"Briana! "
Tubuh Briana dan Dev tersentak kaget, mereka berdua sama-sama menoleh pada pintu kamar mandi. Dengan tergesa-gesa Briana menarik baju lengannya yang sudah merosot akibat Dev.Lalu dia pun merapihkan rambut dan bajunya yang hampir saja terlepas dari tubuhnya. Ini adalah hal gila menurut nya, dia hampir saja mengulangi malam kemarin bersama Dev, kalau saja Eve tidak datang mengetuk pintu mungkin kejadian malam tadi akan terulang.Di tatap nya wajah Dev yang terlihat sangat santai, tidak ada penyesalan apa pun setelah dia hampir saja menduri Briana di kamar mandi."Bagaimana ini? Mommy datang," bisik Briana cemas."Tidak perlu cemas," jawab Dev dengan acuh.Briana mendengus sebal mendengar itu, dia pun mendorong tubuh Dev untuk bersembunyi di bilik yang terdapat garden menutupinya.Sedangkan Dev, dia masih terlihat sangat santai, dia diam saja sambil bersembunyi di balik bilik permandian. Ternyata seseru itu bersembunyi seperti ini.Dia seperti seorang selingkuhan yang berusaha untuk tidak ketahuan, ah menyenangkan ternyata menjadi selingkuhan dari calon kakak iparnya ini."Mom," panggil Briana dengan tersenyum cemas, sesekali dia menoleh kebelakang untuk memastikan kalau Dev tidak ketahuan."Mommy cemas karena kamu lama banget di dalam," ucap Eve dengan tersenyum lembut."Maaf Mom, tadi aku ada telpon dari teman kerja, jadi agak lama," alibi Briana dengan tersenyum canggung."Tidak apa-apa, kalau begitu ayo kita ke ruang keluarga, Morgan nunggu kamu disana, kebetulan ada Daddy yang baru saja pulang dari pekerjaan nya," ajak Eve dengan menarik lembut tangan Briana.Sebelum pergi Briana menoleh sebentar ke belakang, dia bernafas lega karena Dev tidak ketahuan sama sekali, dengan cepat dia pun menutup kamar mandi itu.Huh! Dia bernafas lega, karena akhirnya dia bisa keluar dari kamar mandi itu.Dia sedikit beruntung karena Eve datang dan menyadarkan dia, kalau saja Eve tidak datang mungkin dia akan kembali khilaf, apalagi dia selalu susah menolak belaian Dev yang mencandukan.Jujur saja di banding dengan Morgan, dia lebih suka dengan Dev, ah inilah kenyataannya, Dev lebih pintar membuat nya nyaman sampai membuatnya tak mampu menolak."Sejak kapan kamu datang, Briana? " tanya Jones, ayah dari Morgan dan Dev."Baru saja, Dad. Bagaimana kabar Daddy? Apa baik? " tanya Briana dengan terseyum lembut." Yah kabar Daddy baik, bahkan sangat baik. Ngomong-ngomong pernikahan akan di langsungkan 1 minggu lagi, apa kalian akan pergi mengecek kebutuhan di hari pernikahan nanti? " tanya Jones dengan menatap kedua pasangan itu dengan senyumannya yang tak pernah lepas."Tentu saja, kami--""Maaf Dad, sepertinya aku harus menyampaikan sesuatu yang begitu penting," ucap Briana memotong ucapan Morgan.Disana, Morgan terlihat ketar ketir, dia terlihat panik karena Briana ingin menyampaikan pembatalan pernikahan mereka.Sedangkan Dev, dia kembali bergabung dan duduk di sambil Ayahnya sembari menatap kedua pasangan itu secara bergantian, dia sedikit penasaran dengan pembahasan yang akan di bincangkan malam ini."Kamu ingin menyampaikan apa? " tanya Eve."Aku dan Morgan sudah putus, dan kami memutuskan untuk membatalkan pernikahan ini," ungkap Briana yang sontak membuat semua orang yang tengah duduk kaget mendengarnya."Briana," gumam Morgan lirih."Kenapa bisa? kenapa--""Kami sudah tidak cocok lagi, kami tidak bisa melanjutkan hubungan yang sudah tidak cocok," ucap Briana dengan menatap lekat Eve."Bagaimana bisa? Bukankah kalian saling mencintai? " tanya Jones yang tak lepas dari keterjutannya."Morgan melanggar janji cinta kami, dia menjalin hubungan dengan adikku!" Dengan amat terpaksa, Briana pun mengungkapkan alasan kenapa kandas nya hubungan mereka."A-apa? " Lagi dan Lagi semuanya orang terkaget mendengar itu, terutama Dev, dia amat terkejut! Bagaimana bisa kakaknya yang dia kenal sebagai pria baik bisa selingkuh? Dan dia selingkuh dengan calon adik iparnya.Tapi tunggu! Bukankah Briana juga sama saja! Morgan dengan adik Briana dan Briana dengan adik Morgan! Waw ini sangat serasi bukan!Dan tunggu, kenapa Dev terlihat senang saat pernikahan itu akan batal? Oh yah dia senang sekali!"Morgan! Apa itu benar?" tanya Jones dengan menatap tegas putra sulungnya.Morgan tertunduk lesu, mau menyangkal rasanya tidak mungkin karena Briana sudah melihatnya secara langsung." Ya Tuhan Morgan! kenapa kamu melakukan hal itu hah! " teriak Eve marah."Maaf, saat itu aku sangat kesepian, Briana terlalu sibuk dengan pekerjaan nya, kita jarang bertemu dan aku terbawa nafsu. Tolong maafkan aku," ucap Morgan dengan menunduk lesu."Itu bukan suatu alasan Morgan!" sanggah Briana marah."Memang seperti itu keadaannya Briana! Kau lebih sibuk dengan pekerjaan mu, kau sibuk keluar negri dan tak pernah ada waktu untuk bersama ku! " ucap Morgan menatap tegas Briana."Huu lucu sekali! " ucap Briana dengan senyuman mengejek.Jones dan Eve hanya bisa diam, mereka tidak menyangka kalau anak sulung mereka yang di kenal sebagai anak yang baik melakukan hal yang menjijikkan sampai harus berselingkuh dari pasangannya."Kita sudah sepakat! Dari dulu aku dan kamu sudah sepakat, kamu tidak akan melarangku untuk kerja dan kamu pun tidak akan membatasi langkahku! Disaat aku sibuk kerja bukannya berkomitmen menunggu kamu justru memacari adikku sendiri! Sudah jangan terlalu banyak mengelak, mau bagaimana pun juga kamu sudah berselingkuh dan hal itu tidak bisa di maafkan lagi! " ucap Briana tegas dan penuh penekanan.Semakin panas! Itu yang di rasakan oleh Dev."Semuanya sudah selesai, pernikahan akan di batalkan, jika kalian masih ingin melanjutkan pernikahan ini, lamar saja adikku! dan aku pamit undur diri. " Briana bangkit dari duduknya, sebelum pergi meninggalkan rumah itu dia menunduk hormat terlebih dahulu pada keluarga itu dan melenggang pergi meninggalkan rumah itu."Kamu benar-benar gila, Morgan! " sentak Jones marah."Kamu membiarkan Mommy kehilangan menantu idaman! Apa yang kamu lihat dari adik Briana hah! Dia hanya bocah ingusan yang belum dewasa! Dia tidak seperti kakanya yang pintar dan berkelas.Bisa bisanya hanya karena nafsu kamu menurunkan standar keluarga kita dan kehormatan kita! Pernikahan ini memang dibatalkan, tetapi Mommy tidak akan pernah menerima adik Briana! Dia sangat jauh beda dengan standar keluarga kita!" omel Eve dengan mendelik marah.Dev menyunggingkan senyuman tipisnya, oh come on dia benar benar terlihat bahagia, dengan batalnya pernikahan ini dia lebih leluasa lagi untuk mendekati Briana.Bahkan mungkin mereka bisa tidur bersama lagi? yah tentu saja, mereka akan menghabiskan malam yang indah tanpa ada halangan apa pun.Tapi ngomong-ngomong, sepertinya Dev harus mencari tahu dimana tempat pekerjaan Briana, kalau perlu Dev akan memaksa Briana untuk berkerja di kantornya.Dengan begitu mereka bisa bertemu setiap hari dan bisa bercinta di atas berkas berkas perusahaan dia nanti.Ah, dia jadi tidak sabar untuk bertemu dengan Briana lagi!Dev berjalan dengan angkuh melewati karyawan karyawan yang menyambut kedatangannya, hari ini dia diresmikan menjadi pewaris perusahaan milik sang ayah yang di bangun begitu megah di tengah kota padat. Dev menatap ke sekeliling, dengan wajah datarnya dia melihat semua karyawannya, lalu terfokus pada karyawati yang terlihat menarik. Tidak sia sia Dev menerima perusahaan ini karena di pikir pikir semua Karyawati disini menarik, tentunya mereka terlihat sangat tampan. "Antarkan aku keruangan," ucap Dev pada sekretaris yang bernama Liona, dia adalah sekretaris yang setia mengikuti dia kemana pun, dan tentunya Sekretaris itu di pilih langsung oleh Ayahnya. Sampainya di ruangan, Dev membuka jas formalnya, dia menatap papan nama yang terdapat nama lengkap berserta marganya tertera disana. Bangga, itu yang dia rasakan karena setelah bertahun-tahun akhirnya Dev menduduki kursi kebesaran itu. Ah Dev merasa senang sekarang. "Sekali lagi saya mengucapkan selamat untuk anda Tuan, kerana sete
"Ini kamar anda Tuan, silahkan beristirahat," ucap Briana dengan membuka pintu kamar hotel untuk Dev. Kalau saja bukan karena perintah dari atasannya, dia tidak akan mau mengantar Dev ke kamarnya. Dev menganggukkan kepalanya pelan, dia pun melangkah masuk kedalam kamarnya, sebelum dia memutuskan untuk beristirahat di hotel ini dia sudah menyuruh sekretaris nya untuk pergi ke perusahaan terlebih dahulu. Tentu saja sang Sekretaris paham betul dengan apa maksud dari tuannya itu. "Saya pamit undur diri, saya harap anda akan nyama--Dev. " seru Briana di akhir kalimat, dia kaget saat Dev malah menariknya untuk Ikut masuk kedalam kamar hotel tersebut. "Stop untuk berbicara formal padaku, itu tidak nyaman," sungut Dev kesal. "Maaf Tuan---""Briana! " panggil Dev penuh perintah. Briana menghela nafasnya pelan, dia pun menatap Dev dengan santai dan berusaha menghilangkan sifat formalnya pada Dev. "Apa mau mu? " tanya Briana dengan manik yang terlihat jengah. "Aku lihat kinerja kerjamu sa
BUGHWajah Dev menyamping ke kanan, dia mengusap sudut bibirnya yang terasa amat perih karena pukulan yang kuat dari Sang Kakak--Morgan. Dia yang baru saja pulang setelah mengurus bisnis sampai larut malam, dia pikir semua anggota keluarga nya sudah tertidur mengingat waktu yang sudah sangat malam. Namun, ternyata mereka masih terjaga dan dengan secara tiba tiba Morgan memukul wajah Dev dengan amat kasar. Dev menatap sang kakak dengan bingung, kenapa wajah kakaknya terlihat sangat marah padanya? Apa yang membuat kakaknya marah? Dan apa maksud dari pukulan itu? Seumur umur tidak ada yang berani memukul wajahnya, dia yang tidak Terima pun hendak membalas pukulan sang kakak tetapi Ibunya langsung mencegah. "Ada apa? Kenapa kau tiba tiba memukul ku? " sentak Dev tak Terima. "Ada apa maksudmu? Apa kau tidak tahu apa kesalahan mu? " teriak Morgan marah. "APA?! BICARA YANG BENAR! " bentak Dev dengan nafas yang memburu marah. "Sial, adik sepertimu memang sangat kurang ajar, saking kura
Siang hari seperti ini dimana Briana tengah istirahat setelah seharian dia berkerja, dia istirahat di ruang tertentu sambil memakan makan siangnya, dia duduk bersama rekan kerjanya sambil bercerita soal keseharian mereka yang begitu sibuk melayani banyak orang di hotel ini.“Briana, kekasihmu mencarimu,” ucap salah satu rekan kerjanya.“Kekasih?” gumam Briana bingung.“Hm, kekasihmu Morgan, ah aku lupa calon suamimu, itu maksud ku, sudahlah datangi dia, dia menunggu di luar,” ucapnya dengan kedikan bahunya acuh.Briana terdiam sejenak, lalu dengan terpaksa dia pun bangkit dari duduknya dan melangkah untuk pergi ke luar dimana Morgan tengah duduk disofa menunggunya. Sebelum menghampirinya dia menghela nafasnya terlebih dahulu dan melangkah mendekati Morgan.“Ada apa?” tanya Briana dengan wajah muaknya.“Briana, apa aku menganggumu?” tanya Morgan cemas, dia berdiri dan menatap wanita yang begitu dia cintai namun sayang kini telah menjadi seorang mantan karena kesalahannya yang fatal.“Y
"Aku punya rencana, dan rencana ini akan sama sama menguntungkan kita," ucap Dev dengan menatap lekat Briana. Briana menaikan satu alisnya bingung, kali ini apa yang akan di ucapkan pria tampan didepannya ini. "Aku serius Briana, kalau kita melangsungkan rencana ini maka kita akan saling menguntungkan," ucap Dev berusaha menyakinkan Briana. "Aku tidak ingin rencana busukmu, lagi pula hidupku tidak akan pernah aku pakai--""Aku tahu tapi apa kamu tidak membenci Morgan yang melukai mu? " tanya Dev dengan kekehan sinisnya. "Aku membenci perbuatan, tapi bukan berarti--""Maka balas dendam lah, ayo bersama ku. kamu bantu aku dan aku akan membantu mu, menguntungkan bukan? " tanya Dev dengan sinis. Briana menghela nafasnya pelan. Ada apa dengan Dev ini? kenapa dia seperti membenci kakaknya sendiri. "Kalau kau menganggap aku membenci kakakku, itu salah besar! aku tidak membencinya hanya saja aku ingin mendapatkan sesuatu dan hanya kamu yang bisa membantuku! maka dari itu ayo kita kerja
"BAJINGAN KAU MORGAN!! " Briana terlihat sangat murka, dengan wajah yang memerah padam saat dia melihat bagaimana panasnya kegiatan calon suami dan adik kandungnya di atas ranjang sana. Terlihat kedua pasangan yang baru saja tercyduk itu langsung memakai pakaian mereka dengan lengkap. Morgan menghampiri Briana dengan Terpongoh-pohong dan deru nafas yang belum stabil di akibat kegiatan panas nya tadi bersama sang selingkuhan. "Sayang, ini salah paham--""TUTUP MULUT MU BAJINGAN! " bentak Briana dengan menunjuk wajah Morgan penuh amarah. "Benar ternyata dugaanku! Kau berselingkuh di belakang ku. Tapi, kenapa harus dengan adikku, Morgan? " Perlahan nadanya terdengar lirih dengan mata yang berkaca-kaca, dia menatap perempuan yang tengah berdiri menunduk tak mampu membalas tatapannya. "Adikmu yang menggodaku lebih dulu," alibinya dengan menujukan kearah perempuan dibelakang. "Apa? Aku? " tanya Fani dengan menunjukkan dirinya sendiri. "Tidak kak, jangan percaya dengannya! Bukan aku ya
Briana terbaring diatas ranjang empuk, nafasnya memburu dengan dada yang naik turun kebawah. Dengan sayu dia melihat pria tampan di atasnya yang tengah membuka kemeja putihnya lalu melempar kemeja putih itu ke lantai dengan sembarangan. Pria itu pun mulai mendekatkan diri pada Briana, sejenak mereka saling menatap satu sama lain dengan nafas yang saling terasa. Perlahan tapi pasti mereka kembali menautkan benda kenyal yang sudah tak sabar untuk di sentuh, mereka hanyut dalam gelora api yang tak bisa di hentikan begitu saja. Suara robekan dan pekikan terdengar jelas dikamar bernuasa hitam itu, suara lenguhan dan desahan terdengar begitu indah. Dengan alunan alunan penyatuan dan suara decitan ranjang yang semakin membuat keduanya terbawa dalam lautan nafsu. "Ah shit! Siapa namamu... " Pria itu meracau dalam kenikmatan yang sudah tidak pernah dia rasakan lagi, setelah bertahun tahun sibuk dengan dunia bisnisnya, akhirnya dia kembali merasakan surga dunia yang tidak ada duanya. "Br
Sudah keberapa kalinya Briana menghembuskan nafas panjangnya, dia terduduk termenung didepan cermin nya dan menatap dirinya di pantulan cermin. Pagi ini sekitar pukul 8 pagi dia baru saja pulang dan langsung mandi setelah dia terbangun di kamar Club dalam keadaan telanjang dan sendirian. Tentu saja dia ingat dengan kejadian semalam, dimana dia menikmati malam yang panjang bersama pria asing yang tak pernah dia temui, anehnya semalam dia tidak menolak tapi saat terbangun dia menyesali semua yang terjadi. Tapi itu tidak masalah karena dia yakin kalau mereka tidak akan pernah bertemu lagu, semalam adalah pertemuan pertama dan terakhir mereka nanti. Suara pintu yang di ketuk membuat Briana menoleh kearah pintunya, dia pun beranjak dari duduknya dan membuka pintu kamarnya dengan sedikit kasar. "Ada Morgan dibawah," ucap Rith-Sang Ibu tercinta. Briana sedikit terdiam mendengar itu, dia hanya mengangguk menanganggapi ucapan Ibunya. belum menjawab ucapan sang Ibu dia pun kembali menutup
"Aku punya rencana, dan rencana ini akan sama sama menguntungkan kita," ucap Dev dengan menatap lekat Briana. Briana menaikan satu alisnya bingung, kali ini apa yang akan di ucapkan pria tampan didepannya ini. "Aku serius Briana, kalau kita melangsungkan rencana ini maka kita akan saling menguntungkan," ucap Dev berusaha menyakinkan Briana. "Aku tidak ingin rencana busukmu, lagi pula hidupku tidak akan pernah aku pakai--""Aku tahu tapi apa kamu tidak membenci Morgan yang melukai mu? " tanya Dev dengan kekehan sinisnya. "Aku membenci perbuatan, tapi bukan berarti--""Maka balas dendam lah, ayo bersama ku. kamu bantu aku dan aku akan membantu mu, menguntungkan bukan? " tanya Dev dengan sinis. Briana menghela nafasnya pelan. Ada apa dengan Dev ini? kenapa dia seperti membenci kakaknya sendiri. "Kalau kau menganggap aku membenci kakakku, itu salah besar! aku tidak membencinya hanya saja aku ingin mendapatkan sesuatu dan hanya kamu yang bisa membantuku! maka dari itu ayo kita kerja
Siang hari seperti ini dimana Briana tengah istirahat setelah seharian dia berkerja, dia istirahat di ruang tertentu sambil memakan makan siangnya, dia duduk bersama rekan kerjanya sambil bercerita soal keseharian mereka yang begitu sibuk melayani banyak orang di hotel ini.“Briana, kekasihmu mencarimu,” ucap salah satu rekan kerjanya.“Kekasih?” gumam Briana bingung.“Hm, kekasihmu Morgan, ah aku lupa calon suamimu, itu maksud ku, sudahlah datangi dia, dia menunggu di luar,” ucapnya dengan kedikan bahunya acuh.Briana terdiam sejenak, lalu dengan terpaksa dia pun bangkit dari duduknya dan melangkah untuk pergi ke luar dimana Morgan tengah duduk disofa menunggunya. Sebelum menghampirinya dia menghela nafasnya terlebih dahulu dan melangkah mendekati Morgan.“Ada apa?” tanya Briana dengan wajah muaknya.“Briana, apa aku menganggumu?” tanya Morgan cemas, dia berdiri dan menatap wanita yang begitu dia cintai namun sayang kini telah menjadi seorang mantan karena kesalahannya yang fatal.“Y
BUGHWajah Dev menyamping ke kanan, dia mengusap sudut bibirnya yang terasa amat perih karena pukulan yang kuat dari Sang Kakak--Morgan. Dia yang baru saja pulang setelah mengurus bisnis sampai larut malam, dia pikir semua anggota keluarga nya sudah tertidur mengingat waktu yang sudah sangat malam. Namun, ternyata mereka masih terjaga dan dengan secara tiba tiba Morgan memukul wajah Dev dengan amat kasar. Dev menatap sang kakak dengan bingung, kenapa wajah kakaknya terlihat sangat marah padanya? Apa yang membuat kakaknya marah? Dan apa maksud dari pukulan itu? Seumur umur tidak ada yang berani memukul wajahnya, dia yang tidak Terima pun hendak membalas pukulan sang kakak tetapi Ibunya langsung mencegah. "Ada apa? Kenapa kau tiba tiba memukul ku? " sentak Dev tak Terima. "Ada apa maksudmu? Apa kau tidak tahu apa kesalahan mu? " teriak Morgan marah. "APA?! BICARA YANG BENAR! " bentak Dev dengan nafas yang memburu marah. "Sial, adik sepertimu memang sangat kurang ajar, saking kura
"Ini kamar anda Tuan, silahkan beristirahat," ucap Briana dengan membuka pintu kamar hotel untuk Dev. Kalau saja bukan karena perintah dari atasannya, dia tidak akan mau mengantar Dev ke kamarnya. Dev menganggukkan kepalanya pelan, dia pun melangkah masuk kedalam kamarnya, sebelum dia memutuskan untuk beristirahat di hotel ini dia sudah menyuruh sekretaris nya untuk pergi ke perusahaan terlebih dahulu. Tentu saja sang Sekretaris paham betul dengan apa maksud dari tuannya itu. "Saya pamit undur diri, saya harap anda akan nyama--Dev. " seru Briana di akhir kalimat, dia kaget saat Dev malah menariknya untuk Ikut masuk kedalam kamar hotel tersebut. "Stop untuk berbicara formal padaku, itu tidak nyaman," sungut Dev kesal. "Maaf Tuan---""Briana! " panggil Dev penuh perintah. Briana menghela nafasnya pelan, dia pun menatap Dev dengan santai dan berusaha menghilangkan sifat formalnya pada Dev. "Apa mau mu? " tanya Briana dengan manik yang terlihat jengah. "Aku lihat kinerja kerjamu sa
Dev berjalan dengan angkuh melewati karyawan karyawan yang menyambut kedatangannya, hari ini dia diresmikan menjadi pewaris perusahaan milik sang ayah yang di bangun begitu megah di tengah kota padat. Dev menatap ke sekeliling, dengan wajah datarnya dia melihat semua karyawannya, lalu terfokus pada karyawati yang terlihat menarik. Tidak sia sia Dev menerima perusahaan ini karena di pikir pikir semua Karyawati disini menarik, tentunya mereka terlihat sangat tampan. "Antarkan aku keruangan," ucap Dev pada sekretaris yang bernama Liona, dia adalah sekretaris yang setia mengikuti dia kemana pun, dan tentunya Sekretaris itu di pilih langsung oleh Ayahnya. Sampainya di ruangan, Dev membuka jas formalnya, dia menatap papan nama yang terdapat nama lengkap berserta marganya tertera disana. Bangga, itu yang dia rasakan karena setelah bertahun-tahun akhirnya Dev menduduki kursi kebesaran itu. Ah Dev merasa senang sekarang. "Sekali lagi saya mengucapkan selamat untuk anda Tuan, kerana sete
"Briana! "Tubuh Briana dan Dev tersentak kaget, mereka berdua sama-sama menoleh pada pintu kamar mandi. Dengan tergesa-gesa Briana menarik baju lengannya yang sudah merosot akibat Dev. Lalu dia pun merapihkan rambut dan bajunya yang hampir saja terlepas dari tubuhnya. Ini adalah hal gila menurut nya, dia hampir saja mengulangi malam kemarin bersama Dev, kalau saja Eve tidak datang mengetuk pintu mungkin kejadian malam tadi akan terulang. Di tatap nya wajah Dev yang terlihat sangat santai, tidak ada penyesalan apa pun setelah dia hampir saja menduri Briana di kamar mandi. "Bagaimana ini? Mommy datang," bisik Briana cemas. "Tidak perlu cemas," jawab Dev dengan acuh. Briana mendengus sebal mendengar itu, dia pun mendorong tubuh Dev untuk bersembunyi di bilik yang terdapat garden menutupinya. Sedangkan Dev, dia masih terlihat sangat santai, dia diam saja sambil bersembunyi di balik bilik permandian. Ternyata seseru itu bersembunyi seperti ini. Dia seperti seorang selingkuhan yang
Malam ini Briana sudah siap dengan pakaian rapihnya, dia kini didepan halaman rumahnya dia menatap sebuah mobil yang baru saja datang untuk menjemput nya. Meski pun niat dia datang berkunjung kerumah Morgan bukan untuk sekedar makan malam, tetapi dia harus tetap berpenampilan rapih dan juga cantik, karena memang itulah dirinya! Kemana pun dia pergi dia selalu punya prinsip sendiri untuk terlihat rapih dan formal, untuk menujukkan berapa berkelas nya dirinya ini. "Ayo," ajak Morgan dengan membuka Kan pintu mobil. Dengan malas dan terpaksa Briana pun langsung masuk kedalam mobil Morgan, dia diam sampai Morgan mulai melajukan mobilnya meninggalkan rumahnya. Dia tidak perlu berpamitan pada kedua orang tuanya, kerana kebetulan sore tadi mereka berpamitan untuk pergi dan berpesan kalau mereka tidak bisa ikut berkunjung ke rumah calon besannya. Ah seandainya mereka tahu niat Briana pergi kesana untuk membatalkan pernikahan mungkin panggilan calon besan akan berganti menjadi mantan calon
Sudah keberapa kalinya Briana menghembuskan nafas panjangnya, dia terduduk termenung didepan cermin nya dan menatap dirinya di pantulan cermin. Pagi ini sekitar pukul 8 pagi dia baru saja pulang dan langsung mandi setelah dia terbangun di kamar Club dalam keadaan telanjang dan sendirian. Tentu saja dia ingat dengan kejadian semalam, dimana dia menikmati malam yang panjang bersama pria asing yang tak pernah dia temui, anehnya semalam dia tidak menolak tapi saat terbangun dia menyesali semua yang terjadi. Tapi itu tidak masalah karena dia yakin kalau mereka tidak akan pernah bertemu lagu, semalam adalah pertemuan pertama dan terakhir mereka nanti. Suara pintu yang di ketuk membuat Briana menoleh kearah pintunya, dia pun beranjak dari duduknya dan membuka pintu kamarnya dengan sedikit kasar. "Ada Morgan dibawah," ucap Rith-Sang Ibu tercinta. Briana sedikit terdiam mendengar itu, dia hanya mengangguk menanganggapi ucapan Ibunya. belum menjawab ucapan sang Ibu dia pun kembali menutup
Briana terbaring diatas ranjang empuk, nafasnya memburu dengan dada yang naik turun kebawah. Dengan sayu dia melihat pria tampan di atasnya yang tengah membuka kemeja putihnya lalu melempar kemeja putih itu ke lantai dengan sembarangan. Pria itu pun mulai mendekatkan diri pada Briana, sejenak mereka saling menatap satu sama lain dengan nafas yang saling terasa. Perlahan tapi pasti mereka kembali menautkan benda kenyal yang sudah tak sabar untuk di sentuh, mereka hanyut dalam gelora api yang tak bisa di hentikan begitu saja. Suara robekan dan pekikan terdengar jelas dikamar bernuasa hitam itu, suara lenguhan dan desahan terdengar begitu indah. Dengan alunan alunan penyatuan dan suara decitan ranjang yang semakin membuat keduanya terbawa dalam lautan nafsu. "Ah shit! Siapa namamu... " Pria itu meracau dalam kenikmatan yang sudah tidak pernah dia rasakan lagi, setelah bertahun tahun sibuk dengan dunia bisnisnya, akhirnya dia kembali merasakan surga dunia yang tidak ada duanya. "Br