Setelah istirahat, Violet bangun pagi-pagi, tapi tidak menyangka ada seseorang yang akan bangun lebih pagi darinya.Violet berjalan mendekat ke arah Carmelia yang sedang sibuk di dapur dan bertanya, "Bangun pagi-pagi sekali?"Carmelia yang sedang memotong sayuran, kembali menatapnya dan terus melanjutkan pekerjaannya. "Aku sibuk karena ada seseorang yang mau pergi pagi-pagi!"Sarapan hampir siap. Kamu tunggu di ruang makan saja.""..."Awalnya Violet pikir bibinya ada urusan, tidak disangka bibinya membuatkan sarapan untuknya.Hatinya langsung terasa hangat!Hanya saja hasil memasak bibinya ...."Uhuk, uhuk ...." Violet menggigit telur goreng itu dan hampir tersedak.Setelah melihat ini, Carmelia buru-buru menyerahkan segelas susu. "Sudah besar, masih saja tersedak. Pelan-pelan saja."Setelah Violet selesai berbicara, Carmelia bertanya lagi, "Apa rasanya enak?"Violet mengambil susu, menyisihkannya dan berkata, "Enak!"Enak sekali, belum pernah mencicipi sesuatu yang begitu enak dalam
Dia turun dari panggung dan bersosialisasi dengan segelas bir.Setelah berkeliling, Violet minum banyak bir. Mungkin karena semalam juga minum, dia merasa agak pusing.Violet memanggil asistennya dan menyuruhnya melanjutkan sosialisasi atas nama dirinya, sementara dia mau beristirahat sebentar.Setelah menemukan ruang duduk, Violet melepas sepatu hak tingginya sebelum berbaring di sofa dan langsung tertidur.Saat sedang tidur nyenyak, Violet mendengar suara yang seolah berteriak ...."Kebakaran, kebakaran ....""Semuanya, lari!"Violet ingin membuka matanya, tetapi kelopak matanya seolah menempel dengan lem. Tidak peduli seberapa keras dia berusaha, dia tidak bisa membukanya.Meskipun tidak bisa membuka matanya, otaknya masih sangat jernih.Situasinya saat ini seolah dia terjebak dalam mimpi buruk.Violet menyadari ada yang salah dan bertanya-tanya apa penyebabnya ....Dia teringat pada air, bir dan susu yang telah dia minum. Masih ada segelas susu dari Carmelia sebelum naik ke atas pa
Bagian luar telah ditutupi asap tebal dan udara dipenuhi bau asap yang menyengat. Kalau itu orang lain, mereka pasti sudah lama tercekik dan tidak bisa berjalan.Akan tetapi, Violet terlihat seolah tidak bisa mencium baunya dan tidak ada sedikit pun ketidaknyamanan di wajahnya, meskipun asapnya beracun."Aku ingin melihat siapa yang begitu menginginkan nyawaku."Bahkan asapnya pun beracun yang menunjukkan orang tersebut bertekad untuk membunuhnya.Violet datang ke ruang perjamuan dengan langkah mantap sambil menahan napas.Para tamu yang seharusnya menikmati perjamuan telah melarikan diri dan tidak ada seorang pun di sana.Baguslah, tidak ada orang yang tidak bersalah yang akan terluka.Saat berjalan ke arah pintu utama, Violet baru mengambil beberapa langkah sebelum sebatang kayu besar jatuh dari atas.Violet buru-buru mundur dua langkah setelah mendengar suara itu, tetapi kemudian sepotong batu lain langsung jatuh ke tempat dia mundur.Untung saja Violet cukup gesit. Kalau tidak, dia
Begitu Violet selesai berbicara, suara yang telah diubah terdengar samar-samar di sekeliling, "Aku nggak perlu turun tangan untuk mengambil nyawa murahanmu itu.""Violet, seharusnya kamu sudah lama mati. Bagaimanapun, keluargamu telah menunggumu selama bertahun-tahun. Hari ini aku akan mengantarmu ke neraka untuk bersatu kembali dengan mereka!""Terlalu sepi bagiku untuk pergi sendiri, bagaimana kalau kamu ikut denganku!?"Tidak ada yang lebih gila dari Violet. Dia bergegas ke lantai dua lagi dan melompat ke lautan api.Orang itu ada di atas dan dia ingin melihat siapa orang itu....Di luar perjamuan, Leon yang datang terlambat menatap api yang berkobar dan sepasang mata gelapnya mulai mencari Violet di tengah kerumunan.Setelah mencari-cari beberapa saat, dia tidak bisa menemukan wanita itu. Jadi dia pun menarik seseorang dan bertanya, "Kamu melihat Violet nggak?"Orang itu menjawab, "Iya, dia sudah pergi lebih awal karena merasa nggak enak badan."Leon tiba-tiba merasa panik setelah
Violet melihat warna putih di sekeliling ruangan setelah siuman, bau desinfektan tercium oleh hidungnya, yang membuat Violet menyadari bahwa dia tidak sedang bermimpi, dia benar-benar selamat.Jadi orang bertopeng yang menyelamatkannya juga bukan mimpi?Saat melihat hanya dia sendiri di dalam kamar pasien, Violet berusaha untuk duduk."Uhuk, uhuk, uhuk ...."Seluruh tubuhnya terasa sakit begitu bergerak.Pintu kamar pasien terbuka pada saat ini, Violet mengira yang datang adalah pria bertopeng, tapi ternyata perawat."Kamu sudah siuman!" Perawat segera bertanya pada Violet setelah melihatnya siuman, "Apakah ada yang nggak nyaman?"Violet tidak menjawab, malah bertanya, "Siapa yang membawaku ke sini?"Dia harus mengetahui siapa penyelamatnya.Hanya saja perawat berkata, "Kamu dibawa oleh ambulans.""Ambulans?" Orang itu menyerahkannya pada petugas ambulans setelah menolongnya?"Benar, tiga jam yang lalu ada orang yang bilang kalau Grup Hardi kebakaran dan memanggil ambulans. Kami segera
Violet berkata dengan tegas, "Sama sekali bukan!"Sama sekali bukan halusinasi!Orang itu benar-benar ada!"Kalau benar-benar ada orang itu, bagaimana mungkin kita nggak bisa menemukan apa-apa setelah beberapa hari berlalu?" Sheva berkata, "Mungkin pikiranmu mengacau karena asap, yang membuatmu berhalusinasi kalau ada orang yang menolongmu. Tapi sebenarnya kamu yang menolong dirimu sendiri.""Nggak cuma petugas medis, orang lain yang berada di tempat kejadian juga melihatnya."Violet, "..."Apakah benar-benar hanya halusinasi?Lupakan saja, halusinasi atau bukan sudah tidak penting lagi. Hal yang lebih penting adalah ...."Aku mau keluar dari rumah sakit!"Sebelum Sheva berbicara, terdengar suara Carmelia pada saat ini, "Kamu masih belum pulih, sama sekali nggak boleh keluar dari rumah sakit!"Rongga mata Carmelia memerah saat melihat Violet, "Awalnya aku mau menghadiri perjamuan hari itu, tapi aku tiba-tiba dapat pesan bahwa sudah ada petunjuk tentang pembunuhnya. Aku langsung pergi k
Orang itu tidak menjawab pertanyaan Violet, dia berteriak dengan tidak senang saat melihat Violet mendekatinya, "Jangan bergerak!"Hanya saja, Violet seperti tidak mendengar ucapannya. Dia terus melangkah maju sampai berada di hadapan pria itu, lalu berkata "Aku nggak suka berhutang budi pada orang lain. Aku yakin kamu nggak mungkin dengan baik hati menolongku. Kalau nggak, kamu nggak akan sengaja menunjukkan dirimu pada tengah malam."Sebelum ini Violet bahkan sempat curiga jika pria bertopeng itu hanyalah halusinasinya. Tapi tidak disangka pria itu benar-benar berada di hadapannya.Pria ini menyelinap di tengah malam, yang membuat Violet tidak bisa tidak mencurigainya.Jika pria ini benar-benar ingin berbuat baik tanpa meninggalkan namanya, bagaimana mungkin dia muncul lagi pada saat ini!Pria bertopeng itu terkekeh, "Awalnya aku nggak punya niat apa pun. Tapi karena kamu berpikir seperti ini, lebih baik aku minta sesuatu darimu. Lagi pula kamu juga nggak suka hutang budi pada orang
Violet melirik pria itu tanpa mengatakan apa pun, lalu mengangkat tangannya untuk menghentikan taksi.Violet memasuki mobil dan hendak meminta supir untuk menjalankan mobilnya. Tapi pintu sudah dibuka sebelum Violet berbicara, pria yang ingin memasuki mobil berkata, "Geserlah ke dalam.""Aku yang panggil taksi ini!" Semakin lama Violet merasa pria ini adalah Falcon.Karena setiap perbuatan mereka benar-benar tidak tahu malu!Pria itu mengabaikan Violet, dia mengulurkan tangannya untuk mengangkat Violet. Lalu menggeserkannya ke dalam."Apakah otakmu bermasalah?!" Violet sudah tidak bisa menahan dirinya lagi!Pria itu tetap berkata dengan lembut saat menghadapi Violet yang sedang marah, "Sekarang sudah larut. Nggak aman bagimu untuk pulang sendirian, apalagi kamu terluka.""Ini nggak ada hubungannya denganmu!"Pria itu berkata, "Kenapa nggak ada? Aku sedih kalau kamu terluka!"Supir yang berada di depan berkata, "Nona, pacarmu sangat baik padamu."Violet mencibir, "Paman, kamu salah paha
"Tentu saja," kata Falcon dengan bangga. "Dia sendiri yang menerimanya.""Kemampuanmu untuk mengarang cerita memang makin hebat."Seberapa bencinya Violet terhadap Falcon, Leon dapat melihatnya dengan jelas.Violet bahkan juga mengatakannya sendiri jika dia tidak akan memilih Leon atau Falcon. Leon tidak punya kesempatan dan Falcon lebih tidak punya kesempatan.Falcon tersenyum tipis. "Mau percaya atau nggak, terserah padamu."Tingkah laku Falcon ini membuat Leon merasa ragu di dalam hati. Apalagi, ditambah dengan kenyataan jika Violet belakangan ini selalu tinggal rumah Falcon ....Raut wajah Leon langsung berubah. Dia mendorong Falcon dan cepat-cepat berjalan menuju lantai atas.Begitu sampai di lantai dua, Leon bertemu dengan Violet yang baru saja keluar dari kamar.Baru beberapa hari sejak terakhir kali mereka bertemu. Namun, Leon merasa seperti sudah berabad-abad.Kaki Violet masih terbalut perban. Namun, melihat cara Violet berjalan, seharusnya dia sudah hampir pulih.Barusan, Vi
Falcon menduga dirinya terlalu lemah, hingga akhirnya berhalusinasi. "Apa yang baru saja kamu katakan? Coba katakan sekali lagi.""Jangan terlalu senang dulu. Meski aku setuju untuk berkencan denganmu, itu bukan sekarang," kata Violet. "Sebelum Carmila ditemukan, semua itu nggak bisa dibicarakan.""Baiklah." Fakta jika Violet setuju merupakan suatu kejutan bagi Falcon. "Jangan khawatir, aku akan mencarinya bersamamu."Violet menatapnya penuh arti. "Lalu, kamu bisa memberinya informasi secara diam-diam?"Falcon mengerutkan keningnya sedikit. "Jangan-jangan kamu curiga kalau aku bersekongkol dengannya?""Bukankah memang seperti itu?" Violet balik bertanya. "Kalau nggak, kenapa Carmila berusaha keras untuk menjodohkanmu denganmu sebelum dia memalsukan kematiannya?"Jika dipikir-pikir, Falcon memang sangat mencurigakan.Falcon tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis. "Memangnya untuk alasan apa lagi? Tentu saja untuk mencegah dirimu dan Leon kembali bersama.""Aku nggak tahu kena
Mungkin, Violet terlalu berpikiran macam-macam. Bagaimanapun, tidak ada orang yang akan bermain-main dengan nyawa mereka sendiri.Luka-luka Falcon belum sembuh. Violet akan dianggap tidak tahu terima kasih jika pergi. Jadi, Violet tidak punya pilihan selain tinggal dan membantu Falcon menyembuhkan luka-lukanya.Setelah beberapa kali diobati, luka Falcon memang membaik. Namun, tubuhnya menjadi makin lemah. Falcon terbaring di tempat tidur tanpa punya tenaga untuk bangun dari tempat tidur. Violet harus melayaninya untuk makan, minum, buang air besar dan buang air kecil."Violet, aku mau minum.""Violet, aku agak lapar.""Violet, aku mau ke kamar mandi.""Violet, aku mau mandi."Falcon berteriak ratusan kali dalam sehari. Violet sakit kepala setiap kali melihatnya membuka mulut. Namun, Violet tidak bisa menunjukkan rasa kesal. Jika tidak, Falcon akan merasa diabaikan seperti sayuran busuk."Aku nggak ingin merepotkanmu. Tapi, aku nggak bisa bangun dari tempat tidur. Kalau bisa, aku akan m
Lukas bertanya kepada Jerry, "Apa kamu mau meneleponnya? Aku sarankan padamu untuk nggak melakukannya. Wanita itu bukan hanya nggak akan datang, tapi dia bahkan mungkin akan curiga kalau Leon yang sudah memintamu untuk meneleponnya dan dia akan makin membenci Leon.""Wanita seperti dia, sebaiknya nggak usah dipedulikan." Jerry sama sekali tidak punya kesan yang baik pada diri Violet. "Berhenti bicara omong kosong dan cepat berikan nomornya padaku. Leon sudah hampir mati. Aku harus memarahi wanita itu untuk melampiaskan amarahku."Lukas berpikir sejenak. "Kamu benar. Kita nggak bisa hanya diam saja melihat Leon terus disiksa olehnya!"Lukas mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor telepon Violet. Tepat di saat Lukas hendak membacakan nomor Violet kepada Jerry, Leon keluar dari kamar.Pada saat ini, tubuh bagian atas Leon telanjang dan terbalut dengan perban.Melihat hal tersebut, Jerry pun melangkah maju dan bertanya pada Leon, "Siapa yang menyuruhmu bergerak? Kamu terluka parah. Apa ka
Jangan-jangan, Falcon bermaksud memaksa Violet laksana penguasa yang kejam?Jika memang demikian, Violet tidak akan memedulikan bantuan penyelamatan nyawa yang sudah diterimanya."Falcon, aku sarankan padamu untuk memikirkannya baik-baik sebelum melakukannya."Falcon seakan tidak mendengar peringatan Violet. Dia melepas jaket dan kausnya. Dengan segera, tubuh bagian atas Falcon menjadi telanjang.Kemudian, Falcon membungkuk ke arah Violet ....Tepat di saat Violet mengira Falcon akan melakukan sesuatu padanya, Falcon tiba-tiba berbalik dan memunggunginya.Violet melihat bekas luka yang bersilangan di punggung Falcon.Ada beberapa bekas luka di sana. Meskipun tidak lagi berdarah, tetap saja terlihat sangat menakutkan."Sulit bagiku untuk mengoleskan obat pada luka di punggungku. Bisakah kamu membantuku mengoleskan obat?" kata Falcon. "Permintaanku ini harusnya bisa kamu penuhi, 'kan?"Violet tidak mampu berkata-kata.Baiklah, permintaan ini memang tidak bisa ditolak Violet. Lagi pula, p
Ketika Violet terbangun, yang dilihatnya adalah ruangan berwarna putih. Lingkungan tempat itu sama sekali tidak dikenalnya dan tempat itu juga bukan rumah sakit.Bagian belakang leherku yang dipukul pria itu masih terasa sakit sampai sekarang.Ketika melihat ke bawah, aku melihat luka di kakiku sudah diperban.Tepat di saat Violet hendak menyingkap selimut dan bangun dari tempat tidur, mendadak pintu terbuka dari luar. Ketika Violet menengadah, matanya bertatapan dengan mata Falcon.Kali ini, Falcon tidak mengenakan topeng di wajahnya. Dia tampak bersemangat, sama sekali tidak terlihat jika dia sedang terluka parah.Violet tidak terlalu memikirkannya. Bagaimanapun, kemampuan medis Falcon sangat hebat. Tidak mengherankan jika dia bisa mengembangkan obat yang mempercepat pemulihan dalam waktu singkat.Tidak mengherankan jika Falcon tidak menganggapnya serius waktu itu. Falcon adalah seorang dokter dan Violet harusnya tidak perlu khawatir tanpa alasan.Melihat Violet menatap dirinya, Falc
Tepat di saat Violet mengira jika dirinya akan mati, pria bertopeng itu muncul dan berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah.Tanpa memedulikan nyawanya sendiri, pria itu bergegas menghampiri dan memeluk Violet. Kemudian, dia menggunakan tubuhnya yang besar untuk melindungi Violet.Dengan kebakaran terakhir dan ledakan kali ini, Violet berutang nyawa dua kali pada pria itu.Ledakan kali ini berbeda dari sebelumnya. Intervalnya sangat pendek dan terjadi hampir berturut-turut.Pria itu terus memeluk Violet dan menarik Violet keluar dari ambang kematian.Tubuh pria itu berlumuran darah. Jelas, dia terluka parah. Sementara, Violet tidak mengalami luka lain selain luka ringan di kaki kirinya.Ketika mereka sampai di tempat yang aman, pria itu pun meletakkan Violet di atas tanah. Setelah memeriksa Violet dari atas hingga ke bawah, pria itu tetap saja bertanya dengan cemas. "Apa kamu baik-baik saja?"Melihat pria itu berlumuran darah, Violet langsung merasa terharu di dalam hati. "Aku baik
Setelah kabel merah itu tercabut, bom-bom di sekitarnya tidak menunjukkan reaksi apa pun. Hati Violet yang sebelumnya diliputi kecemasan, akhirnya bisa menjadi lega.Violet menghela napas lega dan menyeka butiran keringat di dahinya. "Nggak apa-apa."Yessy juga menghela napas lega. "Aku benar-benar takut tadi. Kupikir ...."Buuummm ....Sebelum Yessy bisa menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja terdengar ledakan dahsyat di belakang mereka.Raut wajah keduanya langsung berubah, terutama Violet.Hampir tanpa disadarinya, Violet langsung melindungi Yessy di belakang punggungnya.Apa yang dilakukan Violet ini membuat Yessy merasa tidak enak di dalam hati.Karakter seseorang terlihat jelas melalui kata-kata dan tindakannya.Secara logika, Violet harusnya tidak perlu mengkhawatirkan hidup dan matinya Yessy. Akan tetapi, Violet justru begitu mengkhawatirkannya.Meskipun mereka baru berhubungan untuk waktu yang singkat, semua tindakan Violet membuktikan jika Violet adalah orang yang baik hati
Violet melepas anting mutiara di telinga Yessy, kemudian langsung melemparkannya ke arah tombol tersebut.Walaupun jaraknya cukup jauh, Violet tetap bisa mengenai sasaran hanya dengan sekali lempar saja.Tombol itu terpicu dan sangkar itu pun perlahan-lahan terangkat. Yessy menatap Violet dengan tidak percaya. "Ternyata juga bisa seperti itu."Violet tersenyum. "Semua ini berkat adikmu yang 'baik' itu. Kalau bukan karena dia memaksaku berlatih macam-macam sejak kecil, mungkin aku sudah menjadi burung dalam sangkar seperti yang dia inginkan, yang hanya bisa menunggu ajal."Violet buru-buru menarik Yessy keluar dari sangkar dan berlari menuju pintu.Bisa keluar dari sangkar, belum tentu juga bisa keluar dari pintu.Di sekeliling mereka adalah tembok besi yang kokoh. Berpikir untuk melarikan diri adalah sesuatu yang mustahil.Oleh karena itu, bagi mereka saat ini, jika mereka ingin menyelamatkan diri, mereka seharusnya tidak memikirkan bagaimana cara meninggalkan tempat ini, tetapi terleb