Share

Bab 23

Author: BalqizAzzahra
last update Last Updated: 2025-02-25 18:34:07

Untuk kesekian kalinya, Clara menghabiskan akhir pekannya dengan Erick. Dia nampak cantik dengan gaun selutut berwarna biru membalut tubuhnya dengan sempurna. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai, sedikit bergelombang di ujungnya. Malam ini, ia tidak ingin menjadi istri yang menunggu suaminya pulang dengan harapan kosong. Tidak. Malam ini, ia ingin menghabiskan malam bahagia bersama Erick kekasihnya.

David suaminya pergi ke luar negeri tanpa sepatah kata pun, hanya meninggalkan pesan singkat di ponselnya: *Aku pergi beberapa hari. Jangan cari aku.* Sebaliknya, Zoya—wanita yang baru beberapa bulan dinikahi David—memamerkan foto-foto kebersamaannya dengan pria itu di media sosial. Makan malam romantis di Paris, berbelanja di butik mewah, bahkan menikmati matahari terbenam di Santorini. Semua yang dulu pernah Clara impikan, tetapi tak pernah ia dapatkan.

"Clara?" Suara Erick membuyarkan lamunannya.

Clara berbalik, menatap pria yang sudah menunggunya di ambang pintu kamar hotel. Eri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 24

    David menatap layar ponselnya tanpa berkedip. Tangannya gemetar, menggenggam ponsel begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Foto-foto itu terpapar jelas di hadapannya—Clara, istrinya, tersenyum bahagia di samping seorang pria yang tak asing baginya. Erick. Mantan kekasih Clara. Dadanya terasa sesak. Seolah udara mendadak menghilang dari ruangan. Jantungnya berdegup kencang, bukan karena cinta atau rindu seperti dulu, tetapi karena kemarahan yang membara. Jadi ini alasan Clara bersikap dingin akhir-akhir ini? Jadi ini alasan kenapa dia tak lagi peduli apakah David pulang atau tidak? Selama ini, David berpikir Clara telah menerima kenyataan bahwa dia berbagi rumah tangga dengan Zoya. Dia mengira Clara sudah mati rasa, sama seperti dirinya yang mulai terbiasa dengan kebohongan. Tapi ternyata dia salah. Clara tidak mati rasa—dia hanya mengalihkan perasaannya kepada pria lain. "Brengsek," desisnya, suaranya nyaris tak terdengar di tengah ruangan yang sunyi. Matanya kembali te

    Last Updated : 2025-02-26
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 25

    Clara menekan pelipisnya yang berdenyut, seakan pikirannya yang berantakan berusaha keluar melalui tengkoraknya. Ia lelah. Lelah dengan semua ini. Lelah dengan David, dengan Erick, dengan dirinya sendiri. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan debaran jantungnya yang tak karuan. Langkahnya membawanya ke sebuah taman di pinggiran pantai, tempat yang jarang dikunjungi orang. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya, tapi tak juga bisa mendinginkan hatinya yang kacau. Ia duduk di bangku kayu yang sudah tua, menatap kosong ke arah kolam kecil di depannya. Beberapa ekor ikan berenang dengan tenang di dalamnya. Ah, betapa ia ingin hidup seperti itu. Bebas, tanpa perlu memikirkan siapa yang harus ia pilih dan siapa yang harus ia tinggalkan. **David atau Erick?** Ia mencengkeram kedua tangannya erat-erat. Jika ia meninggalkan David, artinya ia akan melepaskan statusnya sebagai istri dan kalah dari zoya. Ia bisa saja hidup mandiri, tapi apakah ia siap menghadapi cemoohan orang-orang? Zo

    Last Updated : 2025-02-26
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 26

    Suara pintu diketuk keras, menggema di dalam rumah yang telah lama sunyi. Clara, yang sedang duduk di sofa dengan novel terbuka di pangkuannya, terkejut. Dia tidak mengharapkan tamu malam ini. Dengan hati-hati, dia melangkah ke pintu dan membukanya. Sosok yang berdiri di hadapannya membuatnya terdiam. David. Pria yang meninggalkannya demi wanita lain selama beberapa hari, kini berdiri di sana dengan wajah yang gelap oleh kemarahan. "Kita perlu bicara," suara David rendah, tapi tajam. Clara menatapnya tanpa ekspresi. "Apa lagi yang kamu inginkan?" David mendorong pintu dengan kasar, memaksanya masuk. Matanya menyala penuh amarah saat dia melemparkan beberapa lembar foto ke meja. Clara melihatnya sekilas, foto-foto dirinya dan Erick, pria yang telah mengisi kekosongan hatinya selama ini. Foto mereka yang sedang makan malam, berpegangan tangan, bahkan berciuman. "Ini apa, Clara?" suara David bergetar. "Sejak kapan kau selingkuh dengannya?" Clara menarik napas dalam, menahan g

    Last Updated : 2025-02-26
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 27

    Maria duduk di samping ranjang rumah sakit, menatap menantunya yang tampak lemah dengan selang infus terpasang di lengannya. Wajah Clara pucat, matanya sembab, tapi masih ada sorot ketegaran di sana. Hening menyelimuti mereka sesaat sebelum akhirnya Maria menghela napas berat. "Clara, aku ingin bertanya sesuatu," ujar Maria dengan suara yang lembut tapi tegas. Clara menoleh, menatap ibu mertuanya dengan tatapan lelah. "Ibu ingin bertanya tentang apa?" Maria menggenggam tangan Clara dengan hangat. "Tentang apa yang David katakan. Dia bilang kamu berselingkuh." Clara terdiam. Ia sudah menduga pertanyaan ini akan muncul, tapi tetap saja, mendengarnya secara langsung membuat hatinya terasa berat. Ia bisa saja berbohong, bisa saja mencari alasan, tapi di hadapan Maria, ia memilih untuk jujur. "Iya, Bu. Aku memang berselingkuh," jawabnya pelan, suaranya nyaris berbisik. Maria mengangguk kecil, tidak tampak terkejut. Ia justru menghela napas panjang, seolah sudah menduga jawaban

    Last Updated : 2025-02-27
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 28

    Seharian ini, David merasa seperti bayangan dirinya sendiri. Ia duduk di ruang kerjanya dengan kepala bersandar di kursi, menatap kosong ke langit-langit. Rokok di tangannya sudah habis separuh, tapi ia bahkan tak sadar kapan terakhir kali mengisapnya. Bayangan Clara di rumah sakit terus menghantuinya. Mata Clara yang lebam, bibirnya yang pecah, dan tubuh kurusnya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit terus berputar di kepalanya. Tangannya sendiri yang membuatnya seperti itu. Ia ingat bagaimana amarahnya meledak malam itu, bagaimana tangannya melayang tanpa pikir panjang. Saat itu, rasa frustrasi menelannya bulat-bulat, dan Clara adalah pelampiasannya. Sial! Kenapa sekarang hatinya justru terasa sesak? Pintu ruang kerja terbuka. Zoya masuk dengan langkah ringan, mengenakan gaun tidur sutra berwarna merah. Ia langsung mendekati David, duduk di pangkuannya dengan tangan melingkari lehernya. “Sayang, kenapa dari tadi diam saja? Aku bosan.” Zoya merajuk manja, membelai pipi

    Last Updated : 2025-02-27
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 29

    Suara langkah sepatu Erick menggema di koridor kantor megah itu. Napasnya berat, dadanya naik turun dengan amarah yang menggelegak. Tak peduli pada tatapan heran para pegawai yang menyingkir dari jalannya, ia terus melangkah cepat menuju ruang kerja David. Begitu sampai di depan pintu kaca berlapis nama pria itu, Erick mendorongnya dengan kasar hingga terbuka lebar. Sekretaris David yang duduk di depan meja langsung berdiri, terkejut. "Maaf, Pak! Anda tidak bisa masuk tanpa membuat janji terlebih dahulu—" Erick mengabaikan wanita itu dan langsung masuk ke dalam ruangan luas dengan jendela besar yang menampilkan pemandangan kota. Di balik meja, David yang sedang membaca dokumen mengangkat wajahnya, alisnya bertaut. "Erick?" Tanpa peringatan, Erick menghantam wajah David dengan tinjunya. Pria itu terhuyung ke belakang, dokumen-dokumen berserakan di lantai. David meraba pipinya yang terasa panas, matanya membulat tak percaya. "Apa-apaan kamu?!" bentaknya. "Kau masih berani

    Last Updated : 2025-02-28
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 30

    Clara duduk di ujung ranjang rumah sakit bersama Maria, tangannya gemetar saat menggenggam cangkir teh hangat yang baru saja dibuatkan oleh ibu mertuanya itu. Matanya sembab, jelas habis menangis semalaman. Maria duduk di sebelahnya, menatapnya dengan penuh iba. "Aku minta maaf, Bu," suara Clara bergetar, hampir berbisik. "Aku sudah berusaha sekuat tenaga, tapi aku tidak bisa lagi mempertahankan pernikahanku dengan David." Maria menghela napas pelan. Ia suda tahu soal itu sebelumnya, tetapi melihat langsung betapa hancurnya clara membuat hatinya ikut sakit. "Kamu tidak perlu meminta maaf, Clara. Aku juga akan melakukan hal yang sama jika aku ada di posisimu," jawab Maria lembut. "Tapi aku merasa gagal," Clara menundukkan kepala. "Aku pernah berjanji akan bertahan. Aku pernah berpikir kalau aku cukup kuat untuk mengubahnya. Tapi kenyataannya… aku hanya menyiksa diriku sendiri." Maria meraih tangan Clara dan menggenggamnya erat. "Tidak ada yang salah dengan menyerah jika itu b

    Last Updated : 2025-02-28
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 31

    Zoya duduk di tepi ranjang, kedua tangannya meremas ujung selimut dengan gelisah. Perutnya yang mulai membesar seolah menjadi pengingat betapa besar kebohongan yang telah ia ciptakan. David sedang berada di kantor, sementara Clara—istri sahnya—masih di rumah sakit karena kdrt yang dilakukan oleh David beberapa hari lalu.Zoya masih bisa mengingat nasihat yang diberikan Clara. Dia harus bisa menjaga diri dan anaknya dari amukan David. Saat itu, untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar takut pada David. Melihat tubuh Clara yang babak belur di hajar David.Sebelumnya, ia hanya melihat sisi lembut pria itu—sisi yang ia manfaatkan dengan mengaku bahwa bayi yang dikandungnya adalah darah daging David. Ia tahu David sangat menginginkan keturunan, sesuatu yang tak bisa diberikan oleh Clara. Maka, ketika ia mengetahui dirinya hamil akibat kesalahan satu malam dengan mantan pacarnya, Rian, ia mengambil kesempatan itu. Namun, kini kebohongan itu mulai terasa seperti jerat di lehernya. B

    Last Updated : 2025-02-28

Latest chapter

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 63

    Agnes menggenggam erat cup kopi di tangannya, merasakan amarah yang membakar dadanya. Dari kejauhan, ia baru saja menyaksikan pemandangan yang membuatnya muak—Erick dan Clara berjalan berdampingan, tertawa bersama sambil memilih perlengkapan bayi di sebuah toko mewah. Clara terlihat cantik dalam balutan dress longgar yang menutupi perutnya yang mulai membesar. Erick, seperti seorang suami yang sempurna, menggandeng tangan istrinya dengan lembut, sesekali membantu Clara memilihkan barang-barang. Mereka tampak begitu mesra, begitu harmonis—sesuatu yang Agnes harap sudah hancur sejak lama. Namun nyatanya, semua rencana yang ia susun untuk memisahkan mereka tidak membuahkan hasil. Pesan-pesan misterius yang dikirimkan pada Clara, fitnah yang ia sebarkan, bahkan jebakan-jebakan kecil yang ia buat agar mereka saling curiga, semuanya gagal total. Rumah tangga mereka masih berdiri kokoh, seakan tak tergoyahkan. Agnes merasakan pahitnya kegagalan. Ia menggigit bibirnya, menahan kekesalan

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 62

    Clara terbaring lemah di atas ranjang, tubuhnya terasa lemas karena kehamilan mudanya yang disertai mual dan pusing berkepanjangan. Matanya yang biasanya berbinar kini tampak sayu, tetapi ada kehangatan di dalamnya saat menatap suaminya, Erick, yang dengan sabar merawatnya sejak pagi. "Sayang, makan dulu ya," ucap Erick lembut, menyuapkan sesendok bubur hangat ke mulut Clara. Clara tersenyum tipis sebelum membuka mulutnya. "Aku bisa makan sendiri, kok." "Tidak perlu. Aku senang merawatmu," jawab Erick sambil menyuapkan lagi dengan penuh perhatian. Setelah menghabiskan makanannya, Erick segera mengambil segelas air dan sebuah pil vitamin kehamilan. "Ini, minum dulu biar tubuhmu tetap kuat." Clara meneguk air itu perlahan, menikmati setiap perhatian yang diberikan suaminya. Sejak mereka tahu bahwa dirinya hamil, Erick berubah menjadi sosok yang semakin lembut dan protektif. Bahkan untuk hal sekecil apa pun, pria itu tidak mau membiarkannya melakukan sendiri. Tak lama kemudia

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 61

    Malam itu, suasana rumah terasa lebih sunyi dari biasanya. Clara duduk di sofa ruang tamu dengan tatapan kosong ke layar ponselnya. Biasanya, ketika Erick pulang, ia akan menyambutnya dengan senyum atau sekadar menanyakan bagaimana harinya. Tapi kali ini, tidak ada sapaan, tidak ada lirikan, bahkan tidak ada gerakan untuk sekadar melihat suaminya yang baru saja melepas jasnya. Erick mengernyit, merasa ada yang aneh. Ia berjalan mendekati Clara, lalu duduk di sebelahnya. "Ada apa, Sayang?" tanyanya lembut. Clara tetap diam. Jemarinya masih menggenggam erat ponselnya, seolah sedang bergulat dengan sesuatu di dalam pikirannya. Erick menghela napas, mencoba mengurai kebisuan itu. "Kamu marah padaku?" tanyanya lagi. Clara akhirnya mengangkat wajahnya, tatapannya dingin dan menusuk. Tanpa berkata apa-apa, ia menyerahkan ponselnya kepada Erick. Layar ponsel itu menampilkan sebuah artikel gosip dari sebuah situs berita hiburan. **"Erick dan mantan tunangannya kembali Dekat? Sering t

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 60

    Erick baru saja keluar dari lobi kantornya ketika seorang wanita berdiri menghadang langkahnya. Mata tajamnya langsung mengenali sosok itu—Kemala. Wanita itu tampak lebih kurus dari terakhir kali mereka bertemu, namun tatapan matanya tetap sama. Penuh tekad. "Aku ingin bicara," ucap Kemala tanpa basa-basi. Erick menghela napas. "Kemala, kita tidak punya urusan lagi. Aku sudah menikah." "Aku tahu." Kemala menatapnya lekat. "Tapi ini penting." Ada jeda beberapa detik sebelum akhirnya Erick mengangguk dengan enggan. "Baiklah. Tapi setelah ini, jangan pernah menemuiku lagi." Kemala tersenyum tipis. "Aku janji." *** Mereka duduk di sebuah kafe yang cukup tenang, jauh dari kebisingan kota. Erick memilih tempat yang agak tersembunyi, tak ingin menarik perhatian siapa pun. "Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanyanya langsung, menyesap kopinya dengan ekspresi datar. Kemala menunduk sejenak sebelum menatap Erick lurus-lurus. "Aku hanya ingin meminta maaf." Erick mengernyit.

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 59

    Maria menatap David dengan penuh kekhawatiran. Wajah pria itu penuh luka lebam, sudut bibirnya pecah, dan ada bekas cakaran di lehernya. Tangannya juga bengkak, seperti baru saja bertarung habis-habisan. "Apa yang terjadi, David?" suara Maria terdengar penuh tuntutan. David menghela napas pelan, lalu menyandarkan kepalanya ke sofa. "Aku diserang penjahat di jalan," jawabnya singkat. Dia enggan menceritakan kejadian yang sebenarnya karena takut diceramahi oleh sang Ibu.Maria menyipitkan mata, tak percaya begitu saja. "Jangan bohong. Aku tahu kamu. Siapa yang melakukan ini?" David mengusap wajahnya yang terasa perih. Dia tahu Maria tak akan berhenti sampai mendapatkan jawaban yang sebenarnya. Setelah beberapa detik terdiam, dia akhirnya mengaku, "Erick." Maria terhenyak. "Suami baru Clara?" David mengangguk perlahan. "Aku mencoba bicara dengan Clara. Aku ingin mengajaknya balikan." David tersenyum miring. Maria mengembuskan napas tajam. Dadanya terasa sesak oleh amarah. "Kam

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 58

    Siang itu, Zoya baru saja selesai menidurkan putranya yang masih balita. Angin sore berembus perlahan melalui jendela, membawa aroma hujan yang baru saja reda. Dia menghela napas, menikmati momen singkat ini sebelum kembali bekerja. Sejak memutuskan untuk hidup mandiri dan tidak lagi bergantung pada Danis, Zoya bekerja keras demi masa depan anaknya. Namun, ketenangan itu terganggu oleh suara ketukan di pintu. Zoya mengernyit. Jarang ada tamu yang datang ke rumah sederhananya ini. Dengan langkah hati-hati, dia berjalan menuju pintu dan membukanya. Di hadapannya berdiri seorang wanita muda dengan penampilan elegan. Gaun mahal yang membalut tubuhnya menunjukkan bahwa dia berasal dari dunia yang berbeda dengan Zoya. Wajahnya cantik, tetapi tatapannya tajam, penuh penilaian. "Fany?" Zoya mengenali wanita itu dari foto-foto yang tersebar di media sosial. Dia adalah calon istri Danis. Fany tersenyum tipis. "Boleh aku masuk?" Zoya ragu sejenak sebelum mengangguk dan membiarkanny

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 57

    Zoya melangkah ke kamar mandi setelah menutup pintu kamar hotel di belakangnya. Bau parfum mahal masih tercium di udara, bercampur dengan aroma anggur yang tersisa di meja. Air hangat mengalir dari pancuran, menyapu kulitnya yang terasa lengket setelah semalaman melayani tamu VVIP. Dia menarik napas dalam, membiarkan air membasuh lelah dan jejak yang tertinggal dari pekerjaannya malam ini. Waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Zoya tak bisa berlama-lama. Setelah membungkus tubuhnya dengan handuk, dia segera mengenakan gaun kasual sederhana, jauh dari tampilan glamor yang baru saja dia kenakan. Wajahnya yang sebelumnya penuh riasan kini bersih tanpa cela, menampilkan kecantikannya yang alami. Begitu keluar dari hotel, Zoya memesan taksi daring dan memasukkan alamat tempat penitipan anak yang buka 24 jam. Matanya mulai terasa berat, tetapi dia menepis kantuknya. Ada seseorang yang menunggunya, seseorang yang menjadi alasan dia bertahan sejauh ini. Sesampainya di tempat penitipan

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 56

    Clara berjalan mondar-mandir di ruang tamu, dadanya bergemuruh penuh emosi. Jemarinya mengepal erat, mencoba menahan gemetar yang menjalari tubuhnya. Pikirannya penuh dengan satu hal—Erick telah menghajar David hingga masuk rumah sakit. Begitu suara langkah kaki terdengar dari pintu depan, Clara langsung bergegas. Begitu Erick masuk, wajahnya masih dingin, tanpa sedikit pun rasa bersalah. "Apa yang kau lakukan, Erick?!" bentak Clara, matanya berkilat marah. Erick mengangkat alis, lalu menutup pintu dengan tenang. "Aku hanya memberinya pelajaran." "Pelajaran?!" Clara tertawa sinis, tak percaya dengan betapa ringannya pria itu menganggap semuanya. "David masuk rumah sakit! Kamu tahu apa artinya?! Dia bisa melaporkanmu ke polisi! Kamu bisa masuk penjara, Erick!" Alih-alih merasa khawatir, Erick justru tersenyum miring. "Jadi, kamu cemas aku masuk penjara? Atau sebenarnya kau lebih cemas pada David?" Clara tertegun. "Apa maksudmu?" Erick mendekat, sorot matanya tajam menelis

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 55

    David baru saja menutup pintu rumah ketika suara deru mesin mobil mendekat dengan cepat. Matanya sempat menangkap cahaya lampu Jeep hitam yang berhenti mendadak di depan pekarangan. Sebelum sempat bereaksi, dua pria bertubuh kekar keluar dari mobil dan langsung menerjangnya. "Heh! Apa-apaan ini?!" David berusaha meronta, tapi cengkeraman mereka terlalu kuat. Salah satu pria mendorongnya dengan kasar ke dalam mobil. "Diam kalau masih mau hidup!" suara dinginnya menusuk. Pintu Jeep dibanting tertutup, dan kendaraan melaju kencang menembus kegelapan malam. Jantung David berdegup kencang. Tangannya berusaha mencari ponselnya, tapi pria di sebelahnya lebih cepat merampasnya dan melemparkannya ke depan. Perjalanan terasa panjang, meskipun mungkin hanya beberapa menit. Ketika Jeep berhenti, David ditarik keluar dengan kasar. Sekelilingnya gelap, hanya ada siluet sebuah gudang tua yang terlihat mengancam. Pintu gudang berderit ketika dibuka. Udara di dalamnya lembap dan pengap, deng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status