“Tuan Henry?” Anthony melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Henry sebab ia baru menyadari jika lawan bicaranya sama sekali tak memerhatikannya sejak tadi. “Tuan Henry, anda tidak mendengar penjelasan saya?”Henry yang sedikit tergeragap lantas menggaruk hidungnya yang tak gatal. Meski tak mendengarkan sepenuhnya ucapan Anthony, ia cukup mengerti jika yang ditawarkan Anthony barusan adalah rumah dengan spesifikasi yang tidak terlalu bagus. Sementara Henry ingin memberikan hadiah terbaik untuk ulang tahun Lily, maka rumah yang ia pilih haruslah yang terbaik.“Tuan Henry?” Anthony memanggil Henry lagi.Henry tersenyum canggung lalu menggeleng-gelengkan kepala. “Oh, maaf, aku mendengarkan penjelasanmu, sedikit. Tetapi yang jelas, aku tak berminat dengan rumah seharga $215,000 itu.”Orang-orang yang menyaksikan percakapan antara Henry dan Anthony lantas menggeleng perlahan. Rumah yang baru saja ditawarkan Anthony adalah salah satu rumah termurah di Seven Star Real Estate.‘Meski itu
Ketika Henry meminta Anthony untuk segera menyiapkan berkas, hampir semua orang yang mendengar kata-kata Henry merasa bahwa itu hanyalah omong kosong dari Henry. Sementara semua orang menganggap bahwa Henry hanya membual, Anthony tampak berusaha untuk menyembunyikan keraguan di wajahnya. Setidaknya, dia melakukannya atas nama profesionalisme dalam bekerja."Tuan Henry, apakah Anda benar-benar ingin membeli rumah ini?" tanya Anthony, menahan pikirannya yang dipenuhi keraguan.Bagaimanapun, itu adalah produk terbaik yang dimiliki oleh Star Seven Real Estate. Untuk membeli property semewah itu, umumnya seorang klien akan berpikir beberapa kali bukan karena harganya yang cukup mahal tetapi karena nilai pajaknya juga sangat mengerikan.Bagaimana bisa Henry lantas memutuskan untuk membeli item itu dalam waktu yang relative singkat. Anthony bahkan tak menjelaskan dengan serius tentang keunggulan rumah tersebut kepada Henry karena sejauh ini nyatanya memang tidak ada yang berniat untuk membel
Roggie melihat kerutan di wajah Derry dan itu membuat perasaannya sedikit gelisah. Dia tak sabar menunggu apa yang akan dikatakan oleh temannya tersebut. Tetapi dari ekspresi Derry, Roggie bisa memprediksi bahwa sebentar lagi ia akan mendengar kabar yang buruk. ‘Apakah harga rumah itu sudah naik lagi?’ batin Roggie khawatir. Menghela napas panjang, Derry kini beralih menatap ke arah Roggie, "Sial, padahal beberapa waktu lalu rumah ini masih tersedia, ternyata sekarang statusnya sudah terjual." Roggie menelan ludahnya yang pahit. Berdasarkan penjelasan Derry sebelumnya, itu adalah rumah terakhir dalam kelas termurah. Artinya, tak mungkin ada lagi rumah yang lebih murah dari yang itu. Melihat Roggie hanya terdiam, Derry mencoba membelokkan pilihan kliennya. "Aku punya saran bagus untukmu. Kupikir ini adalah pertanda dari Tuhan bahwa kau ditakdirkan untuk membeli rumah yang lebih baik dan lebih mahal! Kau baru saja mendapatkan posisi penting di perusahaanmu, kan? Anggap saja membeli r
Beberapa waktu sebelumnya, Dan Brown, manager Seven Star Real Estate memang telah menghubungi Derry terkait dengan klien yang ia anggap cukup potensial. Dan Brown tanpa ragu segera menghubungi Derry dan menganggap bahwa klien itu adalah klien Derry karena sejauh ini, hanya Derry seorang bisa mendatangkan klien potensial.Ketika sambungan telepon Dan Brown dengan Derry telah usai, Derry tampak berbinar-binar. Tentu saja itu dikarenakan Derry yakin bahwa yang dianggap spesial oleh Dan Brown adalah Roggie, tak ada yang lain lagi.Untuk mempertegas rasa gembiranya, Derry melirik meja Anthony dan Henry dan berkata, "Anthony, baru saja Tuan Brown meneleponku dan ia ingin bertemu dengan Roggie secara langsung. Tahukah kalian apa maksudnya? Klienku mendapat kehormatan dari Tuan Brown! Kuharap kalian tak akan cemburu ketika mendengar pujian Tuan Brown kepada kami berdua!"Roggie mengangguk dengan senang hati dan menampakkan ekspresi bangga, meskipun sebenarnya ia tidak benar-benar memahami me
Di perjalanan menuju ruangan yang disebutkan oleh Dan Brown, dia berkali-kali memuji Roggie karena masih muda, sukses, dan kaya. Mendengar pujian manajer tersebut, wajah Roggie memerah karena malu. Sementara itu, Derry tetap tersenyum melihat bagaimana manajernya memuji temannya. Dia merasa beruntung memiliki Roggie sebagai kliennya. "Beruntung sekali aku mendapatkan klien seperti Roggie. Kalau saja aku mendapatkan klien seperti Henry, aku mungkin hanya akan menanggung sial." Mereka bertiga lantas naik lift ke lantai atas gedung Seven Star Real Estate. Ruangan itu dihiasi dengan berbagai ornamen mewah dan bar mewah dengan berbagai jenis anggur mahal yang dipajang di rak. Ketika telah duduk bertiga, Dan Brown segera memuji Roggie. "Roggie, sungguh suatu kehormatan bisa bertemu dengan pria muda dan sukses sepertimu. Pilihanmu kali ini benar-benar tepat, aku mengapresiasi seleramu! Satu lagi, kami akan memberikan mobil gratis untuk pilihan brillianmu ini!" 'Terima kasih atas seleramu
Setelah berjalan beberapa saat, semua karyawan Seven Star dan beberapa klien akhirnya tiba di Restoran Blue Ocean - sebuah bangunan empat lantai yang terlihat megah dari luar, didominasi oleh warna biru laut dengan berbagai ornamen laut yang menghiasi banyak sudut di beberapa sisi.Derry tampak cengar-cengir lalu bergumam gembira. "Aku bersumpah akan memesan hidangan termahal di sini selagi Tuan Brown yang akan membayar semuanya! Ha ha!"Meskipun dia sudah beberapa kali berkunjung ke tempat itu sebelumnya, dia belum pernah punya nyali untuk memesan menu yang ia inginkan.Beberapa rekan kerja Derry juga mulai mengambil selfie untuk mengabadikan momen langka tersebut. Bisa masuk ke Restoran Blue Ocean memang luar biasa bagi seorang salesperson seperti mereka."Uhm." Henry tampak sedikit risih oleh perilaku norak beberapa orang dari rombongan Seven Star. Meskipun tujuan orang-orang adalah sebatas untuk mengabadikan moment langka, tetap saja itu tak sopan karena tindakan mereka terbukti m
Nyatanya, hampir semua karyawan dan klien Seven Star Real Estate menghina Henry sebagaimana Roggie tampak membenci Henry. Bagi mereka, mereka merasa perlu mengambil hati Roggie karena Roggie yang sudah membuat mereka bisa menikmati makanan di Blue Ocean. Tak heran, meski sebenarnya beberapa dari mereka tak memiliki dendam pribadi dengan Henry, mereka tetap mencemooh Henry demi mengesankan Roggie. "Bung, jika memang kau kerap datang ke open house demi mendapat canapes gratis, apa kau tidak malu hidup dengan cara yang menjijikan itu?" tanya seorang client dengan tatapan jijik saat melihat Henry. Henry sudah membuka mulutnya, hendak menjawab perkataan orang tersebut, tetapi Anthony sudah terlebih dahulu melakukannya. "Tuan Henry tidak pernah melakukan hal menjijikan apapun dan tidak merugikan siapapun di tempat ini, jadi, tolong jangan mencemooh Tuan Henry. Satu lagi hal yang harus kalian ketahui, Tuan Henry merupakan client kehormatanku!" Henry tersenyum tipis sembari memandangi An
Setelah mendengar kata-kata Roggie, Dan Brown hampir tersedak oleh air liurnya sendiri karena menurut pendapatnya, kata-kata Roggie mengandung arogansi yang cukup besar. Namun, karena dia berpikir bahwa Roggie adalah klien berharga Seven Star Real Estate, Dan Brown memaksa dirinya untuk melihat sisi positif dari ucapan Roggie."Ha ha, kamu benar-benar pemuda yang optimis, Roggie. Aku senang melihat pemuda dengan vibe positif sepertimu. Kamu pasti akan mencapai kesuksesan yang jauh lebih besar dari sekarang." Dan Brown memuji Roggie lagi sehingga pemuda itu tak bisa berhenti tersenyum.Sebagai manajer perusahaan, Dan Brown berusaha untuk bersikap menyenangkan di depan calon klien, berharap bahwa Roggie akan membeli beberapa properti tambahan.Sementara itu, Roggie, yang sudah merasa di atas langit, ia semakin ingin terlihat menonjol dan mendominasi. "Tuan Brown, sudah selayaknya para pemuda di luar sana mencontoh saya sebagai panutan jika mereka ingin sukses. Bekerja keras adalah kunci