Felysia turun dari ojek tepat di depan gerbang SD Nusantara. Ia membayar tukang ojek itu, lalu melihat ke arah sekolahan. Dan, ternyata sekolah tersebut sudah sepi.
Ia berjalan mendekati seorang paruh baya yang sedang menyapu di dekat pos satpam. Ia berharap, kalau dirinya belum telat. Dan, ia masih diberi kesempatan untuk hadir di acara tersebut.
"Maaf, Pak," ucap Felysia saat sudah berada di dekat pria paruh baya tersebut.
"Iya. Kenapa?" tanya pria tersebut.
"Saya ke sini mau menghadiri acara pertemuan orang tua. Acaranya di mana ya, Pak?"
"Acara itu sudah selesai, Dek."
Mata Felysia membulat sempurna. Ia terlambat. Andai saja, tadi tidak macet, pasti ia bisa datang lebih awal. Kalau sudah begini, bagaimana caranya menjelaskan kepada Reno.
"Saya permisi dulu, Dek," ucap pria tersebut lalu melenggang pergi.
Felysia menendang sebuah botol mineral yang berada di depannya. Sekarang kesempatannya untuk mengetahui identitas pengawalny
Semua murid XI Mipa-1 langsung berteriak kegirangan saat mendengar bel pulang sekolah.Bel itu bukan hanya menandakan saatnya pulanh sekolah. Tetapi, juga menandakan kalau ujian tengah semester telah selesai. Benar, seminggu belakangan semua murid di SMA Nusa Bangsa sedang menjalani ujian tengah semester. Dan, hari ini lah hari terakhir ujian tersebut dilaksanakan.Semua murid yang di sekolah tersebut langsung bersyukur. Karena, hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan ujian tengah semester.Tidak semuanya bahagia, karena ada beberapa orang yang sedang dalam masalah.Contohnya, Ardiansyah, Brian dan Felysia. Hubungan ketiga orang itu semakin renggang sejak Brian memukul Ardiansyah saat di SD Nusantara. Bahkan, Ardiansyah sudah mulai berhenti mengajari Felysia sejak saat itu.Ego Brian terlalu tinggi untuk meminta maaf duluan. Felysia merasa tidak bersalah atas perkelahian tersebut. Dan, Ardiansyah yang sudah tidak peduli dengan Brian dan F
Felysia melangkahkan kakinya masuk ke dalam dapur. Sesampainya di ruangan tersebut, ia melangkah mendekat ke sebuah kulkas yang jaraknya tidak begitu jauh dari pintu masuk dapur.Ia membuka kulkas tersebut, lalu mengambil sebuah botol air mineral dingin dari dalam mulkas. Ia membuka tutup botol tersebut, lalu meminum air mineral tersebut.Matanya tertuju kepada seorang gadis kecil yang sedang sarapan di meja makan. Jarak antara dapur dan meja makan tidak terlalu jauh. Jadi, Felysia bisa melihat gadis kecil itu dengan jelas.Felysia memutar matanya malas. Sudah beberapa hari ini, ia melihat gadis itu selalu memperlihatkan raut wajah sedih."Ardiansyah nggak bakal ke sini lagi," ucap Felysia sambil memasukkan botol air mineral yang tadi ia minum ke dalam kulkas."Kenapa?" tanya Nindy dengan suara pelan.Suara Nindy memang pelan. Tetapi, Felysia masih bisa mendengar ucapan gadis kecil itu dengan jelas."Pikir aja sendiri," jawab Felysia sambil
Felysia memandang seluruh makan ringan yang tertata rapi di rak yang ada di depannya.Sekarang, ia ada sebuah supermarket yang letaknya tidak begitu jauh dari rumahnya. Ia datang ke supermarket, karena ingin mempersiapkan makanan untuk ia bawa ke acara kemah dan study tour.Setelah sekian lama, akhirnya ia memutuskan untuk mengambil dua bungkus jajanan ringan. Sekarang, di dalam keranjang belanjaannya sudah terdapat 2 bungkus makanan ringan, 5 bungkus biskuit dan 2 botol air mineral berukuran sedang.Karena, ia merasa belanjaannya sudah cukup, ia pun melangkahkan kakinya ke arah kasir.Ia mengeluarkan seluruh belanjaannya dari dalam keranjang belanjaan, lalu menaruhnya di meja kasir.Setelah semuanya barang belanjaannya dimasukkan ke dalam kantong plastik oleh penjaga kasir, ia pun mengambil dompet yang berada di dalam kantong celananya.Matanya membulat sempurna, karena ia tidak menemukan dompetnya di dalam kantong celana. Ia pun ingat, kalau i
Semua murid kelas XI sudah bersiap di depan gerbang sekolah. Karena, hari ini adalah hari keberangkatan mereka ke hutan pinus. Mereka akan melangsungkan acara kemah di hutan tersebut. Setelah acara kemah selesai, mereka akan langsung berangkat ke Bali untuk melangsungkan acara selanjutnya, yaitu acara study tour.Pukul 08.00. Semua bus sudah bersiap sedia di depan SMA Nusa Bangsa. Satu persatu murid, mulai memasuki bus yang sudah tersedia. Sebelum ini, mereka sudah dikasih tau tentang bus mana yang harus mereka tempati. Jadi, tidak akan ada keliruan atau ada orang yang salah masuk bus.Felysia memasukkan tasnya ke dalam bagasi bus. Lalu, berjalan ke arah pintu masuk bus.Saat sampai di sana, ia mendapatkan sebuah uluran tangan. Untuk sesaat sebuah senyuman muncul di wajahnya. Tetapi, senyuman itu luntur, saat tau yang mengulurkan tangan adalah Ardiansyah."Jangan bengong, di belakang lo banyak yang ngantri," ucap Ardiansyah.Felysia langsung menden
Pukul 20.00. Setelah acara makan bersama, para murid langsung menyiapkan diri untuk acara jerit malam. Setiap murid sudah siap dengan satu buah senter untuk menerangi jalan yang akan mereka tempuh. Dan, jaket untuk menghangatkan badan mereka.Sebelum melangsungkan acara, mereka berkumpul di sekitar api unggun terlebih dahulu.Para guru memberi himbauan untuk seluruh murid agar selalu bersama, tidak boleh berpencar dengan kelompok yang sudah ditentukan, dan tidak boleh melakukan hal-hal yang negatif selama kegiatan jerit malam berlangsung.Setelah para guru memberi himbauan, para murid pun mulai memasuki hutan bersama dengan kelompok mereka masing-masing. Satu kelompok terdiri dari tiga orang. Dan, apapun keadaannya, ketiga orang itu harus tetap bersama selama acara jerit malam selesai.Para guru pun mulai memulai acara jerit malam. Satu persatu kelompok, mulai memasuki hutan.Di dalam hutan, sudah diberi tanda anak panah. Jadi, para murid akan mudah un
Felysia duduk terdiam di pinggir sungai. Sudah sekitar 20 menit, ia bertahan di tempat itu.Berharap, ada seseorang yang menemukannya.Ia tidak menyangka, kalau akan terpisah dengan kelompoknya. Dan, tersesat begitu saja.Padahal tadi, ia hanya membenarkan tali sepatu. Tetapi, saat ia melihat kedepan, kelompoknya sudah tidak ada lagi. Jadi, ia memutuskan untuk berdiam diri sambil menunggu orang lain datang.Tidak ada rasa ketakutan sedikitpun di hatinya. Karena, ia yakin, kalau pengawalnya tidak akan berdiam diri saat tau dirinya hilang di tengah hutan.Tak lama kemudian, ia mendengar sebuah suara langkah kaki. Ia pun langsung melihat ke arah sekitar. Dan, ia pandangannya tertuju ke arah Denis yang datang dari belakangnya."Sudah saya himbau dari awal, kalau kamu nggak boleh misah dari kelompok kamu," ucap Denis sambil mengatur nafasnya."Tadi saya cuma benerin tali sepatu, tapi tau-tau teman saya udah pergi gitu aja," ucap Felysia.
Hari kedua. Jam 19.00. Hampir semua murid dan guru sudah berada di dalam tenda mereka masing-masing. Sekarang, hanya tersisa Ardiansyah, Brian dan Felysia yang duduk di sekitaran api unggun.Mereka bertiga sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ardiansyah sibuk memainkan gitar milik teman satu tendanya. Brian dan Felysia sedang sibuk bercerita tentang kejadian yang sudah mereka alami selama menjalani kemah.Ardiansyah memetik senar gitar dengan santai, menghasilkan sebuah nada membuat suasana di sekitar api unggun semakin hangat. Setiap petikannya terasa sangat lembut, bahkan terdengar seperti lantunan lagu tidur."Pantes aja Laura suka sama lo," sahut Brian membuat Ardiansyah langsung menghentikan permainan gitarnya."Kenapa berhenti?" tanya Felysia.Sebuah senyuman muncul begitu saja di wajah Ardiansyah. Memang benar, laki-laki itu sedang tersenyum. Tetapi, matanya masih terlihat sayu. Jadi, tidak ada yang tau, apa laki-laki itu sedang bah
Hari ketiga, sejak pukul 06.00. Para murid SMA Nusa Bangsa, kelas XI sudah mulai mengemasi barang mereka masing-masing.Setelah mengemasi barang, mereka pun mulai merobohkan tenda yang mereka gunakan selama berkemah di hutan tersebut. Bukan cuma merobohkan tenda, mereka juga mengumpulkan sampah yang berada di dekat tenda, lalu membuangnya ke tempat sampah.Mengemasi barang, merobohkan tenda lalu melipatnya, membuang sampah, sudah mereka lakukan semua. Sekarang, mereka sedang mendengarkan pengarahan dari Vito. Karena, setelah ini mereka akan melanjutkan perjalanan mereka ke Bali.Saat dirasa cukup, Vito pun mengakhiri pengarahannya. Dan, di saat itu juga, para siswa mulai mengambil barang-barangnya lalu bergabung menjadi satu dengan kelompok saat pertama kali mereka berangkat.Denis memandang seluruh anggotanya. Mengecek satu persatu dan memastikan semua anggotanya sudah berkumpul. Dan, ternyata semua anggotanya sudah berkumpul.Ia pun mulai berjalan ke