Di perjalanan menuju ruangan yang disebutkan oleh Dan Brown, dia berkali-kali memuji Roggie karena masih muda, sukses, dan kaya. Mendengar pujian manajer tersebut, wajah Roggie memerah karena malu. Sementara itu, Derry tetap tersenyum melihat bagaimana manajernya memuji temannya. Dia merasa beruntung memiliki Roggie sebagai kliennya. "Beruntung sekali aku mendapatkan klien seperti Roggie. Kalau saja aku mendapatkan klien seperti Henry, aku mungkin hanya akan menanggung sial." Mereka bertiga lantas naik lift ke lantai atas gedung Seven Star Real Estate. Ruangan itu dihiasi dengan berbagai ornamen mewah dan bar mewah dengan berbagai jenis anggur mahal yang dipajang di rak. Ketika telah duduk bertiga, Dan Brown segera memuji Roggie. "Roggie, sungguh suatu kehormatan bisa bertemu dengan pria muda dan sukses sepertimu. Pilihanmu kali ini benar-benar tepat, aku mengapresiasi seleramu! Satu lagi, kami akan memberikan mobil gratis untuk pilihan brillianmu ini!" 'Terima kasih atas seleramu
Setelah berjalan beberapa saat, semua karyawan Seven Star dan beberapa klien akhirnya tiba di Restoran Blue Ocean - sebuah bangunan empat lantai yang terlihat megah dari luar, didominasi oleh warna biru laut dengan berbagai ornamen laut yang menghiasi banyak sudut di beberapa sisi.Derry tampak cengar-cengir lalu bergumam gembira. "Aku bersumpah akan memesan hidangan termahal di sini selagi Tuan Brown yang akan membayar semuanya! Ha ha!"Meskipun dia sudah beberapa kali berkunjung ke tempat itu sebelumnya, dia belum pernah punya nyali untuk memesan menu yang ia inginkan.Beberapa rekan kerja Derry juga mulai mengambil selfie untuk mengabadikan momen langka tersebut. Bisa masuk ke Restoran Blue Ocean memang luar biasa bagi seorang salesperson seperti mereka."Uhm." Henry tampak sedikit risih oleh perilaku norak beberapa orang dari rombongan Seven Star. Meskipun tujuan orang-orang adalah sebatas untuk mengabadikan moment langka, tetap saja itu tak sopan karena tindakan mereka terbukti m
Nyatanya, hampir semua karyawan dan klien Seven Star Real Estate menghina Henry sebagaimana Roggie tampak membenci Henry. Bagi mereka, mereka merasa perlu mengambil hati Roggie karena Roggie yang sudah membuat mereka bisa menikmati makanan di Blue Ocean. Tak heran, meski sebenarnya beberapa dari mereka tak memiliki dendam pribadi dengan Henry, mereka tetap mencemooh Henry demi mengesankan Roggie. "Bung, jika memang kau kerap datang ke open house demi mendapat canapes gratis, apa kau tidak malu hidup dengan cara yang menjijikan itu?" tanya seorang client dengan tatapan jijik saat melihat Henry. Henry sudah membuka mulutnya, hendak menjawab perkataan orang tersebut, tetapi Anthony sudah terlebih dahulu melakukannya. "Tuan Henry tidak pernah melakukan hal menjijikan apapun dan tidak merugikan siapapun di tempat ini, jadi, tolong jangan mencemooh Tuan Henry. Satu lagi hal yang harus kalian ketahui, Tuan Henry merupakan client kehormatanku!" Henry tersenyum tipis sembari memandangi An
Setelah mendengar kata-kata Roggie, Dan Brown hampir tersedak oleh air liurnya sendiri karena menurut pendapatnya, kata-kata Roggie mengandung arogansi yang cukup besar. Namun, karena dia berpikir bahwa Roggie adalah klien berharga Seven Star Real Estate, Dan Brown memaksa dirinya untuk melihat sisi positif dari ucapan Roggie."Ha ha, kamu benar-benar pemuda yang optimis, Roggie. Aku senang melihat pemuda dengan vibe positif sepertimu. Kamu pasti akan mencapai kesuksesan yang jauh lebih besar dari sekarang." Dan Brown memuji Roggie lagi sehingga pemuda itu tak bisa berhenti tersenyum.Sebagai manajer perusahaan, Dan Brown berusaha untuk bersikap menyenangkan di depan calon klien, berharap bahwa Roggie akan membeli beberapa properti tambahan.Sementara itu, Roggie, yang sudah merasa di atas langit, ia semakin ingin terlihat menonjol dan mendominasi. "Tuan Brown, sudah selayaknya para pemuda di luar sana mencontoh saya sebagai panutan jika mereka ingin sukses. Bekerja keras adalah kunci
Dan Brown mengerutkan keningnya, sementara Roggie dan Derry menelan ludah dengan gugup. Beberapa salesman yang tergabung dalam sesi makan siang itu tampak heran akan pertanyaan Anthony yang menanyakan tentang identitas pembeli rumah di Alexandria.Bagi mereka, itu adalah pertanyaan konyol yang tak perlu lagi dipertanyakan."Apakah kamu tidur sejauh ini, Anthony? Sudah jelas bahwa Roggie yang membeli rumah itu!" omel seorang salesman yang tampak ingin menjilat Roggie.Rekan salesman itu turut menimpali, "Kenapa kamu mempertanyakan sesuatu yang begitu jelas, huh?"Salah seorang salesman yang duduk berseberangan dengan Roggie tampak berdiri lalu berucap tegas, "Tuan Roggie, Anda harus bicara dan memberitahunya bahwa Anda yang membeli dan membayar rumah di Alexandria. Tunjukkan bukti pembayarannya untuk membuat Anthony diam!"Saat semua orang mulai mendorong Roggie untuk menunjukkan bukti pembayarannya, Roggie mulai berkeringat deras. Terutama ketika beberapa orang mendekatinya, memberika
Semua orang di tempat itu mengerutkan kening. Beberapa bahkan langsung bertanya kepada Miley tanpa ragu."Miley, apa maksudmu? Orang yang menangani klien yang membeli rumah di Alexandria adalah Derry, mengapa kau bertanya kepada Anthony?"Salesman lain menimpali, "Asal kamu tahu, hari ini Anthony bahkan mendapatkan klien yang sangat buruk.""Miley, kau benar-benar salah orang, segeralah minta maaf pada Derry."Dan Brown menenangkan suasana, sembari tertawa tangan Dan Brown melambai ke arah Miley, "Mungkin kamu perlu segelas kopi untuk menjernihkan pikiranmu, Miley! Ah, kau memang terlihat kelelahan, wajar jika konsentrasimu menurun."Saat satu per satu rekan kerjanya mulai memojokkannya dengan mengatakan bahwa dia salah, Miley mengerutkan kening. Dia telah membaca file di databasenya berulang kali, tidak mungkin dia bisa salah.Dengan wajah bingung, Miley bertanya kepada semua orang. "Saya yang mengelola database ini. Bagaimana mungkin kalian mengatakan bahwa saya yang salah? Sangat j
Tanpa berpikir panjang, Dan Brown segera mengangguk ketika Henry tampak memberinya pilihan. Menyinggung seseorang yang mampu membeli rumah di kawasan Alexandria memiliki ancaman besar, Dan Brown tak mau mengambil banyak risiko sehingga ketika Henry memberi penawaran, satu-satunya yang terlintas di kepalanya adalah ‘setuju’. Itu adalah sebuah kesempatan langka yang mungkin tidak datang dua kali. Maka dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. "Tuan Henry, jika permintaan Anda adalah sesuatu yang berada dalam kendali saya, maka saya akan melakukannya," ucap Dan Brown yang kini berbicara dengan Henry menggunakan bahasa yang lebih sopan. Henry tersenyum, dia mengangguk atas respon baik dari Dan Brown. Sesaat setelahnya, Henry mengetuk meja dengan jari telunjuknya beberapa kali, seolah sedang memikirkan hal pertama yang akan dia minta dari Dan Brown. Seketika, semua orang yang berada di dalam ruangan itu, terutama mereka yang pernah mencemooh Henry kini merasakan dada mereka seperti d
Kalimat Dan Brown menampar wajah Roggie berkali-kali. Ia hanya bisa menelan ludah sambil meratapi nasib sial yang akan segera datang menjemputnya, mentraktir puluhan orang di Blue Ocean Restaurant adalah sesuatu yang tak pernah ada di dalam rencana hidupnya. “Baiklah, jika anda tidak ada yang keberatan tentang tagihan yang nanti akan membengkak, saya akan memproses pesanan ini.” Pelayan tersebut mengangguk dengan senyuman sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan. Dalam waktu lima belas menit, beberapa pelayan masuk dengan beberapa hidangan lezat di tangan mereka. Sebelum makan, orang-orang berterima kasih lagi kepada Henry dan Dan Brown, serta Anthony. Jika saja klien Anthony tidak membeli rumah mahal itu, mereka tidak akan bisa duduk di ruang VIP Blue Ocean. Satu demi satu orang-orang di ruangan tersebut tampak menyampaikan rasa terima kasih mereka untuk Henry dan juga Dan Brown. Tak ada satu pun dari mereka yang berkenan menyampaikan terima kasih kepada Derry dan Roggie, meski