Share

Barang Yang Kecil

Rawai Tingkis berjalan dengan tenang setelah menutup pintu Istana. Diluar maupun di dalam, tidak ada yang tahu jika dia telah berada di dalam markas musuh.

Sebuah Istana yang cukup besar, akan banyak orang yang akan dihadapi oleh pemuda itu, tapi Rawai Tingkis tidak peduli.

Dia berjalan dari satu ruangan ke ruangan lain, dengan pedang yang terus menebas ke segala arah.

Rawai Tingkis tidak peduli, jika lantai bersih telah ternoda darah merah.

“Penyusup!” salah satu prajurit di dalam Istana berteriak, tapi tidak lama setelah itu, Rawai Tingkis merenggut nyawanya.

Beberapa teman dari prajurit itu rupanya sempat mendengar teriakan, jadi mereka datang secara berbondong-bondong.

Rawai Tingkis sengaja mencari tempat yang lebih luas dari hanya sekedar lorong saja.

“Sekarang kau tidak bisa lari kemanapun Penyusup!”

“Siapa yang ingin lari?” tanya Rawai Tingkis, “Jika aku ingin pergi, aku sudah melakukannya sejak tadi malam, tapi aku malah mendatangi kediaman kalian.”

“Ta …tadi malam?”

“Ja… jang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status