Roggie tersenyum miring dan membalas ocehan Henry. "Justru karena orang dengan kapasitas sepertiku saja membutuhkan effort luar biasa untuk membeli rumah di sini, bisa dipastikan orang sepertimu tidak akan mampu membeli apa pun dari Seven Star Real Estate. Bahkan jika kau sudah berhemat seumur hidup sekalipun."Pada akhirnya, keributan yang terjadi antara Henry dan Roggie terdengar sampai ke dalam gedung Seven Star real estate dan menarik perhatian beberapa orang.Seorang pria muda dengan stelan rapi keluar karena terganggu dengan keributan itu, dia menemui keduanya. Saat melihat salah satu orang yang membuat keributan, dia terkejut. Dia lantas menyapa salah satu orang tersebut."Hei Roggie, kudengar kau sudah dipromosikan menjadi manager di perusahaanmu, huh? Ah, tak kusangka hari ini aku kedatangan calon pelanggan potensial!"Dia adalah Derry, salah satu sales muda di Seven Star real estate, dia memiliki hubungan yang cukup baik dengan Roggie Jackson.Mendengar ucapan Derry, Roggie
Kata-kata Henry membuat Roggie tertawa terbahak-bahak. "Membeli rumah termahal dari Seven Star Real Estate? Ha ha, sepertinya pria itu sudah gila!"Roggie tak mengerti mengapa seorang pria miskin seperti Henry lantas berpikir bahwa Henry mampu melakukan hal-hal di luar batasnya. ‘Apakah itu karena dia telah banyak dianiaya oleh keluarga Wilson sehingga Henry sekarang mengalami gejala kegilaan?’ batin Roggie membuat praduga.‘Atau, apakah Henry mengalami kecelakaan sebelum datang ke tempat ini?’Karena merasa tergeliti, Roggie pun bertanya pada sepupu iparnya, "Henry, sebelum kau datang ke tempat ini, apakah kepalamu sempat menghantam tiang listrik? Ha ha ha, bagaimana kau bisa sembrono mengatakan bahwa kau mampu membeli properti paling mahal, bahkan untuk harga properti termurah di sini, kau tak akan bisa membelinya bahkan jika dirimu telah menabung seumur hidup!"Sebelum Henry bisa menjawab penghinaan Roggie, Derry menyahut. "Hei, Anthony, apakah kau tahu mengapa karirmu lambat dan k
“Tuan Henry?” Anthony melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Henry sebab ia baru menyadari jika lawan bicaranya sama sekali tak memerhatikannya sejak tadi. “Tuan Henry, anda tidak mendengar penjelasan saya?”Henry yang sedikit tergeragap lantas menggaruk hidungnya yang tak gatal. Meski tak mendengarkan sepenuhnya ucapan Anthony, ia cukup mengerti jika yang ditawarkan Anthony barusan adalah rumah dengan spesifikasi yang tidak terlalu bagus. Sementara Henry ingin memberikan hadiah terbaik untuk ulang tahun Lily, maka rumah yang ia pilih haruslah yang terbaik.“Tuan Henry?” Anthony memanggil Henry lagi.Henry tersenyum canggung lalu menggeleng-gelengkan kepala. “Oh, maaf, aku mendengarkan penjelasanmu, sedikit. Tetapi yang jelas, aku tak berminat dengan rumah seharga $215,000 itu.”Orang-orang yang menyaksikan percakapan antara Henry dan Anthony lantas menggeleng perlahan. Rumah yang baru saja ditawarkan Anthony adalah salah satu rumah termurah di Seven Star Real Estate.‘Meski itu
Ketika Henry meminta Anthony untuk segera menyiapkan berkas, hampir semua orang yang mendengar kata-kata Henry merasa bahwa itu hanyalah omong kosong dari Henry. Sementara semua orang menganggap bahwa Henry hanya membual, Anthony tampak berusaha untuk menyembunyikan keraguan di wajahnya. Setidaknya, dia melakukannya atas nama profesionalisme dalam bekerja."Tuan Henry, apakah Anda benar-benar ingin membeli rumah ini?" tanya Anthony, menahan pikirannya yang dipenuhi keraguan.Bagaimanapun, itu adalah produk terbaik yang dimiliki oleh Star Seven Real Estate. Untuk membeli property semewah itu, umumnya seorang klien akan berpikir beberapa kali bukan karena harganya yang cukup mahal tetapi karena nilai pajaknya juga sangat mengerikan.Bagaimana bisa Henry lantas memutuskan untuk membeli item itu dalam waktu yang relative singkat. Anthony bahkan tak menjelaskan dengan serius tentang keunggulan rumah tersebut kepada Henry karena sejauh ini nyatanya memang tidak ada yang berniat untuk membel
Roggie melihat kerutan di wajah Derry dan itu membuat perasaannya sedikit gelisah. Dia tak sabar menunggu apa yang akan dikatakan oleh temannya tersebut. Tetapi dari ekspresi Derry, Roggie bisa memprediksi bahwa sebentar lagi ia akan mendengar kabar yang buruk. ‘Apakah harga rumah itu sudah naik lagi?’ batin Roggie khawatir. Menghela napas panjang, Derry kini beralih menatap ke arah Roggie, "Sial, padahal beberapa waktu lalu rumah ini masih tersedia, ternyata sekarang statusnya sudah terjual." Roggie menelan ludahnya yang pahit. Berdasarkan penjelasan Derry sebelumnya, itu adalah rumah terakhir dalam kelas termurah. Artinya, tak mungkin ada lagi rumah yang lebih murah dari yang itu. Melihat Roggie hanya terdiam, Derry mencoba membelokkan pilihan kliennya. "Aku punya saran bagus untukmu. Kupikir ini adalah pertanda dari Tuhan bahwa kau ditakdirkan untuk membeli rumah yang lebih baik dan lebih mahal! Kau baru saja mendapatkan posisi penting di perusahaanmu, kan? Anggap saja membeli r
Beberapa waktu sebelumnya, Dan Brown, manager Seven Star Real Estate memang telah menghubungi Derry terkait dengan klien yang ia anggap cukup potensial. Dan Brown tanpa ragu segera menghubungi Derry dan menganggap bahwa klien itu adalah klien Derry karena sejauh ini, hanya Derry seorang bisa mendatangkan klien potensial.Ketika sambungan telepon Dan Brown dengan Derry telah usai, Derry tampak berbinar-binar. Tentu saja itu dikarenakan Derry yakin bahwa yang dianggap spesial oleh Dan Brown adalah Roggie, tak ada yang lain lagi.Untuk mempertegas rasa gembiranya, Derry melirik meja Anthony dan Henry dan berkata, "Anthony, baru saja Tuan Brown meneleponku dan ia ingin bertemu dengan Roggie secara langsung. Tahukah kalian apa maksudnya? Klienku mendapat kehormatan dari Tuan Brown! Kuharap kalian tak akan cemburu ketika mendengar pujian Tuan Brown kepada kami berdua!"Roggie mengangguk dengan senang hati dan menampakkan ekspresi bangga, meskipun sebenarnya ia tidak benar-benar memahami me
Di perjalanan menuju ruangan yang disebutkan oleh Dan Brown, dia berkali-kali memuji Roggie karena masih muda, sukses, dan kaya. Mendengar pujian manajer tersebut, wajah Roggie memerah karena malu. Sementara itu, Derry tetap tersenyum melihat bagaimana manajernya memuji temannya. Dia merasa beruntung memiliki Roggie sebagai kliennya. "Beruntung sekali aku mendapatkan klien seperti Roggie. Kalau saja aku mendapatkan klien seperti Henry, aku mungkin hanya akan menanggung sial." Mereka bertiga lantas naik lift ke lantai atas gedung Seven Star Real Estate. Ruangan itu dihiasi dengan berbagai ornamen mewah dan bar mewah dengan berbagai jenis anggur mahal yang dipajang di rak. Ketika telah duduk bertiga, Dan Brown segera memuji Roggie. "Roggie, sungguh suatu kehormatan bisa bertemu dengan pria muda dan sukses sepertimu. Pilihanmu kali ini benar-benar tepat, aku mengapresiasi seleramu! Satu lagi, kami akan memberikan mobil gratis untuk pilihan brillianmu ini!" 'Terima kasih atas seleramu
Setelah berjalan beberapa saat, semua karyawan Seven Star dan beberapa klien akhirnya tiba di Restoran Blue Ocean - sebuah bangunan empat lantai yang terlihat megah dari luar, didominasi oleh warna biru laut dengan berbagai ornamen laut yang menghiasi banyak sudut di beberapa sisi.Derry tampak cengar-cengir lalu bergumam gembira. "Aku bersumpah akan memesan hidangan termahal di sini selagi Tuan Brown yang akan membayar semuanya! Ha ha!"Meskipun dia sudah beberapa kali berkunjung ke tempat itu sebelumnya, dia belum pernah punya nyali untuk memesan menu yang ia inginkan.Beberapa rekan kerja Derry juga mulai mengambil selfie untuk mengabadikan momen langka tersebut. Bisa masuk ke Restoran Blue Ocean memang luar biasa bagi seorang salesperson seperti mereka."Uhm." Henry tampak sedikit risih oleh perilaku norak beberapa orang dari rombongan Seven Star. Meskipun tujuan orang-orang adalah sebatas untuk mengabadikan moment langka, tetap saja itu tak sopan karena tindakan mereka terbukti m