Share

Calon Ipar??

Penulis: Aiyasiska
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam ini Briana sudah siap dengan pakaian rapihnya, dia kini didepan halaman rumahnya dia menatap sebuah mobil yang baru saja datang untuk menjemput nya.

Meski pun niat dia datang berkunjung kerumah Morgan bukan untuk sekedar makan malam, tetapi dia harus tetap berpenampilan rapih dan juga cantik, karena memang itulah dirinya! Kemana pun dia pergi dia selalu punya prinsip sendiri untuk terlihat rapih dan formal, untuk menujukkan berapa berkelas nya dirinya ini.

"Ayo," ajak Morgan dengan membuka Kan pintu mobil.

Dengan malas dan terpaksa Briana pun langsung masuk kedalam mobil Morgan, dia diam sampai Morgan mulai melajukan mobilnya meninggalkan rumahnya.

Dia tidak perlu berpamitan pada kedua orang tuanya, kerana kebetulan sore tadi mereka berpamitan untuk pergi dan berpesan kalau mereka tidak bisa ikut berkunjung ke rumah calon besannya.

Ah seandainya mereka tahu niat Briana pergi kesana untuk membatalkan pernikahan mungkin panggilan calon besan akan berganti menjadi mantan calon besan.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai di rumah megah milik orang tua Morgan, Briana langsung turun dari mobil Morgan tanpa bantuan Morgan yang hendak membukakan pintu untuknya.

Dengan langkah yang berwibawa Briana mendahului Morgan, tanpa banyak kata lagi dia menekan bel rumah itu.

Tak butuh waktu lama pintu rumah itu langsung terbuka, dan sambutan hangat pun terdengar di telinganya.

"Akhirnya sampai juga, Mommy udah nunggu kamu dari tadi, ayo masuk. " Eve langsung menarik tangan Briana untuk masuk kedalam rumahnya, dia langsung mendudukkan Briana di sofa mewahnya dengan senyuman yang tidak pernah lepas.

"Bagaimana kabarmu? kau pasti sangat sibuk kan? sehingga jarang sekali main kesini," ucap Eve dengan mengusap lembut surai indah milik Briana.

"Maaf Mom, akhir akhir ini aku memang sangat sibuk," jawab Briana dengan senyuman tipisnya.

"Baiklah, tidak apa apa. tapi ngomong-ngomong apa kamu sudah makan? " tanya Eve.

"Sudah, dan Mom maaf aku kesini untuk menyampaikan sesuatu. Kedua orang tuaku tidak bisa datang kesini karena mereka tengah berpergian dan--"

"Iya iya Mommy paham, tidak masalah kalau mereka tidak datang kesini, Nanti lain waktu kita bisa berkumpul bersama lagi. Lagi pula pernikahan kamu dan Morgan akan di langsungkan 1 minggu ini jadi nanti kita bisa bertemu di pernikahan kalian. Ah, Mommy jadi tidak sabar menanti pernikahan kalian," ucap Eve dengan tawa girangnya, dia menatap anak sulungnya dan calon menantunya secara bergantian.

Briana menghela nafasnya pelan, melihat antusiasme dari Eve membuat dia sedikit ragu untuk mengutarakan niatnya datang kesini.

Tapi tunggu, bukankah Eve tengah sakit? bukankah itu yang di ucapkan Morgan tadi, dia pun sontak menoleh pada Morgan yang tengah duduk di depannya dengan tajam. Lagi lagi dia di bohongi oleh pria sialan itu.

Kalau begitu dia mantap untuk membatalkan pernikahan ini.

"Mom, aku ingin membatalkan--"

"Wah calon kakak iparku sudah datang! "

Briana memejamkan matanya kesal, dia ingin berbicara tetapi ada saja yang memotongnya. Dengan amat kesal dia pun menoleh pada pria yang baru saja bersuara itu.

"Dev, kenalkan dia Briana, calon kakak ipar mu!"

Briana mau pun Dev terdiam tercengang saat memandang satu sama lain. Mereka masih mencerna apa yang terjadi di depan sana, dan bahkan mereka sama sama tidak mengucapkan apa pun selain diam..

"Oh my gosh! " gumam Dev berkomentar, tidak pernah terbayang kalau ternyata semalam dia meniduri calon kakak iparnya sendiri!

Briana langsung menundukkan pandangan nya, lelucon macam apa ini? Memang dia tahu kalau Morgan mempunyai adik, tapi dia tidak pernah tahu soal adik Morgan, karena setahu dia adiknya di kirim untuk mengurus salah satu negara.

Dan sekarang dia benar-benar kaget kala melihat pria didepannya ini adalah adik dari Morgan! Itu berarti semalam dia menghabiskan malamnya bersama adik Mantan calon suaminya itu?

Waw mengejutkan!

"Briana kenalkan, dia anak kedua Mommy yang Mommy ceritakan waktu itu. Namanya Dev," ucap Eve dengan menarik tangan putra keduanya untuk terulur pada Briana.

Briana masih diam, dia ragu untuk menjabat tangan itu, sampai akhirnya dia pun menjabat tangan itu.

"Briana," ucap Briana memperkenalkan diri.

Dev menyeringai. "Devgan, panggil aku Dev! " balas Dev dengan mengeratkan pegangan tangannya, dia jadi teringat soal semalam, dimana tangan mulus ini menyentuh seluruh tubuhnya.

Ah permainan yang sangat indah, dan sialnya lagi dia menginginkan Briana! meski dia tahu kalau Briana adalah calon kakak iparnya, tapi otak jahatnya tidak bisa di kendalikan.

Merasa sebuah elusan di tangannya, Briana segera melepaskan jabatan tangan itu, dia pun tersenyum ramah dan kembali duduk di samping Eve.

"Benarkan kata Mommy, kalau calon kakak iparmu ini sangat cantik," ucap Eve dengan terkekeh pelan.

Dev menganggukkan kepalanya tanda setuju, sudah sangat jelas kalau memang dia menyetujui kecantikan yang di miliki oleh Briana.

"Mom, aku izin ke toilet sebentar," ucap Briana berpamitan.

"Tentu saja. "

Briana langsung bangkit, dia melangkah kearah kamar mandi yang berada di kamar tamu terdekat, di sana dia menatap dirinya di pantulan cermin, dia masih belum menyangka kalau Dev adalah Adik Morgan.

Bagaimana kalau seandainya Dev menceritakan semuanya pada Keluarga Morgan? lalu--- Tidak tidak, Briana tidak perlu cemas untuk itu, lagi pula pernikahan mereka akan di batalkan, jadi apa yang perlu di cemaskan?

"Ah Briana, kau terlalu naif," gumamnya, dia membasuh wajahnya untuk terlihat lebih tenang lagi, setelah merapihkan kembali make up nya dia hendak kembali ke ruang tamu.

Sepertinya dia harus cepat cepat menyelesaikan ini, supaya dia cepat keluar dari rumah ini.

Namun, dia amat terkejut saat dia membuka pintu Dev berdiri di luar kamar mandi dengan kedua tangan yang menyilang didada.

Dia tersenyum pada Briana dan melangkah maju mendekat.

"Apa yang kau lakukan disini? " tanya Briana kesal.

"Tidak ada, hanya ingin menyapa kakak ipar saja, tidak lebih dari itu," jawabnya dengan mencondongkan tubuhnya.

"Menyingkirlah! "

"Ah aku jadi merasa bersalah soal semalam, aku tidak tahu kalau kau adalah Calon kakak iparku, tapi kenapa semalam kau tidak menghentikan aku? Mungkin aku akan berhenti dan tidak akan melanjutkan permainan panas kita," ucap Dev dengan wajah di buat semerasa bersalah mungkin, padahal pada kenyataannya, dia sama sekali tidak merasa bersalah.

"Jangan pedulikan itu, lebih kau minggirlah! Aku ingin keluar! " perintah Briana dengan tegas.

"Tunggu dulu," ucap Dev, dia pun melangkah semakin dekat pada Briana, dan dengan cepat dia mendorong tubuh Briana untuk masuk kembali kedalam kamar mandi itu.

"Mau apa kau hah! " bentak Briana marah.

"Syutt jangan berteriak terlalu kencang, nanti ada orang yang tahu dan kita ketahuan, pernikahan mu bisa batal kalau mereka melihat kita berduaan di dalam, " bisik Dev dengan mengunci pintu kamar mandi.

"Jangan macam-macam, Dev! " ancam Briana dengan penuh penekanan.

"Tidak akan macam-macam, aku hanya mau satu macam! Dan yah, aku ingin memberitahukan kamu soal semalam.

Bahwasanya semalam aku tidak memakai pengaman, dan aku ingat betul bagaimana aku mengeluarkan nya dari dalam, itu artinya kamu bisa saja mengandung anakku, bagaimana ini?"

"Jangan bercanda, Dev, bagaimana bisa? " tanya Briana syok.

"Aku semalam terlalu menikmati dan sampai lupa untuk memakai pengaman! " ucap Dev dengan mengedikkan bahunya acuh.

"Kau benar-benar Gila, Dev!

Bab terkait

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Perdebatan panas

    "Briana! "Tubuh Briana dan Dev tersentak kaget, mereka berdua sama-sama menoleh pada pintu kamar mandi. Dengan tergesa-gesa Briana menarik baju lengannya yang sudah merosot akibat Dev. Lalu dia pun merapihkan rambut dan bajunya yang hampir saja terlepas dari tubuhnya. Ini adalah hal gila menurut nya, dia hampir saja mengulangi malam kemarin bersama Dev, kalau saja Eve tidak datang mengetuk pintu mungkin kejadian malam tadi akan terulang. Di tatap nya wajah Dev yang terlihat sangat santai, tidak ada penyesalan apa pun setelah dia hampir saja menduri Briana di kamar mandi. "Bagaimana ini? Mommy datang," bisik Briana cemas. "Tidak perlu cemas," jawab Dev dengan acuh. Briana mendengus sebal mendengar itu, dia pun mendorong tubuh Dev untuk bersembunyi di bilik yang terdapat garden menutupinya. Sedangkan Dev, dia masih terlihat sangat santai, dia diam saja sambil bersembunyi di balik bilik permandian. Ternyata seseru itu bersembunyi seperti ini. Dia seperti seorang selingkuhan yang

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Acara makan siang

    Dev berjalan dengan angkuh melewati karyawan karyawan yang menyambut kedatangannya, hari ini dia diresmikan menjadi pewaris perusahaan milik sang ayah yang di bangun begitu megah di tengah kota padat. Dev menatap ke sekeliling, dengan wajah datarnya dia melihat semua karyawannya, lalu terfokus pada karyawati yang terlihat menarik. Tidak sia sia Dev menerima perusahaan ini karena di pikir pikir semua Karyawati disini menarik, tentunya mereka terlihat sangat tampan. "Antarkan aku keruangan," ucap Dev pada sekretaris yang bernama Liona, dia adalah sekretaris yang setia mengikuti dia kemana pun, dan tentunya Sekretaris itu di pilih langsung oleh Ayahnya. Sampainya di ruangan, Dev membuka jas formalnya, dia menatap papan nama yang terdapat nama lengkap berserta marganya tertera disana. Bangga, itu yang dia rasakan karena setelah bertahun-tahun akhirnya Dev menduduki kursi kebesaran itu. Ah Dev merasa senang sekarang. "Sekali lagi saya mengucapkan selamat untuk anda Tuan, kerana sete

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Kamar hotel

    "Ini kamar anda Tuan, silahkan beristirahat," ucap Briana dengan membuka pintu kamar hotel untuk Dev. Kalau saja bukan karena perintah dari atasannya, dia tidak akan mau mengantar Dev ke kamarnya. Dev menganggukkan kepalanya pelan, dia pun melangkah masuk kedalam kamarnya, sebelum dia memutuskan untuk beristirahat di hotel ini dia sudah menyuruh sekretaris nya untuk pergi ke perusahaan terlebih dahulu. Tentu saja sang Sekretaris paham betul dengan apa maksud dari tuannya itu. "Saya pamit undur diri, saya harap anda akan nyama--Dev. " seru Briana di akhir kalimat, dia kaget saat Dev malah menariknya untuk Ikut masuk kedalam kamar hotel tersebut. "Stop untuk berbicara formal padaku, itu tidak nyaman," sungut Dev kesal. "Maaf Tuan---""Briana! " panggil Dev penuh perintah. Briana menghela nafasnya pelan, dia pun menatap Dev dengan santai dan berusaha menghilangkan sifat formalnya pada Dev. "Apa mau mu? " tanya Briana dengan manik yang terlihat jengah. "Aku lihat kinerja kerjamu sa

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Ancaman sodara

    BUGHWajah Dev menyamping ke kanan, dia mengusap sudut bibirnya yang terasa amat perih karena pukulan yang kuat dari Sang Kakak--Morgan. Dia yang baru saja pulang setelah mengurus bisnis sampai larut malam, dia pikir semua anggota keluarga nya sudah tertidur mengingat waktu yang sudah sangat malam. Namun, ternyata mereka masih terjaga dan dengan secara tiba tiba Morgan memukul wajah Dev dengan amat kasar. Dev menatap sang kakak dengan bingung, kenapa wajah kakaknya terlihat sangat marah padanya? Apa yang membuat kakaknya marah? Dan apa maksud dari pukulan itu? Seumur umur tidak ada yang berani memukul wajahnya, dia yang tidak Terima pun hendak membalas pukulan sang kakak tetapi Ibunya langsung mencegah. "Ada apa? Kenapa kau tiba tiba memukul ku? " sentak Dev tak Terima. "Ada apa maksudmu? Apa kau tidak tahu apa kesalahan mu? " teriak Morgan marah. "APA?! BICARA YANG BENAR! " bentak Dev dengan nafas yang memburu marah. "Sial, adik sepertimu memang sangat kurang ajar, saking kura

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Ajakan balikan Morgan

    Siang hari seperti ini dimana Briana tengah istirahat setelah seharian dia berkerja, dia istirahat di ruang tertentu sambil memakan makan siangnya, dia duduk bersama rekan kerjanya sambil bercerita soal keseharian mereka yang begitu sibuk melayani banyak orang di hotel ini.“Briana, kekasihmu mencarimu,” ucap salah satu rekan kerjanya.“Kekasih?” gumam Briana bingung.“Hm, kekasihmu Morgan, ah aku lupa calon suamimu, itu maksud ku, sudahlah datangi dia, dia menunggu di luar,” ucapnya dengan kedikan bahunya acuh.Briana terdiam sejenak, lalu dengan terpaksa dia pun bangkit dari duduknya dan melangkah untuk pergi ke luar dimana Morgan tengah duduk disofa menunggunya. Sebelum menghampirinya dia menghela nafasnya terlebih dahulu dan melangkah mendekati Morgan.“Ada apa?” tanya Briana dengan wajah muaknya.“Briana, apa aku menganggumu?” tanya Morgan cemas, dia berdiri dan menatap wanita yang begitu dia cintai namun sayang kini telah menjadi seorang mantan karena kesalahannya yang fatal.“Y

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Meminta Bantuan Briana

    "Aku punya rencana, dan rencana ini akan sama sama menguntungkan kita," ucap Dev dengan menatap lekat Briana. Briana menaikan satu alisnya bingung, kali ini apa yang akan di ucapkan pria tampan didepannya ini. "Aku serius Briana, kalau kita melangsungkan rencana ini maka kita akan saling menguntungkan," ucap Dev berusaha menyakinkan Briana. "Aku tidak ingin rencana busukmu, lagi pula hidupku tidak akan pernah aku pakai--""Aku tahu tapi apa kamu tidak membenci Morgan yang melukai mu? " tanya Dev dengan kekehan sinisnya. "Aku membenci perbuatan, tapi bukan berarti--""Maka balas dendam lah, ayo bersama ku. kamu bantu aku dan aku akan membantu mu, menguntungkan bukan? " tanya Dev dengan sinis. Briana menghela nafasnya pelan. Ada apa dengan Dev ini? kenapa dia seperti membenci kakaknya sendiri. "Kalau kau menganggap aku membenci kakakku, itu salah besar! aku tidak membencinya hanya saja aku ingin mendapatkan sesuatu dan hanya kamu yang bisa membantuku! maka dari itu ayo kita kerja

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Perselingkuhan!

    "BAJINGAN KAU MORGAN!! " Briana terlihat sangat murka, dengan wajah yang memerah padam saat dia melihat bagaimana panasnya kegiatan calon suami dan adik kandungnya di atas ranjang sana. Terlihat kedua pasangan yang baru saja tercyduk itu langsung memakai pakaian mereka dengan lengkap. Morgan menghampiri Briana dengan Terpongoh-pohong dan deru nafas yang belum stabil di akibat kegiatan panas nya tadi bersama sang selingkuhan. "Sayang, ini salah paham--""TUTUP MULUT MU BAJINGAN! " bentak Briana dengan menunjuk wajah Morgan penuh amarah. "Benar ternyata dugaanku! Kau berselingkuh di belakang ku. Tapi, kenapa harus dengan adikku, Morgan? " Perlahan nadanya terdengar lirih dengan mata yang berkaca-kaca, dia menatap perempuan yang tengah berdiri menunduk tak mampu membalas tatapannya. "Adikmu yang menggodaku lebih dulu," alibinya dengan menujukan kearah perempuan dibelakang. "Apa? Aku? " tanya Fani dengan menunjukkan dirinya sendiri. "Tidak kak, jangan percaya dengannya! Bukan aku ya

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Satu Malam panjang

    Briana terbaring diatas ranjang empuk, nafasnya memburu dengan dada yang naik turun kebawah. Dengan sayu dia melihat pria tampan di atasnya yang tengah membuka kemeja putihnya lalu melempar kemeja putih itu ke lantai dengan sembarangan. Pria itu pun mulai mendekatkan diri pada Briana, sejenak mereka saling menatap satu sama lain dengan nafas yang saling terasa. Perlahan tapi pasti mereka kembali menautkan benda kenyal yang sudah tak sabar untuk di sentuh, mereka hanyut dalam gelora api yang tak bisa di hentikan begitu saja. Suara robekan dan pekikan terdengar jelas dikamar bernuasa hitam itu, suara lenguhan dan desahan terdengar begitu indah. Dengan alunan alunan penyatuan dan suara decitan ranjang yang semakin membuat keduanya terbawa dalam lautan nafsu. "Ah shit! Siapa namamu... " Pria itu meracau dalam kenikmatan yang sudah tidak pernah dia rasakan lagi, setelah bertahun tahun sibuk dengan dunia bisnisnya, akhirnya dia kembali merasakan surga dunia yang tidak ada duanya. "Br

Bab terbaru

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Meminta Bantuan Briana

    "Aku punya rencana, dan rencana ini akan sama sama menguntungkan kita," ucap Dev dengan menatap lekat Briana. Briana menaikan satu alisnya bingung, kali ini apa yang akan di ucapkan pria tampan didepannya ini. "Aku serius Briana, kalau kita melangsungkan rencana ini maka kita akan saling menguntungkan," ucap Dev berusaha menyakinkan Briana. "Aku tidak ingin rencana busukmu, lagi pula hidupku tidak akan pernah aku pakai--""Aku tahu tapi apa kamu tidak membenci Morgan yang melukai mu? " tanya Dev dengan kekehan sinisnya. "Aku membenci perbuatan, tapi bukan berarti--""Maka balas dendam lah, ayo bersama ku. kamu bantu aku dan aku akan membantu mu, menguntungkan bukan? " tanya Dev dengan sinis. Briana menghela nafasnya pelan. Ada apa dengan Dev ini? kenapa dia seperti membenci kakaknya sendiri. "Kalau kau menganggap aku membenci kakakku, itu salah besar! aku tidak membencinya hanya saja aku ingin mendapatkan sesuatu dan hanya kamu yang bisa membantuku! maka dari itu ayo kita kerja

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Ajakan balikan Morgan

    Siang hari seperti ini dimana Briana tengah istirahat setelah seharian dia berkerja, dia istirahat di ruang tertentu sambil memakan makan siangnya, dia duduk bersama rekan kerjanya sambil bercerita soal keseharian mereka yang begitu sibuk melayani banyak orang di hotel ini.“Briana, kekasihmu mencarimu,” ucap salah satu rekan kerjanya.“Kekasih?” gumam Briana bingung.“Hm, kekasihmu Morgan, ah aku lupa calon suamimu, itu maksud ku, sudahlah datangi dia, dia menunggu di luar,” ucapnya dengan kedikan bahunya acuh.Briana terdiam sejenak, lalu dengan terpaksa dia pun bangkit dari duduknya dan melangkah untuk pergi ke luar dimana Morgan tengah duduk disofa menunggunya. Sebelum menghampirinya dia menghela nafasnya terlebih dahulu dan melangkah mendekati Morgan.“Ada apa?” tanya Briana dengan wajah muaknya.“Briana, apa aku menganggumu?” tanya Morgan cemas, dia berdiri dan menatap wanita yang begitu dia cintai namun sayang kini telah menjadi seorang mantan karena kesalahannya yang fatal.“Y

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Ancaman sodara

    BUGHWajah Dev menyamping ke kanan, dia mengusap sudut bibirnya yang terasa amat perih karena pukulan yang kuat dari Sang Kakak--Morgan. Dia yang baru saja pulang setelah mengurus bisnis sampai larut malam, dia pikir semua anggota keluarga nya sudah tertidur mengingat waktu yang sudah sangat malam. Namun, ternyata mereka masih terjaga dan dengan secara tiba tiba Morgan memukul wajah Dev dengan amat kasar. Dev menatap sang kakak dengan bingung, kenapa wajah kakaknya terlihat sangat marah padanya? Apa yang membuat kakaknya marah? Dan apa maksud dari pukulan itu? Seumur umur tidak ada yang berani memukul wajahnya, dia yang tidak Terima pun hendak membalas pukulan sang kakak tetapi Ibunya langsung mencegah. "Ada apa? Kenapa kau tiba tiba memukul ku? " sentak Dev tak Terima. "Ada apa maksudmu? Apa kau tidak tahu apa kesalahan mu? " teriak Morgan marah. "APA?! BICARA YANG BENAR! " bentak Dev dengan nafas yang memburu marah. "Sial, adik sepertimu memang sangat kurang ajar, saking kura

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Kamar hotel

    "Ini kamar anda Tuan, silahkan beristirahat," ucap Briana dengan membuka pintu kamar hotel untuk Dev. Kalau saja bukan karena perintah dari atasannya, dia tidak akan mau mengantar Dev ke kamarnya. Dev menganggukkan kepalanya pelan, dia pun melangkah masuk kedalam kamarnya, sebelum dia memutuskan untuk beristirahat di hotel ini dia sudah menyuruh sekretaris nya untuk pergi ke perusahaan terlebih dahulu. Tentu saja sang Sekretaris paham betul dengan apa maksud dari tuannya itu. "Saya pamit undur diri, saya harap anda akan nyama--Dev. " seru Briana di akhir kalimat, dia kaget saat Dev malah menariknya untuk Ikut masuk kedalam kamar hotel tersebut. "Stop untuk berbicara formal padaku, itu tidak nyaman," sungut Dev kesal. "Maaf Tuan---""Briana! " panggil Dev penuh perintah. Briana menghela nafasnya pelan, dia pun menatap Dev dengan santai dan berusaha menghilangkan sifat formalnya pada Dev. "Apa mau mu? " tanya Briana dengan manik yang terlihat jengah. "Aku lihat kinerja kerjamu sa

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Acara makan siang

    Dev berjalan dengan angkuh melewati karyawan karyawan yang menyambut kedatangannya, hari ini dia diresmikan menjadi pewaris perusahaan milik sang ayah yang di bangun begitu megah di tengah kota padat. Dev menatap ke sekeliling, dengan wajah datarnya dia melihat semua karyawannya, lalu terfokus pada karyawati yang terlihat menarik. Tidak sia sia Dev menerima perusahaan ini karena di pikir pikir semua Karyawati disini menarik, tentunya mereka terlihat sangat tampan. "Antarkan aku keruangan," ucap Dev pada sekretaris yang bernama Liona, dia adalah sekretaris yang setia mengikuti dia kemana pun, dan tentunya Sekretaris itu di pilih langsung oleh Ayahnya. Sampainya di ruangan, Dev membuka jas formalnya, dia menatap papan nama yang terdapat nama lengkap berserta marganya tertera disana. Bangga, itu yang dia rasakan karena setelah bertahun-tahun akhirnya Dev menduduki kursi kebesaran itu. Ah Dev merasa senang sekarang. "Sekali lagi saya mengucapkan selamat untuk anda Tuan, kerana sete

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Perdebatan panas

    "Briana! "Tubuh Briana dan Dev tersentak kaget, mereka berdua sama-sama menoleh pada pintu kamar mandi. Dengan tergesa-gesa Briana menarik baju lengannya yang sudah merosot akibat Dev. Lalu dia pun merapihkan rambut dan bajunya yang hampir saja terlepas dari tubuhnya. Ini adalah hal gila menurut nya, dia hampir saja mengulangi malam kemarin bersama Dev, kalau saja Eve tidak datang mengetuk pintu mungkin kejadian malam tadi akan terulang. Di tatap nya wajah Dev yang terlihat sangat santai, tidak ada penyesalan apa pun setelah dia hampir saja menduri Briana di kamar mandi. "Bagaimana ini? Mommy datang," bisik Briana cemas. "Tidak perlu cemas," jawab Dev dengan acuh. Briana mendengus sebal mendengar itu, dia pun mendorong tubuh Dev untuk bersembunyi di bilik yang terdapat garden menutupinya. Sedangkan Dev, dia masih terlihat sangat santai, dia diam saja sambil bersembunyi di balik bilik permandian. Ternyata seseru itu bersembunyi seperti ini. Dia seperti seorang selingkuhan yang

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Calon Ipar??

    Malam ini Briana sudah siap dengan pakaian rapihnya, dia kini didepan halaman rumahnya dia menatap sebuah mobil yang baru saja datang untuk menjemput nya. Meski pun niat dia datang berkunjung kerumah Morgan bukan untuk sekedar makan malam, tetapi dia harus tetap berpenampilan rapih dan juga cantik, karena memang itulah dirinya! Kemana pun dia pergi dia selalu punya prinsip sendiri untuk terlihat rapih dan formal, untuk menujukkan berapa berkelas nya dirinya ini. "Ayo," ajak Morgan dengan membuka Kan pintu mobil. Dengan malas dan terpaksa Briana pun langsung masuk kedalam mobil Morgan, dia diam sampai Morgan mulai melajukan mobilnya meninggalkan rumahnya. Dia tidak perlu berpamitan pada kedua orang tuanya, kerana kebetulan sore tadi mereka berpamitan untuk pergi dan berpesan kalau mereka tidak bisa ikut berkunjung ke rumah calon besannya. Ah seandainya mereka tahu niat Briana pergi kesana untuk membatalkan pernikahan mungkin panggilan calon besan akan berganti menjadi mantan calon

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda    Rencana batal nikah

    Sudah keberapa kalinya Briana menghembuskan nafas panjangnya, dia terduduk termenung didepan cermin nya dan menatap dirinya di pantulan cermin. Pagi ini sekitar pukul 8 pagi dia baru saja pulang dan langsung mandi setelah dia terbangun di kamar Club dalam keadaan telanjang dan sendirian. Tentu saja dia ingat dengan kejadian semalam, dimana dia menikmati malam yang panjang bersama pria asing yang tak pernah dia temui, anehnya semalam dia tidak menolak tapi saat terbangun dia menyesali semua yang terjadi. Tapi itu tidak masalah karena dia yakin kalau mereka tidak akan pernah bertemu lagu, semalam adalah pertemuan pertama dan terakhir mereka nanti. Suara pintu yang di ketuk membuat Briana menoleh kearah pintunya, dia pun beranjak dari duduknya dan membuka pintu kamarnya dengan sedikit kasar. "Ada Morgan dibawah," ucap Rith-Sang Ibu tercinta. Briana sedikit terdiam mendengar itu, dia hanya mengangguk menanganggapi ucapan Ibunya. belum menjawab ucapan sang Ibu dia pun kembali menutup

  • Satu Malam Bersama Tuan Muda   Satu Malam panjang

    Briana terbaring diatas ranjang empuk, nafasnya memburu dengan dada yang naik turun kebawah. Dengan sayu dia melihat pria tampan di atasnya yang tengah membuka kemeja putihnya lalu melempar kemeja putih itu ke lantai dengan sembarangan. Pria itu pun mulai mendekatkan diri pada Briana, sejenak mereka saling menatap satu sama lain dengan nafas yang saling terasa. Perlahan tapi pasti mereka kembali menautkan benda kenyal yang sudah tak sabar untuk di sentuh, mereka hanyut dalam gelora api yang tak bisa di hentikan begitu saja. Suara robekan dan pekikan terdengar jelas dikamar bernuasa hitam itu, suara lenguhan dan desahan terdengar begitu indah. Dengan alunan alunan penyatuan dan suara decitan ranjang yang semakin membuat keduanya terbawa dalam lautan nafsu. "Ah shit! Siapa namamu... " Pria itu meracau dalam kenikmatan yang sudah tidak pernah dia rasakan lagi, setelah bertahun tahun sibuk dengan dunia bisnisnya, akhirnya dia kembali merasakan surga dunia yang tidak ada duanya. "Br

DMCA.com Protection Status