Share

175). Titik Terendah

***

"Arka buka, Ar. Mama obatin wajah kamu ya. Buka Sayang."

Hampir dua puluh menit Amanda berdiri di depan pintu kamar sambil mengetuknya—berharap Arka akan datang. Namun, hingga detik ini pintu kamar sang putra tak kunjung terbuka.

Khawatir? Tentu saja. Masih teringat jelas di pikiran Amanda bagaimana kondisi wajah Arka setelah bertengkar dengan Damar. Lebam di pipi, sudut mata bahkan kedua sudut bibir Arka berdarah.

Amanda hanya takut luka di wajah Arka infeksi jika terus dibiarkan dan nantinya bukan tak mungkin luka tersebut akan semakin parah.

"Gimana, Arka? Dibuka enggak pintunya?" tanya Dirga yang datang menghampiri setelah menghabiskan makan malamnnya.

Karena kejadian tadi siang, semua orang melupakan makan siang mereka yang sudah disiapkan Bi Minah. Baik itu Arka maupun Amanda, sampai detik ini belum makan sedikit pun nasi pun karena memang rasa lapar itu terlupakan begitu saja.

"Enggak, Mas. Daritadi aku panggil, dia bahkan enggak nyaut," ucap Amanda. "Aku khawatir, Mas. Aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
kesel ma arka ih
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
tenang Ar Rara juga gak harap di nikahin ma laki laki pengecut tenang masih ada damar yang mau mendampingi rara
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
yakin Ar gak mau nikahin rara dia hamil anak kamu Lo jika nanti damar benerin nikahin dia kamu jangan ngereog ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status