Share

Pembantaian

“Terima kasih Kakang …” gadis itu tidak menyangka Rawai Tingkis membawa hampir satu gerobak besar makanan untuk diberikan kepada gadis muda dan semua orang yang terlantar di tempat ini.

“Jangan ragus, makanlah!” Rawai Tingkis membantu membanggikan makan tersebut.

Saat melihat mereka menyantap beberapa roti kering, buah dan sebagainya, hati Rawai Tingkis seakan tersayat sembilu tajam.

Pemandangan ini sangat menyedihkan. Mereka makan seperti tidak pernah makan selama satu bulan. Sangat lahap, bahkan di antara mereka tertawa bercampur air mata, karena harunya.

Anak-anak kecil kurus kering menatap buah-buah manga di atas keranjang, sedikit ragu untuk mengambilnya. Salah satu dari mereka menatap Rawai Tingkis, lalu menatap keranjang buah, “apa kami boleh menyantapnya?”

“Tentu saja,” jawab Rawai Tingkis, “makanan ini untuk kalian semua, makanlah! Habiskan, nanti Kakang akan mencari lagi …”

Ucapan Rawai Tingkis, seolah mendung di musim kemarau, memberi harapan kepada tanah kering keronta dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Agus Susanto
kurang greget ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status