Beranda / Romansa / Sayap Felysia / Elvano & Denis

Share

Elvano & Denis

Penulis: Muhammad Fikriy Almas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Felysia melangkahkan kakinya masuk ke dalam dapur. Sesampainya di ruangan tersebut, ia melangkah mendekat ke sebuah kulkas yang jaraknya tidak begitu jauh dari pintu masuk dapur.

Ia membuka kulkas tersebut, lalu mengambil sebuah botol air mineral dingin dari dalam mulkas. Ia membuka tutup botol tersebut, lalu meminum air mineral tersebut.

Matanya tertuju kepada seorang gadis kecil yang sedang sarapan di meja makan. Jarak antara dapur dan meja makan tidak terlalu jauh. Jadi, Felysia bisa melihat gadis kecil itu dengan jelas.

Felysia memutar matanya malas. Sudah beberapa hari ini, ia melihat gadis itu selalu memperlihatkan raut wajah sedih.

"Ardiansyah nggak bakal ke sini lagi," ucap Felysia sambil memasukkan botol air mineral yang tadi ia minum ke dalam kulkas.

"Kenapa?" tanya Nindy dengan suara pelan.

Suara Nindy memang pelan. Tetapi, Felysia masih bisa mendengar ucapan gadis kecil itu dengan jelas.

"Pikir aja sendiri," jawab Felysia sambil

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sayap Felysia    Langit Malam

    Felysia memandang seluruh makan ringan yang tertata rapi di rak yang ada di depannya.Sekarang, ia ada sebuah supermarket yang letaknya tidak begitu jauh dari rumahnya. Ia datang ke supermarket, karena ingin mempersiapkan makanan untuk ia bawa ke acara kemah dan study tour.Setelah sekian lama, akhirnya ia memutuskan untuk mengambil dua bungkus jajanan ringan. Sekarang, di dalam keranjang belanjaannya sudah terdapat 2 bungkus makanan ringan, 5 bungkus biskuit dan 2 botol air mineral berukuran sedang.Karena, ia merasa belanjaannya sudah cukup, ia pun melangkahkan kakinya ke arah kasir.Ia mengeluarkan seluruh belanjaannya dari dalam keranjang belanjaan, lalu menaruhnya di meja kasir.Setelah semuanya barang belanjaannya dimasukkan ke dalam kantong plastik oleh penjaga kasir, ia pun mengambil dompet yang berada di dalam kantong celananya.Matanya membulat sempurna, karena ia tidak menemukan dompetnya di dalam kantong celana. Ia pun ingat, kalau i

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Bintang Tanpa Langit

    Semua murid kelas XI sudah bersiap di depan gerbang sekolah. Karena, hari ini adalah hari keberangkatan mereka ke hutan pinus. Mereka akan melangsungkan acara kemah di hutan tersebut. Setelah acara kemah selesai, mereka akan langsung berangkat ke Bali untuk melangsungkan acara selanjutnya, yaitu acara study tour.Pukul 08.00. Semua bus sudah bersiap sedia di depan SMA Nusa Bangsa. Satu persatu murid, mulai memasuki bus yang sudah tersedia. Sebelum ini, mereka sudah dikasih tau tentang bus mana yang harus mereka tempati. Jadi, tidak akan ada keliruan atau ada orang yang salah masuk bus.Felysia memasukkan tasnya ke dalam bagasi bus. Lalu, berjalan ke arah pintu masuk bus.Saat sampai di sana, ia mendapatkan sebuah uluran tangan. Untuk sesaat sebuah senyuman muncul di wajahnya. Tetapi, senyuman itu luntur, saat tau yang mengulurkan tangan adalah Ardiansyah."Jangan bengong, di belakang lo banyak yang ngantri," ucap Ardiansyah.Felysia langsung menden

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Sang Sayap

    Pukul 20.00. Setelah acara makan bersama, para murid langsung menyiapkan diri untuk acara jerit malam. Setiap murid sudah siap dengan satu buah senter untuk menerangi jalan yang akan mereka tempuh. Dan, jaket untuk menghangatkan badan mereka.Sebelum melangsungkan acara, mereka berkumpul di sekitar api unggun terlebih dahulu.Para guru memberi himbauan untuk seluruh murid agar selalu bersama, tidak boleh berpencar dengan kelompok yang sudah ditentukan, dan tidak boleh melakukan hal-hal yang negatif selama kegiatan jerit malam berlangsung.Setelah para guru memberi himbauan, para murid pun mulai memasuki hutan bersama dengan kelompok mereka masing-masing. Satu kelompok terdiri dari tiga orang. Dan, apapun keadaannya, ketiga orang itu harus tetap bersama selama acara jerit malam selesai.Para guru pun mulai memulai acara jerit malam. Satu persatu kelompok, mulai memasuki hutan.Di dalam hutan, sudah diberi tanda anak panah. Jadi, para murid akan mudah un

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Berubahnya sifat

    Felysia duduk terdiam di pinggir sungai. Sudah sekitar 20 menit, ia bertahan di tempat itu.Berharap, ada seseorang yang menemukannya.Ia tidak menyangka, kalau akan terpisah dengan kelompoknya. Dan, tersesat begitu saja.Padahal tadi, ia hanya membenarkan tali sepatu. Tetapi, saat ia melihat kedepan, kelompoknya sudah tidak ada lagi. Jadi, ia memutuskan untuk berdiam diri sambil menunggu orang lain datang.Tidak ada rasa ketakutan sedikitpun di hatinya. Karena, ia yakin, kalau pengawalnya tidak akan berdiam diri saat tau dirinya hilang di tengah hutan.Tak lama kemudian, ia mendengar sebuah suara langkah kaki. Ia pun langsung melihat ke arah sekitar. Dan, ia pandangannya tertuju ke arah Denis yang datang dari belakangnya."Sudah saya himbau dari awal, kalau kamu nggak boleh misah dari kelompok kamu," ucap Denis sambil mengatur nafasnya."Tadi saya cuma benerin tali sepatu, tapi tau-tau teman saya udah pergi gitu aja," ucap Felysia.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Api Unggun

    Hari kedua. Jam 19.00. Hampir semua murid dan guru sudah berada di dalam tenda mereka masing-masing. Sekarang, hanya tersisa Ardiansyah, Brian dan Felysia yang duduk di sekitaran api unggun.Mereka bertiga sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ardiansyah sibuk memainkan gitar milik teman satu tendanya. Brian dan Felysia sedang sibuk bercerita tentang kejadian yang sudah mereka alami selama menjalani kemah.Ardiansyah memetik senar gitar dengan santai, menghasilkan sebuah nada membuat suasana di sekitar api unggun semakin hangat. Setiap petikannya terasa sangat lembut, bahkan terdengar seperti lantunan lagu tidur."Pantes aja Laura suka sama lo," sahut Brian membuat Ardiansyah langsung menghentikan permainan gitarnya."Kenapa berhenti?" tanya Felysia.Sebuah senyuman muncul begitu saja di wajah Ardiansyah. Memang benar, laki-laki itu sedang tersenyum. Tetapi, matanya masih terlihat sayu. Jadi, tidak ada yang tau, apa laki-laki itu sedang bah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Selfie

    Hari ketiga, sejak pukul 06.00. Para murid SMA Nusa Bangsa, kelas XI sudah mulai mengemasi barang mereka masing-masing.Setelah mengemasi barang, mereka pun mulai merobohkan tenda yang mereka gunakan selama berkemah di hutan tersebut. Bukan cuma merobohkan tenda, mereka juga mengumpulkan sampah yang berada di dekat tenda, lalu membuangnya ke tempat sampah.Mengemasi barang, merobohkan tenda lalu melipatnya, membuang sampah, sudah mereka lakukan semua. Sekarang, mereka sedang mendengarkan pengarahan dari Vito. Karena, setelah ini mereka akan melanjutkan perjalanan mereka ke Bali.Saat dirasa cukup, Vito pun mengakhiri pengarahannya. Dan, di saat itu juga, para siswa mulai mengambil barang-barangnya lalu bergabung menjadi satu dengan kelompok saat pertama kali mereka berangkat.Denis memandang seluruh anggotanya. Mengecek satu persatu dan memastikan semua anggotanya sudah berkumpul. Dan, ternyata semua anggotanya sudah berkumpul.Ia pun mulai berjalan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Hotel

    Pukul 16.00. Semua bus murid Nusa Bangsa kelas XI sudah sampai di parkiran hotel.Lokasi hotel yang akan mereka tempati tidak begitu jauh dari pantai. Jadi, mereka bisa pergi kepantai kapan saja mereka mau.Entah itu malam hari atau siang hari, mereka bisa bersenang-senangdi hotel ini.Para murid pun turun dari bus, lalu berjalan ke arah bagasi bus.Mereka mengambil barang bawaan mereka, lalu bergabung dengan teman sekamar mereka.Sebelum sampai di hotel, mereka sudah diberitahukan tentang teman sekamar mereka.Jadi, sekarang mereka hanya perlu menunggu pihak hotel memberikan kunci kamar yang akanmereka tempati.Satu kamar, akan ditempati oleh dua murid. Dan, gedung hotel murid laki-laki dan perempuan dipisah. Supaya, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Mereka akan menginap di hotel tersebut selama 3 hari. Hotel yang mereka gunakan bisa dikatakan berkelas, jadi mereka tidak akan merasa bosan.Setelah p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Pembalasan

    Malam hari. Pukul 19.00. Denis sudah berada di depan pintu kamar Felysia. Ia mengetuk pintu berwarna coklat itu dengan pelan. Ketukannya berhenti, saat sudah mendapat sebuah jawaban dari orang yang berada di dalam kamar."Ada waktu?" tanya Denis sambil menatap Felysia yang masih berdiri di ambang pintu."Tentu," jawab Felysia sambil menutup pintu.Denis dan Felysia pun berjalan menjauh dari kamar. Mereka berjalan menuju pintu keluar hotel. Di sepanjang jalan, mereka hanya diam. Tak ada obrolan sama sekali.Tak begitu lama, akhirnya mereka sudah berada di luar kawasan hotel. Mereka berjalan menuju pantai yang letaknya tidak begitu jauh dari hotel.Suasana pantai sekarang sangatlah sepi. Bahkan, cuma ada mereka berdua di sana.Langkah mereka terhenti, saat sudah hampir mencapai bibir pantai. Felysia memandang bintang-bintang yang menghiasi langit. Sedangkan, Denis memandang lekat bulan purnama."Kenapa Anda mengajak saya ke sini?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Sayap Felysia    SMP Alexander

    Semua murid di SMP Alexander digegerkan dengan kabar tuan muda perusahaan Clover akan datang ke sekolah mereka.Tentu saja hal itu membuat semua warga sekolah menjadi sangat khawatir karena tiba-tiba mereka kedatangan tamu yang sangat penting.Perusahaan Clover sudah menyumbang banyak untuk SMP Alexander. Mulai dari dana, barang-barang, dan makanan. Jadi sedikit saja mereka membuat kesalahan, bisa-bisa perusahaan Clover tidak akan memberi bantuan lagi ke mereka. Dan jika itu terjadi, maka mereka akan kesusahan.Seluruh mata terpusat pada seorang gadis dan seorang laki-laki muda dengan jas hitam sedang berjalan masuk ke dalam area sekolahan.Laki-laki muda itu terlihat sangat berwibawa. Jadi sudah dipastikan kalau laki-laki itulah tuan muda yang sedang dibicarakan oleh warga sekolah. Sedangkan gadis yang sedang bersamanya itu adalah adik dari laki-laki itu."Selamat datang, Tuan Ardiansyah. Kalau boleh tau, ada urusan apa, ya? Kok datang menda

  • Sayap Felysia    Makan malam

    Makan malam keluarga Carles. Kalau biasanya cuma ada Hilda, Carles, dan Ardiansyah di meja makan. Kali ini sedikit berbeda. Karena Felysia, Nindy, Arta, Prata, dan Reza ikut dalam acara makan malam ini atas bujukan dari Ardiansyah.Tentu saja Hilda dan Carles tidak begitu masalah kalau sahabat-sahabat putranya ikut serta dalam acara makan malam ini. Mereka malah senang, karena dengan adanya mereka, Ardiansyah terlihat lebih bahagia dan sering tersenyum.Ardiansyah yang selalu terlihat tegas dan dingin. Malam ini terlihat begitu bahagia dan hangat. Sangat berubah dari hari-hari sebelumnya.Carles bahagia melihat itu. Karena akhirnya Ardiansyah menemukan bahagianya yang telah lama menghilang dari hidupnya."Katanya kamu mau tunangan. Acara tunangannya mau diadain di Indonesia atau di sini?" tanya Carles pada Ardiansyah.Ardiansyah langsung terdiam. Ia sama sekali belum memikirkan tentang tempat acara pertunangannya dengan Felysia. Karena ia pik

  • Sayap Felysia    Pulang ke rumah

    Setelah acara makannya selesai. Mereka pun melanjutkan perjalan ke rumah Ardiansyah yang letaknya tidak begitu jauh dari restoran tersebut.Karena letaknya tidak begitu jauh. Mereka hanya perlu waktu sekitar lima menit untuk sampai di rumah Ardiansyah.Dan akhirnya mereka sampai. Mobil mereka memasuki halaman rumah yang terbilang sangat luas. Di hadapan mereka sekarang berdiri sebuah rumah yang terlihat seperti istana mewah.Rumah itu terlihat sangat mewah dan megah. Sudah bisa ditebak, kalau rumah itu adalah rumah yang sangat mahal."Menurut laporan, ayah Anda sekarang masih ada di kantor. Jadi sepertinya hanya ada ibu Anda di dalam," ucap Selly saat mobil sudah berhenti sempurna."Kamu mau ikut masuk atau pulang?" tanya Ardiansyah sambil menatap Selly."Kelihatannya lebih baik saya pulang. Saya nggak begitu mau ikut campur dalam urusan ini," jawab Selly sambil memandang Ardiansyah."Oke. Biar supir ini yang nganter kamu pulang."

  • Sayap Felysia    Singapura

    Rombongan Ardiansyah sudah sampai di Singapura. Mereka keluar dari bandara untuk menanti jemputan mereka.Ada satu hal lucu yang tadi terjadi di pesawat. Tadi saat pesawatnya ingin lepas landas, Nindy sangat merasa ketakutan, sampai-sampai memeluk tubuh Ardiansyah yang duduk tepat di samping kanannya dengan erat. Gadis kecil itu belum pernah naik pesawat sekali pun. Jadi wajar saja kalau gadis itu ketakutan saat harus naik pesawat untuk yang pertama kalinya.Dan sekarang gadis kecil itu sedang tertidur pulas di gendong Ardiansyah."Yang jemput kita supir rumah atau supir kantor?" tanya Ardiansyah pada Selly yang berdiri tepat di sebelah kirinya."Dua-duanya. Jadi akan dua mobil yang akan menjemput kita," jawab Selly.Ardiansyah pun mengangguk pelan setelah mendengar jawaban Selly. Dua mobil. Mobil pertama akan dinaiki oleh dirinya, Selly, Felysia, dan Nindy. Mobil kedua akan dinaiki oleh Arta, Prata, dan Reza.Tidak lama kemudian ada d

  • Sayap Felysia    Bandara

    Hari keberangkatan Ardiansyah ke Singapura. Pesawatnya akan berangkat jam 10.00. Dan sekarang sudah jam 09.30.Ardiansyah tidak tau, kapan lagi ia akan ada kesempatan untuk kembali ke Indonesia. Kenangannya di negeri ini sangatlah banyak. Membuatnya tersiksa oleh kerinduan jika tidak cepat-cepat pulang ke negeri ini.Pekerjaannya yang banyak membuatnya sangat susah untuk mempunyai waktu luang. Tetapi karena pekerjaannya yang banyak itulah, ia bisa mengalihkan pikiran sejenak dari semua sahabatnya yang ada di Indonesia.Rasanya baru kemarin ia sampai di Indonesia. Tetapi sekarang sudah harus kembali lagi ke Singapura. Sungguh, ia ingin menikmati waktu bersama sahabat-sahabatnya lebih lama lagi."Apakah Anda akan baik-baik saja setelah ini semua?" tanya Selly sambil memberikan sebuah kaleng minuman bersoda ke Ardiansyah."Apa maksud kamu?" tanya balik Ardiansyah sambil mengambil minuman yang disodorkan oleh Selly."Semua kenangan Anda di

  • Sayap Felysia    Ajakan

    Malam yang sangat dingin. Arta, Prata, dan Reza sedang bermain kartu di bawah langit malam. Dengan beralaskan tikar dan ditemani makanan ringan, mereka membuat malam yang sepi ini menjadi malam yang sangat ramai.Walau terasa sangat ramai. Tetapi tetap saja mereka merasa ada yang kurang. Bukan makanan maupun minuman. Tetapi orangnya. Ada satu orang yang tidak hadir di malam ini dan malam-malam sebelumnya.Orang itu sudah tidak pernah muncul lima tahun belakangan ini. Membuat mereka merasakan kesepian. Karena tanpa orang itu, tidak ada lagi makanan-makanan yang enak. Cuma masakan orang itu yang bisa memuaskan perut mereka. Cuma kehadiran orang itu yang bisa memenuhi lubang di hati mereka.Permainan terhenti, saat ada sebuah motor sport berhenti tepat di dekat mereka. Pengemudi itu menggunakan helm, jadi mereka tidak bisa melihat wajah sang pengemudi motor tersebut.Pengemudi itu mematikan motornya. Dan berjalan ke arah mereka dengan sebuah kantong plastik

  • Sayap Felysia    Bertemu sahabat lama

    Pagi ini, Triana sedang mengawasi Vitra dan Citra yang sedang berlatih di kolam renang. Kali ini mereka berlatih menggunakan kolam renang umum. Karena kolam renang di rumah Triana sedang dibersihkan.Triana mengawasi kedua muridnya itu dari pinggir lapangan. Ia tersenyum kecil, saat sadar bahwa kedua muridnya itu sudah sangat berkembang dibanding saat pertama kali ia melatih mereka.Gerakan renang kedua muridnya itu sudah hampir mirip dengan gerakan ibu mereka. Jadi Triana yakin, kalau kedua muridnya itu akan baik-baik saja di masa depan. Karena level mereka sudah jauh di atasnya.Dari dua muridnya itu, ia sangat mengandalkan Citra. Karena Citra bisa sangat rileks dan fokus saat sudah ada di dalam air. Sedangkan Vitra masih sering kehilangan konsentrasi saat berenang. Itu adalah satu-satunya kekurangan Vitra.Triana menyodorkan dua botol air mineral, saat dua muridnya itu sudah sampai ujung. Muridnya itu sudah berlatih sangat keras hari ini. Jadi su

  • Sayap Felysia    Pertemuan dengan Tuan Putri

    Bel pulang sekolah berbunyi. Sontak semua murid yang ada di kelas langsung berteriak bahagia. Karena akhirnya mereka bisa lepas dari pelajaran-pelajaran yang membuat kepala mereka pusing.Seorang perempuan cantik keluar dari kelas VIII dengan sebuah senyuman di pipi manisnya. Perempuan itu adalah Nindy Carolina. Seorang siswi yang paling pintar di SMP Pelita.Bukan cuma kepintarannya saja yang membuatnya terkenal. Tetapi kecantikannya juga. Perempuan dengan para cantik itu sudah menolak banyak pria dengan alasan ingin fokus belajar. Dan saking banyaknya pria yang sudah ia tolak, ia bahkan sampai tidak bisa menyebutkannya satu per satu.Nindy berjalan ke arah luar bersama teman-temannya. Saat baru saja sampai di luar gerbang. Ia melihat banyak perempuan dari sekolahnya berkumpul di satu titik. Seakan sedang mengamati sesuatu."Itu ada apa?" tanya Nindy pada salah satu temannya."Katanya sih ada cowok ganteng banget di depan. Kayaknya lagi nung

  • Sayap Felysia    Time skip

    5 tahun setelahnya. Brian sudah menjadi seorang direktur di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang ekspor dan impor. Bisa dibilang, sekarang Brian selalu bisa membeli apa yang diinginkannya dengan mudah. Bahkan uang yang ada di tabungannya sekarang sudah tidak bisa ia habiskan dalam kurun waktu 1 Minggu. Saking banyaknya, ia sampai tidak tau lagi mau diapakan semua uang yang ada di tabungannya. Oh, iya. Sekarang ia sudah punya anak. Hikari Aurora Xenovia. Hikari adalah nama yang disarankan oleh Ardiansyah. Sedangkan Aurora adalah nama yang disarankan oleh Laura. Dan Xenovia adalah nama yang disarankan oleh Brian. Brian benar-benar menamai anaknya menggunakan nama yang disarankan oleh sahabatnya itu. Karena baginya, nama Hikari itu adalah keinginan sahabatnya sebelum sahabatnya itu dikabarkan meninggal karena sebuah tembakan. Jadi Brian dengan suka rela mengabulkan keinginan terakhir sahabatnya itu. Hari ini adalah hari y

DMCA.com Protection Status