Share

Kehilangan Jejak!

Arjuna mematung. Ia lantas beranjak sambil membelakangi sang istri yang masih terbaring. Sebelah tangannya tak henti memijat kepala yang dirasa mau pecah. Arjuna sungguh tak percaya.

“Bagaimana bisa?”

Setelah keterkejutannya—Arjuna merasa murka. Ada yang janggal terasa. Dan benar saja, Kris mengatakan bahwa kematian pria itu memang janggal. Jika bunuh diri, seharusnya mata dan lidah menjadi tak wajar. Namun—tidak dengan mendiang Arwan. Meski tubuhnya menggantung, tak ada tanda-tanda bahwa kematiannya terjadi karena bunuh diri.

Arjuna menghela nafas kasar, memejamkan mata, menetralkan emosi yang memuncak. Saksi satu-satunya kejadian lima tahun lalu kini lenyap. Arjuna pun merutuki keterlambatannya.

“Cari tahu penyebab kematiannya … dan jika perlu—minta pihak berwajib untuk melakukan otopsi.”

“Baik,” tandas Kris mengakhiri sambungan telepon tersebut.

Sayup-sayup Anjani mendengar kegentingan yang menusuk telinga. Ia melihat kegelisahan di wajah Arjuna yang tengah berlalu lalang di sis
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status