Beranda / Romansa / Sayap Felysia / Ketulusan Prita dan Ardiansyah

Share

Ketulusan Prita dan Ardiansyah

Penulis: Muhammad Fikriy Almas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jam 17.00. Reno menghembuskan nafasnya perlahan, setelah mendapatkan telepon dari Denis. Laki-laki itu sudah cerita tentang semua rencana Ardiansyah ke depannya. 

Ia memang tidak rela jika harus membiarkan Nindy pergi bersama Ardiansyah. Tetapi, kalau kecurigaan Ardiansyah benar, rencana itu yang dapat menyelamatkan Nindy dari penculikan.

Matanya beralih menatap gadis kecil yang sedang makan bersama Felysia di meja makan. Ia tersenyum kecil, sekarang kedua putrinya itu tidak saling mengacuhkan lagi. Ia bahkan, sering memergoki kedua putrinya itu sedang berbicara berdua di halaman rumah. 

Ia berjalan perlahan menuju ke arah meja makan. Langkahnya terhenti, saat sudah berada di samping kursi. Lalu secara perlahan, ia pun duduk manis di kursinya.

"Nindy kamu liburan nggak?" tanya Reno. Dan, langsung mendapatkan sebuah tatapan dari Nindy dan Felysia.

"Liburan? Nindy kan harus sekolah," ucap Nindy.

"Ayah yang akan ngurus surat izin kamu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sayap Felysia    Cinta Pertama Ardiansyah

    Jam 17.20. Felysia sudah sampai di rumah sakit Pelita Jaya. Ia berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Menelusuri koridor yang ada di dalam rumah sakit itu. Ia sudah tau tentang ruangan di mana Ardiansyah dirawat. Jadi, ia tidak perlu takut salah masuk kamar.Ia hentikan langkahnya di depan sebuah pintu ruangan. Ia yakin, kalau di dalam ruangan itu, ada Ardiansyah yang sedang terbaring di atas kasur rumah sakit.Perlahan, tangannya mulai menggapai gagang pintu. Dengan perasaan ragu, ia mulai membuka pintu itu. Ekspresi apa yang harus ia pasang? Bagaimana kalimat sapaan yang benar? Kalimat apa yang harus ia ucapkan pertama kali? Ia bingung dengan itu semua.Tetapi, kebingungannya berakhir. Saat melihat sebuah sosok laki-laki sedang melihatnya sambil tersenyum lebar. Entah kenapa, ia selalu merasa nyaman saat melihat laki-laki itu tersenyum. Entah karena, sosok laki-laki itu adalah teman dekatnya. Atau malah karena, ia sudah mulai menyukai laki-laki itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Perubahan Fely

    Jam 10.00. Ardiansyah berjalan pelan menuju ke arah meja resepsionis. Hari ini, ia sudah diizinkan untuk pulang ke kos. Jadi, ia ingin melunasi biaya rumah sakit, lalu pergi dari rumah sakit ini secepatnya.Senyumannya mengambang, saat melihat ada Denis di dekat meja resepsionis. Ia menatap saksama sebuah surat yang sedang dipegang oleh Denis.Ia mempercepat langkahnya ke arah Denis yang sudah mulai sadar dengan hawa kehadirannya. Tangannya merampas surat yang tadi dipegang oleh Denis. Belum sempat ia membacanya, surat itu sudah direbut lagi oleh Denis."Surat apa itu?" tanya Ardiansyah."Nggak penting," jawab Denis sambil merobek surat itu hingga kecil-kecil."Saya anterin kamu pulang," lanjut Denis."Saya harus membayar biaya rumah sakit terlebih dahulu," ucap Ardiansyah."Reno sudah membayarnya."Ardiansyah menghembuskan nafas panjang. Ia tidak menyangka, kalau Reno akan membayar seluruh biaya perawatannya."Ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Pulang ke Rumah

    Jam 15.00. Felysia baru saja sampai di depan rumahnya. Ia masih menggunakan seragam OSIS, masih mencangklong tasnya dan masih memakai sepatu.Langkahnya melangkah menuju dua orang pria yang sedang duduk di teras rumah. Ia memelankan langkahnya, saat melihat Reno menunjukkan raut wajah marah.Dan, pada akhirnya, langkahnya terhenti sempurna, saat sudah berada di hadapan kedua pria itu. Pada saat itu juga, perbincangan Reno dan Denis terhenti."Fel. Gimana? Ada masalah di sekolah?" tanya Reno lalu tersenyum."Nggak ada," jawab Felysia."Oh. Syukurlah."Pandangannya Felysia beralih menatap Denis yang sedari tadi sudah meliriknya. Tadi, saat di sekolah, ia mendengar berita kalau laki-laki itu sedang sakit. Tetapi, kenapa sekarang, laki-laki itu berada di rumahnya? Apa berita itu hanya sebuah kebohongan belaka? Atau memang, laki-laki itu sengaja berbohong."Untuk sementara, Denis akan nginap di rumah kita," ucap Reno."Kenapa?" tanya Felysi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Kapsul Waktu

    Jam 17.00. Felysia sudah sampai di pantai yang letaknya tidak begitu jauh dari SMP Pelita. Pantai itu adalah pantai yang sering ia kunjungi bersama Elvano. Kali ini, Elvano sedang pergi, jadi ia datang ke pantai ini seorang diri.Berbalut hoodie dan celana panjang berwarna biru, ia menikmati matahari yang mulai terbenam. Ia tutup matanya, lalu menghirup nafas dalam-dalam.Sepi. Itulah yang ia rasakan. Padahal, di pantai itu sedang banyak orang. Tetapi, entah kenapa, ia merasa sepi. Ia merasa, ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Dan, ia tidak tau apa itu.Ia mulai membuka matanya perlahan. Sudah cukup sore, ia pun berpikir untuk segera pulang ke rumah. Ia berbalik arah, lalu berjalan menjauh dari pesisir pantai.Pandangannya berhenti, saat melihat seorang wanita paruh baya bersama seorang gadis kecil yang berjualan kelapa muda.Ia pun melangkahkan kakinya, menuju ke arah wanita paruh baya itu. Ia berencana membeli kelapa muda untuk oleh-oleh Reno

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Keyakinan Laura

    Jam 09.00. Seperti biasa, Felysia sedang menikmati jam istirahat di kantin sekolah. Kali ini, ia sendirian. Karena, Brian sedang ada urusan bersama teman-temannya.Felysia memakan nasi goreng yang tadi sempat ia pesan. Ia menguyah makanannya sambil memandang seorang perempuan cantik yang sedang menuju ke arah mejanya.Tanpa izin darinya. Perempuan itu langsung duduk saja di hadapannya. Felysia bersikap biasa saja. Karena, bagaimana pun juga, perempuan itu adalah pacar Elvano. Jadi, ia tidak akan mencari masalah dengan perempuan itu. Benar, perempuan itu adalah Laura."Gua nggak lihat Ans akhir-akhir ini. Lo tau di mana dia?" tanya Laura."Liburan," jawab Felysia."Liburan ke mana? Kenapa dia nggak bilang ke gua? Dan, kenapa lo tau?""Ke puncak. Mungkin lo nggak penting. Karena dia liburan sama adik gua, makanya gua tau."Seketika, Laura merasa terheran-heran. Baru pertama kali ini, pacarnya pergi tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Diserang!

    Jam 19.00. Denis sedang berada di sebuah warung makan. Tetapi, tiba-tiba Denis mendapatkan kabar buruk dari Reno. Dengan segara, ia langsung menuju ke rumah pria paruh baya itu menggunakan salah satu mobilnya.Tanpa basa-basi, ia langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia menerobos lampu merah begitu saja, tanpa khawatir akan resiko yang ada. Sekarang, yang ada di otaknya hanya, bagaimana caranya biar sampai di rumah Reno sebelum semuanya terlambat.Ia langsung menghentikan mobilnya. Saat sudah berada di depan rumah pria paruh baya itu. Ia mengendap-endap mendekati pagar rumah itu. Matanya membulat sempurna, saat melihat halaman rumah Reno sudah sangat berantakan.Ia memberanikan diri untuk masuk. Di setiap langkahnya, ia berharap, dirinya tidak datang terlambat. Kalau saja ia datang terlambat, ia tidak tau lagi apa yang harus ia perbuat selanjutnya.Langkahnya terhenti di depan pintu masuk rumah Reno. Perlahan, ia mengintip ke dalam. Baran

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Penyerangan

    Jam 19.45. Ardiansyah sudah berada di depan kediaman keluarga Carlo. Laki-laki itu masih bersiap-siap untuk masuk ke dalam, lalu melawan semua orang yang ada di dalam.Sungguh, hari yang melelahkan. Baru saja ia kembali. Tetapi, ia sudah harus berhadapan dengan keluarga Carlo. Untung saja, ia bergerak cepat dan langsung menyerahkan Nindy ke Arta, Prata, dan Reza. Jadi, sekarang ia bisa langsung menyelamatkan Felysia.Ardiansyah menatap sebuah pisau yang sekarang sedang ia genggam. Sebenarnya, ia berniat untuk menggunakan pisau itu untuk melawan semua orang yang ada di dalam. Tetapi, ia tidak yakin dengan niatannya itu. Karena, bisa saja tindakannya itu menimbulkan masalah yang lebih besar.Jadi, ia membuang pisau itu ke dalam semak-semak yang letaknya tidak begitu jauh dari posisinya berdiri sekarang. Lalu, ia langsung lari masuk ke dalam rumah.Sontak, kedatangannya langsung menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di dalam rumah. Ardiansyah memperhatika

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Sayap Felysia    Terbongkar

    Ardiansyah menatap Carlo secara saksama. Kelihatannya, pria paruh baya itu sudah sangat kelelahan. Memang benar, pria itu sangat kuat dalam pertarungan. Tetapi, mau gimana pun juga, pria itu sudah tua. Jadi, saat bertarung, pria itu tidak bisa segesit seperti yang dulu saat pria itu masih muda."Jangan sombong dulu. Sebentar lagi, anak buah saya akan datang. Dan, mereka akan menghabisi kamu," ucap Carlo.Ardiansyah tersenyum kecil. Sepertinya, pertarungan ini adalah pertarungannya untuk terakhir kalinya. Ia sudah tidak bisa lagi memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya. Jika benar, anak buah Carlo datang, sudah bisa dipastikan ia akan kalah.Carlo tersenyum tipis, saat ia mendengar sebuah langkah kaki yang semakin lama semakin terdengar jelas. Sungguh bahagia hatinya, saat mendengar suara langkah kaki itu semakin mendekat. Karena, ia yakin, kalau langkah kaki itu adalah langkah kaki anak buahnya.Tetapi, harapannya hancur. Saat melihat tiga orang prem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Sayap Felysia    SMP Alexander

    Semua murid di SMP Alexander digegerkan dengan kabar tuan muda perusahaan Clover akan datang ke sekolah mereka.Tentu saja hal itu membuat semua warga sekolah menjadi sangat khawatir karena tiba-tiba mereka kedatangan tamu yang sangat penting.Perusahaan Clover sudah menyumbang banyak untuk SMP Alexander. Mulai dari dana, barang-barang, dan makanan. Jadi sedikit saja mereka membuat kesalahan, bisa-bisa perusahaan Clover tidak akan memberi bantuan lagi ke mereka. Dan jika itu terjadi, maka mereka akan kesusahan.Seluruh mata terpusat pada seorang gadis dan seorang laki-laki muda dengan jas hitam sedang berjalan masuk ke dalam area sekolahan.Laki-laki muda itu terlihat sangat berwibawa. Jadi sudah dipastikan kalau laki-laki itulah tuan muda yang sedang dibicarakan oleh warga sekolah. Sedangkan gadis yang sedang bersamanya itu adalah adik dari laki-laki itu."Selamat datang, Tuan Ardiansyah. Kalau boleh tau, ada urusan apa, ya? Kok datang menda

  • Sayap Felysia    Makan malam

    Makan malam keluarga Carles. Kalau biasanya cuma ada Hilda, Carles, dan Ardiansyah di meja makan. Kali ini sedikit berbeda. Karena Felysia, Nindy, Arta, Prata, dan Reza ikut dalam acara makan malam ini atas bujukan dari Ardiansyah.Tentu saja Hilda dan Carles tidak begitu masalah kalau sahabat-sahabat putranya ikut serta dalam acara makan malam ini. Mereka malah senang, karena dengan adanya mereka, Ardiansyah terlihat lebih bahagia dan sering tersenyum.Ardiansyah yang selalu terlihat tegas dan dingin. Malam ini terlihat begitu bahagia dan hangat. Sangat berubah dari hari-hari sebelumnya.Carles bahagia melihat itu. Karena akhirnya Ardiansyah menemukan bahagianya yang telah lama menghilang dari hidupnya."Katanya kamu mau tunangan. Acara tunangannya mau diadain di Indonesia atau di sini?" tanya Carles pada Ardiansyah.Ardiansyah langsung terdiam. Ia sama sekali belum memikirkan tentang tempat acara pertunangannya dengan Felysia. Karena ia pik

  • Sayap Felysia    Pulang ke rumah

    Setelah acara makannya selesai. Mereka pun melanjutkan perjalan ke rumah Ardiansyah yang letaknya tidak begitu jauh dari restoran tersebut.Karena letaknya tidak begitu jauh. Mereka hanya perlu waktu sekitar lima menit untuk sampai di rumah Ardiansyah.Dan akhirnya mereka sampai. Mobil mereka memasuki halaman rumah yang terbilang sangat luas. Di hadapan mereka sekarang berdiri sebuah rumah yang terlihat seperti istana mewah.Rumah itu terlihat sangat mewah dan megah. Sudah bisa ditebak, kalau rumah itu adalah rumah yang sangat mahal."Menurut laporan, ayah Anda sekarang masih ada di kantor. Jadi sepertinya hanya ada ibu Anda di dalam," ucap Selly saat mobil sudah berhenti sempurna."Kamu mau ikut masuk atau pulang?" tanya Ardiansyah sambil menatap Selly."Kelihatannya lebih baik saya pulang. Saya nggak begitu mau ikut campur dalam urusan ini," jawab Selly sambil memandang Ardiansyah."Oke. Biar supir ini yang nganter kamu pulang."

  • Sayap Felysia    Singapura

    Rombongan Ardiansyah sudah sampai di Singapura. Mereka keluar dari bandara untuk menanti jemputan mereka.Ada satu hal lucu yang tadi terjadi di pesawat. Tadi saat pesawatnya ingin lepas landas, Nindy sangat merasa ketakutan, sampai-sampai memeluk tubuh Ardiansyah yang duduk tepat di samping kanannya dengan erat. Gadis kecil itu belum pernah naik pesawat sekali pun. Jadi wajar saja kalau gadis itu ketakutan saat harus naik pesawat untuk yang pertama kalinya.Dan sekarang gadis kecil itu sedang tertidur pulas di gendong Ardiansyah."Yang jemput kita supir rumah atau supir kantor?" tanya Ardiansyah pada Selly yang berdiri tepat di sebelah kirinya."Dua-duanya. Jadi akan dua mobil yang akan menjemput kita," jawab Selly.Ardiansyah pun mengangguk pelan setelah mendengar jawaban Selly. Dua mobil. Mobil pertama akan dinaiki oleh dirinya, Selly, Felysia, dan Nindy. Mobil kedua akan dinaiki oleh Arta, Prata, dan Reza.Tidak lama kemudian ada d

  • Sayap Felysia    Bandara

    Hari keberangkatan Ardiansyah ke Singapura. Pesawatnya akan berangkat jam 10.00. Dan sekarang sudah jam 09.30.Ardiansyah tidak tau, kapan lagi ia akan ada kesempatan untuk kembali ke Indonesia. Kenangannya di negeri ini sangatlah banyak. Membuatnya tersiksa oleh kerinduan jika tidak cepat-cepat pulang ke negeri ini.Pekerjaannya yang banyak membuatnya sangat susah untuk mempunyai waktu luang. Tetapi karena pekerjaannya yang banyak itulah, ia bisa mengalihkan pikiran sejenak dari semua sahabatnya yang ada di Indonesia.Rasanya baru kemarin ia sampai di Indonesia. Tetapi sekarang sudah harus kembali lagi ke Singapura. Sungguh, ia ingin menikmati waktu bersama sahabat-sahabatnya lebih lama lagi."Apakah Anda akan baik-baik saja setelah ini semua?" tanya Selly sambil memberikan sebuah kaleng minuman bersoda ke Ardiansyah."Apa maksud kamu?" tanya balik Ardiansyah sambil mengambil minuman yang disodorkan oleh Selly."Semua kenangan Anda di

  • Sayap Felysia    Ajakan

    Malam yang sangat dingin. Arta, Prata, dan Reza sedang bermain kartu di bawah langit malam. Dengan beralaskan tikar dan ditemani makanan ringan, mereka membuat malam yang sepi ini menjadi malam yang sangat ramai.Walau terasa sangat ramai. Tetapi tetap saja mereka merasa ada yang kurang. Bukan makanan maupun minuman. Tetapi orangnya. Ada satu orang yang tidak hadir di malam ini dan malam-malam sebelumnya.Orang itu sudah tidak pernah muncul lima tahun belakangan ini. Membuat mereka merasakan kesepian. Karena tanpa orang itu, tidak ada lagi makanan-makanan yang enak. Cuma masakan orang itu yang bisa memuaskan perut mereka. Cuma kehadiran orang itu yang bisa memenuhi lubang di hati mereka.Permainan terhenti, saat ada sebuah motor sport berhenti tepat di dekat mereka. Pengemudi itu menggunakan helm, jadi mereka tidak bisa melihat wajah sang pengemudi motor tersebut.Pengemudi itu mematikan motornya. Dan berjalan ke arah mereka dengan sebuah kantong plastik

  • Sayap Felysia    Bertemu sahabat lama

    Pagi ini, Triana sedang mengawasi Vitra dan Citra yang sedang berlatih di kolam renang. Kali ini mereka berlatih menggunakan kolam renang umum. Karena kolam renang di rumah Triana sedang dibersihkan.Triana mengawasi kedua muridnya itu dari pinggir lapangan. Ia tersenyum kecil, saat sadar bahwa kedua muridnya itu sudah sangat berkembang dibanding saat pertama kali ia melatih mereka.Gerakan renang kedua muridnya itu sudah hampir mirip dengan gerakan ibu mereka. Jadi Triana yakin, kalau kedua muridnya itu akan baik-baik saja di masa depan. Karena level mereka sudah jauh di atasnya.Dari dua muridnya itu, ia sangat mengandalkan Citra. Karena Citra bisa sangat rileks dan fokus saat sudah ada di dalam air. Sedangkan Vitra masih sering kehilangan konsentrasi saat berenang. Itu adalah satu-satunya kekurangan Vitra.Triana menyodorkan dua botol air mineral, saat dua muridnya itu sudah sampai ujung. Muridnya itu sudah berlatih sangat keras hari ini. Jadi su

  • Sayap Felysia    Pertemuan dengan Tuan Putri

    Bel pulang sekolah berbunyi. Sontak semua murid yang ada di kelas langsung berteriak bahagia. Karena akhirnya mereka bisa lepas dari pelajaran-pelajaran yang membuat kepala mereka pusing.Seorang perempuan cantik keluar dari kelas VIII dengan sebuah senyuman di pipi manisnya. Perempuan itu adalah Nindy Carolina. Seorang siswi yang paling pintar di SMP Pelita.Bukan cuma kepintarannya saja yang membuatnya terkenal. Tetapi kecantikannya juga. Perempuan dengan para cantik itu sudah menolak banyak pria dengan alasan ingin fokus belajar. Dan saking banyaknya pria yang sudah ia tolak, ia bahkan sampai tidak bisa menyebutkannya satu per satu.Nindy berjalan ke arah luar bersama teman-temannya. Saat baru saja sampai di luar gerbang. Ia melihat banyak perempuan dari sekolahnya berkumpul di satu titik. Seakan sedang mengamati sesuatu."Itu ada apa?" tanya Nindy pada salah satu temannya."Katanya sih ada cowok ganteng banget di depan. Kayaknya lagi nung

  • Sayap Felysia    Time skip

    5 tahun setelahnya. Brian sudah menjadi seorang direktur di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang ekspor dan impor. Bisa dibilang, sekarang Brian selalu bisa membeli apa yang diinginkannya dengan mudah. Bahkan uang yang ada di tabungannya sekarang sudah tidak bisa ia habiskan dalam kurun waktu 1 Minggu. Saking banyaknya, ia sampai tidak tau lagi mau diapakan semua uang yang ada di tabungannya. Oh, iya. Sekarang ia sudah punya anak. Hikari Aurora Xenovia. Hikari adalah nama yang disarankan oleh Ardiansyah. Sedangkan Aurora adalah nama yang disarankan oleh Laura. Dan Xenovia adalah nama yang disarankan oleh Brian. Brian benar-benar menamai anaknya menggunakan nama yang disarankan oleh sahabatnya itu. Karena baginya, nama Hikari itu adalah keinginan sahabatnya sebelum sahabatnya itu dikabarkan meninggal karena sebuah tembakan. Jadi Brian dengan suka rela mengabulkan keinginan terakhir sahabatnya itu. Hari ini adalah hari y

DMCA.com Protection Status