Share

Bab 130

Penulis: Benjamin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-24 10:49:26
Bagian dalam rumah pelelangan itu ramai dengan aktivitas, dengan banyak orang berlalu lalang dan berbincang, mengundang ekspresi tertarik di wajah Daffa.

Ada beberapa orang di pusat pertukaran, tempat mereka bisa mengumpulkan barang mereka untuk dilelang. Staf di pusat pertukaran itu lalu akan menaksir harga dari barang tersebut dan menentukan harga lelang barang tersebut.

Tentunya, pusat pertukaran tidak lupa untuk mengambil komisi 10% dari harga akhir pelelangan setiap barang. Komisi 10% itu tetap dan akan diambil berapa pun harga akhir pelelangan setiap barang.

Jihan menyadari ekspresi tertarik di wajah Daffa dan tersenyum dengan lembut sebelum berbicara.

“Apakah kamu tertarik untuk melelang properti atau barangmu?” tanya Jihan acuh tak acuh, matanya terpaku pada pusat pertukaran.

Daffa menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan itu, menunjukkan jawabannya. Dengan kekayaan dan statusnya saat ini, dia tidak perlu melelang satu pun properti atau barangnya.

Jihan tersenyum dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 131

    Barang yang dilelang adalah buku kulit cokelat dan tampaknya biasa-biasa saja, tapi darah Daffa terus mendidih melihat buku itu. Dia bisa merasakan koneksi dari dalam dengan buku itu dan dia hampir tidak bisa menahan dirinya untuk berlari ke atas panggung dan mengambil buku itu.Jihan menyadari perhatian penuh Daffa ke buku itu, tapi tidak bisa memahami kenapa Daffa begitu tertarik pada buku itu. Lagi pula, buku itu terlihat sangat biasa-biasa saja dan dia tidak bisa menemukan hal spesial dari buku itu. Ketika dia baru hendak menanyakan Daffa mengenai buku itu, suara pembawa acara menggema di aula pelelangan.“Selanjutnya, ada ‘Jurnal Madra’ yang akan dilelang. Seperti yang kita ketahui, Madra adalah kaisar pertama dan paling sukses. Buku kulit ini berisi jurnal Madra, eksploitasinya, dan wawasan dari masa pemerintahannya.”Ketika pembawa acara itu menyelesaikan penjelasannya, sebagian besar orang yang hadir membelalakkan mata mereka.Buku ‘Jurnal Madra’ itu adalah buku yang memili

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 132

    Selama sisa hari-hari setelah pindah ke vilanya, dia melatih rutinitas paginya tanpa melewatkan satu hari pun. Dia memastikan untuk bersikap disiplin dalam aspek itu.Setelah rutinitas paginya setiap hari, dia lalu akan membaca laporan dan dokumen yang dikirimkan lewat faksimile oleh Zaki dan Erin. Dokumen-dokumen ini berisi proyek dan perkembangan yang telah dibuat oleh West Atlantics Int’l.West Atlantics Int’l telah berkembang pesat setelah dia menghancurkan Korporasi Sandya dan mereka sekarang diakui sebagai bagian dari 20 perusahaan teratas di kota.Kota itu adalah daerah yang sangat kompetitif karena memiliki sumber daya yang melimpah, jadi hampir tidak ada kesempatan bagi perusahaan baru seperti West Atlantics Int’l untuk tumbuh seperti itu, tapi tidak seperti dugaan semua orang, West Atlantics Int’k berkembang menjadi bagian dari 20 perusahaan teratas dalam kurang dari tiga bulan!Daffa mendirikan West Atlantics Int’l kurang dari dua bulan yang lalu, tapi dia sudah memimpin

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 133

    Perjalanan menuju kampusnya lancar dan tanpa kendala, sehingga dia hanya membutuhkan 30 menit untuk tiba di universitasnya dari vilanya.Karena itu adalah hari pertama dari semester baru dan kelas pertama, suasananya sangat heboh. Mahasiswi-mahasiswi baru yang cantik berjalan-jalan di sekitar kampus dengan tatapan terkagum. Karena Universitas Praharsa adalah salah satu universitas terbaik di negara, gedung dan infrastrukturnya sangat luar biasa. Tidak heran jika para mahasiswa baru yang baru pertama kali melihatnya akan terpesona.Tentunya, para hiu tahun kedua dan ketiga tidak membiarkan para mahasiswi baru yang seperti kumpulan ikan di sungai menunggu untuk dipancing oleh para nelayan akan pergi dengan bebas.“Hai, cantik. Gedung ini adalah kebanggaan dari Departemen Teknik. Aku bisa membawamu berkeliling jika kamu mau, jadi kamu tidak akan tersesat,” kata mahasiswa tahun kedua dari Departemen Teknik kepada mahasiswi baru yang cantik.Mahasiswi baru itu menoleh ke mahasiswa yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 134

    [Kafe Anton]Interior kafe itu sunyi dan tenteram. Tempatnya agak kosong, karena tidak banyak orang yang suka berkencan di kafe, tapi banyak orang terlihat di berbagai meja sambil tertawa dan berdiskusi dengan suara pelan dalam sekali pandang.Daffa sendirian di mejanya dan secangkir kopi hitam menemaninya di atas meja. Karena Daffa sangat memesona, baik laki-laki maupun perempuan terus mencuri pandang padanya, yang laki-laki iri dan cemburu, sementara yang perempuan jatuh cinta. Beberapa wanita pemberani bahkan memotretnya secara diam-diam.Daffa tentu saja memperhatikan tatapan yang dia dapatkan, tapi dia tidak memedulikannya. Dibandingkan dengan situasi yang terjadi dengan para mahasiswi baru ketika dia tiba dengan Bugatti sebelumnya, situasi saat ini tidak sebanding sama sekali.Dia menyesap lagi cangkir kopi hitamnya dan menghela nafas. Dia melirik jam tangan berkelas yang diikatkan di pergelangan tangannya dan kerutan muncul di wajahnya. Dia telah menunggu dengan sabar di kaf

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 135

    Kali ini, teleponnya berdering cukup lama, tapi tidak ada jawaban. Ketika Daffa mengira orang tersebut tidak akan mengangkat panggilan teleponnya, barulah telepon itu tersambung."Halo. Aku ingin tim teknis...” Daffa baru mulai berbicara, tapi dia disela dengan kasar sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya."Siapa ini?" jawab seorang pria dengan malas. Dia terdengar seperti sedang tidur siang dan baru saja dibangunkan oleh telepon ituDaffa mengerutkan kening mendengar jawaban dan nada malas pria itu, tapi tetap menjawabnya.“Ini Daffa Halim,” jawab Daffa dengan datar."Daffa Halim?" tanya pria itu dengan nada mengejek sebelum tertawa.“Kalau kamu Daffa Halim, maka aku adalah Wistara Mahatma!” kata pria itu dengan nada mengejek.Wistara Mahatma adalah pendiri dan kepala Grup Finansial Mahatma, jadi jelas sekali bahwa peneleponnya tidak percaya bahwa dia benar-benar Daffa Halim, kepala Konsorsium Halim yang terkenal."Kukira ini telepon penting!" gerutu pria itu dengan marah d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 136

    Alya terbangun di sedan hitam dengan empat pria kekar yang menculiknya.Dia terjepit di antara mereka di kursi belakang sedan itu dan seraya sedan itu melaju dengan kecepatan tinggi, dia sangat terguncang ketika si pengemudi melaju lurus melewati beberapa lubang di jalan. Lubang jalanan itu membuatnya tidak seimbang dan dia menjadi mendekat dengan dua penculik kekar di sampingnya.Dia sangat ketakutan pada pria-pria kekar itu, jadi dia tidak berani untuk menyuarakan ketidaknyamanannya saat itu.Alya tetap terdiam seperti sebuah danau yang tenang seraya sedan itu melaju. Entah sudah berapa lama sedan itu melaju, tapi ketika bokongnya mulai pegal, sedan itu akhirnya berhenti.Empat pria kekar itu turun dari sedan hitam dengan tergesa-gesa dan menarik Alya dengan kasar keluar dari mobil itu.Alya berteriak ketakutan, tapi sebelum dia bisa terus berteriak, suara yang renyah terdengar dan sensasi yang panas menyebar di pipinya.Salah satu dari penculik kekar itu telah menamparnya.“D

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 137

    Michael dan Alya tampak terkejut. Mereka sangat kaget melihat Daffa berjalan melalui pintu yang sudah hancur.Kemunculan Daffa yang tiba-tiba membuat Alya yang baru saja hendak menyetujui permintaan Michael merasa lega dan senang.Dia bangkit dari lututnya dan mengempaskan dirinya ke pelukan Daffa. Tindakan itu mau tidak mau melembutkan ekspresi dingin yang tadinya terpampang di wajah Daffa.Ketika Alya tenggelam dalam pelukannya, semua rasa takut yang dia rasakan sejak penculikannya hingga saat ini langsung meleleh dan dia menangis dengan lantang. Dia tidak pernah merasa seaman ini seumur hidupnya dan berbagai macam emosi mengambil alih dirinya.Ekspresi yang gelap muncul di wajah Michael seraya dia menyaksikan Alya mengempaskan dirinya ke Daffa. Dia merasa sangat murka saat itu.“Bagaimana kamu bisa menemukan kami?” teriak Michael dengan marah. Dia telah menghabiskan banyak uang untuk membangun kabin ini di tengah-tengah hutan supaya dia tidak akan bisa ditemukan dengan mudah ol

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 138

    Di luar kabin, lebih dari enam helikopter polisi menyalakan lampu mereka yang terang ke kabin dan lebih dari 16 mobil polisi mengepung kabin itu.Semua petugas polisi turun dari mobil dengan bersenjata penuh dan melatihnya ke kabin dan siap untuk menembak kapan pun mereka mendapatkan perintahnya.“Ini polisi! Angkat tangan kalian dan keluar dari kabin. Kalau tidak, kami harus menggunakan kekerasan,” ujar petugas polisi yang tampaknya adalah penanggung jawab dari operasi penyelamatan itu dengan lantang.Michael, yang tetap tenang selama Daffa bertarung dengan para penculik tidak bisa tetap tenang lagi ketika dihadapi oleh barisan petugas polisi itu.“Apa yang mereka lakukan di sini?” teriak Michael dengan lantang, wajahnya memucat ketakutan. Kemunculan para polisi membuatnya luar biasa panik.Sebagai kepala dari Konglomerat Irawan saat ini, dia tidak bisa terlibat dalam masalah kontroversial atau kerja kerasnya dan para leluhurnya untuk mengembangkan Konglomerat Irawan akan sia-sia

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 498

    Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 497

    “Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 496

    “Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 495

    “Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 494

    Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 493

    Richard menjadi relaks. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu hal-hal yang dia katakan mengejutkan Daffa. “Aku tahu beberapa hal tentang orang berjubah hitam itu dan kurasa kamu akan tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal ini dibandingkan apa yang Priska katakan padamu.”Daffa menaikkan sebelah alisnya dan tubuhnya menegak tanpa dia sadari. Malam ini adalah malam penuh kejutan. Kejutan pertama adalah Richard—Daffa tidak tahu berapa usianya, tapi dia telah terpaksa berakting seperti orang bodoh hanya untuk bertahan hidup.Kejutan kedua adalah bahwa Richard mampu mengedukasi dirinya sendiri di bawah situasi yang sulit dan bahkan telah mendapatkan informasi tentang orang berjubah hitam itu. Daffa tidak repot-repot menyembunyikan kekejutannya, membuat Richard menjadi makin relaks.Richard merasa sedikit lebih percaya diri dalam mencapai tujuannya karena Daffa jelas-jelas terlihat tertarik dengan apa yang hendak dia katakan. Dia tersenyum dan berkata, “Priska mengetahui hal in

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 492

    “Jika kamu bersedia melepaskan dia, kuharap ada seseorang yang bisa membawanya pergi dari sini sebelum kita melanjutkannya.”Mengejutkan semua orang, Mika tiba-tiba memelototi Daffa dan berteriak, “Dasar pembunuh kejam! Kalau kamu membunuh ibuku, sebaiknya bunuh aku juga atau aku bersumpah aku tidak akan berhenti sampai membalas dendamku! Aku tahu kamu mungkin tidak akan memercayaiku karena aku masih muda dan tidak berdaya sekarang, tapi aku akan mengejarmu cepat atau lambat!”Mata Priska membelalak dan dia dengan cepat menutup mulut Mika dengan tangannya. Akan tetapi, dia sudah terlambat. Maka dari itu, untuk pertama kalinya, dia menampar Mika. Hatinya terpelintir dengan menyakitkan saat melakukannya, tapi dia memaksakan dirinya untuk tidak melembut. “Minta maaf pada Daffa sekarang juga!”Mika meringis karena rasa sakitnya, tapi dia tidak meminta maaf. Sebaliknya, kebenciannya pada Daffa menjadi makin dalam. “Aku membencimu dengan setiap sel dari diriku. Karenamu, ibuku menamparku

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 491

    Tiba-tiba, tatapan mata Priska menjadi misterius. Dia pun berbisik, “Aku bisa memberitahumu segalanya, tapi apakah kamu yakin kamu ingin mendengarnya? Kamu akan menyesal begitu kamu mendengar apa yang akan kukatakan.”Raut wajah Daffa terlihat bosan. “Itu bukan urusanmu. Katakan saja semua hal yang kamu ketahui.”“Kamu berani juga, ya.” Priska tersenyum, terlihat gembira. “Seseorang memang mendatangiku. Dia bilang selama aku melakukan sesuai perintah mereka, aku akan menerima jumlah uang yang sangat besar sebagai balasannya. Itu akan lebih dari cukup untukku, anakku, cucuku, dan beberapa generasi setelahnya untuk hidup dengan nyaman. Malah, mereka mungkin bisa hidup dengan mewah. Itu adalah tawaran yang tidak bisa kutolak, jadi aku melakukan sesuai perintah mereka. Seperti yang diduga, aku dibayar dengan tinggi. Yang mereka ingin aku lakukan cukup sederhana—menemukan seorang reporter bernama Dahlia dan memastikan kalian berdua bertemu satu sama lain.”Raut wajah yang aneh terpampang

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 490

    Sekarang, Daffa sudah yakin. Dialah yang akan menjadi orang yang pertama kali membantah jika seseorang mengatakan bahwa Elton telah meninggal di hadapannya, yang merupakan apa yang semua orang saksikan. Dia sekarang tahu bahwa ada yang janggal tentang kematian Elton. Dia menatap Priska dan bertanya, “Lalu, apa yang kamu lakukan setelahnya?”Priska menghela napas. “Aku membuatnya marah dan menyuruhnya mendatangimu. Aku ingin menggunakan kamu untuk membantuku mengakhiri hidupnya dan semua hal berjalan dengan sempurna. Aku hanya tidak menduga kamu akan melacak kami secepat ini.”Daffa bertanya, “Apa yang dipikirkan oleh anggota keluarga Bakti lainnya tentang hal ini?”Priska terlihat sinis. “Mereka? Apa yang bisa orang-orang tidak berguna itu katakan tentang hal ini? Yang dapat mereka lakukan hanyalah berbicara, makan, dan menghabiskan uang. Meskipun mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan Grup Bakti, mereka ingin mendapatkan asetnya. Itulah sebabnya mereka membuat segala mac

DMCA.com Protection Status