginap. Bagaimana kalau kita menginap saja?" Tidak! Sarah menekan pikirannya yang berkecamuk. Dia tidak bisa membiarkan itu terjadi. Wajahnya mendadak berubah sendu. "Tapi aku tidak enak badan, kepalaku sakit setelah Emily menamparku tadi.

    Last Updated : 2025-03-07
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 43. Biarkan Aku Membawanya Pulang

    Arnold tetap diam, fokus pada setir kemudi, seolah tak mendengar pertanyaan Sarah. "Arnold!" seru Sarah dengan nada lebih tinggi. Arnold tersentak, lalu menoleh ke arah istrinya. "Ya, ada apa?" "Apa yang kalian bicarakan tadi? Aku melihatmu begitu serius berbicara dengan Emily!" Arnold menghela napas sebelum menjawab dengan santai, "Aku memintanya untuk kembali pulang ke rumah." Sarah terdiam sejenak, matanya melebar, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "APA?! Apa aku tidak salah dengar? Bukankah kau bilang akan menceraikannya?!" serunya penuh emosi. Hatinya membara saat mendengar suaminya meminta Emily kembali ke rumah mereka. "Arnold, pikirkan lagi! Bagaimana mungkin kau ingin membawanya kembali? Apa kau lupa bagaimana wanita itu menjual dirinya? Kau melihatnya dengan mata kepalamu sendiri!" Arnold menghela napas berat. "Bisa saja dia kekurangan uang, makanya dia melakukannya, tapi…" "Aku tidak mau! Aku tidak terima kalau kau akan membawanya

    Last Updated : 2025-03-08
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 44. Aku Akan Menjemputmu!

    Sarah mengutuk mertuanya dalam hati. Dasar tua bangka! Awas saja kalau harta warisan sudah jatuh ke tangan Arnold. Aku akan membuat kalian menderita! Meski kesal, ia tetap memasang senyum terbaiknya. "Apa kau tidak ikut berbelanja, Emily?" tanyanya dengan suara lembut yang dibuat-buat. "Tidak, aku hanya melihat-lihat," jawab Emily datar. Ia memang tidak terlalu suka berbelanja barang-barang mewah. "Seharusnya kau ikut juga. Bukankah biasanya kau selalu menghabiskan uang suamimu?" sindir Sarah dengan tatapan menusuk. Nyonya Ruby menoleh ke arah Sarah dan Emily, tetapi lagi-lagi ia memilih mengabaikan ucapan Sarah. Tidak lama kemudian, pelayan datang membawa kue dan buah-buahan. "Kau seharusnya tidak perlu repot-repot, Sarah. Kalau aku menginginkannya, aku bisa meminta pelayan membelikannya untukku," kata Nyonya Ruby datar. "Sarah tidak merasa repot, Ma. Sungguh!" Suasana sempat hening sampai tiba-tiba suara ketukan sepatu pantofel bergema. Tak lama, Arnold muncul. "

    Last Updated : 2025-03-08
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 45. Balasan Emily

    Tatapan Arnold menunjukkan bahwa ia adalah pria yang dominan dan tak bisa dibantah. Namun, Emily yang sekarang bukanlah Emily yang dulu—yang hanya menerima perlakuan kasar Arnold tanpa melawan. Sarah dan Arnold pun meninggalkan kediaman William. Di perjalanan menuju rumah, Sarah memasang wajah sendu dan menatap Arnold dengan mata berkaca-kaca. "Sayang, bisakah kau menceraikan Emily?" tanyanya penuh harap. "Tentu saja tidak bisa! Kontrak yang ku tandatangani bersama Emily tidak bisa dilanggar!" Mendengar jawaban Arnold, Sarah mengepalkan tangannya. Bisa-bisanya Arnold menolak permintaannya kali ini! Padahal, Sarah tahu suaminya menikahi Emily hanya untuk menjadikannya ibu pengganti. Namun, semakin ke sini, sikap Arnold semakin berubah. Ia sering sekali menatap Emily, padahal dulu ia tampak cuek. Sarah hanya bisa menahan diri untuk saat ini. Tapi bukan Sarah namanya kalau tidak memikirkan cara untuk menjauhkan Arnold dari Emily. *** Keesokan harinya, Sarah kembali mengun

    Last Updated : 2025-03-08
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 46. Aku Akan Membalaskan nya!

    Arnold mengusap kedua pipi istrinya. Ia tampak sangat cemas. "Apa yang terjadi? Katakan padaku!" tanyanya dengan tidak sabar. "Emily! Emily pelakunya!" jawab Sarah sambil menangis sesenggukan. "Emily? Kau yakin dia yang melakukannya? Maksudku, bagaimana bisa?" "Kau meragukanku, Honey?" Sarah menatapnya tidak percaya. Arnold, yang selama ini selalu mempercayainya, kini justru meragukannya. "Tidak, bukan begitu. Aku tidak pernah meragukanmu, sungguh! Hanya saja, bagaimana bisa dia seberani itu?" "Aku juga tidak tahu. Dia bahkan mengataiku mandul!" Sarah kembali menangis semakin kencang. "Wanita seperti itu yang ingin kau bawa pulang ke rumah dan menjadi ibu dari anakmu? Aku takut nanti anakmu sifatnya akan sama seperti ibunya!" ucap Sarah sambil terisak. "Ceritakan padaku apa yang terjadi, semuanya dari awal!" pinta Arnold. "Kenapa? Kau masih meragukanku? Kalau kau tidak percaya padaku dan mengira aku berbohong, tanyakan saja kepada para pelayan di rumah mamamu! Mereka m

    Last Updated : 2025-03-09
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 47. Meminta Detektif Untuk Menyelidiki

    Nyonya Ruby menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban. Wajahnya yang biasanya tenang kini tampak keruh oleh amarah. Sementara itu, di rumahnya, Arnold menatap ponselnya dengan dahi berkerut. Kenapa Mama terdengar begitu marah? pikirnya. Tanpa berpikir lama, ia mengambil kunci mobil dan bergegas menuju kediaman orang tuanya. Kebetulan sekali, ia juga ingin mengadukan perbuatan Emily kepada Mamanya agar wanita itu tidak lagi mendapat perlindungan. Mobil Arnold melaju dengan kecepatan tinggi, pikirannya dipenuhi bayangan Emily. Rasa frustrasi menyelimutinya. Wanita itu memang tidak tahu diuntung! gerutunya dalam hati. Setibanya di rumah orang tuanya, ia langsung turun dan masuk dengan tergesa-gesa. Di dalam, Nyonya Ruby sudah menunggunya di ruang keluarga. Wajahnya dingin, matanya menatap tajam ke arah putranya. “Duduk!” titah Nyonya Ruby, suaranya penuh wibawa, tetapi tampak jelas bahwa ia menahan emosi. Arnold mengernyit. Apa Emily memutarbalikkan fakta dan menuduh Sarah melukain

    Last Updated : 2025-03-09
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 48. Siapa Sebenarnya Emily?

    Seorang wanita paruh baya dengan tubuh semampai menghampiri Emily, matanya yang tajam memperhatikan gadis itu yang tampak kebingungan. “Kau mencari siapa?” tanyanya ketika melihat Emily menengok ke sana kemari, wajahnya tampak cemas. Emily segera menoleh dan mengangguk sopan sebelum menjawab, “Saya mencari penjaga apartemen ini, Nyonya. Saya ingin menyewa unit.” Wanita itu mengamati Emily sejenak, lalu tersenyum tipis. “Ah, kau mau menyewa unit? Mari, mari ikut denganku!” ucapnya sembari berbalik dan berjalan menyusuri lorong. Emily mengikuti langkahnya dengan hati-hati. Apartemen ini memang terlihat tua, tetapi setidaknya bisa menjadi tempat berlindung sementara. Sesekali, ia melirik ke kanan dan kiri, mengamati dinding yang mulai kusam dan koridor yang agak gelap. Mereka berhenti di depan sebuah pintu yang sudah terbuka. Wanita itu melangkah masuk lebih dulu, lalu mempersilakan Emily masuk. “Silakan, ini kamar saya,” ucapnya sembari berjalan menuju sofa dan duduk dengan santai

    Last Updated : 2025-03-09

Latest chapter

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 136. Menikah

    Emily menghela napasnya pelan, dadanya terasa sesak oleh beban yang selama ini dipendam. Perlahan, diraihnya tangan Arnold, erat namun tetap lembut. "Kamu bersamaku hampir dua puluh empat jam," ucapnya lirih, "apa kamu lihat aku memegang handphone?" Suara Emily terdengar lelah, seperti seseorang yang habis berlari jauh dan tak kunjung mencapai garis akhir. Tatapannya yang sayu menyorot kelelahan yang lebih dari sekadar fisik—itu adalah kelelahan batin, dari terus-menerus dicurigai, dari rasa sayang yang tak henti dipertanyakan. Tanpa menunggu respons Arnold, Emily menarik tangannya dan menggandengnya. Langkahnya cepat, seolah ingin segera menyelesaikan sesuatu yang tertunda. Mereka berdua mendekati sosok Arlen yang sedang berdiri di bawah cahaya temaram lampu taman depan. "Arlen!" seru Emily, lantang namun terdengar getir. Arlen menoleh, dan seketika keningnya berkerut saat melihat jemari Emily yang menggenggam tangan Arnold begitu erat. "Emily, Arnold, kalian…." Suaranya

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 135. Bertengkar

    “Jangan terlalu dekat dengan Alex, aku tidak suka,” ucap Arnold sambil mengusap bibir Emily yang masih tampak kemerahan setelah ciuman mereka. Suaranya pelan namun tegas, menyiratkan kecemburuan yang tak bisa disembunyikan. Emily menarik napas, berusaha mengontrol emosinya. “Aku sudah menganggap Alex dan Vania seperti saudaraku sendiri. Tidak lebih.” Wajah Arnold menegang. “Tetap saja aku tidak suka!” Tatapan keduanya saling mengunci. Dalam keheningan itu, seolah waktu berhenti. Hanya ada mereka berdua, saling menyelami isi hati melalui mata yang mengisyaratkan lebih dari sekadar kata-kata. Emosi, kekhawatiran, dan cinta yang campur aduk terpancar dalam diam. Akhirnya, Emily menghela napas panjang. “Baiklah,” ucapnya menyerah. Ia tahu Arnold sudah cukup bersabar menghadapi sikap keras kepalanya akhir-akhir ini. Arnold perlahan bangkit dari atas tubuh Emily dan duduk di sampingnya. Wajahnya serius. “Mana handphone-mu? Berikan padaku!” Suaranya dalam, sedikit mengandung nada perint

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 134. Khilaf

    Rahang Arnold tampak mengetat, otot-ototnya menegang hingga tampak jelas dari garis wajahnya yang keras. Sejak awal, dia memang tidak pernah bisa menyembunyikan ketidaksukaannya pada Alex—lelaki yang tampak terlalu dekat dengan Emily, terlalu sering muncul di sisinya, dan terlalu membuatnya merasa terancam. Bukan hanya Alex. Bahkan dengan Arlen dan laki-laki lain yang sekadar bertukar tawa dengan Emily pun, Arnold tidak bisa menahan bara cemburu yang terus menyala dalam dirinya. Emily adalah miliknya. Dan ia tidak suka jika perempuan itu dekat dengan siapa pun yang berjenis kelamin laki-laki selain dirinya. "Emily tidak punya siapa-siapa lagi setelah kau menghancurkan keluarganya," ucap Arnold, suaranya bergetar oleh amarah yang tertahan. "Jadi aku, sebagai satu-satunya orang yang selalu ada untuknya sejak dia masih kecil, tidak akan membiarkanmu menyakiti Emily lagi untuk yang kedua kalinya." Matanya memerah, sorot matanya menusuk tajam ke arah Alex, penuh amarah dan tekad yang me

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   133. Tolong Jaga Emily Untukku

    "Gak apa-apa, Arnold bisa nahan diri kok." Nyonya Ruby berlalu meninggalkan Emily dan Arnold di depan pintu kamar. Emily menarik napas dalam, sementara Arnold hanya menatap pintu kamar yang baru saja tertutup. "Angel di mana, Sayang?" tanya Arnold sambil membalikkan badan menatap Emily. "Dia menginap di tempat Livia. Tadinya aku juga mau menginap di sana, terus Mama bilang Mama sudah memesankan kamar untukku," jawab Emily sambil memainkan ujung rambutnya, sedikit gugup. "Mama ini," desah Arnold, mengusap pelipisnya. "Tunggu sebentar!" Tanpa menunggu respons, Arnold masuk ke dalam dan beberapa detik kemudian keluar kembali dengan handphone dan dompet di tangan. Ia menutup pintu kamarnya rapat-rapat. "Ayo, aku pesankan kamar yang baru," ucapnya sambil menggenggam jemari Emily, menariknya perlahan menuju lobby. "Aku bukannya tidak mau tidur denganmu, tapi aku takut tidak bisa menahan diriku!" ucap Arnold dengan suara rendah, hampir seperti bisikan. Ia mengecup puncak kepala Emily,

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   132. Tidur Sekamar?

    Arnold kembali melamarnya. Kali ini di depan butik branded yang berkilau, dipenuhi kaca besar dan lampu etalase yang memantulkan cahaya gemerlap malam Paris. Aksi Arnold spontan itu sontak mencuri perhatian, disaksikan banyak pasang mata yang lalu lalang di trotoar Champs-Élysées. "Arnold, bangun. Ada banyak orang di sini!" bisik Emily panik, wajahnya memerah menahan malu. "Aku tidak akan bangun sebelum kau memberiku jawaban. Maukah kau menikah denganku?" tanyanya sekali lagi, suara Arnold terdengar bulat dan mantap. "Kalau kau tidak mau, aku siap menggantikanmu, Emily!" seru Vania tiba-tiba, sambil mengarahkan kamera ponselnya ke Arnold yang masih berlutut. Sejak tadi ia sibuk merekam video lamaran itu dengan senyum geli dan semangat yang tak bisa disembunyikan. Emily langsung menatapnya tajam, membuat Angel dan Vania meledak dalam tawa kecil yang tertahan. Netra Emily kembali menatap lembut manik mata hitam Arnold. Ada keraguan yang perlahan luluh dalam tatapan penuh cinta itu.

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 131. Menikahlah Denganku

    "Pernahkah kau bertanya bagaimana perasaan Emily kepadamu? Apa kau tidak penasaran, Arnold?" Suara Vania terdengar tenang namun menusuk. Di dalam ruang tamu yang remang dan hangat itu, tiga orang duduk dalam diam sejenak. Robert menyandarkan dirinya ke kursi, sementara Arnold menatap mereka berdua bergantian, matanya menyiratkan kebingungan yang samar. Arnold akhirnya bersuara, suaranya terdengar mantap, namun ada bayangan keraguan yang tersembunyi. "Pernah," katanya sambil menarik napas dalam. "Aku bahkan menanyakannya langsung kepada Emily. Dia bilang dia mencintaiku." Vania mengerutkan kening. "Kalau dia cinta, harusnya dia tidak langsung minta putus, kan?" Perkataan itu membuat dada Arnold bergemuruh. Untuk sesaat, ia tidak tahu harus berkata apa. Keraguan yang selama ini ia pendam perlahan menyeruak ke permukaan. "Tapi aku bisa mengerti bagaimana perasaannya. Wajar kalau dia marah dan kesal saat melihatku bersama wanita lain, lalu meminta putus," jawab Arnold pelan, seolah

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 130. Sayang, Tunggu Aku

    "Tuan, Nona pergi ke Paris!" Robert meletakkan data perjalanan Emily yang didapatnya barusan dari hacker andalannya. "Paris?" Robert mengangguk. "Atur jetpriku sekarang juga, aku harus segera ke Paris untuk menjemput Emily!" "Tapi kan kita tidak tahu Nyonya Emily ada di mana." "Itulah gunanya uang, buat apa uangku yang banyak itu kalau aku tidak bisa menemukan di mana calon istriku!" Robert tersenyum canggung. "Nah sekarang tunggu apalagi? Nunggu Emily di ambil orang baru kamu mau atur perjalananku?" Robert bergegas keluar ruangan Arnold dan menghubungi pihak bandara, setelah itu dia menghubungi detektif untuk mencari keberadaan Emily. "Susah kalau sudah berhubungan dengan cinta, sampai ke ujung dunia pun tampaknya Tuan Arnold akan mengejar Nyonya Emily. Aku kapan ya bisa merasakan cinta seperti itu?" gumam Robert dan terdengar oleh Gwen, sekretaris Arnold. "Makanya sesekali jalan ke Mall, jangan tahunya kemana mana ikut Tuan Arnold terus," celetuk Gwen sambil berlalu. "So

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 129. Video Yang Tersebar

    Alex membunyikan klaksonnya ketika Emily sudah memasuki halaman rumahnya. Bukan tanpa alasan Alex sangat baik kepada Emily, dengan statusnya yang sekarang masih sendiri. Alex merasa harus menjaga Emily karena Emily sebatang kara. Setelah memarkirkan mobilnya, Emily masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya. Tanpa Emily sadari sejak tadi ada seseorang yang memperhatikannya di balik kaca mobilnya. Arnold melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Emily setelah melihat sang kekasih masuk ke dalam rumah. Arnold yang mengikuti Emily sejak dari rumah makannya, juga melihat Emily berbincang dengan Alex hingga kekasihnya itu dikawal pulang oleh Alex. Cemburu, sudah pasti. Tapi mau bagaimana lagi. Arnold tidak ingin ingkar janji, dia sudah terlanjur mengatakan akan membiarkan Emily bebas dalam seminggu ini sembari memikirkan jawaban atas lamarannya. Setelah selesai membersihkan diri, Emily tidak langsung tertidur. Dia membuat secangkir teh hangat untuk menemaninya menonton televisi.

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 128. Kecupan Kerinduan

    Emily menatap lekat wajah Arnold, wajah sendu yang memang jarang terlihat senyuman di bibirnya akhir-akhir ini. Sekali lagi Arnold mengecup bibir Emily, memagutnya lembut. Mencurahkan cintanya yang begitu besar, yang hanya dia yang merasakannya. Entah sudah berapa kali mereka mengalami ini, tetapi pagutan Arnold hari ini benar-benar berbeda. Manis, lembut, dan candu. Dan Emily benar-benar rindu pada pria ini. Tangan Arnold bergerak hingga mengelus punggungnya, tapi tak berapa lama ia menghentikan gerakannya dan memutus tautan bibir itu. Arnold melakukan itu karena ia tak ingin menyakiti dan memaksa Emily. "Aku ingin memberimu waktu yang cukup untuk memikirkannya, saat aku tak berada di sisimu, aku harap kau bisa menyadarinya, apa cinta itu ada untukku? Ataukah hanya aku yang mencinta." Terdengar getir, Arnold yang sangat menginginkan Emily, tentunya ingin perasaannya berbalas, tapi dia tidak bisa memaksakan kehendaknya. "Baiklah, aku akan memikirkannya." Emily mengusap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status