Share

Bab 253

Penulis: Benjamin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-28 18:00:00
Ketakutan

Alicia sekarang terlihat seperti wanita karier yang kuat.

Daffa bertatapan dengannya dan baru hendak berbicara, tapi Alicia tiba-tiba berlari ke arahnya. Hal itu membuat seringai terbentuk di wajah Daffa karena dia tahu bahwa Alicia masih sama, gadis polos di hati. Seraya Daffa berdiri di sana dan menatapnya, rahangnya yang terkatup mengendur.

Sepanjang waktu, Erin berdiri di samping Daffa. Dia memperhatikan ekspresinya yang berubah, kekecewaan getir terbentuk dalam hatinya. Akan tetapi, Erin tidak menyampaikan perasaannya ataupun menunjukkannya di wajahnya.

Dia tahu hal-hal seperti itu akan sering terjadi di masa depan, terutama jika dia ingin terus berada di samping Daffa sebagai lebih dari sekretarisnya. Dia harus terbiasa dengan popularitas Daffa di antara para wanita.

Meski begitu, Daffa tidak tahu sedikit pun apa yang sedang Erin pikirkan, juga Alicia.

Pada saat itu, Alicia telah sampai di hadapan Daffa dan membungkuk secara formal untuk menyapanya dan Erin. “Teri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 254

    Helaan napas keluar dari bibir Daffa saat dia melihat Erin bersikap seperti itu.Dia mengulurkan tangannya untuk menekan tombol kemudi otonom sebelum angkat bicara. “Kamu perlu menenangkan dirimu dan memarkirkan mobilnya di sisi jalan. Kita akan melanjutkan pembicaraan ini setelah itu.”Erin mulai menarik napas dalam berkali-kali.Setelah dia memarkirkan mobilnya, Daffa melanjutkan, “Kesalahan yang telah kamu buat hari ini bukan karena kamu mengacau, tapi karena mentalitasmu telah berubah. Kamu telah menjadi lebih arogan, berpikir bahwa kita bisa menggunakan uang untuk melakukan banyak hal karena kita kaya sekarang.”Dalam satu detik, mata Erin tampak seperti akan segera copot. Matanya yang membulat segera bertemu dengan mata Daffa yang kosong.Dia tidak bisa mengelak bahwa Daffa benar dan mentalitas ini adalah sebuah kesalahan yang tidak dia sadari sebelumnya. Sebelum dia bisa menjawab, suara dentuman yang keras terdengar.Mobil mereka tersentak dengan keras ke depan dan mulai m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 255

    “Maksudmu, aku tidak kaya? Apakah kamu tidak melihat pakaian yang kukenakan? Ini dibuat oleh desainer kecil dari Ioblia, bernilai 45 miliar rupiah. Umurku 28 tahun di tahun ini dan ini adalah pertama kalinya aku disebut miskin. Sejujurnya, tuduhanmu lucu sekali. Semua orang di Kota Almiron tahu aku karena aku adalah anggota Keluarga Ganendra!”Sambil berbicara, pria itu dengan angkuh mengangkat dagunya ke arah Erin. Dia sudah bisa membayangkan Erin berlutut di kakinya memohon ampun. Jika itu terjadi, dia sudah sangat siap untuk menerimanya sebagai salah satu wanitanya.Namun, sayangnya itu tidak terjadi.Erin hanya berdiri di sana dengan mata yang membulat.“Keluarga Ganendra?” ujarnya sebelum tertawa dingin. “Oh, aku tahu banyak tentang keluarga itu. Mereka luar biasa kaya.”Seringai terbentuk di wajah pria itu.Namun, itu langsung memudar saat Erin meletakkan tangannya di pinggangnya. Dia berteriak, “Aku telah mendengar banyak hal mengenai keluarga itu, seperti bagaimana mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 256

    “Daffa!” teriakan Erin yang lantang mengisi udara. Kemudian, dia mendengar Daffa menggumamkan umpatan, membuat kulitnya bergidik. Dia tidak berani berdiri dan melihat apa yang telah terjadi pada Daffa. Alih-alih, dia tetap membeku di tanah.“Maafkan saya, Tuan Halim. Saya terlambat tiba,” ujar suara yang familier tiba-tiba.“Briana!” pikir Erin, bangkit berdiri dalam kecepatan yang tidak manusiawi. Dia lalu menoleh ke arah mobil yang baru saja datang di sampingnya dan seorang wanita turun dari sisi lainnya. Menekan dadanya yang sakit, Erin terhuyung ke tanah lagi.Kakinya sudah tidak bertenaga dan pikirannya kosong. Yang bisa tubuhnya lakukan hanyalah bernapas pada saat itu.Di sisi lain, Briana melihat Erin dari kejauhan dan ingin berbicara dengannya. Sebelum dia bisa melakukannya, dia melihat Erin terjatuh ke tanah. Briana menduga Erin telah terluka, jadi dia berlari ke arah Daffa, berhenti di hadapannya dengan singkat untuk membungkuk. “Tuan Halim.”Meskipun dia belum bangkit s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 257

    Mengikuti arahan dari sistem navigasi, Daffa mengendarai mobilnya bersama Briana dan Erin ke lokasi pesta.Beberapa saat kemudian, Erin selesai memperbaiki riasan wajahnya di kursi belakang. Dia merasa buruk karena membiarkan Daffa, bosnya, mengantar mereka ke acaranya, jadi dia berdeham dua kali sebelum berbicara.“Tuan Halim, berdasarkan penyelidikan saya, pestanya akan diadakan di lokasi yang familier bagi Keluarga Ganendra, yaitu Remnard Estate, rumah keluarga mereka. Berdasarkan tradisi, keluarga mereka berkumpul di tempat itu untuk acara-acara penting sepanjang tahun. Sebelumnya, saat kita bertemu Thomas Ganendra, saya mencari foto-foto acara Keluarga Ganendra di internet dan tidak melihat dia di acara mana pun. Maka, saya yakin pria itu memiliki motif tersembunyi. Terlebih, itu adalah kebetulan yang aneh bahwa dia muncul sekarang. Keluarga Ganendra selalu bersikap arogan. Keluarga itu tidak berfokus pada uang. Alih-alih, mereka lebih khawatir dengan siapa yang akan menjadi anc

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 258

    Daffa tahu Erin masih merasa gugup. Walaupun begitu, dia tidak lagi mengkritik pendapatnya maupun berbicara lagi. Yang dia lakukan hanyalah mengemudi dalam diam.Merasa sesak karena ketegangan yang tiba-tiba, Briana menyesal duduk di kursinya saat itu. Dia mengomel dalam hatinya, “Pantas saja Edward menolak untuk bergabung dengan kami!”Keheningan mengisi mobil itu. Kekosongan itu bukanlah sesuatu yang pernah dialami Briana sebelumnya, jadi itu membuatnya sesak. Dia membuka mulutnya tapi tetap diam karena takut, menyerah setelah gagal berbicara beberapa kali.Tidak ingin fokus pada kecanggungan itu lagi, Briana memutuskan lebih baik melihat peta di ponselnya. Dengan begitu, dia bisa berkonsentrasi untuk memastikan keamanan Daffa.Saat dia mengamati setiap rincian peta itu, dia merasa mobilnya melambat.Beberapa mobil mahal telah terparkir di depan mereka. Namun, tidak ada mobil yang semahal mobil yang Daffa kendarai. Maka, saat dia tiba di jalan di depan Remnard Estate, semua oran

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 259

    Daffa tahu itu berarti pelayan wanita itu ingin melakukan sesuatu yang jahat atau berencana menghancurkan reputasinya dan mempermalukannya. Meskipun begitu, rasa penasaran memenuhi benak Daffa dan dia menantikan trik apa yang sudah direncanakan oleh pelayan wanita itu. Maka, dia berdiri di sana dalam diam dengan tangannya di belakang punggungnya.Reaksi itu bukanlah reaksi yang diharapkan oleh pelayan wanita itu.Mulutnya terbuka sedikit karena terkejut, tapi hanya bertahan sebentar karena dia segera tersadarkan kembali dari lamunannya. Lalu, dia mengeluarkan sebuah dokumen dari sakunya dan menunjukkannya pada semua orang.“Kami mengundang 120 tamu untuk pesta malam ini dan ‘Daffa Halim’ bukanlah salah satunya. Ditambah, kami telah menugaskan pelayan untuk setiap tamu yang akan menuntun mereka ke kursinya—tapi kamu bahkan tidak memiliki seorang pelayan. Terlebih lagi, kamu tampaknya tidak tahu tradisi kami, jadi aku tidak yakin kamu pernah terdaftar dalam daftar tamu pesta Keluarga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 260

    Daffa yakin dia telah melihat semua orang yang ada di sana, tapi dia tidak bisa menentukan sumber suara itu. Itu karena dia tidak melihat siapa pun membuka mulutnya saat orang itu berbicara.Itu membuat Daffa heran. Namun, dia tetap memasang ekspresi datar dengan kedua tangan di dalam sakunya.“Jika ada dari kalian yang merasa perkataan itu masuk akal,” kata Daffa dengan tenang, “seharusnya kalian membantu pelayan wanita ini bukannya membiarkannya terus berada di sini dan membuat masalah.”Dia tampak begitu tidak peduli sampai tidak ada yang berani menatap matanya. Sebenarnya, dia merasa konyol bagaimana ucapan seseorang itu membuat semua orang, termasuk penjaga keamanan sebelumnya, menatapnya tidak suka.Karena itu, dia menoleh pada Erin, memberi perintah, “Wanita itu tidak terlihat sebagai seorang pelayan. Gaun, sepatu, kalung, anting, dan setiap aksesori yang dia kenakan terlihat mahal. Selain itu, tangannya halus, tidak ada luka atau kerutan yang disebabkan oleh kerja keras. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 261

    Mata pelayan wanita itu memerah.Di sisi lain, Daffa menyipitkan matanya. Dia merasa bahwa wanita itu cerdas. Kalau tidak, dia tidak mungkin bisa membuat alasan secepat itu.Ekspresi wajahnya tidak membaik karena itu. Alih-alih, hidungnya berkerut dan dia terus meletakkan tangannya di dalam sakunya.“Namun, kamu tidak bekerja keras. Kalau kamu bekerja keras, kamu pasti akan menyelidiki semua latar belakang para tamu sebelumnya dan menargetkan orang lain. Pertimbangkan ini—kamu datang dengan pakaian yang pantas dan berhasil menyamar sebagai seorang pelayan. Karena kamu telah meneliti banyak hal mengenai pelayan, kemungkinan kecil kamu tidak mencari tahu informasi mengenai para tamu malam ini. Maka, aku yakin kamu membuat masalah denganku karena kamu menemukan bahwa Keluarga Ganendra dan aku tidak memiliki hubungan yang baik. Itulah yang membuatmu bersikap seperti itu padaku.”Daffa memiliki penglihatan yang tajam, seolah-olah dia bisa membaca setiap pikiran dalam benak pelayan wanit

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 502

    Pesan di ponselnya berasal dari Briana dan bertuliskan, “Tuan, para musuh sudah tiba. Apa yang harus kami lakukan sekarang? Jumlah mereka besar. Jika kami menghadapi mereka, kecil kemungkinannya kami dapat mengalahkan mereka sekaligus bertahan hidup. Bagaimanapun, jumlah pihak kita lebih kecil. Kalaupun kita menghitung bawahan-bawahan yang akan Danar bawa, itu tidak akan cukup untuk mengalahkan musuh.Pesan itu lugas dan singkat, tapi Daffa tahu Briana merasa gugup. Dia mengangkat sebelah alisnya dan melengkungkan bibirnya, berpikir, “Briana memiliki kemampuan dan kekuatan yang luar biasa, jadi aku tidak mengerti kenapa dia panik.”Meskipun demikian, Daffa dengan cepat mengetik jawaban, “Suruh bawahan kita berjaga dengan berbaris di sisi hotel atau pintu masuk. Aku ingin hotelnya dikelilingi. Tidak perlu mengatur pertahanan di dalam hotel—biarkan saja musuhnya masuk. Ketika mereka sudah masuk, situasinya mungkin akan menguntungkan bagi kita meskipun kita memiliki orang yang lebih sed

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 501

    Banyak orang telah bersikap hormat pada Daffa. Akan tetapi, Danar terlihat sangat penuh hormat, serius, dan bahagia dibandingkan yang lain. Daffa melengkungkan bibirnya, tertawa pelan. Itu adalah pertama kalinya dia menunjukkan tawa yang tulus di hadapan bawahannya. Dia bahkan mengangkat tangannya untuk memijat area di antara kedua alisnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri.“Lalu, ketika kamu kembali, tolong beri tahu bawahanmu yang bersedia bergabung denganku untuk beristirahat. Kalau situasinya berjalan sesuai rencana, kita harus menghadapi masalah lainnya besok atau lusa. Kuharap semua orang bisa beristirahat dan memulihkan diri sebelum masalah itu terjadi.”Senyuman di wajah Danar berubah menjadi raut wajah tegas hampir seketika. Dia mengangguk dan menjawab, “Baik, Tuan Halim.”Di saat yang sama, dia bersumpah di dalam hatinya untuk tidak pernah membiarkan kesalahan hari ini terjadi pada dirinya sendiri ataupun bawahannya yang lain. Kalaupun Daffa tidak mempermasalahkan kesalah

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 500

    Terlebih lagi, Bart bahkan dapat menyerang dengan mudah. Meskipun Danar adalah targetnya dan bukan Daffa, situasi itu hampir membahayakan nyawa Daffa.Mempertimbangkan hal itu, Danar melompat ke luar mobil dan bergegas menghampiri Daffa yang sudah turun dari kursi belakang. “Tuan Halim, bagaimana cara saya mengikat tali dengan cukup kuat untuk menahan seseorang?”Mata Daffa hampir copot dari tempatnya ketika dia mendengar itu. Meskipun demikian, dia dengan sabar menjelaskan cara yang benar sambil berjalan menuju hotel.Melihat kedua orang itu berjalan menjauh, Bart melotot. Dia tetap berada di kursi belakang dengan kedua tangannya yang terkepal di atas lututnya.Amarah menggerogoti dirinya seraya dia berpikir, “Terlalu banyak hal yang terjadi semalam. Aku masih merupakan putra dari keluarga kaya sebelumnya, tapi sekarang aku telah menjadi tahanan! Itulah apa yang diderita oleh Keluarga Ganendra—dan aku menertawakan mereka karena itu! Siapa sangka aku akan berakhir di situasi yang s

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 499

    Danar tidak berpikir panjang sebelum mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengambil posisi bertahan, dia melihat ke belakangnya dan berteriak, “Tuan Halim, tolong keluar dari mobil sekarang! Di dalam sini berbahaya!”Dia lalu membungkuk ke depan dengan kaki yang berjongkok seraya dia menghindari jangkauan serangan Bart.Keseluruhan hal itu tampak lucu bagi Daffa yang sedang tertawa terbahak-bahak. “Pfft! Hahaha! D … Danar, aku tidak menyangka kamu akan bereaksi secepat ini ….”“Cukup! Berhenti tertawa! Kamu membuatku jengkel dan aku bersumpah akan menyerangmu selanjutnya jika kamu terus tertawa!” seru Bart dengan sangat lantang. Setelahnya, dia mengulurkan tangannya dan menggerakkan jarinya seakan-akan dia sudah memiliki cakar yang mematikan kepada Daffa.Namun, itu semua terjadi dalam gerak lambat di mata Daffa, memberikannya tampilan penuh untuk setiap gerakan Bart. Bibir Daffa berkedut seraya dia berkomentar, “Kemampuan bertempurmu tidak sehebat itu. Seranganmu benar-benar bera

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 498

    Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 497

    “Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 496

    “Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 495

    “Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 494

    Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela

DMCA.com Protection Status