Mendapat kabar dari Kerajaan Indra Pura, nafas Danur Jaya mendadak tidak beraturan lagi. Jelas dia begitu sangat marah saat ini, begitu tingginya emosi pemuda itu, sampai-sampai suara pada giginya terdengar gemeratak.Namun, dia masih harus bersabar diri untuk tidak pergi dari tempat ini. Pembentukan 9 manusia murni, akan segera dilakukan.Danur Jaya merupakan salah satu kandidat yang akan dijadikan sebagai manusia murni tersebut.Selain itu, Danur Jaya tidak bisa pergi ke sana tanpa bantuan Rawai Tingkis.“Bersabarlah sebentar wahai Prajurit Indra Pura, ucap Ki Langit Hitam …” Ki Langit Hitam kemudian menjelaskan kepada semua petinggi juga termasuk kepada Danur Jaya mengenai senjata yang akan digunakan oleh 9 manusia murni tersebut.Senjata-senjata yang telah disiapkan oleh Ki Langit Hitam, bukan tidak ditempa dengan waktu dan sumber daya yang langka.Dia membutuhkan lebih dari seperampat umurnya, untuk menyelidiki dan mempelajari senjata-senjata tersebut.Senjata ini, kelaknya akan
Sudah mendapatkan peringatan keras dari Rawai Tingkis, tapi beberapa dari mereka masih tidak percaya. Seolah ucapan pemuda itu hanyalah gertakan semata.Namun, senyum mengejek yang ada pada bibir mereka seketika menjadi padam dan hilang, setelah seseorang akhirnya muncul menampakan diri.“Siapa-“ Ucapan itu segera hilang, bersama dengan asap tebal yang menusuk dari dalam tubuh mereka.Barulah, saat ini semua orang menjadi begitu panik, khwatir, dan mulai berencana melakukan perlawanan.Namun, ini semua sedikit terlambat, tidak butuh waktu yang lama bagi musuh untuk menghancurkan beberapa pasukan penjaga di luar gunung.Sekarang, jeritan bergema sampai ke langit yang gelap. Goncangan terjadi, ledakan keras silih berganti, dan sesekali akan terlihat senjata mereka dihancurkan dengan begitu mudah oleh musuh.“Pelatih Jaka Rakap, tarik mundur pasukan di bawah level emas!” Rawai Tingkis kemudian meninggalkan posisinya, tanpa persetujuan dari Jaka Rakap.Jaka Rakap yang sebelumnya kehilan
Bom bom bom.Mungkin 20 kali atau mungkin 30 kali, entahlah, tapi yang jelas serangan bertubi-tubuh dilakukan oleh Jaka Rakap telah menghantam tubuh Kelelawar Hitam sampai pria itu jatuh dari udara, terperosok di tanah, dan berguling di antara pohon-pohon yang tumbang.Ya, tenaga dalam bisa menciptakan dampak bagi Satria Roh Suci sekalipun. Kerusakan yang diakibatkan oleh tenaga dalam tergantung seberapa besar tenaga dalam yang dimiliki oleh orang itu, dan seberapa kuat pula tubuh Satria Roh Suci.Meski memiliki kulit yang keras, tapi kekuatan kulit Satria Roh Suci atau pula Satria Suci pada umumnya juga memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda.Mungkin akan ditemukan kulit sekeras batu, atau mungkin kulit sekeras besi, bahkan kulit sekeras baja.Ini tergantung dari roh suci yang ada di tubuh mereka. Kekerasan kulit adalah kekuatan mutlak yang dimiliki oleh para satria, tapi tenaga dalam adalah alat selain dari belati pembantai roh suci yang mampu membuat Satria Roh Suci harus mewasp
Kelelawar Hitam tidak menduga jika dia mendapatkan luka yang cukup parah dari serangan Rawai Tingkis.Berkat kekuatannya, juga sedikit keberuntungan, Kelelawar Hitam berhasil menyelamatkan dirinya dari kerusakan fatal.Saat ini, hanya bahu kirinya yang terkoyak sangat parah. Darah mengalir hingga mencapai betisnya.Setiap kali dia membayangkan serangan Rawai Tingkis barusan, luka di pundak kirinya terasa semakin sakit dan perih.Ketika malam semakin larut, situasi di dalam Padepokan Surya terdengar penuh dengan sorak gembira.Dari luar Jaka Rakap mendengar teriak yang ‘Kebangkitan Manusia Murni, kebangkitan raja dari segala raja.’Hal ini membuat Jaka Rakap tersenyum pahit, pasalnya untuk melahirkan 9 manusia murni, hampir 20 orang anggota Padepokan Surya mati saat berjaga.Yang lebih memprihatinkan saat ini, Rawai Tingkis dalam keadaan kritis. Jaka Rakap membuat api unggun saat ini, karena tubuh Rawai Tingkis begitu dingin.“Adakah yang memiliki keahlian dibidang medis?” tanya Jaka R
Walaupun pengorbanan Rawai Tingkis begitu besar, tapi masih ada beberapa orang yang tidak menghargai pemuda tersebut. Bahkan, dari 9 orang anggota Manusia Murni, 3 diantaranya merasa terlalu berlebihan jika mengkhawatirkan Rawai Tingkis.“Harusnya ini adalah waktu bagi kita untuk saling berkenalan satu sama lain, kenapa banyak orang terlalu menganggap pemuda itu penting?”“Kau benar, setelah Manusia Murni terbentuk, kekuatan pemuda itu akan terlupakan.”“Jika dia hidup, aku penasaran seberapa tangguh dirinya, aku ingin melawannya.”3 orang itu merasa bahwa kekuatan mereka kini jauh lebih tinggi dibandingkan Rawai Tingkis.Kehilangan Rawai Tingkis tidak akan membuat Padepokan Surya kehilangan kekuatannya.Di sisi lain, Ki Langit Hitam mendengar perkataan tiga orang pria itu. Dia kemudian menghela nafas panjang, seraya menggelengkan kepalanya.Setelah dibawa ke ruang medis, Rinjani segera menggunakan kemampuannya untuk menyelamatkan hidup Rawai Tingkis.Dia meminta beberapa tabib untuk
Beberapa hari setelahnya, kondisi Rawai Tingkis semakin membaik. Dia sudah bisa menghabisakan lima ekor ayam panggang sendirian, hanya saja Putri Intan Kumala masih melarang dirinya untuk bergerak terlalu bebas. Ah, meskipun sebenarnya ucapan Putri Intan Kumala tidak pernah diindahkan oleh Rawai Tingkis.Rawai Tingkis sering kali mendengar kesombongan beberapa orang dari 9 manusia murni, membuat Rawai Tingkis tersenyum.Hanya karena mereka berdiri di atas pohon kelapa seraya telah menyentuh langit. Rawai Tingkis tidak ingin meladeni orang seperti mereka.Lagipula tidak ada gunanya, tidak ada untungnya sama sekali.Namun sering kali, Ki Langit Hitam yang mendengar ucapan 3 Manusia Murni itu merasa jengkel dan kesal. Sayangnya, dia tidak bisa melakukan banyak hal saat ini, khawatir jika hal ini malah akan menimbulkan kekacuan di antara Manusia Murni yang susah payah dilahirkan.Lain harinya, Ki Langit Hitam meminta agar Rawai Tingkis tidak tersinggung dengan ucapan 3 orang itu.“Kenapa
Ki Langit Hitam menyerahkan sebuah surat kepada Ki Sundur Langit. Isinya adalah permintaan maaf dari Putri Intan Kumala, mewakili tiga temannya yang lain.“Cucumu sedang mengejar cinta sejatinya …” Ki Sundur Langit lantas tertawa terbahak-bahak, menyerahkan kembali surat itu kepada Ki Langit Hitam. “Rawai Tingkis memiliki kharismatik dan aura yang memikat, dia bisa jatuh ke pelukan gadis lain …hahaha.”“Tua Bangka sialan, bukan itu maksudku …”“Bukan itu, lantas apa lagi? Karena mereka adalah bagian dari 9 Manusia Murni? Meski demikian, mereka memiliki pikiran dan jalannya masing-masing, kita memang tidak bisa menahan mereka! Kau tidak perlu takut, Putri Intan Kumala memiliki teman-teman yang kuat, mereka pasti akan aman!”Rupanya berbicara dengan Ki Sundur Langit membuat pikiran Ki Langit Hitam menjadi tercerahkan.Sebagai seorang Kakek, dia pasti mengkhawatirkan Putri Intan Kumala, cucu satu-satunya yang menjadi pewaris sah kerajaan mereka.Namun, di sisi lain, saat ini Putri Intan
Rawai Tingkis membuang semua harta rampasan ke dalam jurang. Dia lalu menepuk tangannya, “ah, sekarang aku akan pergi …terima kasih atas makannya…” ketika pemuda itu hendak melangkahkan kaki, dia berbalik, “satu lagi, ngomong-ngomong jika aku melewati jembatan ini, aku akan tiba di mana?”“Kau akan tiba di Negri Bulan Merah …” salah satu dari perampok itu menjawab dengan gagap, apa lagi setelah setengah dari pakaian mereka sengaja dilucuti oloh Rawai Tingkis.“Negri Bulan Merah ya?” Rawai Tingkis menyipitkan mata, sebelum kemudian mulai melangkahkan kakinya.Di atas jembatan dia masih memikirkan ucapan para bandit barusan.Namun …“Hoi pemuda kurang ajar, ini adalah pembalasan dari kami!”Rawai Tingkis cepat-cepat menoleh ke belakang, tapi wajahnya seketika menjadi tegang saat melihat kelompok bandit itu mengayunkan parang pada tali tambang yang mengikat jembatan. Senyum jahat mereka tersungging lebar saat ini, tapi Rawai Tingkis mendadak panik.“Tu …tu…tunggu dulu, kita bicarakan bai