Sebelumnya, orang-orang yang ada di Central Oasis Galleria memang berharap agar Henry James datang menyusul Lily. Mereka tak sabar untuk memperlakukan Henry sebagaimana mereka memperlakukan Lily. Namun, betapa terkejutnya mereka setelah mengetahui jika saat itu ternyata nyali mereka ciut di hadapan sosok yang hendak mereka rendahkan.Pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Henry benar-benar membuat bulu kuduk mereka berdiri. Dari nada suaranya, semua orang kini menyadari jika Henry merupakan sosok yang tak semestinya disinggung.Karena tak ada yang menjawab pertanyaanya, Henry membalikkan badan lalu melirik ke arah walikota Sean Kingston.“Bisakah aku meminta tolong kepadamu, Sean?” tanya Henry. Tentu saja permintaan Henry terkesan sangat tidak sopan sebagaimana Sean Kingston adalah orang yang wajib dihormati sebab jabatannya yang tinggi.Namun, lagi-lagi mereka terheran-heran sebab walikota Sean tampak tunduk dan hormat kepada seorang Henry James.“Saya menunggu perintah anda, Tua
Kaki Henry bergerak mundur teratur. Instingnya mengatakan jika akan lebih baik Lily tak mengetahui bahwa dia mendengar percakapan Lily dengan Catherine Wilson. Setelah berjalan mundur beberapa langkah, Henry kini telah berada di luar toilet.Dengan sengaja, Henry lantas memanggil Lily sedikit berteriak.“Apakah kau ada di dalam, Sayang?” teriak Henry dari luar area toilet perempuan.“Henry!”Terdengar, Lily memekik gembira, ia menghambur keluar dari dalam toilet lalu memeluk tubuh Henry yang telah berdiri di depannya.Saat itu, Henry merasakan sensasi dingin dari pakaian Lily yang basah. Ia menundukkan kepala seraya membuat gerakan merenggangkan pelukan Lily. Karena tahu apa yang akan Henry lakukan, Lily segera mendekap tubuh suaminya lagi.“Jangan melihat wajahku, aku sedang sangat jelek sekarang. Aku malu memperlihatkan wajah jelekku padamu,” ucap Lily seraya mendorong kepalanya ke dada Henry dengan manja.“Kau tahu aku tidak mungkin percaya pada ucapanmu itu kan, Sayang?” tanya Hen
Meski semua orang telah mendukungnya, Lily masih menampakkan ekspresi sedih dan gelisah. Henry jelas mengetahui penyebabnya.“Tenang, jika kau takut Celine akan membalas dengan lebih buruk, aku bisa mengantisipasinya, Sayang,” bisik Henry di telinga Lily, membuat perempuan itu seketika menarik napas lega.“Yang terpenting saat ini adalah, lukamu harus segera mendapat pengobatan.”Lily mengangguk.“Dan juga, aku akan mengurus izinmu di Emerald Group. Aku akan menghubungi Jinny Baker.”Saat itu Lily menoleh ke arah Henry seketika. Jinny Baker adalah pemimpin tertinggi di Emerald Group. Hanya segelintir orang di kota Eastland yang bisa dan yang boleh menghubungi nomor pribadi gadis brillian tersebut.“Sayang, apa identitasmu yang sesungguhnya?” tanya Lily tak bisa membendung rasa penasaran di kepalanya.Henry menggaruk kepala dan tersenyum tipis. “Entahlah, aku juga masih mencari tahu. Tetapi firasatku mengatakan jika identitasku pasti berhubungan dengan suku Kaldoria.”Lily terdiam. Saa
Lily pingsan setelah ia menampar Henry berkali-kali. Beruntung, saat itu mereka telah tiba di rumah sakit dan Lily segera dimasukkan ke ruang instalasi gawat darurat.Satu jam setelah mendapat perawatan pertama, Henry mengurus perpindahan Lily ke kamar VVIP. Tak sulit baginya untuk meminta fasilitas tersebut mengingat dia saat ini memiliki kekayaan yang berlimpah.Begitu Lily telah terbaring di kamar VVIP, Henry duduk di sampingnya dan mengelus-elus rambut Lily. Melihat Lily terbaring lemah, dengan luka-luka lebam di wajahnya, Henry kembali teringat akan tindakan busuk yang dilakukan oleh Catherine Wilson dan Celine Wilson.Saat Henry sedang memikirkan cara untuk menghukum keluarga Wilson, ia dikejutkan dengan suara langkah kaki di belakangnya.“Permisi,” ucap seorang dokter yang kini telah memasuki ruangan Lily.Henry menoleh ke belakang, saat ia melihat ada dokter senior memasuki ruangannya, ia lantas berdiri. Henry mempersilakan sang dokter untuk memeriksa Lily. Namun, dokter terse
Malam itu juga, Louis White pergi ke rumah Catherine Wilson untuk menyampaikan sesuatu. Sesuai dengan prediksi Louis, kedatangannya disambut dengan sangat hangat oleh keluarga Wilson.“Sudah lama sekali anda tidak menghibahkan dana ke perusahaan kami, apakah kedatangan anda kali ini adalah untuk memberi kami suntikan dana?” tanya Catherine begitu mereka telah saling duduk di ruang tamu.Louis White mengangguk ramah. “Aku memang berencana memberikan dana yang lebih besar lagi ke Wilson Family Group, dalam bentuk investasi, tetapi ada sedikit hal yang menggangguku,” ucap Louis White berhati-hati.Jacob mengernyitkan kening lalu bertanya, “Ada hal yang mengganggu? Apa persisnya, Tuan White?”Louis White membuka ponselnya lalu menunjukkan video viral yang diunggah oleh seorang karyawan dari Royal Champillon Hotel bernama Mia Martinez. Video tersebut viral karena berisi tentang dukungannya terhadap Lily Wilson dan Henry James sekaligus mengutuk keluarga Wilson yang telah memfitnah Henry.‘
Pagi hari berikutnya, Henry menyapa Lily yang baru bangun tidur. Saat itu, Lily merintih kesakitan karena luka-luka di wajahnya sedang diobati oleh perawat.Henry menghampiri Lily dari sisi yang lain, berseberangan dengan perawat yang menangani lukanya.Dengan menampakkan senyum hangat, Henry mencoba menghibur istrinya. “Hari kedua umumnya luka-luka lebam seperti itu akan semakin terasa sakit, bersabarlah sedikit, setelah sarapan pagi perawat akan memberimu obat penghilang rasa sakit,” ucap Henry kepada Lily.Lily mengangguk tetapi masih merintih kesakitan. Sesaat berikutnya, ia tampak celingukan mencari sesuatu. Tahu apa yang Lily cari, Henry tersenyum lagi lantas menggelengkan kepalanya. “Kau tak akan menemukan ponselmu untuk saat ini. Aku menyerahkannya kepada temanku, mungkin terjadi sedikit kerusakan karena terkena air. Jika kamu mengkhawatirkan kewajibanmu di Emerald Group, aku sudah membereskannya.”Saat mendengar itu semua, Lily menghela napas dalam, merasa lega meski sebenarn
Sementara Lily membaca satu demi satu surat yang ia terima, Henry yang tengah merokok di balkon sesekali tampak menoleh ke belakang dan melirik ke arah Lily. Sesuai dugaan Henry, istrinya saat ini sedang menangis karena terharu.Pemandangan seperti itu terlihat indah di mata Henry mengingat sepanjang hidupnya, Lily lebih banyak menangis karena bersedih daripada menangis karena terharu dalam kebahagiaan.‘Berani-beraninya keluarga Wilson ingin memisahkanku dengan malaikat semanis dia,’ batin Henry seraya tersenyum melambaikan tangannya ke arah Lily. Saat itu, secara tak sengaja, Henry dan Lily sama-sama saling menoleh dan menatap satu sama lain, itu membuat keduanya refleks tersenyum.Di saat yang sama, pintu ruangan Lily diketuk dan terdengar seorang perawat meminta izin untuk membawakan sarapan pagi.“Masuklah,” balas Lily.Lily meletakkan tumpukan kartu ucapan ke atas meja, meski sudah membaca pesan-pesan itu, rasa hangat di hatinya membuat Lily ingin membaca surat-surat itu lagi. T
Siang itu, di dalam perjalanan menuju ke Skyline Summit Press Center, satu-satunya hal yang ada di pikiran Catherine Wilson adalah menghayalkan apa saja hal yang akan ia lakukan setelah mendapat lima juta dollar dari Louis White.Meski Louis menyebut jika bantuan dana yang ia berikan adalah investasi dan bukan hibah seperti sebelumnya, Catherine tak akan memedulikan hal itu. Asal ia menerima uang, baginya, ia memiliki hak penuh untuk menghambur-hamburkannya.Melihat Catherine menyeringai lebar sepanjang perjalanan, Jacob menepuk paha istrinya lalu mengerjapkan mata, “Catherine, jaga sikapmu!” ucap Jacob dengan ekspresi serius seperti mengancam.“Uhm…” Catherine tergeragap, ia lalu menarik napas berkali-kali, kepalanya mendongak ke atas lalu setelah tak terjadi apa-apa, tangannya meninju pahanya sendiri. “Sial! Dalam suasana gembira seperti ini, akan sulit bagiku untuk pura-pura menangis, bagaimana ini, Sayang?”Jacob melotot. “Aku tak mau tahu, yang jelas, air matamu harus keluar dan