Sudah mendapatkan peringatan keras dari Rawai Tingkis, tapi beberapa dari mereka masih tidak percaya. Seolah ucapan pemuda itu hanyalah gertakan semata.Namun, senyum mengejek yang ada pada bibir mereka seketika menjadi padam dan hilang, setelah seseorang akhirnya muncul menampakan diri.“Siapa-“ Ucapan itu segera hilang, bersama dengan asap tebal yang menusuk dari dalam tubuh mereka.Barulah, saat ini semua orang menjadi begitu panik, khwatir, dan mulai berencana melakukan perlawanan.Namun, ini semua sedikit terlambat, tidak butuh waktu yang lama bagi musuh untuk menghancurkan beberapa pasukan penjaga di luar gunung.Sekarang, jeritan bergema sampai ke langit yang gelap. Goncangan terjadi, ledakan keras silih berganti, dan sesekali akan terlihat senjata mereka dihancurkan dengan begitu mudah oleh musuh.“Pelatih Jaka Rakap, tarik mundur pasukan di bawah level emas!” Rawai Tingkis kemudian meninggalkan posisinya, tanpa persetujuan dari Jaka Rakap.Jaka Rakap yang sebelumnya kehilan
Bom bom bom.Mungkin 20 kali atau mungkin 30 kali, entahlah, tapi yang jelas serangan bertubi-tubuh dilakukan oleh Jaka Rakap telah menghantam tubuh Kelelawar Hitam sampai pria itu jatuh dari udara, terperosok di tanah, dan berguling di antara pohon-pohon yang tumbang.Ya, tenaga dalam bisa menciptakan dampak bagi Satria Roh Suci sekalipun. Kerusakan yang diakibatkan oleh tenaga dalam tergantung seberapa besar tenaga dalam yang dimiliki oleh orang itu, dan seberapa kuat pula tubuh Satria Roh Suci.Meski memiliki kulit yang keras, tapi kekuatan kulit Satria Roh Suci atau pula Satria Suci pada umumnya juga memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda.Mungkin akan ditemukan kulit sekeras batu, atau mungkin kulit sekeras besi, bahkan kulit sekeras baja.Ini tergantung dari roh suci yang ada di tubuh mereka. Kekerasan kulit adalah kekuatan mutlak yang dimiliki oleh para satria, tapi tenaga dalam adalah alat selain dari belati pembantai roh suci yang mampu membuat Satria Roh Suci harus mewasp
Kelelawar Hitam tidak menduga jika dia mendapatkan luka yang cukup parah dari serangan Rawai Tingkis.Berkat kekuatannya, juga sedikit keberuntungan, Kelelawar Hitam berhasil menyelamatkan dirinya dari kerusakan fatal.Saat ini, hanya bahu kirinya yang terkoyak sangat parah. Darah mengalir hingga mencapai betisnya.Setiap kali dia membayangkan serangan Rawai Tingkis barusan, luka di pundak kirinya terasa semakin sakit dan perih.Ketika malam semakin larut, situasi di dalam Padepokan Surya terdengar penuh dengan sorak gembira.Dari luar Jaka Rakap mendengar teriak yang ‘Kebangkitan Manusia Murni, kebangkitan raja dari segala raja.’Hal ini membuat Jaka Rakap tersenyum pahit, pasalnya untuk melahirkan 9 manusia murni, hampir 20 orang anggota Padepokan Surya mati saat berjaga.Yang lebih memprihatinkan saat ini, Rawai Tingkis dalam keadaan kritis. Jaka Rakap membuat api unggun saat ini, karena tubuh Rawai Tingkis begitu dingin.“Adakah yang memiliki keahlian dibidang medis?” tanya Jaka R
Walaupun pengorbanan Rawai Tingkis begitu besar, tapi masih ada beberapa orang yang tidak menghargai pemuda tersebut. Bahkan, dari 9 orang anggota Manusia Murni, 3 diantaranya merasa terlalu berlebihan jika mengkhawatirkan Rawai Tingkis.“Harusnya ini adalah waktu bagi kita untuk saling berkenalan satu sama lain, kenapa banyak orang terlalu menganggap pemuda itu penting?”“Kau benar, setelah Manusia Murni terbentuk, kekuatan pemuda itu akan terlupakan.”“Jika dia hidup, aku penasaran seberapa tangguh dirinya, aku ingin melawannya.”3 orang itu merasa bahwa kekuatan mereka kini jauh lebih tinggi dibandingkan Rawai Tingkis.Kehilangan Rawai Tingkis tidak akan membuat Padepokan Surya kehilangan kekuatannya.Di sisi lain, Ki Langit Hitam mendengar perkataan tiga orang pria itu. Dia kemudian menghela nafas panjang, seraya menggelengkan kepalanya.Setelah dibawa ke ruang medis, Rinjani segera menggunakan kemampuannya untuk menyelamatkan hidup Rawai Tingkis.Dia meminta beberapa tabib untuk
Beberapa hari setelahnya, kondisi Rawai Tingkis semakin membaik. Dia sudah bisa menghabisakan lima ekor ayam panggang sendirian, hanya saja Putri Intan Kumala masih melarang dirinya untuk bergerak terlalu bebas. Ah, meskipun sebenarnya ucapan Putri Intan Kumala tidak pernah diindahkan oleh Rawai Tingkis.Rawai Tingkis sering kali mendengar kesombongan beberapa orang dari 9 manusia murni, membuat Rawai Tingkis tersenyum.Hanya karena mereka berdiri di atas pohon kelapa seraya telah menyentuh langit. Rawai Tingkis tidak ingin meladeni orang seperti mereka.Lagipula tidak ada gunanya, tidak ada untungnya sama sekali.Namun sering kali, Ki Langit Hitam yang mendengar ucapan 3 Manusia Murni itu merasa jengkel dan kesal. Sayangnya, dia tidak bisa melakukan banyak hal saat ini, khawatir jika hal ini malah akan menimbulkan kekacuan di antara Manusia Murni yang susah payah dilahirkan.Lain harinya, Ki Langit Hitam meminta agar Rawai Tingkis tidak tersinggung dengan ucapan 3 orang itu.“Kenapa
Ki Langit Hitam menyerahkan sebuah surat kepada Ki Sundur Langit. Isinya adalah permintaan maaf dari Putri Intan Kumala, mewakili tiga temannya yang lain.“Cucumu sedang mengejar cinta sejatinya …” Ki Sundur Langit lantas tertawa terbahak-bahak, menyerahkan kembali surat itu kepada Ki Langit Hitam. “Rawai Tingkis memiliki kharismatik dan aura yang memikat, dia bisa jatuh ke pelukan gadis lain …hahaha.”“Tua Bangka sialan, bukan itu maksudku …”“Bukan itu, lantas apa lagi? Karena mereka adalah bagian dari 9 Manusia Murni? Meski demikian, mereka memiliki pikiran dan jalannya masing-masing, kita memang tidak bisa menahan mereka! Kau tidak perlu takut, Putri Intan Kumala memiliki teman-teman yang kuat, mereka pasti akan aman!”Rupanya berbicara dengan Ki Sundur Langit membuat pikiran Ki Langit Hitam menjadi tercerahkan.Sebagai seorang Kakek, dia pasti mengkhawatirkan Putri Intan Kumala, cucu satu-satunya yang menjadi pewaris sah kerajaan mereka.Namun, di sisi lain, saat ini Putri Intan
Rawai Tingkis membuang semua harta rampasan ke dalam jurang. Dia lalu menepuk tangannya, “ah, sekarang aku akan pergi …terima kasih atas makannya…” ketika pemuda itu hendak melangkahkan kaki, dia berbalik, “satu lagi, ngomong-ngomong jika aku melewati jembatan ini, aku akan tiba di mana?”“Kau akan tiba di Negri Bulan Merah …” salah satu dari perampok itu menjawab dengan gagap, apa lagi setelah setengah dari pakaian mereka sengaja dilucuti oloh Rawai Tingkis.“Negri Bulan Merah ya?” Rawai Tingkis menyipitkan mata, sebelum kemudian mulai melangkahkan kakinya.Di atas jembatan dia masih memikirkan ucapan para bandit barusan.Namun …“Hoi pemuda kurang ajar, ini adalah pembalasan dari kami!”Rawai Tingkis cepat-cepat menoleh ke belakang, tapi wajahnya seketika menjadi tegang saat melihat kelompok bandit itu mengayunkan parang pada tali tambang yang mengikat jembatan. Senyum jahat mereka tersungging lebar saat ini, tapi Rawai Tingkis mendadak panik.“Tu …tu…tunggu dulu, kita bicarakan bai
“Mak, aku pulang …” gadis itu tersenyum, seraya merogoh saku bajunya, mengeluarkan beberapa obat yang sempat dibelinya di pasar barusan. “Sekarang, Emak akan lekas sehat, bangunlah! Aku juga membawa bubur …”Gadis itu berjalan menuju sisi lain tempat sempit ini, kemudian mengambil mangkuk tempurung buah maje.Dia menuangkan bubur nasi ke dalam mangkuk itu, meniupnya beberapa kali untuk kemudian diberikan kepada ibunya.Namun, Sang Ibu masih belum terjaga dari tidurnya.Gadis itu meletakan bubur di lantai yang kumuh, lalu dengan lembut mencoba membangunkan Sang Ibu.“Mak …Mak …aku membawakan bubur untukmu …Mak …”Kini suara gadis itu mulai terdengar serak, wajahnya seketika menjadi tegang. Dia langsung mengguncang tubuh ibunya beberapa kali.“Mak! Mak …” Dia memberanikan diri untuk mendekatkan telinganya pada dada Sang Ibu, tapi tidak ada detak jantung yang dia dengar. “Tunggu, Mak! Mak!”Gadis itu kembali memeriksa denyut nadi ibunya, lalu memeriksa nafas di lubang hidung, tapi sedeti
Di saat bersamaan, Rawai Tingkis menyernag Kelelawar Hitam dengan seluruh energi mistik yang dimilikinya.Kecepatannya masih tetap sama, tapi daya hancurnya menjadi sedikit berkurang, dan ini karena tubuhnya terlalu dibebani oleh teknik baru yang dimilikinya saat ini.Lima orang Manusia Murni mencoba melakukan sesuatu atas perintah Ki Langit Hitam untuk mengakhiri nyawa Kelelawar Hitam, tapi mereka bahkan tidak dapat mendekati pria jahat itu.Sekarang mereka tahu kekuatan Rawai Tingkis jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka semua.Kesombongan mereka selama ini, akhirnya dijatuhkan oleh kenyataan yang memalukan.Bukan hanya lima orang itu, Putri Intan Kumala sendiri juga tidak mampu berhadapan langsung dengan Kelelawar Hitam.“Apa sekarang kalian menyadarinya?” tanya Ki Sundur Langit. “Rawai Tingkis mungkin tidak membutuhkan pengakuan dari orang lain, tapi aku yakin, sekarang kalian mengakui kekuatannya!”Kelimanya langsung terdiam, tidak lagi menjawab ataupun berbuat sesuatu unt
Kedatangan Camar Putih membuat perubahan pada jalannya pertempuran antara Rawai Tingkis dan Kelelawar Hitam.Kedatangannya sama seperti kedatangan Ki Sundur Langit dan Ki Langit Hitam untuk membantu para Manusia Murni dalam mengalahkan Beruang Salju.Dua Satria Roh Suci kini menghadapi serangan demi serangan dari pihak Rawai Tingkis.Berkat kedatangan Camar Putih pula, Kelelawar Hitam untuk pertama kalinya setelah menggunakan Ulat Dari Neraka, terkena tebasan Rawai Tingkis.“Aku akan melindungimu!” ucap Camar Putih.“Baiklah, aku mengerti!” Rawai Tingkis melaju cepat ke arah Kelelawar Hitam, sementara Camar Putih bertugas menahan semua serangan bola mistik yang dilempar musuhnya.“Aku tidak akan membiarkan dirimu menguasai Benua ini,” ucap Camar Putih, sembari melepaskan beberapa serangan berbentuk sayap putih yang berputar seperti gasing.Boom.Setiap bola mistik diledakan sebelum menyentuh tubuh Rawai Tingkis dengan sayap-sayap putih tersebut.“Camar Putih, kau selalu menghalangi re
Ki Langit Hitam dan Ki Sundur Langit, memasang kuda-kuda sebelum kemudian mulai menyerang Beruang Salju.Dua larik cahaya keluar dari telapak tangan dua pria tua tersebut, melesat cepat ke arah Beruang Salju.Mendapati serangan itu, Beruang Salju terpaksa menangkis serangan lawan dengan teknik pertahanan dinding es miliknya.Boom.Ledakan kecil terjadi di atas istana es, menggetarkan bagian puncak dari bangunan es tersebut.Saat Beruang Salju berniat melakukan perlawanan, dua petinggi Padepokan Surya telah berada di depannya, dan melancarkan serangan pisik.Suah.Beruang Salju melesat ke samping, menghindari pukulan Ki Langit Hitam, di saat yang sama, Ki Sundur Langit menyapukan tendangan cepat ke arah wajah Petinggi Penjaga Dunia tersebut.Boom.Tubuh Beruang Salju melesat cepat, meninggalkan Istana Es, dan jatuh terhempas di permukaan tanah yang gersang.Dia bangkit, lalu melepaskan dua bole energi ke arah lawannya. Sayangnya, dua serangan itu dapat dihindari oleh Ki Sundur Langit d
Serangan besar yang dilakukan oleh Rawai Tingkis dan Kelelawar Hitam, telah menyebabkan banyak kerusakan di sekitar mereka berdua.Namun dua orang itu, masih menolak untuk menyerah, meskipun salah satunya mengalami luka yang cukup serius, yaitu Kelelawar Hitam.Kelelawar Hitam memiliki energi mistik yang berlimpah, membuat dia percaya dapat mengalahkan Rawai Tingkis dalam segala kondisi yang dialaminya saat ini.Andaipun hanya memiliki satu tangan dan satu mata saja, Kelelawar Hitam masih percaya dapat menumbangkan Rawai Tingkis.Di sisi lain, Rawai Tingkis memiliki pertahanan pisik yang lebih baik, berkat pengobatan yang dilakukan oleh Naga Kecil.Namun demikian, energi mistik yang dimiliki pemuda itu berada jauh di bawah Kelelawar Hitam.Dua Roh Suci yang ada pada tubuh Rawai Tingkis, terbilang berusia muda, apa lagi Naga Kecil yang baru saja lahir beberapa waktu yang lalu. Energi mistik ke dua Roh Suci ini masih digolongkan kelas menengah, dan tidak dapat disandingkan oleh Energi M
Tidak pernah dirasakan oleh Kelelawar Hitam sensasi dan juga pengalaman seperti ini saat menghadapi musuh-musuhnya, kecuali hari ini.Dia tidak pernah takut, tapi hari ini dia melihat siapa yang kuat, dan siapa yang menjadi penguasa dari kalangan Roh Suci.Namun perasaan itu segera ditepisnya, dia tidak ingin jatuh dalam perangkap Rawai Tingkis.Kelelawar Hitam mengira, ini hanyalah permainan ilusi saja, mungkin ada kekuatan lain yang dimiliki oleh Rawai Tingkis, untuk mengendalikan pikirannya.Namun sayangnya, dia memang melihat sisi lain dari Rawai Tingkis.Sementara itu, Beruang Salju merasakan gejolak kekuatan Rawai Tingkis, dan tidak bisa tinggal diam saat ini.“Ini akan gawat, aku harus membantunya,” ucap Beruang Salju.Pria itu menaikan satu telunjuknya ke langit, lalu energi dingin menggumpal di ujung telunjuknya.Tidak selang beberapa lama, sesuatu yang sangat menakjubkan muncul di langit.Putri Intan Kumala menatap ke langit, dan untuk sesaat wajahnya menjadi tegang, meskipu
Beruang Salju masih berusaha untuk menumbangkan Putri Intan Kumala, meskipun tadinya dia penuh dengan kepercayaan diri dapat mengalahkan Kumala, tapi kenyataanya dia butuh waktu lama untuk menjatuhkan gadis tersebut. Beruang Salju telah menggunakan segagala cara untuk menjatuhkan boneka gurita raksasa yang dikendalikan oleh Putri Intan Kumala, tapi sialnya dia tidak mampu melakukan itu. Setiap kali dia brhasil memotong satu bagian tangan gurita itu, maka ditempat yang sama, tangan lain akan tumbuh. Menghadapi persoalan semacam ini, membuat kepala Beruang Salju serasa akan pecah. Sejauh ini, dia telah menemukan banyak ide, dan menerapkannya, bahkan ide paling licik sekalipun telah dia gunakan. “Jika aku tahu sebelumnya kekuatan gadis ini, aku tidak akan memilih padang tandus sebagai lokasi pertemuan,” ucap Beruang Salju. Baru kini dia menyadari kesalahannya, dan keunggulan Putri Intan Kuamala. Dengan semua batu yang ada di padang tandus, menjadikan Putri Intan Kumala memiliki pa
Bola-bola energi yang dilempar dengan mudah oleh Kelelawar Hitam, tapi menghasilkan dampak yang sangat mengrikan.Dari sini, terlihat betapa hebatnya Kelelawar Hitam sebenarnya, dan dari sini pula terlihat betapa kuatnya Roh Suci pada saat itu.Kekuatan sebesar Kelelawar Hitam bahkan tidak mampu menaklukan Roh Suci tanpa bantuan Satria Roh Suci dan Manusia Murni di jamannya.“Akan kuundang binatang kegelapan,” ucap Kelelawar Hitam.Dia melakukan sebuah gerakan, yang tidak jelas, tapi di ujung gerakan itu, dia mengarahkan telapak tangannya ke atas.Sedetik kemudian, kepulan asap muncul dari telapak tangan itu, lalu tepat di atas kepalanya, sekitar dua atau tiga depa tingginya, asap itu membentuk lingkaran besar.Belum tahu apa yang terjadi atau apa yang akan dilakukan oleh Kelelawar Hitam itu, tapi auranya sudah menyebar ke segala arah, dan berhasil menekan mental Rawas Kalat dan Danur Jaya.“Kalian akan menjadi santapan siang ini!”Dan, tiba-tiba.Goar… mahluk hitam besar muncul dari
Sementara itu, Rawas Kalat dan Danur Jaya masih berjibaku sengit melawan Kelelawar Hitam yang mencoba menemukan keberadaan Rawi Tingkis.Dua pemuda mati-matian menahan Kelelawar Hitam, mencoba melakukan yang terbaik meski kerap mendapatkan luka pada bagian tubuh mereka.Sesekali akan terlihat debu jamur raksasa menghiasi udara siang ini, ketika salah satu dari mereka dihempas kasar ke permukaan tanah.Jangan bertanya berapa banyak darah yang dikeluarkan dari dalam tubuhnya, sebab luka yang diterima ke dua pemuda itu tiada terhitung jumlahnya.Menghadai manusia yang memiliki energi mistik dalam jumlah besar, memang sangat menyulitkan.Bahkan, nyawa mereka kini seolah berada di ujung tanduk, hanya menunggu kematian saja.Sayangnya, tekad dan semangat juang ke dua pemuda itu tidak dapat dianggap remeh.Jatuh bangun hal biasa, kini keduanya mulai bersahabat dengan luka-luka.Setelah kehabisan anak panah, Danur Jaya terpaksa menggunakan busur panah untuk bertarung. Busur itu dijadikan sema
Kelelawar Hitam menepis seluruh api yang menyelimuti dirinya dengan asap hitam, lalu berdiri setelah jatuh di atas tumpukan kerikil. Dia memandang Rawas Kalat dengan penuh emosi.“Kalian juga bagian dari pencurian Seruling Emas-““Memangnya kenapa?” timpal Rawas Kalat.Mendengar jawaban itu, wajah Kelelawar Hitam menjadi padam, dia menahan nafasnya dengn rahang yang mengeras, lalu dia berkata, “kalau begitu, kau juga harus mati!”Kelelawar Hitam langsung berubah menjadi asap dan menggempur Rawas Kalat dari segala sisi.Asap hitam secara alami mungkin tidak dapat menghantam tubuh manusia, tapi tidak dengan asap hitam milik Kelelawar Hitam.Asap itu terasa sangat keras sehingga membuat Rawas Kalat begitu kesulitan untuk menahan semua serangan Kelelawar Hitam.Dalam sebuah momen, Rawas Kalat mencoba memukul asap tersebut, tapi tangannya malah terjebak oleh asap itu.Dia tidak bisa menarik tangannya, seolah melekat kuat dalam kepulan asap.Di saat yang sama pula, muncul asap menyerupai ma