Share

Bab 81

Author: Benjamin
Penelepon itu adalah Helen!

Sudah hampir dua minggu sejak Daffa menolong Helen dari tindakan Lintang yang hina. Setelah mengantarnya ke asramanya, dia mencium bibirnya dan berlari sebelum dia bisa bereaksi apa-apa.

Setelah hari itu, dia terus mencoba untuk menghubunginya. Bukan karena ciuman itu, tapi karena dia ingin tahu apakah Helen baik-baik saja karena dia mengira bahwa Helen pasti akan terkejut.

Tidak seperti dugaannya, Helen menolak mengangkat teleponnya sama sekali! Bukan hanya itu, dia juga menolak bertemu dengannya sama sekali, membuat Daffa tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia benar-benar menghindarinya.

Daffa tidak memiliki pilihan lagi selain membiarkannya sendirian. Dia tidak tahu kenapa Helen menghindarinya, tapi dia menghargai pilihannya. Masih ada banyak hal yang perlu dia lakukan, jadi dia tidak bisa menghabiskan seluruh waktunya memikirkan tentang penolakan Helen untuk bertemu dengannya.

Maka dari itu, dapat dibayangkan betapa terkejutnya Daffa ketika dia
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Liberto Lait
ceritanya menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 82

    Daffa mengerutkan dahinya mendengar perkataan Erin karena dia tidak menunggu seorang tamu dalam waktu dekat. Namun, karena orang ini telah datang untuk mengunjunginya, dia merasa bahwa dia harus menyambut orang itu.“Biarkan dia masuk,” kata Daffa.Erin mengangguk mengerti sebelum meninggalkan ruang kerjanya. Beberapa detik kemudian, pintu ruang kerjanya terbuka dan seorang pria melangkah masuk, diikuti oleh Erin.Melihat pria itu sekilas menunjukkan bahwa dia bukan pebisnis biasa. Dia mengenakan setelan jas hitam yang sudah lusuh dan telah dijahit ulang di sana-sini dan sepatunya sama lusuhnya. Walaupun Daffa yakin pria itu adalah pria paruh baya, wajahnya yang keriput membuatnya terlihat jauh lebih tua dari umurnya yang sebenarnya.“Terima kasih telah setuju untuk bertemu dengan saya, Tuan Halim!” sapa pria itu dengan nada yang sangat sopan. Dia bahkan sedikit membungkuk seraya dia berbicara.Daffa hanya tersenyum untuk menjawab sapaannya. Dia telah melihat pakaiannya dan tahu b

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 83

    ”Aku akan meneleponmu lagi nanti, Tuan Zaki,” kata Daffa. Pada akhirnya, dia tidak bisa langsung mempekerjakan orang asing. Dia harus mencari tahu dulu dan memastikan bahwa Zaki adalah orang yang bisa dipercaya sebelum dia menerimanya.“Tentu, Tuan Halim,” jawab Zaki. Raut wajahnya terlihat murung, tapi dia masih memastikan untuk tetap bersikap sopan pada Daffa. Walaupun Daffa tidak menerimanya, dia juga tidak menolaknya mentah-mentah. Dia hanya bisa menunggu kabar darinya. Jika dia tidak menerima telepon apa pun dari Daffa dalam satu minggu, maka dia akan meminta dana investasi.Zaki membungkuk pelan lagi sebelum meninggalkan ruang kerja Daffa. Ketika dia pergi, Daffa memberi isyarat pada Erin. Erin langsung mengerti apa yang diminta atasannya, sehingga dia mengangguk sebagai jawabannya. Dia menginginkannya untuk mencari tahu mengenai Zaki dan melihat apakah dia bisa dipercaya. Jika iya, maka tidak ada salahnya jika dia menerimanya.Segera setelah Erin meninggalkan ruangannya untuk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 84

    [Dragon Estate, Dragon Lord’s Imperial Residence] Daffa terbangun lebih siang daripada biasanya. Dia telah bekerja sampai dini hari kemarin, karena itu dia bangun lebih siang dari biasanya. Untungnya, dia bisa menyelesaikan semua pekerjaannya karena dia begadang.Ketika dia terbangun, waktu sudah tengah hari. Dia lalu melakukan rutinitas paginya, termasuk latihan bela diri dan meditasi.Seraya Daffa berlatih bela diri, dia menyadari bahwa gerakannya makin luwes dibandingkan sebelumnya. Rasanya seperti dia sudah makin baik dan makin kuat setiap berlatih, membuat Daffa benar-benar kebingungan.Dia tidak tahu bahwa kakeknya telah menggunakan ramuan kuno untuk menyembuhkan luka-lukanya dan ramuan emas itulah yang meningkatkan kekuatan fisiknya dan membuat gerakan bela dirinya makin kuat dan bertenaga dibandingkan sebelumnya.Daffa tidak terlalu memikirkannya dan langsung mandi ketika dia selesai berlatih bela diri.Dia sedang sarapan ketika ponselnya berdering. Dia memeriksa nama pe

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 85

    Kerumunan yang hadir itu terkesiap terkejut ketika seorang pria muda itu turun dari mobil.Dia luar biasa tampan!Dengan wajah yang sangat menawan, tubuh yang kekar, dan kulit yang halus, dia jauh lebih tampan dibandingkan selebritas pria dan model yang telah tiba sebelumnya.Mereka bukan hanya terkejut oleh penampilannya yang menawan, tapi karena kedatangannya yang berkelas. Mobil yang dia bawa ke perkumpulan itu terlihat sangat mahal dan melihatnya sekilas pun sudah jelas bahwa mobil itu jauh lebih berkelas dari mobil-mobil yang digunakan oleh pebisnis dan selebritas lainnya.Para paparazzi dan media yang hadir bergegas mengambil foto pria muda yang sangat tampan itu. Walaupun mereka belum pernah melihatnya sebelumnya, kenyataan bahwa dia hadir di perkumpulan itu dan dengan mobil yang memesona itu membuktikan bahwa pria itu memiliki latar belakang yang luar biasa.Tentu saja, pria muda yang sedang dibicarakan itu tidak lain adalah Daffa.Daffa adalah orang terakhir yang tiba di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 86

    Erin masih berbincang dengan Alan ketika Daffa menghampiri mereka. Raut wajahnya terlihat masam, tapi ketika Erin menyadari bahwa Daffa sedang menghampirinya, senyuman muncul dengan cepat pada wajah Erin.“Tuan Halim!” panggil Erin dengan gembira tapi tetap sopan.“Kamu sudah sampai,” ucap Daffa seraya beranjak menghampirinya.Alan Purnama tidak bisa memercayai matanya. Erin terus bersikap acuh tak acuh padanya, berbicara padanya dengan muka masam. Namun, ketika dia melihat pengganggu ini, dia langsung tersenyum lebar. Itu adalah sebuah tamparan baginya dan wajahnya memerah karena amrah.“Siapa ini?” tanya Alan dengan angkuh setelah Erin selesai menyapa Daffa. Dia juga sangat jengkel pada saat itu. Walaupun dia memiliki status sebagai Direktur dari Dream Investment, Daffa benar-benar menjauhinya. Itu sangat memalukan bagi seseorang dengan statusnya.“Tuan Halim, ini adalah Direktur dari Grup Dream Investment, Alan Purnama.” Erin memperkenalkan Alan pada Daffa ketika dia mendengar

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 87

    Ketika suara itu menggema, aula itu langsung hening. Semua orang, termasuk Alan, langsung menghentikan diskusi mereka dan memusatkan perhatian mereka pada podium aula.Seorang pria paruh baya berdiri di atas podium aula itu. Meskipun rambutnya beruban, dia tinggi dan tampan bahkan di usia tuanya. Dia mengenakan setelan jas putih mewah dengan beberapa cincin mahal menghiasi jari-jarinya.Sekilas, dia tampak seperti pebisnis sukses lainnya. Namun, seraya dia berdiri di sana, tidak bisa dipungkiri bahwa dia memancarkan aura yang kuat.Alasannya sederhana. Orang itu tidak lain adalah Tara Wiguna, Kepala Grup Wiguna dan tuan rumah perkumpulan hari ini.Grup Wiguna merupakan grup yang sangat kaya dan berpengaruh di negara ini, yang cukup jelas karena dia mampu mengundang banyak pebisnis dan selebritas terkemuka di seluruh penjuru negara ke perkumpulan itu. Semua orang ingin memberikan kesan yang baik padanya, jadi tidak ada yang berani berbicara ketika mereka mendengar suaranya.Tara te

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 88

    Sisa waktu perkumpulan itu berlalu dengan lancar. Tidak ada konflik atau pertengkaran di antara para pebisnis di perkumpulan itu. Hanya dalam 30 menit setelah Tara Wiguna memperkenalkan Daffa kepada mereka semua, Erin menerima banyak kartu bisnis dari mereka.Sebagian besar dari mereka telah membuat janji temu dengan Erin dan akan segera mengunjungi perusahaan mereka untuk meneruskan pendaftaran mereka untuk dana investasi. Jika lulus seleksi, Erin berjanji pada mereka bahwa proyek mereka akan mendapatkan dana yang besar.Daffa bersyukur dia memutuskan untuk menghadiri perkumpulan itu. Keuntungan yang dia terima tidak sedikit dan kemampuan berjaring yang ditawarkan oleh perkumpulan itu tidak main-main. Dengan sebagian besar pebisnis di sana mendaftar untuk dana investasi, dia yakin akan menerima beberapa proyek yang menjanjikan. Proyek-proyek yang menjanjikan itu akan meningkatkan kesempatannya untuk menghasilkan keuntungan sebesar 3,75 kuadriliun rupiah.Mengenai Alan Purnama, dia

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 89

    ”Semuanya, ini adalah pemimpin dari West Atlantics Int’l, Daffa Halim,” ungkap Zaki dengan penuh hormat.Ketika mereka mendengar perkataan Zaki, mata mereka membelalak dan mereka menatap Daffa dengan tidak percaya.Pemimpin dari perusahaan yang kaya itu adalah pria muda yang berumur awal 20-an ini?Itu benar-benar tidak bisa dipercaya.Sebelum menyetujui usulan Zaki, mereka melakukan riset intensif terhadap West Atlantics Int’l dan mereka tertegun oleh penemuan mereka.Mereka langsung menyadari potensi dari perusahaan itu. Jika mereka bergabung dalam tahap awal sekarang dan bekerja dengan keras, dalam dua atau tiga tahun ke depan, West Atlantics Int’l akan tumbuh menjadi raksasa bisnis. Pada saat itu, status mereka di perusahaan itu pasti akan sangat tinggi.Mereka juga mencari tahu mengenai pemimpin perusahaannya, tapi tidak bisa menemukan foto apa pun atau informasi yang jelas mengenainya.Itu meningkatkan rasa penasaran mereka pada perusahaan tersebut, karena tidak semua oran

Latest chapter

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 522

    Dia menatap Daffa dengan waspada. “Ada apa dengan raut wajahmu itu? Bukankah aku sudah cukup baik padamu?”Daffa menaikkan sebelah alisnya, tidak ingin membuang-buang napasnya. Dia mengarahkan telapaknya ke luar, menyalurkan kekuatan jiwanya ke telapak tangannya, lalu menembakkannya ke dada pria berotot itu. Pria berotot itu memucat. Dia kira Daffa tidak akan melakukan apa-apa padanya dan dia pasti tidak akan bertahan hidup dari hal ini.Dia tidak menyangka Daffa akan tiba-tiba meluncurkan serangan padanya. Saat dia secara naluriah melindungi dadanya dengan lengannya, dia secara jelas merasa kekuatan jiwa itu menusuk lengannya dan pundaknya seperti bilah yang tajam. Suara tulang patah yang renyah terdengar dan pria berotot itu melongo ke arah Daffa dengan mata yang memerah.Memang benar, dia telah membayangkan akan terluka parah atau dibunuh di sini, tapi dia tidak menyangka itu akan terjadi seperti ini.Daffa menaikkan sebelah alisnya, terlihat merendahkan. “Kamu terlihat sangat b

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 521

    Kemudian, pria itu merasa energi yang membakar mengucur dari telapak tangan Daffa. Energi itu mencekiknya seraya membasahinya, membuatnya mendadak berhenti. Matanya membelalak ketakutan. Dia tidak pernah mengalami sesuatu seperti ini sebelumnya.Hal yang sama terjadi pada kedua pria lainnya. Pria berpenampilan lusuh itu memucat, mengetahui bahwa dia ditakdirkan untuk kalah. Namun, dia tetap menolak untuk menyerah. Dia tidak ingin memercayai bahwa ada orang sekuat itu di dunia ini!Pandangannya yang terlihat gigih itu berubah menjadi keputusasaan saat dia mengamati Daffa. Dia sudah bisa merasakan kekuatannya menghilang dari tubuhnya hanya dengan memandang Daffa. Dia pun memejamkan matanya. Dia menyesal telah berbicara omong kosong sebelumnya—mungkin dia akan mendapatkan akhir yang lebih baik jika dia tidak melakukannya. Setelah beberapa detik, dia membuka matanya dan menatap Daffa dengan tatapan memohon.“Tuan Halim, saya tahu saya telah melakukan kesalahan besar.” Sebelum dia dapat

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 520

    Daffa mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum. Dia memang jahat, tapi suasana hatinya meningkat melihat amarah mereka. Mereka telah membuatnya sangat kerepotan. Dia menyilangkan kakinya dan mendengarkan protes mereka yang kian gaduh.“Astaga. Aku tahu Daffa kuat, tapi apakah dia tahu apa yang dia katakan? Apakah dia menyiratkan dia lebih kuat dibandingkan tiga orang sekaligus? Dasar pembual. Aku ingin menjadi yang pertama untuk menantangnya! Akan kutunjukkan siapa yang berkuasa!”“Enyahlah dan tunggu giliranmu! Tidakkah kamu tahu berapa banyak orang yang tiba di sini sebelum dirimu? Aku seharusnya menjadi orang pertama yang menangani hal ini! Dulu, aku selalu menangani orang-orang yang baru bergabung.”Briana berjalan menghampiri Daffa dan berdiri di sampingnya. Ketika Briana mendengar apa yang dikatakan orang-orang, Briana mengernyit dan memandang Daffa. Kemudian, Briana membungkuk dan mencondongkan badannya ke arah Daffa.“Tuan Halim?” Daffa mengangguk dan mengangkat satu jariny

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 519

    Meskipun demikian, penampilannya yang tidak rapi tidak menutupi tubuhnya yang kekar maupun membuat tangannya yang terkepal kurang menakutkan. Kepalan tangannya bergoyang di udara, menciptakan embusan angin yang berembus melalui halaman itu, pada akhirnya menyebar ke seluruh pintu masuk utama Hotel Umbrite.Hanya itulah yang Briana dengar—angin. Untuk pertama kalinya, Briana memiliki ide untuk mengumpulkan energi dalamnya dan membentuknya menjadi sumbatan telinga, meredamkan suara apa pun di sekitarnya. Itulah apa yang Briana lakukan. Karena itu, dia duduk di halaman belakang hotel dan tidak dapat mendengar Daffa memanggil namanya dari lantai kedua.Tidak mendapatkan jawaban apa-apa, Daffa menghela napas lemah sebelum berfokus pada Briana. Barulah saat itu Daffa memahami apa yang sedang Briana lakukan. Dia juga terkejut mengetahui tindakan Briana. Meskipun Daffa tidak terlalu memperhatikan perkembangan energi dalam dan kemampuan bela diri Briana, Daffa tetap tahu Briana telah berkemba

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 518

    Antisipasi dan semangat terpancar dari mata Daffa pada saat itu. Dia tidak sabar bertemu musuh utamanya.Itu tidak luput dari perhatian Briana yang langsung memandang Daffa dengan tatapan ingin tahu. Selagi Briana bertanya-tanya alasan di balik ekspresi semangat Daffa, Alicia, yang berdiri di sampingnya, tiba-tiba berbicara dan memperjelas hal-hal untuknya.“Dia akhirnya menunjukkan dirinya!” seru Alicia, tangannya terkepal erat. “Meskipun saya baru sebentar bekerja untuk Anda, Tuan, saya telah mendengar tentangnya berkali-kali. Pria itu benar-benar mengganggu saya! Dia seperti pria menyeramkan, memanipulasi orang-orang seakan-akan mereka adalah boneka dan bidak catur. Dia membuat mereka melakukan perintahnya, sementara dia bersembunyi dengan nyaman di dalam bentengnya! Meskipun dia penakut, dia terus mengirimkan bawahan-bawahannya untuk menyebabkan masalah dalam kehidupan orang lain!”Briana menatap Alicia terkejut karena Alicia telah memahami pikiran Daffa tanpa perlu berusaha ker

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 517

    “Aku tahu pria itu mengangkat kakinya tinggi-tinggi saat berjalan karena jarak antara jejak kakinya lebar tapi masih dalam jarak berjalan rata-rata orang. Maka dari itu, aku berhenti merasa takut. Aku tidak lagi melihatnya sebagai manusia super dan berpikir dia kemungkinan besar hanya terampil dalam seni bela diri.” Wahyu bertatapan dengan Daffa sebelum melanjutkan, “Itu adalah semua yang kuketahui. Untuk kali ketiga pria itu menyerangku, aku tidak tahu bagaimana dia menculikku atau bagaimana aku bertahan hidup. Yang kuketahui hanyalah bahwa tubuhku tidak bekerja dengan baik sejak kejadian itu.”Setelahnya, pandangannya berpindah pada area di sekitarnya, memberikannya ekspresi yang suram dan sedih.Tidak sepertinya, Daffa mengernyit, merasa tidak senang dengan informasi itu. Beberapa saat berlalu sebelum Daffa dengan singkat melambaikan tangannya mengusir, berkata, “Pergi dari sini. Kamu adalah pria yang bebas mulai hari ini.”Ujung mata Wahyu memerah setelah mendengarnya. Dia lalu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 516

    “Sayangnya, itulah kenyataannya. Kalian semua adalah orang yang kejam, jadi aku tahu aku akan berakhir mengenaskan jika aku berbohong. Itu adalah hasil akhir yang tidak dapat kuterima. Aku juga tidak harus mengalaminya karena aku sudah mengungkapkan segala hal yang kuketahui padamu.Dengan begitu, Wahyu memejamkan matanya dan dengan damai menunggu ajalnya. Yang membuatnya lebih terkejut adalah bahwa Daffa terus menginterogasinya, yang berarti dia 100 persen akan pergi dari sini hidup-hidup.Matanya membelalak terbuka dan dia menatap Daffa dengan tatapan emosional dan berterima kasih. “K … kamu memercayaiku?”“Iya.” Daffa mengangguk. “Aku memercayaimu. Jadi, mulai sekarang, kamu hanya perlu memilih apakah kamu ingin terus menjawab pertanyaanku atau tidak.”Kali ini, Wahyu tidak ragu-ragu ataupun berhenti. Dia langsung mengangguk dengan penuh tekad. “Aku akan melakukannya. Kamu telah memilih untuk memercayaiku meskipun kata-kataku benar-benar gila. Itu hanya berarti kamu memercayaiku

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 515

    “Karena kenyataannya adalah kamu membuatku kesal dan itu menghapus harapan yang mereka miliki untuk bertahan hidup.” Daffa berjalan dengan pelan dan terkendali ke arah pria itu. Keberadaannya memancarkan aura menyesakkan yang mempercepat napas semua orang.Pada akhirnya, salah satu dari banyak pria di tim musuh itu tidak dapat menahan dirinya lebih lama lagi. Matanya memerah seraya dia memelototi orang yang berbohong pada Briana sebelumnya, menggeram, “Itu sudah cukup, Wahyu! Si Daffa ini telah banyak berbicara, tapi kata-katanya tidak sepenuhnya salah. Kamulah satu-satunya alasan kita semua akan menderita sekarang! Si b*jingan yang meninggalkan kita sebelumnya tidak berpikir dua kali sebelum memberikan informasi orang dalam pada wanita itu. Dia bahkan tidak peduli jika kita semua akan hidup atau tidak! Kami tidak mendapatkan akses pada banyak rahasia perusahaan, tapi kamu dan si b*jingan itu tahu segalanya. Jelas-jelas itu tidak adil bagi kami! Sekarang, untuk alasan yang tidak diket

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 514

    “Aku bersedia memberitahumu tentang itu. Sejujurnya, aku hanya tahu sedikit, tapi rekannya yang membelakangi mendiang bosku adalah sosok berjubah hitam. Dia sering muncul di tengah malam—atau setidaknya saat itulah aku selalu melihatnya. Hanya saja, dia belum muncul lagi akhir-akhir ini,” ungkap pria itu dalam satu tarikan napas sebelum menatap Briana dengan mata yang berkaca-kaca.Pada saat yang sama, karena alasan yang tidak diketahui, dia menyenggol bahu orang di sampingnya.Sebuah senyuman merekah di wajah Briana seketika. “Baiklah, kamu boleh pergi. Begitu kamu keluar dari sini, kusarankan kamu cari pekerjaan yang benar alih-alih bekerja untuk organisasi terlarang seperti sekarang. Pekerjaan ini tidak memiliki masa depan yang cerah dan membuatmu berada dalam bahaya. Jika aku menemukanmu di tim lawanku di masa depan dan melakukan hal-hal terlarang lagi, aku akan membuatmu membayar dua kali lipat—satu untuk dosa-dosamu saat ini dan satu lagi untuk pelanggaran masa depanmu. Paham?”

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status