Share

29. Pinjol

Pov. Anna

Pagi-pagi sekali, Sri menitipkan anaknya dengan raut wajah seperti guguk putus ekor. Saking galaknya, beruang saja enggan untuk menegurnya.

Sampai siang hari dia jemput anaknya dari rumahku. Ekspresinya juga masih sama. Muka di tekuk. Ehh ... sore ini sudah balik girang lagi! Jadi penasaran aku. Cepat banget suasana hatinya berubah haluan?

"Girang amat, Sri? Kalau ada yang yang menggembirakan, bagi-bagi dong!" seruku.

Sri sedang berselfi ria di teras rumah dengan ponsel barunya. Tentu saja teras rumahku. Karena dia berfoto, dengan latar belakang halaman rumahku yang di tumbuhi beraneka ragam pot bunga dari jenis yang biasa hingga yang mahal.

"Ehh ... Mbak Anna. Sudah seperti hantu saja Mbak. Nongol nggak kedengeran langkah kakinya," sahut Sri sambil cengengesan.

Mataku mendelik. Ingin sekali aku timpuk kepalanya dengan sendalku ini. Dipikirnya aku Mbak Kunti. Jalannya melayang!

"Kamu aja yang asik dengan duniamu sendiri. Orang aku dari tadi ada di pintu ini!" gerutuku.

Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status