Beranda / Romansa / Satelliciocis Satellite / ⁵⁷ | Ketenangan Sebelum Guntur Datang

Share

⁵⁷ | Ketenangan Sebelum Guntur Datang

Penulis: vegetarionn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dua surat lainnya menunjukkan tulisan tangan dan rangkaian kata dari seorang penyair berbeda aliran. Ian adalah salah satu pengirim surat itu dan pesan yang ia sampaikan tak begitu panjang. Hanya perihal keadaannya, panjat syukur, dan perkembangan sepatu pesanan Louis yang hampir selesai. Saat itu Louis berpikir ini akan menjadi bencana apabila ia tak mampu membayar setiap pasang sepatu Ian, dan tak mungkin juga ayahnya yang melunasi itu semua. Louis berpikir akan menulis surat pribadi kepada Anthony dan meminta bantuannya. Berharap ia bersedia.

Satu lainnya sudah jelas datang dari Emma. Louis memang sudah membalas suratnya, begitu pula milik Ian, tapi surat Emma lah yang kata-katanya selalu ia tatap setiap pagi layaknya koran yang menyajikan berita epik setiap harinya. Ia bahkan hampir lupa jika pagi ini akan ada pelatihan di luar barak yang sangat melelahkan. Ia memulai pelatihan dengan mengenakan atribut lengkap sebelum masuk ke dalam formasi.

Udara pagi menggembirakan milik Devon
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Satelliciocis Satellite   ⁵⁸ | Nottingham Forest vs Derby County

    Jauh sebelum surya menyapa dan sinarnya menyentuh tanah Wyverns, para prajurit telah mengangkat sepasang kaki mereka dari sana untuk berkendara sebelum fajar. Dua mobil kesatuan telah dipenuhi para prajurit sedangkan jalanan yang mereka lalui, sudah tak dikenali. Beberapa tanda yang berdiri di pinggiran jalan bahkan tak lagi mereka perhatikan tulisannya. Lebih dari separuh orang dalam pasukan menguap. Meski demikian, tujuan sudah dekat dan mereka harus tetap terjaga.Sebuah tanda bertuliskan Derbyshire baru saja mereka lewati. Dengan demikian senyuman bisa mulai dikembangkan karena pesta massa akan segera menyambut mereka. Kedengarannya terlalu berlebihan apabila dikatakan sepagi ini—bahkan ketika surya baru saja mengintip dari cakrawala—tetapi antisipasi perlu karena dua kota menjadi taruhannya.Satu persatu prajurit Wyverns turun dari mobil kesatuan mereka untuk menuju markas lainnya di Derby. Dengan bimbingan seseorang yang tak dipanggil Komandan Armitage, mereka menuju lorong untu

  • Satelliciocis Satellite   ⁵⁹ | Wyverns Barracks di Malam Hari

    Mereka telah menyaksikan datangnya musim semi di Wyverns dan bagaimana waktu bergulir secepar pasir di dalam sangkarnya. Angin kini menerbangkan semua rasa sakit yang sempat tinggal dan air menenggelamkan diri lama mereka. Mereka ingat bagaimana musim dingin tahun-tahun sebelumnya didedikasikan untuk orang-orang tercinta dan kali ini tampak berbeda. Hembusan terakhir yang mengeluarkan uap dan bergulat dengan hawa dingin musim ini, telah menggeser waktu lainnya sehingga musim baru menyambut. Musim di mana kehidupan tak akan sama lagi sedangkan kedewasaan dan ketangguhan merengkuh mereka kuat.Meskipun demikian, kedewasaan dan ketangguhan tak bisa menyingkirkan rasa sakit di pergelangan kaki Louis. Setidaknya, keduanya adalah sosok lainnya yang menatapnya tumbuh.Seorang tenaga medis baru saja menekan pergelengan kaki kanan Louis sedangkan pria itu menutup kedua tirai jendelanya sehingga penghilatan pun menjadi gelap sesaat. "Apakah itu sakit?" tanya pria itu dan Louis terdiam sekilas s

  • Satelliciocis Satellite   ⁶⁰ | Kala Mendung Datang

    Semua pria disibukkan oleh pekerjaan mereka. Memindahkan beberapa karung berisi tanah atau pasir yang harus ditumpuk sebagai perlindungan. Tampaknya mereka terburu-buru mengingat seorang pria yang sama seperti dua tahunlalu—tapi dalam balutan seragam yang berbeda—belum memalingkan pandangan dari arloji di genggamannya. Sedangkan beberapa topi di kepala pria-pria itu terjatuh dan terpaksa harus diambil dalam kegentingan atau ditinggalkan demi ketaatan. Meski demikian, bukan berarti senyuman harus ditanggalkan. Buktinya, Fitzgerald tampak menikmati latihan hari ini. Mungkin karena dorongan beberapa pengumuman di minggu lampau.Ketika karung-karung itu sudah disusun dengan baik dan cukup tinggi untuk melindungi beberapa pria di baliknya, Lachance berkata, "Tunggu aba-aba. Jangan menyerang." Dengan begitu semua pria di bawah komandonya mengangguk dan mengeratkan genggaman senapan mereka. Pertarungan belum dimulai, tapi tampang mereka sudah senada dengan alam. Hanya ada satu jawaban di bal

  • Satelliciocis Satellite   ⁶¹ | Perginya Teman Perjalanan

    Semuanya terasa sunyi saat itu. Seolah waktu dihentikan dan tak seorang pun mendentangkan pita suara mereka untuk menyapa. Matahari yang hampir ditelan cakrawala pun, tampak masih bergantung di sana tak ingin segera menghilang—berharap ia tahu kebenaran dari kabar yang dilontarkan lidah Pete. Jikalau ada satu hal yang saat ini berdetak dalam sudut pandang Louis, maka itulah tangannya yang menggenggam gagang telepon.Suara Pete dapat Louis dengar kembali setelah kelumpuhan indranya untuk sesaat. Isakannya terdengar nyata bukan drama. Namun, Louis tak ingin memercayai itu dan tangan yang bebas dari gagang telepon mulai terkepal kencang."Katakan ini tak nyata, Pete," ucap Louis berusaha menampar berita yang tak ingin didengarnya tapi Pete segera menghentikan isakannya dan menjawab, "Apa aku terdengar berbohong atau memainkan sebuah drama, Louie?!" Ia bahkan tenggelam dalam emosi yang begitu dalam sehingga minornya agak membentak.Sepasang manik biru Louis berlinang seketika meskipun tak

  • Satelliciocis Satellite   ⁶² | Maximilian Tanpa Millepied

    Pagi itu, ketika kedai milik keluarga Kennedy belum membuka tirainya, seseorang dalam balutan mantel yang sedikit kotor mengetuk pintu kediaman mereka. Tak ada jawaban pada ketukan pertama sedangkan pria ini telah kehabisan kesabarannya. Ia mengetuk pintu itu sekali lagi. Namun, tak seorang pun meresponnya. Ia hampir mengetuk pintu itu untuk yang ketiga kalinya, beruntung, sebelum itu terjadi, seseorang telah menarik knop pintunya sehingga ia bisa menatap tamu pagi harinya."Apakah Pete ada di rumah?" tanyanya tapi seorang gadis di hadapannya masih terdiam—agak terkejut. "Sybil?" panggilnya dan gadis itu pun menggelengkan kepala sekilas."Ah y-ya. P-Pete ada di d-dalam. Mas-suklah, Lou-Louie." Namun, Louis menggeleng. Bahkan ketika Sybil melebarkan pintunya agar ia bisa melenggang. "Aku tunggu di sini saja. Tolong panggilkan dia." Gadis itu mengangguk. Tanpa menutup pintu, ia menghilang dari pandangan Louis.Tak berselang lama setelah kepergian Sybil, sepasang mata Louis dikejutkan Pe

  • Satelliciocis Satellite   ⁶³ | Tentang Kematian

    Dedaunan di dekat jendela yang terbuka mulai bergoyang sedangkan angin mengambil alih ketenangan yang sepasang sahabat ciptakan. Kacamata baca Nyonya Bache agak melorot ketika membalik halaman baca pada bukunya. Pete kembali mengurangi isi cangkirnya sebelum berkata, "Kau mau menelepon Emma, Lou?" Kepala Louis yang tertunduk, terangkat seketika sehingga dua pasang mata itu bertemu. "Kau mau menelepon Emma?"Untuk seperkian detik, Louis terdiam. Detik selanjutnya ia mengangguk ragu seraya menjawab, "Y-ya. Tentu." Kemudian bangkit dari kursinya menuju meja Nyonya Bache yang tak jauh dari sana.Nyonya Bache melirik keberadaan Louis dari balik kacamata bacanya yang agak berdebu. Ia bangkit kemudian setelah menutup bukunya. Bunyi debam yang dihasilkan dari tabrakan sekian halaman buku menyemburkan debu-debu yang terselip di dalamnya."Anda keberatan jika saya pinjam teleponnya?" Nyonya Bache menggeleng seketika. Telunjuk ringkihnya baru saja menyentil ujung kelopak matanya setelah keduanya

  • Satelliciocis Satellite   ⁶⁴ | Benteng Diri

    Ketiga pasang bola mata mereka masih membulat. Terlebih ketika pria itu tak menampakkan seutas keramahan pun seperti biasanya. Mereka tahu, salah satu dari ketiganya akan dalam masalah dan Louis sempat berbisik, "Apa kau mengatakannya?" Namun, Emma menggeleng.Sialnya pria itu mendengar bisikan Louis sehingga ia menjawab, "Tak seorang pun mengatakan kau di sini. Pulang denganku sekarang." Nada bicaranya bahkan tak terdengar ramah. Kepribadian pria ini seolah diambil alih dirinya yang lain."Tapi, Pap. Aku harus mengantar Emma," jawab Louis tapi Richard tak peduli dengan itu. "Aku yakin Tuan Kennedy tak keberatan mengantar Nona Harrel ke sekolah, bukan begitu?"Pete yang sejak tadi terdiam seketika menjawab, "T-tentu, Tuan Wistletone. Saya tak keberatan mengantar Nona Harrel."Richard mengangguk sekilas. "Terima kasih, Tuan Kennedy," ucapnya sehingga Pete membalas sama-sama. Berikutnya, ia dengan tegas berkata, "Masuk ke dalam mobil sekarang, Louis."Louis mengangguk ragu lalu ia memel

  • Satelliciocis Satellite   ⁶⁵ | Pusaka Aliansi

    Louis melewatkan makan malam dan memutuskan untuk menghadiri makan malamnya sendiri di kamar. Menu makan malamnya ditinggalkan di depan pintu kamarnya. Maka, setelah hidangannya habis, di sana pula ia meletakkannya.Sementara Louis mengubur keberadaannya malam itu, Anthony kembali dari sekolah begitu pula Virginia yang telah selesai bergelut dengan kuliahnya. Di meja makan, mereka meresume kejadian siang tadi di jalan setapak kediaman Wistletone. Anthony berulang kali menahan tawanya ketika Virginia merasa khawatir dan berpikir harus bicara dengan Louis. Otak Celestine masih memutar kejadian siang tadi ketika Louis membentaknya sedangkan Richard sudah tak tampak kesetanan. Dirinya yang murni telah kembali dan ia menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi siang tadi.Sungguh, Louis tak keberatan dengan semua tanggapan keluarganya mengenai kejadian siang tadi. Namun, ada satu hal yang membuatnya tak kunjung meninggalkan kamar. Itulah perencanaan permintaan maaf kepada Richard yang belum

Bab terbaru

  • Satelliciocis Satellite   Pete Kennedy

    Dua bulan semenjak pertemuannya dengan Dan Nordstrom, dia masih belum menemukan jawaban. Sebuah kotak—sama persis dengan milik Louis Wistletone ketika ia masih menjadi kepala sekolah di sana—berdiri di sudut meja yang sama. Kebenaran dan kebohongan ada di dalamnya. Apabila Pete mencoba memilih mana yang harus dikatakan lebih dulu, ia tak tahu. Keduanya harus dikatakan bersamaan. Sehingga sore ini ia memilih untuk pulang, kendati tinggal di asrama Wistletone’s School seperti beberapa hari sebelumnya.Jikalau kotak itu milik Louis yang diwariskan untuknya, maka ia memiliki benda untuk diwariskan pula nantinya; sebuah jurnal. Mungkin terdengar tak menyenangkan, tapi sama seperti kotak Louis dengan rahasia di dalamnya, ia juga memiliki beberapa di dalam jurnal itu. Yang Pete butuhkan hanyalah seseorang untuk dipercaya menjaga rahasia dalam jurnal dia.Ia baru saja menuruni beberapa anak tangga ketika kotak itu nyaris lolos dari dekapannya sebab sepasang anak laki-laki berumur 14 tahunan b

  • Satelliciocis Satellite   Blighty Boys

    The Teahouse tampak berbeda di abad kedua puluh satu. Tidak, bukan karena pelayannya telah digantikan robot semenjak Nyonya Bache pergi. Tidak juga karena interior antiknya berubah mengusung gaya Inggris modern. Mereka tetap serupa, tapi di bawah naungan atmosfer yang berbeda. Bahkan tempat ini sekarang menyajikan kopi semenjak kebudayaan mengonsumsi kopi tak lagi asing di lidah masyarakat Inggris. Tempat ini pun memiliki tambahan & Cafè setelah kata Teahouse dan mereka menghapus awalan The. Meskipun demikian, pria dengan koper persegi panjang di lantai tak pernah mengubah selera tehnya meski kopi mulai menjajaki daftar terfavorit.Pria itu kini memandang beberapa lembar kertas di dalam sebuah stopmap selagi menanti teh pesanannya tiba untuk dicicipi. Ketika ia selesai menumpuk rapi semua kertas dan memasukkannya kembali ke dalam koper, sebuah jurnal dari dalam sana mengganti posisi si stopmap. Tangan menarikan pena itu untuk menulis 28 April 2010. Tak ada perubahan. Masih aku. Masih

  • Satelliciocis Satellite   Sir Louis Cornelius Wistletone

    Ketika halaman Wistletone's School tampak senyap sebab semua orang disibukkan dengan pembelajaran, sepasang anak laki-laki justru mengendap-endap menuju sisi lain lapangan utama Wistletone's untuk sebuah aksi. Salah satu dari mereka tampak ketakutan dan hampir mengurungkan aksi yang terencana, tapi satunya lagi justru tampak bersemangat dan berkata, "Jangan khawatir, Alexis. Ini akan menyenangkan! Aku berani jamin!" Ia pun mendorong diri lebih jauh menuju objek incarannya."Tapi kita bisa terlibat masalah, Knox! Aku tak ingin dimarahi ayah lagi."Teman sebayanya pun segera melambaikan tangan di udara. "Jangan pedulikan. Ikuti saja perintahku untuk lari setelah ini, maka kau akan selamat dari kejaran bapa."Meski Alexis tampak ingin melontarkan patah kata lainnya, si anak bernama Knox sudah dulu memegangi sebuah tali yang cukup tebal.Kini, Alexis pun terpaksa menggenggam tali itu dan keduanya menghitung dengan cekikikan—atau justru hanya Knox yang tampak bersemangat. "Satu, dua, tiga!

  • Satelliciocis Satellite   Epilog

    Semalam, awan menangis hebat untuk alasan yang tak pasti. Sehingga pagi ini, dedaunan masih berkeringat dingin menanti sang surya membasuh peluh itu. Atmosfer pun mendingin meski sinar surya berhasil menembus kumpulan awan tipis yang menjulurkan leher mereka untuk mengintip kehidupan di Newcastle pada awal musim gugur, tepatnya pada tanggal sembilan september seribu sembilan ratus delapah puluh sembilan.Seorang pria yang telah mengenakan kemeja dengan balutan vest pun masih berdiri di hadapan kaca selagi gigi saling bergulat menghancurkan secuil roti di dalam mulut. Ia menarik sebuah sisir dari tempatnya untuk merapikan tatanan rambut yang sudah sempurna. Bahkan pagi ini, ia baru saja membersihkan kumis dan berewok seolah sungguh bersiap untuk sebuah pertemuan istimewa.Begitu suara ketukan pintu terdengar, ia segera meletakkan sisirnya dan meneguk habis teh dalam cangkir. Ditariklah gagang pintu itu menampakkan seorang pria dengan sebuket bunga besar yang tampak segar. Ia pun puas m

  • Satelliciocis Satellite   ¹⁰⁰ | Para Eternitarian

    Sang surya terus didorong rotasi bumi menuju cakrawala yang masih jauh di seberang sana. Sementara itu, Ruenna sendiri baru saja melambaikan tangan setelah mengucapkan terima kasih sehingga Anthony bisa melanjutkan perjalanannya menuju Grainger Town yang diramaikan beberapa pelayat pula untuk jamuan.Puluhan topik melilit percakapan antara dua orang bahkan lebih ketika Louis mendorong diri mengisi salah satu ruang di ruang tamunya. Beberapa hidangan pun tampak mulai dicicipi lidah-lidah para pelayat yang sempat menunjukkan simpati mereka kepada Louis. Pria itu hanya mengangguk, tapi tak tertarik untuk melibatkan diri pada topik yang mereka tawarkan. Sebagai gantinya, ia mencoba menemukan Sylvia yang masih bersama Virginia di perpustakaan sejak ia menuju Jesmond.Ia menyadari bahwa Judith Hope baru saja mendorong diri meninggalkan perpustakaan dengan nampan di tangan. Ketika ia mencoba mengacuhkan wanita itu, ia justru mengelus bahu Louis sekilas selagi netra mencoba memberikan kekuata

  • Satelliciocis Satellite   ⁹⁹ | Tak Ada yang Bisa Menggantikanmu

    Ketika para pelayat mulai berdatangan dan ibadah penghiburan terlalui sudah, peti Emma kembali mengisi ruang di perut ambulan menuju tempat di mana jutaan kisah tinggal. Kali ini Louis ada di sisinya tanpa Sylvia yang kemungkinan berada di bawah asuhan Virginia. Sementara seberhenti ambulan itu tepat di hadapan gerbang berkarat setinggi perut milik pemakaman Jesmond, beberapa orang sudah mendahului Louis mengisi ruang di beberapa sisi lubang galian untuk peti Emma.Pintu ambulan yang terbuka membuat Richard bertatapan dengan emosi Louis yang baru saja menetes tanpa disadari. Pria itu pun menarik napas perlahan sebelum melarikan tangan untuk menggenggam tangan putranya. ❝Whose heart plowing an ungainly perpetually, will never find an undaunted space.❞Namun, ucapan itu membuat Louis menggelengkan kepala sehingga tetesan emosi lainnya luruh sudah. "Jangan memberiku nasihat yang tak bisa dipraktikan, Pap. Aku sudah menyinggung soal kehidupan kita yang berbeda. Semua ini tak akan mudah un

  • Satelliciocis Satellite   ⁹⁸ | Kisah Ini Belanjut tapi Bagian Kita Berakhir Di sini

    Ketika rembulan belum bersedia ditelan cakrawala, tak ada satu hal pun yang mampu menyelamatkannya dari duka. Bahkan memori kebohongan semalam pun sempat terganti begitu beberapa orang melenggang masuk ke dalam kamarnya hanya untuk membawa Emma pergi dari belenggu kehidupan yang ingin ditinggalkan.Orang-orang dari rumah sakit segera mengevakuasi tubuh tak tersentuh kehidupan itu beberapa jam setelah semua sandiwara Louis terlaksana. Hal itu pula yang menyebabkan beberapa orang dari rumah sakit tak menyimpan banyak tanda tanya di kepala begitu melihat wajah Colin Marlowe.Tampaknya skenario kebohongan Louis yang terencana disetujui oleh Tuhan seolah Tuhan pun ingin menyelamatkan nasib Louis kali ini yang terikat nama keluarga dan latar belakang Sylvia—Joan Creveld. Namun, semua skenario yang telah ditulis tak sama sekali membantu Louis menerima takdir ketika kakinya menginjak lantai rumah sakit untuk menyaksikan betapa kering tubuh Emma seperti harapan si wanita. Ia merasa bersalah se

  • Satelliciocis Satellite   ⁹⁷ | Pergi Tanpa Kehormatan

    Sepasang iris Louis berdetak menyaksikan seseorang tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia pun mendorong kaki itu cepat menuju seorang wanita yang terbaring lemah di atas ubin yang sangat terawat. Begitu si wanita sudah dalam jangkauan, diangkatlah kepala itu mencoba membawanya kembali ke kehidupan. Tubuh pun sempat diguncang berkali-kali sementara jantung Louis sudah diramaikan ketakutan."Emma!" pekiknya cukup keras selagi tangan menampar pelan pipinya. Namun, wanita itu tak membuka netra. Tubuhnya pun tampak tak bergerak sama sekali. Meski itu gerakan alamiah untuk menunjukkan bekerjanya pernapasan pun, hal itu tak mampu Louis lihat. Sementara sepanjang pipi hingga dagu menampakkan jejak tangisan yang kentara sekali belum sempat dihapus.Ketika Louis mendorong telunjuk mencoba menemukan deru napas meluncur dari lubang hidungnya, hal itu tak dapat dirasakan. Digeletakkan lagi wanita itu di atas ubin, denyut nadi maupun jantung tak lagi bergejolak seolah tubuh itu sudah kehilangan segala

  • Satelliciocis Satellite   ⁹⁶ | Dia Pergi untuk Kembali, Bukan?

    Beberapa momen tercipta sangatlah serupa dengan ekspetasi. Beberapa lagi tercipta lebih baik dari garis rata-rata ekspetasi. Namun, kali ini, momen tak begitu menyenangkan kembali menghampiri akibat waktu yang selalu merespons layaknya gazelle di balik semak-semak. Mereka berlarian begitu cepat untuk mengubah jam menjadi hari. Akibat ulah si waktu yang kelewat cepat untuk sebuah hal fana, sepasang kekasih yang telah mencicipi berbagai rasa kehidupan kembali disaksikan stasiun serupa.Mungkin beberapa hal tampak sama di netra Louis. Namun, selalu ada hal berbeda yang disuguhkan untuknya setiap kali kata perpisahan mengantarkan ke area stasiun bersama setelan jasnya. Bibir masih terkatup ketika tangan itu bertengger di sisi wajah Emma sementara Sylvia ada di gendongan Alma. Gigi gerahamnya bertemu menciptakan bunyi ting yang sangatlah pelan guna menghapus keraguan."Aku tak akan pergi untuk selamanya. Jangan berikan aku kejutan, Emma. Ketika aku pulang, tak ada lagi kesengsaraan yang ka

DMCA.com Protection Status