공유

Bab 136

작가: Benjamin
Alya terbangun di sedan hitam dengan empat pria kekar yang menculiknya.

Dia terjepit di antara mereka di kursi belakang sedan itu dan seraya sedan itu melaju dengan kecepatan tinggi, dia sangat terguncang ketika si pengemudi melaju lurus melewati beberapa lubang di jalan. Lubang jalanan itu membuatnya tidak seimbang dan dia menjadi mendekat dengan dua penculik kekar di sampingnya.

Dia sangat ketakutan pada pria-pria kekar itu, jadi dia tidak berani untuk menyuarakan ketidaknyamanannya saat itu.

Alya tetap terdiam seperti sebuah danau yang tenang seraya sedan itu melaju. Entah sudah berapa lama sedan itu melaju, tapi ketika bokongnya mulai pegal, sedan itu akhirnya berhenti.

Empat pria kekar itu turun dari sedan hitam dengan tergesa-gesa dan menarik Alya dengan kasar keluar dari mobil itu.

Alya berteriak ketakutan, tapi sebelum dia bisa terus berteriak, suara yang renyah terdengar dan sensasi yang panas menyebar di pipinya.

Salah satu dari penculik kekar itu telah menamparnya.

“D
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

관련 챕터

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 137

    Michael dan Alya tampak terkejut. Mereka sangat kaget melihat Daffa berjalan melalui pintu yang sudah hancur.Kemunculan Daffa yang tiba-tiba membuat Alya yang baru saja hendak menyetujui permintaan Michael merasa lega dan senang.Dia bangkit dari lututnya dan mengempaskan dirinya ke pelukan Daffa. Tindakan itu mau tidak mau melembutkan ekspresi dingin yang tadinya terpampang di wajah Daffa.Ketika Alya tenggelam dalam pelukannya, semua rasa takut yang dia rasakan sejak penculikannya hingga saat ini langsung meleleh dan dia menangis dengan lantang. Dia tidak pernah merasa seaman ini seumur hidupnya dan berbagai macam emosi mengambil alih dirinya.Ekspresi yang gelap muncul di wajah Michael seraya dia menyaksikan Alya mengempaskan dirinya ke Daffa. Dia merasa sangat murka saat itu.“Bagaimana kamu bisa menemukan kami?” teriak Michael dengan marah. Dia telah menghabiskan banyak uang untuk membangun kabin ini di tengah-tengah hutan supaya dia tidak akan bisa ditemukan dengan mudah ol

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 138

    Di luar kabin, lebih dari enam helikopter polisi menyalakan lampu mereka yang terang ke kabin dan lebih dari 16 mobil polisi mengepung kabin itu.Semua petugas polisi turun dari mobil dengan bersenjata penuh dan melatihnya ke kabin dan siap untuk menembak kapan pun mereka mendapatkan perintahnya.“Ini polisi! Angkat tangan kalian dan keluar dari kabin. Kalau tidak, kami harus menggunakan kekerasan,” ujar petugas polisi yang tampaknya adalah penanggung jawab dari operasi penyelamatan itu dengan lantang.Michael, yang tetap tenang selama Daffa bertarung dengan para penculik tidak bisa tetap tenang lagi ketika dihadapi oleh barisan petugas polisi itu.“Apa yang mereka lakukan di sini?” teriak Michael dengan lantang, wajahnya memucat ketakutan. Kemunculan para polisi membuatnya luar biasa panik.Sebagai kepala dari Konglomerat Irawan saat ini, dia tidak bisa terlibat dalam masalah kontroversial atau kerja kerasnya dan para leluhurnya untuk mengembangkan Konglomerat Irawan akan sia-sia

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 139

    Keringat dingin muncul di wajah Daffa dengan sebuah pistol yang teracungkan ke arahnya di tangan Michael. Pengaman pistolnya terlepas dan ketika Michael menarik pelatuknya, sebuah peluru akan menusuk jantungnya.Daffa benar-benar merasa takut ketika dihadapi pistol yang mengarah ke jantungnya. Dia bukanlah orang bodoh, jadi dia tahu bahwa dengan jumlah latihan yang telah dia lakukan, dia tidak mungkin bisa menghindari sebuah peluru. Saat Michael menembaknya, Daffa tidak akan selamat.Mata Alya membelalak terkejut dan ketakutan ketika dia melihat pistol di tangan Michael dan jantungnya berdegup kencang. Jemarinya langsung terasa dingin dan dia tidak pernah merasa setakut itu seumur hidupnya.“Tunggu!” teriak Daffa dengan lantang ketika Michael hendak menarik pelatuknya.Michael berhenti dan menatap Daffa dengan tatapan jahat, sementara para petugas polisi di luar bergerak mendekat ke kabin ketika mereka melihat senjata di tangan Michael.“Apakah kamu punya kata-kata terakhir?” tany

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 140

    “Apa maksudnya kalian kehilangan jejaknya?!” teriak ketua petugas polisi yang bertanggung jawab melalui protofon.Petugas polisi yang memegang protofon itu meringis terhadap nada atasannya yang kasar. Dia tahu bahwa dia akan diomeli ketika dia kembali dari pencariannya.“Seperti yang saya katakan, Ketua. Jejaknya menghilang. Kami tidak bisa menemukannya sama sekali. Rasanya seolah dia tiba-tiba menghilang dari hutan,” jawab petugas polisi dengan getir.“Kamu ingin aku memercayai itu?” teriak ketua polisi dengan marah.“Ketua...”“Sudahlah. Aku seharusnya tidak memercayakan hal sepenting ini kepada kalian. Kembalilah sekarang dan jangan membuatku menunggu lama!” teriak ketua polisi dengan murka dan mengakhiri pembicaraan itu.Petugas polisi itu menghela nafas dan mengacungkan tangannya pada petugas polisi lainnya sebelum berteriak.“Hentikan pencariannya dan berkemaslah! Kita kembali sekarang!”Para petugas polisi menuruti perintahnya dan mulai berkemas. Dalam kurang dari satu m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 141

    Ketika dokter itu melangkah keluar dari ruang operasi, Alya, kakek Daffa, dan Bram bergegas menghampirinya. Mereka sangat cemas mengenai hasil operasinya dan beberapa jam sebelumnya yang mereka gunakan untuk menunggu sangat menyiksa bagi mereka.“Bagaimana kondisi cucuku? Apakah dia baik-baik saja?” tanya kakek Daffa dengan suara yang tidak memberikan ruang untuk respons negatif.Dokter itu menelan ludah ketika dihadapi pertanyaan kakek Daffa. Dia tidak mengetahui banyak hal mengenai pria tua di hadapannya, tapi dari tingkah lakunya yang penuh wibawa, dia bisa tahu bahwa dia bukanlah seseorang yang boleh dia singgung. Pengalamannya bertahun-tahun sebagai dokter bedah memberi tahu itu padanya.“Cucu Anda baik-baik saja, Tuan. Operasinya sukses 100%. Hanya masalah waktu sampai dia kembali pulih sepenuhnya,” kata dokter itu dengan hati-hati, takut perkataannya memicu kemarahan pria tua di hadapannya.Untungnya, pria tua itu tidak marah terhadap perkataannya dan hanya mengembuskan nafa

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 142

    Keterkejutan Gilang dan teman-temannya dapat dipahami karena orang yang memasuki ruangan itu tidak lain adalah Jihan Winata, wanita tercantik peringkat kedua di Universitas Praharsa!Jihan berpakaian dengan santai, rambutnya diikat kuda. Namun, pakaian santainya tidak bisa menutupi kecantikannya yang luar biasa dan tubuh bak jam pasirnya. Kecantikannya malah lebih terpampang oleh pakaian santai yang dia kenakan.“Daffa! Apa yang terjadi padamu?” tanya Jihan dengan khawatir ketika dia memasuki ruangan dan melakukan sesuatu yang sangat mengejutkan setelahnya ketika dia mengempaskan dirinya ke Daffa yang sedang berbaring di ranjang.Gilang, Miko, dan Raka tampak sangat terkejut seolah-olah mereka telah melihat ikan berlari di darat. Itu adalah wanita tercantik peringkat kedua di Universitas Praharsa! Bagaimana bisa Daffa menjadi begitu akrab dengan Jihan Winata?Daffa sendiri ikut terkejut dan lebih terkejut lagi karena tindakan Jihan. Walaupun mereka mengenal satu sama lain, mereka b

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 143

    Daffa masih dirawat di rumah sakit, tapi pulih dengan cepat karena kemampuan penyembuhan diri yang diberikan cairan emas kepadanya.Dia sudah dirawat di Rumah Sakit Serene selama dua hari sekarang dan menurut dokter, dia akan diperbolehkan pulang dua hari ke depan dan direkomendasikan untuk melakukan olahraga singkat sebelum kepergiannya. Karena itu, Daffa memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah sakit untuk menuruti perkataan dokternya.Suasana di rumah sakit itu hening dan tenteram, dengan suara bip mesin menggema di lorong.Daffa berjalan dengan santai dan perasaan melankolis perlahan mengisi hatinya seraya dia berjalan. Dia bisa melihat berbagai macam orang menderita berbagai macam penyakit ditahan di ruang inap mereka seraya dia berjalan.Dia bisa mendengar mereka berbicara dengan suara yang sedih pada orang tersayang mereka. Dia sadar bahwa beberapa dari mereka sedang melakukan percakapan terakhir seraya waktu berjalan.Seraya dia berjalan dengan perlahan, dia berte

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 144

    Wajah Direktur Yul tampak tidak percaya ketika dia mendengar pernyataan Daffa yang penuh wibawa.‘Tidak lagi?’‘Apa maksudnya tidak lagi?’‘Dia bercanda, ‘kan?’Dokter, perawat, dan pasien yang tertarik oleh keributan yang terjadi juga terkejut mendengar pernyataan Daffa. Mereka tidak paham bagaimana seseorang yang baru menginjak kepala dua mengaku akan menghentikan Direktur Yul dari tugasnya.Terlebih lagi, dengan ekspresi tegas pada wajah Daffa, tampaknya dia tidak bercanda sama sekali!“Kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!” ujar Direktur Yul dengan marah.“Aku adalah direktur dari rumah sakit ini, jadi kamu pikir kamu siapa, menentukan apakah aku bisa lanjut bekerja di rumah sakit ini atau tidak?” tanya Direktur Yul dengan marah.Daffa tidak menjawab apa-apa terhadap pertanyaannya, tapi hanya beranjak pergi. Vera mengikuti di belakangnya, tapi tidak sebelum memelototi Direktur Yul dengan dingin.Dia berjalan kembali ke ruang inapnya setelah berpamitan dengan Vera k

최신 챕터

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 665

    Wanita itu menjelaskan, “Aku kehabisan uang dan mereka bilang mereka akan membayarku dengan bayaran yang tinggi untuk melakukan ini. Yang perlu kulakukan hanyalah membawa kamera ketika datang kemari.”Daffa mengernyit. “Bagaimana caranya kamu masuk kemari?” Nada bicaranya dingin. Penjelasan wanita itu tidak berarti apa-apa baginya.Wanita itu menelan ludah. “Aku tidak tahu. Mereka menyuruhku untuk meminum ramuan, setelah itu aku kehilangan kesadaranku. Ketika aku terbangun, aku sudah ada di sini.”Daffa mengernyit mendengarnya. Wanita itu berseru, “Tunggu! Aku bersumpah aku mengatakan yang sebenarnya!”Dia tahu Daffa tidak puas dengan jawabannya, tapi hanya itu yang dia ketahui. Dia menatap Daffa sambil menangis saat Daffa berkata, “Apakah kamu perlu berteriak padaku seperti itu?”Dia berkata dengan gemetar, “Maaf, a … aku tidak bermaksud.”Mata Daffa masih dingin, tapi dia melepaskan wanita itu. Akan tetapi, ini tidak membuat wanita itu tenang. Sebaliknya, wanita itu menegang da

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 664

    Bram menatap dia dengan tenang. “Mungkin kamu akan mempertimbangkan untuk memberitahuku kenapa kamu ada di sini jika kamu tidak ingin mati.”Pria itu tertawa terbahak-bahak. Daffa mengernyit dan berkata, “Bram, bawa dia pergi supaya kamu bisa menginterogasinya nanti.”Bram langsung mengulurkan tangannya untuk memegang pria itu—kecepatannya membuat mata Daffa berbinar. Seperti yang dia duga, Bram adalah ahli bela diri yang tampaknya lebih cakap dibandingkan semua orang yang ada di sana, termasuk Daffa. Ini membuat Daffa ingin bertarung dengannya, tapi ini tentunya bukan waktu yang tepat untuk itu. Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan keinginannya untuk menerkam Bram.Pada saat ini, Edward dan Briana muncul. Dari langkah kaki dan napas mereka, Daffa tahu mereka telah berlari sampai ke sini, membuatnya mengangkat sebelah alisnya. Dia menoleh untuk melihat ke arah pintu dan berkata, “Bram, tunggu sebentar.”Bram tidak tahu kenapa Daffa tiba-tiba menghentikannya, tapi dia melakuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 663

    Daffa menunjuk ke arah kamar mandi saat dia berbicara. “Kamu bisa periksa kamar mandinya jika kamu mau. Itu sama saja seperti kamar mandi lainnya. Tidak ada apa pun yang memungkinkan aku untuk mengunggah apa pun di internet.” Dia menatap Bram yang masih terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, Daffa langsung tahu apa yang Bram pikirkan dan bibirnya pun berkedut. Daffa menatap Bram dengan tatapan tidak berdaya dan berkata, “Dengar, kamera-kamera itu tidak ada hubungannya denganku.”Bram langsung menghela napas lega. Daffa menahan keinginannya untuk memutar bola matanya dan berbalik untuk melihat wanita tadi sambil mengetukkan jari-jarinya di sandaran tangan sofa. Suasananya menjadi sangat tegang hingga Bram menundukkan kepalanya lagi, memandang lantai.Setelah beberapa detik, Daffa berujar, “Bram.” Itu membuat Bram merinding dan menundukkan kepalanya makin dalam. Bram tidak dapat membayangkan apa yang hendak Daffa katakan dan keringat membasahi ken

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 662

    Daffa mengangkat sebelah alisnya. Dia memegang leher wanita itu dan melemparkannya ke dalam bak mandi, membuatnya megap-megap karena dia berusaha bernapas. Daffa mengabaikannya, memakai celananya, dan meletakkan tangannya di kenop pintu. Di dalam benaknya, vila Keluarga Halim adalah tempat baginya untuk bersantai dan menjalani waktu yang damai, tapi tampaknya dia keliru. Dia membuka pintu untuk melihat Erin berdiri di sana dan bibirnya berkedut. “Kukira kamu akan menunggu di luar.” Dia tidak memakai atasan karena lemari pakaiannya ada di luar.Tentunya, Erin tidak menduga akan melihat Daffa seperti ini. Dia merona dan memalingkan diri dari Daffa, tapi tidak dapat berjalan pergi—rasanya seakan-akan kakinya dilem ke lantai. Namun, mungkin otaknya berhenti berfungsi dan tidak dapat menyuruh kakinya untuk bergerak. Bagaimanapun, Erin tidak pergi.Daffa tampak terkejut oleh itu, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Alih-alih, dia berjalan melewati Erin dan memasuki ruang gantinya, muncul ke

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 661

    Wanita itu tetap terdiam di tempatnya, terlihat terkejut. Daffa berniat untuk ikut berpura-pura seolah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia sangat ingin menertawai akting wanita itu yang sangat buruk. Lagi pula, tidak ada pelayan Keluarga Halim yang akan mengenakan stoking setinggi paha saat bekerja. Namun, Daffa tahu dia harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Dia memasang ekspresi marah dan menggeram, “Aku jijik oleh keberadaanmu, jadi sebaiknya kamu menjauh dariku!”Mendengarnya, wajah wanita itu menjadi pucat. Daffa mengetukkan jemarinya ke tepi bak mandi, bertanya-tanya apakah dia terlalu kasar. Apakah wanita itu akan bisa melanjutkan aktingnya? Bibir Daffa berkedut saat dia memejamkan matanya dan berkata, “Ingat, jangan pakai apa pun selain seragam yang benar lain kali kamu bekerja … tidak peduli sebagus apa itu terlihat padamu.”Daffa merasakan kekejutan dan kesenangan wanita itu mendengar perkataan Daffa dan mendengar langkah kaki menghampirinya. Daffa m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 660

    Teivel membutuhkan tempat yang sunyi supaya tidak akan ada yang mengganggunya. Daffa menunggu hingga dia tidak dapat mendeteksi Teivel sebelum mendarat di tanah. Ketika dia melakukannya, orang-orang berjubah hitam itu perlahan membuka mata mereka dan tersadar kembali. Beberapa dari mereka mulai muntah-muntah ketika mereka melihat darah tikus dan potongan-potongan yang tersebar di sekitar mereka, tapi ini tidak memengaruhi Daffa.Dia bilang, “Maaf tidak sengaja mengetahui rahasia kalian seperti ini.” Orang-orang itu kembali tenang dan menatap Daffa. Daffa tersenyum dan berkata, “Kurasa ini adalah permasalahan yang perlu diselesaikan.”Pemimpin dari mereka melangkah maju untuk menghalangi yang lain dari pandangan Daffa dan berkata dengan pelan, “Semuanya bisa didiskusikan selama kamu tidak membiarkan Pak Teivel tahu tentang ini.”Daffa mengangkat sebelah alisnya. “Sayangnya, dia sudah tahu.”Si pemimpin menjadi pucat mendengarnya, tapi amarah mulai menggelora di matanya. Namun, beber

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 659

    “Jangan khawatir, mereka tidak bisa melihatku. Kita akan baik-baik saja selama kamu tidak bergabung denganku di udara,” ucap Teivel.Daffa mengembuskan napas, meletakkan tangannya di balik punggungnya, dan melihat pemandangan di hadapannya tanpa bersuara. Ada darah tikus di mana-mana, bersamaan dengan potongan-potongan kecil daging. Dia merasa perutnya bergejolak, jadi dia menahap napasnya dan melayang, bergabung dengan Teivel di udara. “Pak, aku melihat percampuran amarah dan kesedihan di dalam matamu.”Teivel memejamkan matanya dan mengangguk. “Iya. Aku menggunakan metode rahasia untuk menelusuri ingatan mereka. Mereka telah melalui banyak hal, lebih dari yang seharusnya, sebelum mereka tertidur. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan ketika aku bertemu mereka. Ketika aku membawa mereka bersamaku, yang tertua bahkan belum berusia tujuh tahun. Aku membesarkan mereka dan mengajari mereka cara membaca dan menulis, tapi aku tidak mengajarkan meditasi pada mereka. Aku hanya ingin mer

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 658

    Jauhar menegang, tapi dia tetap berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan senyumannya. “Aku belum melihat teman-teman ayahmu dalam waktu yang lama, terutama setelah orang tuamu meninggal. Mereka semua memiliki alasan tersendiri untuk pergi.” Dia menarik napas dalam-dalam. Daffa tahu Jauhar merasa terganggu. Jauhar melanjutkan, “Pada saat itu, aku tidak dapat menerima kematian ayahmu dan aku akan menghargai kehadiran mereka. Setidaknya, itu akan membuatku merasa seperti dia masih hidup. Aku tahu mereka tidak diwajibkan untuk melakukan apa pun, tapi mereka bahkan tidak repot-repot menghadiri pemakamannya. Aku menolak memercayai satu hal pun yang mereka katakan!”Dia berusaha keras untuk menahan agar amarahnya tidak meledak-ledak, tapi dia mau tidak mau tetap gemetar. “Kamu tidak boleh memercayai mereka sepenuhnya, jadi ingatlah untuk jangan percayai ucapan mereka mentah-mentah. Lagi pula, tidak ada jaminan mereka tidak berteman dengan ayahmu dengan niat tersembunyi. Siapa yang tahu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 657

    “Ya, aku mengkhawatirkan hal yang sama. Tidak ada sihir ataupun meditasi yang akan menjaga jantung seseorang terus berdetak selama lima abad kecuali jantung yang berdetak di dalam mereka sekarang bukan milik mereka, atau ada hal lain dalam hal ini yang tidak kita ketahui.” Teivel menghela napas. “Bagaimanapun, sejarah kembali terulang. Apa yang terjadi lima abad yang lalu terjadi lagi sekarang.Daffa menggigit bibirnya dan mengernyit dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, “Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah situasi ini menjadi makin parah? Aku sejujurnya tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Kukira aku sudah memberantas orang-orang berjubah hitam, tapi di sinilah mereka, muncul di hadapanku lagi.”Teivel tertawa, tapi itu bukan tawa menghina. Dia berkata, “Mereka tidak bisa diberantas—tidak dengan cara yang kamu pikirkan—karena tidak ada yang bisa menghentikan dalang utamanya setelah aku mati. Aku mengenal lawanku dengan baik. Dia pasti telah melemparkan dirinya sendiri

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status