Share

Bab 217

Author: Jalita Haira
Setelah istirahat, Violet bangun pagi-pagi, tapi tidak menyangka ada seseorang yang akan bangun lebih pagi darinya.

Violet berjalan mendekat ke arah Carmelia yang sedang sibuk di dapur dan bertanya, "Bangun pagi-pagi sekali?"

Carmelia yang sedang memotong sayuran, kembali menatapnya dan terus melanjutkan pekerjaannya. "Aku sibuk karena ada seseorang yang mau pergi pagi-pagi!

"Sarapan hampir siap. Kamu tunggu di ruang makan saja."

"..."

Awalnya Violet pikir bibinya ada urusan, tidak disangka bibinya membuatkan sarapan untuknya.

Hatinya langsung terasa hangat!

Hanya saja hasil memasak bibinya ....

"Uhuk, uhuk ...." Violet menggigit telur goreng itu dan hampir tersedak.

Setelah melihat ini, Carmelia buru-buru menyerahkan segelas susu. "Sudah besar, masih saja tersedak. Pelan-pelan saja."

Setelah Violet selesai berbicara, Carmelia bertanya lagi, "Apa rasanya enak?"

Violet mengambil susu, menyisihkannya dan berkata, "Enak!"

Enak sekali, belum pernah mencicipi sesuatu yang begitu enak dalam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 218

    Dia turun dari panggung dan bersosialisasi dengan segelas bir.Setelah berkeliling, Violet minum banyak bir. Mungkin karena semalam juga minum, dia merasa agak pusing.Violet memanggil asistennya dan menyuruhnya melanjutkan sosialisasi atas nama dirinya, sementara dia mau beristirahat sebentar.Setelah menemukan ruang duduk, Violet melepas sepatu hak tingginya sebelum berbaring di sofa dan langsung tertidur.Saat sedang tidur nyenyak, Violet mendengar suara yang seolah berteriak ...."Kebakaran, kebakaran ....""Semuanya, lari!"Violet ingin membuka matanya, tetapi kelopak matanya seolah menempel dengan lem. Tidak peduli seberapa keras dia berusaha, dia tidak bisa membukanya.Meskipun tidak bisa membuka matanya, otaknya masih sangat jernih.Situasinya saat ini seolah dia terjebak dalam mimpi buruk.Violet menyadari ada yang salah dan bertanya-tanya apa penyebabnya ....Dia teringat pada air, bir dan susu yang telah dia minum. Masih ada segelas susu dari Carmelia sebelum naik ke atas pa

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 219

    Bagian luar telah ditutupi asap tebal dan udara dipenuhi bau asap yang menyengat. Kalau itu orang lain, mereka pasti sudah lama tercekik dan tidak bisa berjalan.Akan tetapi, Violet terlihat seolah tidak bisa mencium baunya dan tidak ada sedikit pun ketidaknyamanan di wajahnya, meskipun asapnya beracun."Aku ingin melihat siapa yang begitu menginginkan nyawaku."Bahkan asapnya pun beracun yang menunjukkan orang tersebut bertekad untuk membunuhnya.Violet datang ke ruang perjamuan dengan langkah mantap sambil menahan napas.Para tamu yang seharusnya menikmati perjamuan telah melarikan diri dan tidak ada seorang pun di sana.Baguslah, tidak ada orang yang tidak bersalah yang akan terluka.Saat berjalan ke arah pintu utama, Violet baru mengambil beberapa langkah sebelum sebatang kayu besar jatuh dari atas.Violet buru-buru mundur dua langkah setelah mendengar suara itu, tetapi kemudian sepotong batu lain langsung jatuh ke tempat dia mundur.Untung saja Violet cukup gesit. Kalau tidak, dia

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 220

    Begitu Violet selesai berbicara, suara yang telah diubah terdengar samar-samar di sekeliling, "Aku nggak perlu turun tangan untuk mengambil nyawa murahanmu itu.""Violet, seharusnya kamu sudah lama mati. Bagaimanapun, keluargamu telah menunggumu selama bertahun-tahun. Hari ini aku akan mengantarmu ke neraka untuk bersatu kembali dengan mereka!""Terlalu sepi bagiku untuk pergi sendiri, bagaimana kalau kamu ikut denganku!?"Tidak ada yang lebih gila dari Violet. Dia bergegas ke lantai dua lagi dan melompat ke lautan api.Orang itu ada di atas dan dia ingin melihat siapa orang itu....Di luar perjamuan, Leon yang datang terlambat menatap api yang berkobar dan sepasang mata gelapnya mulai mencari Violet di tengah kerumunan.Setelah mencari-cari beberapa saat, dia tidak bisa menemukan wanita itu. Jadi dia pun menarik seseorang dan bertanya, "Kamu melihat Violet nggak?"Orang itu menjawab, "Iya, dia sudah pergi lebih awal karena merasa nggak enak badan."Leon tiba-tiba merasa panik setelah

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 221

    Violet melihat warna putih di sekeliling ruangan setelah siuman, bau desinfektan tercium oleh hidungnya, yang membuat Violet menyadari bahwa dia tidak sedang bermimpi, dia benar-benar selamat.Jadi orang bertopeng yang menyelamatkannya juga bukan mimpi?Saat melihat hanya dia sendiri di dalam kamar pasien, Violet berusaha untuk duduk."Uhuk, uhuk, uhuk ...."Seluruh tubuhnya terasa sakit begitu bergerak.Pintu kamar pasien terbuka pada saat ini, Violet mengira yang datang adalah pria bertopeng, tapi ternyata perawat."Kamu sudah siuman!" Perawat segera bertanya pada Violet setelah melihatnya siuman, "Apakah ada yang nggak nyaman?"Violet tidak menjawab, malah bertanya, "Siapa yang membawaku ke sini?"Dia harus mengetahui siapa penyelamatnya.Hanya saja perawat berkata, "Kamu dibawa oleh ambulans.""Ambulans?" Orang itu menyerahkannya pada petugas ambulans setelah menolongnya?"Benar, tiga jam yang lalu ada orang yang bilang kalau Grup Hardi kebakaran dan memanggil ambulans. Kami segera

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 222

    Violet berkata dengan tegas, "Sama sekali bukan!"Sama sekali bukan halusinasi!Orang itu benar-benar ada!"Kalau benar-benar ada orang itu, bagaimana mungkin kita nggak bisa menemukan apa-apa setelah beberapa hari berlalu?" Sheva berkata, "Mungkin pikiranmu mengacau karena asap, yang membuatmu berhalusinasi kalau ada orang yang menolongmu. Tapi sebenarnya kamu yang menolong dirimu sendiri.""Nggak cuma petugas medis, orang lain yang berada di tempat kejadian juga melihatnya."Violet, "..."Apakah benar-benar hanya halusinasi?Lupakan saja, halusinasi atau bukan sudah tidak penting lagi. Hal yang lebih penting adalah ...."Aku mau keluar dari rumah sakit!"Sebelum Sheva berbicara, terdengar suara Carmelia pada saat ini, "Kamu masih belum pulih, sama sekali nggak boleh keluar dari rumah sakit!"Rongga mata Carmelia memerah saat melihat Violet, "Awalnya aku mau menghadiri perjamuan hari itu, tapi aku tiba-tiba dapat pesan bahwa sudah ada petunjuk tentang pembunuhnya. Aku langsung pergi k

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 223

    Orang itu tidak menjawab pertanyaan Violet, dia berteriak dengan tidak senang saat melihat Violet mendekatinya, "Jangan bergerak!"Hanya saja, Violet seperti tidak mendengar ucapannya. Dia terus melangkah maju sampai berada di hadapan pria itu, lalu berkata "Aku nggak suka berhutang budi pada orang lain. Aku yakin kamu nggak mungkin dengan baik hati menolongku. Kalau nggak, kamu nggak akan sengaja menunjukkan dirimu pada tengah malam."Sebelum ini Violet bahkan sempat curiga jika pria bertopeng itu hanyalah halusinasinya. Tapi tidak disangka pria itu benar-benar berada di hadapannya.Pria ini menyelinap di tengah malam, yang membuat Violet tidak bisa tidak mencurigainya.Jika pria ini benar-benar ingin berbuat baik tanpa meninggalkan namanya, bagaimana mungkin dia muncul lagi pada saat ini!Pria bertopeng itu terkekeh, "Awalnya aku nggak punya niat apa pun. Tapi karena kamu berpikir seperti ini, lebih baik aku minta sesuatu darimu. Lagi pula kamu juga nggak suka hutang budi pada orang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 224

    Violet melirik pria itu tanpa mengatakan apa pun, lalu mengangkat tangannya untuk menghentikan taksi.Violet memasuki mobil dan hendak meminta supir untuk menjalankan mobilnya. Tapi pintu sudah dibuka sebelum Violet berbicara, pria yang ingin memasuki mobil berkata, "Geserlah ke dalam.""Aku yang panggil taksi ini!" Semakin lama Violet merasa pria ini adalah Falcon.Karena setiap perbuatan mereka benar-benar tidak tahu malu!Pria itu mengabaikan Violet, dia mengulurkan tangannya untuk mengangkat Violet. Lalu menggeserkannya ke dalam."Apakah otakmu bermasalah?!" Violet sudah tidak bisa menahan dirinya lagi!Pria itu tetap berkata dengan lembut saat menghadapi Violet yang sedang marah, "Sekarang sudah larut. Nggak aman bagimu untuk pulang sendirian, apalagi kamu terluka.""Ini nggak ada hubungannya denganmu!"Pria itu berkata, "Kenapa nggak ada? Aku sedih kalau kamu terluka!"Supir yang berada di depan berkata, "Nona, pacarmu sangat baik padamu."Violet mencibir, "Paman, kamu salah paha

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 225

    Setelah Carmelia mengetahui Violet keluar dari rumah sakit, Carmelia tidak mengatakan apa pun meskipun marah. Dia hanya berkata, "Nggak masalah kalau kamu mau keluar dari rumah sakit. Tapi kamu harus tinggal di rumahku, agar aku bisa merawatmu!"Violet teringat dengan sarapan pagi sebelumnya, lalu segera berkata, "Nggak perlu, rumah Keluarga Hardi nggak kekurangan pelayan.""Memang nggak kekurangan, tapi kurang orang yang bisa mengendalikanmu!" Carmelia memutar bola matanya, "Kamu bahkan nggak mematuhi ucapan bibimu, apalagi pelayan?""Aku bisa mematuhi mereka!" Violet berjanji, "Meskipun aku nggak berada di rumah sakit, aku akan beristirahat dengan baik. Aku akan berusaha pulih secepat mungkin."Saat melihat Violet tidak bersedia tinggal di rumahnya, Carmelia juga tidak memaksanya. "Ingat janjimu, aku akan datang untuk memeriksa kondisimu!""Baik!"Carmelia bertanya pada Violet sebelum pergi, "Aku masih belum dapat petunjuk apa pun tentang pembunuhnya, bagaimana denganmu?""Aku belum

Latest chapter

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 416

    Pria itu mengerutkan bibirnya dan berkata, "Ternyata seperti itu!"Dia hanya mengatakan ini dan tidak mengatakan yang lain lagi.Pria itu tidak mengatakan apa pun dan Violet juga tidak bertanya. Setelah perjalanan ini berakhir, Violet menyerahkan kartu yang lain pada pria itu, "Ini adalah 200 juta untuk uang tipmu hari ini. Terima kasih karena sudah menemani kami sepanjang hari ini!"Violet sangat murah hati sampai membuat pria itu enggan menerima pemberian darinya lagi, "Kamu sudah memberiku cukup banyak uang, aku nggak boleh menerimanya lagi."Violet meletakkan kartu ke tangan pria itu dengan paksa dan berkata, "Terimalah, kamu pantas mendapatkannya! Pada awalnya suasana hatiku sangat buruk karena nggak menemukan siapa pun. Tapi kamu sudah menemaniku sepanjang hari dan suasana hatiku sudah membaik sekarang. Besok tolong bawa kami datangi tempat lain."Pria itu ingin mengatakan sesuatu, tapi dia mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa pun. Hanya saja dia mengembalikan kartu itu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 415

    Awalnya berpikir bisa melihat Leon jika pergi ke sana, tapi siapa tahu ...."Kapan kamu melihatnya?"Orang yang mengaku melihat Leon adalah seorang pemuda berusia dua puluhan, juga warga setempat.Semua penduduk setempat di sini sangat tinggi, baik pria maupun wanita.Bahkan pria jangkung seperti Lukas pun terlihat agak kurus di hadapan penduduk setempat, seperti kekurangan gizi.Menanggapi pertanyaan Violet, pemuda itu menjawab, "Maaf, aku baru saja melihat foto itu dengan saksama lagi dan menyadari bahwa aku salah.""Orang itu memang sedikit mirip dengannya, tapi bukan orang yang kamu cari!"Lukas segera mencengkeram kerah pria itu dan berkata, "Tadi kamu bilang kamu benar-benar melihatnya, tapi sekarang kamu bilang salah lihat?"Pria itu segera menepis tangan Lukas dan berkata, "Aku memang salah lihat. Apa kamu nggak pernah salah lihat orang?"Lukas mengerutkan kening lebih erat. "Aku pikir kamu nggak salah lihat, tapi ada yang melarangmu mengatakannya."Mata pria itu berkedip. "Aku

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 414

    Lukas merasa agak sulit menerimanya. "Maksudmu yang sebelumnya bukan Leon, tapi Adis?""Ya!" Suara Violet terdengar serak, "Sebelumnya Adis berpura-pura menjadi Leon, bahkan nggak tahu di mana Leon yang asli sekarang.""Aku sudah mencarinya hampir di mana-mana, tapi tetap nggak bisa menemukannya. Jadi, aku berpikir untuk mengatakan yang sebenarnya dan memintamu untuk mengajukan permohonan ke organisasi untuk membantu mencarinya."Violet benar-benar putus asa, mana mungkin akan merahasiakannya dari Lukas untuk sementara waktu.Lagi pula, hanya akan membuat lebih banyak orang khawatir tentang Leon.Mungkin juga akan sampai ke telinga Nenek.Kesehatan Nenek baru saja membaik sedikit akhir-akhir ini, Violet tidak ingin sesuatu terjadi padanya lagi.Lukas sangat marah. "Pantas saja aku merasa ada salah.""Saat melihatnya di pulau itu, aku merasa bukan seperti Leon, tapi kemudian aku berpikir mungkin aku terlalu banyak berpikir, jadi aku nggak meragukannya lagi. Ternyata dia bukan Leon!""Ya

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 413

    Entah metode apa pun yang digunakan Violet, pria itu selalu tidak mau mengungkapkan keberadaan Leon. Mulutnya sekeras Adis.Kalaupun Violet memberi tahu bahwa Adis sudah meninggal, pria itu tetap menolak untuk mengatakan sepatah kata pun."Tuanku sudah meninggal, tapi perintahnya masih ada. Tuanku bilang jangan sampai mengungkapkan keberadaan Leon."Pria itu penuh luka, tapi tetap tidak mau mengkhianati Adis, meski Adis sudah tidak ada lagi.Memang Adis cukup berhasil dalam melatih orang.Tidak seperti Violet ....Violet langsung memikirkan Lisa dan Sandy.Sekalipun ada alasan di balik pengkhianatannya, hal itu tetap membuktikan bahwa Violet gagal.Violet mengerutkan kening dan menatap pria itu dengan tatapan lebih dingin, "Kalaupun aku ingin membunuhmu, kamu nggak akan memberitahuku?""Nggak!" Pria itu berkata tanpa ragu, "Kalaupun kamu membunuhku, aku nggak akan memberitahumu, jadi jangan buang-buang energimu, bunuh saja aku!""Mau mati dengan mudah?" Violet hanya menyuapi pria itu d

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 412

    "Mana mungkin Sandy begitu berani?"Kapan tepatnya itu terjadi?Anak itu berusia lima tahun, Sandy sudah merahasiakannya darinya selama lima tahun!Tidak, itu tidak benar!"Sandy sangat mencintaimu hingga melakukan banyak hal untukmu secara diam-diam." Violet menasihati, "Jadi jangan terobsesi dengan hal-hal yang nggak seharusnya. Hiduplah dengan baik. Sandy sudah tiada, anak itu membutuhkanmu!""Membutuhkan aku ...."Adis mengerutkan kening. "Oh, dia masih anak-anak, bisa hidup dengan siapa saja! Violet, kalau kamu benar-benar merasa kasihan padanya, bawa saja dia untuk tinggal bersamamu!""Aku ...."Sambil berkata demikian, Adis mencabut pisaunya dan menusukkan pisaunya lagi ke tubuhnya. "Violet, kalau aku nggak bisa mendapatkan cintamu, aku benar-benar nggak bisa hidup!""Setelah bertahun-tahun, aku lelah!"Setelah bertahun-tahun berusaha, pada akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Adis benar-benar lelah dan tidak ingin terus berjuang."Oh ...." Adis memikirkan sesuatu sebelum meningg

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 411

    "Adis!"Violet mencoba menghentikannya dengan cepat, tapi sudah terlambat.Adis menatap Violet yang berlari ke arahnya. "Violet, kalau kamu nggak mau tahu keberadaan Leon, kamu mungkin nggak akan peduli dengan hidup dan matiku sama sekali, 'kan?""Bukan seperti itu!" Violet tak kuasa menahan tangisnya. "Kak Adis, sebenarnya aku nggak pernah membencimu.""Entah apa pun yang sudah kamu lakukan, kamu adalah penyelamatku.""Kalau kamu nggak menyelamatkanku dari Carmelia, aku nggak akan pernah selamat.""Setelah itu, kamu selalu menjadi orang yang melindungiku secara diam-diam.""Aku tahu semua yang sudah kamu lakukan untukku, jadi aku nggak membencimu, aku hanya nggak bisa memberimu apa yang kamu inginkan."Violet berkata demikian bukan untuk menipu Adis, melainkan dari lubuk hatinya.Dia benar-benar tidak membenci Adis.Semua hal salah yang dilakukannya adalah karena Adis terlalu mencintainya, yang membuatnya gila.Jadi Violet tidak pernah berpikir untuk membalas dendam.Kalau tidak, deng

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 410

    Meskipun baru saja mengatakannya dengan tegas, Adis tetap tidak bisa tetap acuh tak acuh saat melihat Violet benar-benar akan menyerang dirinya sendiri.Adis segera membungkuk, mengambil batu kecil dari tanah dan melemparkannya ke Violet.Batu itu mengenai pergelangan tangan Violet dan pisaunya jatuh ke tanah.Mata Adis memerah saat menatap Violet. "Kalau ... kalau saja kamu nggak bertemu Leon, apa kamu akan memilihku?"Jika mereka nggak berpisah saat itu dan selalu bersama, apa Violet akan jatuh cinta padanya, bukan pada Leon?Violet tahu bahwa kebenaran itu terlalu kejam bagi Adis, terutama sekarang Violet tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, tapi tetap tidak ingin berbohong kepadanya!"Nggak!" Violet mengatakan hal yang sama, "Kamu hanyalah Kakak bagiku! Kalaupun nggak ada Leon, akan ada orang lain. Jadi situasi saat ini antara kamu dan aku nggak ada hubungannya dengan Leon.""Haha!" Adis tertawa, tetapi air mata mengalir dari sudut matanya. "Violet, kamu terus bilang bahwa kamu m

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 409

    "Kamu lebih baik mati daripada bersamaku?"Tidak ada yang lebih menyakiti Adis selain kata-kata Violet.Adis sudah melakukan banyak hal hanya untuk bersama Violet.Bahkan sampai berpura-pura menjadi Leon, tapi pada akhirnya, tetap dengan mudah diungkap olehnya.Bukan hanya itu saja, Violet juga sangat tidak berperasaan terhadapnya!"Adis, entah kamu menggunakan identitas mana pun, jiwamu nggak akan pernah berubah. Perasaanku padamu ...."Violet menatap Adis dengan serius. "Aku juga!""Entah aku menggunakan identitas apa pun, kamu nggak akan pernah jatuh cinta padaku!" Adis merasa seolah-olah hatinya sedang dipotong olehnya dengan pisau.Awalnya berpikir bisa memenangkan cintanya dengan mengubah identitasnya menjadi Leon.Meski bukan untuknya tapi untuk Leon, yang penting bisa bersamanya.Demi mencintainya, Adis betul-betul merendahkan dirinya, tapi yang diberikannya hanyalah sikap yang kejam.Adis semakin tidak rela memikirkannya. Saat menatap Violet, tatapan matanya berangsur-angsur b

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 408

    "Terserahmu saja!" Violet tidak ingin berkata terlalu banyak padanya. "Adis, aku akan memberimu waktu tiga hari lagi untuk memikirkannya. Sebaiknya kamu katakan apa yang ingin aku ketahui, kalau nggak ....""Haha, nggak perlu menunggu tiga hari. Aku sudah memberitahumu apa yang perlu kamu ketahui. Jangan lagi berkhayal. Semua yang aku katakan padamu memang benar!"Adis segera menyela perkataannya. "Adapun mayat Leon, sama saja seperti yang aku katakan padamu di awal. Mayatnya sudah jadi makanan ikan.""Kawanan ikan itu sangat besar. Aku mengoleskan obat ke mayatnya dan dalam waktu kurang dari lima menit, mayatnya sudah habis.""..."Violet mengepalkan tangannya, tidak berkata apa-apa lagi, berbalik dan pergi, meninggalkan Adis sendirian di ruang pengobatan.Yang tidak diketahuinya adalah bahwa Adis sangat akrab dengan ruang pengobatan ini.Karena di sinilah Adis membunuh gurunya dengan tangannya sendiri.Alasannya adalah ....Begitulah kejadian hari itu, gurunya bertemu dengannya di lu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status